Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS BERITA JURNALISTIK LINGKUNGAN POS

KOTA DENGAN TEORI WACANA KRITIS THEO VAN


LEEUWEN DAN TEORI AGENDA SETTING
Makalah

(diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Jurnalistik
Lingkungan)

Disusun oleh:
Neli Annisa Septiani
NIM. 1174050112 / JURNALISTIK 7C

ILMU KOMUNIKASI JURNALISTIK


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
Kata Pengantar
Puji syukur Kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis
berhasil menyelesaikan makalah ini dengan judul: “ANALISIS BERITA
JURNALISTIK LINGKUNGAN POS KOTA DENGAN TEORI WACANA
KRITIS THEO VAN LEEUWEN DAN TEORI AGENDA SETTING”. Shalawat
dan taslim semoga selalu tercurah kepada suri tauladan kita pada segala aspek
kehidupan yakni Rasulullah Muhammad Saw.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Oleh karena itu
untuk menjadikan tulisan ini menjadi karya yang baik, penulis senantiasa bersedia
menerimah saran dan kritikan dari berbagai pihak.

Tasikmalaya, 17 november 2020

penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demi meraih kepercayaan publik dari berbagai latar belakang, media


massa, pada slogannya sering kali memasang ungkapan, seperti “objektif”,
“netral”, “tidak memihak”, dan lain sebagainya. Namun apapun makna
ungkapan- ungkapan tersebut, pada hakikatnya, media dan pemberitaannya
tidak terlepas dari kepentingan dan berbagai tendensi subjektif lainnya. Itulah
dasar mengapa satu kejadian bisa memiliki sudut pandang yang berbeda,
tergantung pada media apa yang menerbitkannya, atau lebih jauh lagi siapa
orang-orang yang terlibat dalam produksi berita tersebut.

Analisis Wacana Kritis (AWK) merupakan pendekatan multidisipliner


terhadap studi wacana yang memandang bahwa bahasa merupakan sebuah
praktik sosial (language as social practice) (Fairclough dan Wodak, 1997
dalam Wodak dan Mayer, 2001). Dalam hal ini, AWK memiliki tujuan untuk
membongkar ideologi dan relasi kekuasaan di dalam praktik berbahasa. Di
antara sejumlah tokoh yang berkonstribusi terhadap perkembangan

AWK, Theo van Leeuween merupakan salah satu ahli AWK yang
menawarkan model analisis. Model AWK Theo van Leeuween berupaya
mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang
dimarginalisasikan posisinya dalam suatu wacana. Model ini secara umum
menampilkan bagaimana pihak- pihak dan aktor ditampilkan dalam
pemberitaan. Ada dua pusat perhatian dalam model ini, yakni proses
pengeluaran (exclusion), yakni teknik pengabaian pihak- pihak yang
berkenaan dengan wacana, dan pemasukan (inclusion), yakni bagaimana
pihak-pihak yang terlibat dalam wacana di hadirkan. (Darma, 2009:84).

Selain itu teori analisis agenda setting misalnya dalam ilmu


komunikasi, masih saja sangat relevan hingga saat ini sekalipun dengan
catatan-catatan tertentu harus dibubuhkan di sana, seperti pada masyarakat dan
budaya seperti apa, atau pada kondisi kapan, dan seterusnya.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian teori Theo Van Leeuwen?


2. Apa pengertian teori Agenda Setting?
3. Bagaimana analisis berita menurut teori Theo Van Leeuwen?
4. Bagaimana analisis berita menurut teori Agenda Setting?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian teori Theo Van Leeuwen.


2. Mengetahui Pengertian teori Agenda Setting.
3. Mengetahui hasil analisis berita menurut teori Theo Van Leeuwen.
4. Mengetahui hasil analisis berita menurut teori Agenda Setting.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Teori analisis wacana Theo Van Leeuen

Salah satu model yang diusung para ahli adalah model analisis
yang disuguhkan oleh Theo Van Leeuwen. Secara khusus Van Leeuwen
mengungkapkan bahasa adalah cerminan ideologi, sehingga dengan
mempelajari bahasa yang tercermin dalam teks, ideologi dapat terbongkar.
Model analisis ini digunakan untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana
suatu kelompok atau seseorang dimarjinalkan posisinya dalam suatu
wacana. Bagaimana dalam suatu kelompok dominan lebih memegang
dalam menafsirkan suatu peristiwa dan pemaknaannya, sementara
kelompok lain yang posisinya lebih rendah cenderung terus menerus
dijadikan objek pemaknaan dan digambarkan secara buruk. Misalnya,
kelompok buruh, petani, nelayan, imigran gelap dan wanita adalah
kelompok yang bukan hanya secara riil tidak mempunyai kekuatan dan
kekuasaan, tetapi juga dalam wacana pemberitaan sering digambarkan
tidak berpendidikan, liar, mengganggu ketentraman dan kenyamanan, dan
sering bertindak anarkis. Disini ada kaitannya anatara wacana dengan
kekuasaan. Kekuasaan bukan hanya beroperasi melalui serangkaian
wacana untuk mendifinisikan sesuatu atau golongan digambarkan secara
buruk (Eriyanto. 2009:171).

Dalam teorinya Model analisis Theo Van Leeuwen ini dibagi


dalam dua

hal, yaitu proses Eksklusi dan Inklusi. Proses eksklusi terbagi


menjadi pasifasi, nominalisasi dan penggantian anak kalimat. Proses
inklusi terbagi menjadi tujuh yakni, diferensiasi-indiferensiasi,
objektivasiabstraksi, nominasi-kategoresasi, nominasi-identifikasi,
determinasi-indeterminasi, asimilasi-individualisasi dan asosiasi-
disasosiasi Salah satu agen terpenting dalam mendefinisikan suatu
kelompok yaitu media massa. Lewat pemberitaan yang terus menerus
disebarkan, media secara tidak langsung membentuk pemahaman dan
kesadaran dikepala khalayak mengenai sesuatu. Wacana yang dibuat oleh
media itu bisa jadi melegitimasi suatu hal atau kelompok dan
mendelegitimasi dan memarjinalkan kelompok lain. Analisis Van
Leeuwen secara umum menampilkan bagaimana pihak-pihak

dan aktor (seseorang atau kelompok) ditampilkan dalam


pemberitaan. Ada dua pusat perhatian. Pertama, proses pengeluaran
(Exclusion). Apakah dalam suatu teks berita, ada kelompok atau aktor
yang dimunculkan dalam pemberitaan dan strategi wacana apa yang
dipakai untuk itu. Proses memunculkan aktor ini, secara tidak langsung
bisa mengubah pemahaman khalayak mengenai suatu isu dan melegitimasi
posisi pemahaman tertentu.

Kedua, proses pemasukan (inclusion). Kalau exclusion


berhubungan dengan pertanyaan bagaimana proses suatu kelompok
dikeluarkan dalam teks pemberitaan, maka inclusion berhubungan dengan
pertanyaan bagaimana masing- masing pihak atau kelompok itu
ditampilkan lewat pemberitaan. Baik proses exclusion maupun inclusion
tersebut menggunakan apa yang disebut sebagai strategi wacana. Dengan
memakai kata, kalimat, informasi atau sususnan bentuk kalimat tertentu,
cara bercerita tertentu, masing-masing kelompok direpresentasikan dalam
teks.

B. Pengertian Teori Agenda setting


Jika diurai secara bahasa (etimologi) agenda setting diambil dari
Bahasa Inggris yang terdiri dari dua suku kata, yakni agenda dan setting. Di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata agenda diartikan dalam 2
(dua) pengertian, yaitu: 1) buku catatan yang bertanggal untuk satu tahun:
acara rapat itu telah dicatat dalam agenda; 2) acara (yang akan dibicarakan
dalam rapat), hal itu tercantum juga dalam agenda rapat. Adapun kata
mengagendakan, sebagai kata kerja (verb) berarti memasukkan dalam acara
(rapat dan seminar).
Kata Setting atau yang dipadankan ke dalam Bahasa Indonesia dalam
bentuk kata kerja (verb) dalam istilah “mengeset” diartikan sebagai pekerjaan
menata, mengatur (tentang rambut, susunan huruf dalam mesin cetak, dan
sebagainya): sudah menjadi kebiasaannya, ia mengeset rambut setiap pergi ke
pesta, adapun orang yang mengerjakan pekerjaan mengeset dikatakan sebagai
seorang “pengeset”. Sementara itu, jika kata mengeset diubah menjadi kata
“pengesetan” artinya menjadi “pengaturan”. Berdasarkan pengertian secara
etimologi di atas, maka pengertian agenda setting dapat dipahami sebagai
pengaturan atau penyusunan agenda/acara/kegiatan. Hal ini sesuai dengan
istilah yang dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi Indonesia sebagai
penentuan atau penyusunan agenda. Lihat misalnya terjemahan dari pendapat
Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss dalam Hamdan, 2009: 415). Lihat
juga Nuruddin, 2007: 195).

Tentu saja yang dipahami dalam keterkaitannya dengan pembahasan


ini adalah peran media massa dalam penyusunan agenda/acara/kegiatan
seseorang. Adapun pengertian agenda setting dalam

istilah komunikasi adalah: a) Maxwell E. McCombs dan Donald L.


Shaw percaya bahwa media massa memiliki kemampuan untuk mentransfer
hal yang menonjol yang dimiliki sebuah berita dari news agenda mereka
kepada public agenda. Pada saatnya, media massa mampu membuat apa yang
penting menurutnya, menjadi penting pula bagi masyarakat. (Nuruddin, 2007:
195). b) Menurut Bernard C. Cohen agenda setting theory adalah teori yang
menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat penentuan
kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen
yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan
kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting
oleh media massa. Dikemukakannya bahwa “pers mungkin tidak berhasil
banyak waktu dalam menceritakan orang-orang yang berfikir, tetapi berhasil
mengalihkan para pemirsa dalam berpikir tentang apa”. (Baran dan Dennis,
2007: 13), c) Stephan W. Littlejohn dan Karen A. Foss mengemukakan
bahwa agenda setting theory adalah teori yang menyatakan bahwa media
membentuk gambaran atau isu yang penting dalam pikiran. Hal ini terjadi
karena media harus selektif dalam melaporkan berita. Saluran berita sebagai
penjaga gerbang informasi membuat pilihan tentang apa yang harus
dilaporkan dan bagaimana melaporkannya. Apa yang masyarakat ketahui pada
waktu tertentu merupakan hasil dari penjagaan gerbang oleh media (Littlejohn
& Foss, 2009: 416).

BAB III
ANALISIS TEORI DAN BERITA
A. Berita “ Seorang Gurandil Hilang Tertimun Dibekas Galian Emas
PT. Antam”

1. Analisis Teori Theo Van Leeuwen


Dari pemberitaan diatas bahwa bisa ditarik kesimpulan kalau
media tersebut membahas mengenai hilang nya Sudian. Tedapat beberapa
tokoh yang hadir dalam berita dan langkah tersebut mengandung
konsekwensi bahwa pihak-pihak yang menjadi aktor di balik hilangnya
sudian menjadi kalah penting perannya di dalam peristiwa yang
diberitakan. Pada hal ini tokoh sudian hanya dimunculkan satu kali saat
paragraph pertama berita hal ini mengacu pada teori exclusion dengan
strategi “nominalisasi” yaitu pengurangan atau pengeluaran tokoh, yang
tentunya akan berimbas pada sudut pandang khalayak, dimana khalayak
akan difokuskan pada para petugas yang mencari sudian, seperti tokoh
Polsek Manggung, Security PT. Antam dan Kapolsek Nanggung Iptu
Dedi.

Pemasukan tokoh tersebt, dalam teory Theo Van Leeuwen


disebutkan sebagai teori Inclusion, karena memasukan tokoh – tokoh lain
selain sudian untuk mengubah sudut pandang lain bagi khalayak.

2. Analisis Teori Agenda Setting


Dilihat dari kasus – kasus PT. Antam sebelum nya, memang orang
hilang sering menjadi bulan – bulanan warga, yang ;mana membuat warga
pun menjadi bukan hal yang kaget lagi namun sekaligus menjadi hal yang
ditunggu – tunggu kebenarannya. Yang menjadi salah satu elemen penting
dari teori agenda setting merupakan efek yang dihasilkan dari
pemberitaan media tersebut.

jika sebelumnya memang sudah terdapat beberapa korban akibat


menggali emas illegal ini , dan di beritakan oleh media, maka korban
sudian ini menjado contoh nyata bahwa ternyata teroi agenda setting di
media masih belum mencapai pada efektifitasnya nya untuk memberikan
pelajaran, atau pengharapan kepada khalayak agar dapat mengambil
hikmah dari berita yang telah di sebarkan.

B. Berita “ Dikabarkan Gurandil Tertimbun Longsor Lima Tewas”


1. Analisis Teori Theo Van Leeuwen

Dalam teori leeuwen terdapat inclusion yang didalam nya terdapat


berberapa jenis seperti objektifitas- abstraksi, seperti yang terdapat pada
berita kedua ini , yang mengacu kepada inclusion abstaksi. Ini dikarenakan
terdapat beberapa kalimat yang tidak jelas untuk di terangkan, ini disebut
abstraksi karena jumlah suatu sample atau pihak / objek yang diberitakan
itu sendiri dapat dikatakan menunjuk angka yang tidak jelas atau dengan
membuat suatu abstraki seperti ratusan, ribuan, atau banyak sekali, seperti
cntoh kalimat berita disamping “Puluhan penambang emas liar di area
tambang emas PT Antam, Bogor, Jawa barat yang sering disebut gurandil
tertimbun longsor di Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten
Bogor.”

Tidak dijelaskan secara rinci berapa puluh korban yang tertimbun


longsor tersebut, juga tidak disebutkan dari rt mana sajakah korban itu
berasal. Namun dibalik itu media tersebut kembali menambahkan strategi
“nominalisasi” untuk menambah sudut pandang yang berbeda kepada
khalayak, salah satunya dengan menambahkan korban – korban yang
selamat.

2. Analisis Teori Agenda Setting

tidak jauh berbeda dngan sebelumnya, teori agenda setting


memang tidak bisa diterapkan pada sembaeang pemberitaan, namun
dengan sering nya berita mengenai gurindul PT. Anta mini menghilang
dan diberitakan kepada khalayak tidak lantas menjadikan para penambang
illegal ini takut akan ancaman yang akan menghampirinya nanti.
Seperti yang di paparkan berita ke dua ini, korban gurindul tetap
saja berjatuhan, bahkan korban tewas tidak hanya dari daerah sekitar
penambangan namn juga dari daerah luar pertambangan. Hal ini bisa
dilihat bahwa teori agenda setting masih kurang sasaran dalan
penembakannya terhadap media massa, hal ini di buktikan dengan tidak
adanya efek jera atau taku akan ancaman yang akan menjadikan
keselamatan nyawa gurindul ini terancam.

C. Berita “Gurandil Tewas Akibat Longsor Ternyata Hanya Dua


Orang”
1. Analisis Teori Theo Van Leeuwen

Berbeda dengan berita sebelumnya yang merupakan abstraksti,


berita yang ketiga ini mengacu kepada teori Theo Van Leeuwen
Objektifitasi, yang mana terdapat kejelasan baik di bagian awal berita
maupun seterusnya , seperti pada kalimat “Polres Bogor bersama dengan
Koramil, Satpam dan Swa Kelola PT. Antam Tbk dibantu oleh masyarakat
berjuang keras mencari korban pelaku PETI (penambang emas tanpa ijin)
alias gurandil di lokasi longsoran di Desa Bantarkaret, Kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kepala Sub Bagian (Kasubag
Humas) Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena Senin (13/5/2019)”

Juga para tokoh – tokoh dalam pargraph pertama telah disebutkan


satu persatu, sehingga khalayak dapat mengetehaui , akan adan siapa saja
yang menjadi fokus – fokus pemberitaan dalam isu tersebut. Namun tokoh
utama yaitu gurandil tidak lantas menjadikan ia sebagai pemeran utama
dalam pemberitaan tersebut, dikarenakan tokoh-tokoh lain seperti kapolsek
, koramil yag menjadi pemeran positif dalam mendorong upaya pencarian
gurandil tersebut, strategi ini dalam teori Theo Van Leeuwen disebut
sebagai strategi nominalisasi yaitu pengurangan tokoh dalam merubah
sudut pandang khalayak terhadap suatu isu.
2. Analisis Teori Agenda Setting

Dari yang bisa diketahui atas berita diatas, teori agenda tersebut
mengacu pada Dampak media massa, kemampuan untuk menimbulkan
perubahan kognitif di antara individu-individu, telah dijuluki sebagai
fungsi agenda setting dari komunikasi massa. Terdapat efek kognitif sperti
yang tertera pada kalimat disamping “- Polres Bogor bersama dengan
Koramil, Satpam dan Swa Kelola PT. Antam Tbk dibantu oleh masyarakat
berjuang keras mencari korban pelaku PETI” ini menjadikan bahwa warga
turut turun ke lapangan membuktikan bahwa terdapat efek emosionla
untuk saling bantu menbantu satu sama lain dalam mencari korban
gurandil yang tertimbung longsor ini.

Hal ini bisa di katakan agar petugas pencari korban dapat terbantu,
dan dengan adanya saling bantu membantu ii menjadikan proses evakuasi
menjadi leih cepat.

D. Berita “Sulitnya Medan Saat Tim Gabungan Evakuasi Gurandil


Tertimbun Longsor”.
1. Analisis Teori Theo Van Leeuwen

Dalam berita ke empat ini, terdapat kalimat – klaimat yang jelas,


dari penjabaran angka sampai pada nama – nama korban yang tertera pada
pemberitaan tersebut, hal ini sudah jelas diketahui bahwa jika dilihat dari
teori Theo Van Leeuwen bahwa ini merupakan strategi inclusion dengan
jenis objektifitasi, seperti pada kalimat berikut, “Kasubag Humas Polres
Bogor, AKP Ita Puspita Lena mengatakan, kedelapan korban terimbun
tanah longsor setinggi 110 meter dengan lebar 70 meter.”

Disisi lain, penambahan tokoh selalu menjadi sesi yang wajib hadir
bagi sebuah berita, seperti penambahan “tim gabungan” dalam mecari
korban tertimbung longsor.
2. Analisis Teori Agenda Setting

Pada berita ke empat ini terdapat kalimat “Diberitakan sebelumnya


Polres Bogor bersama dengan Koramil, Satpam dan Swa Kelola PT.
Antam Tbk dibantu oleh masyarakat berjuang keras mencari korban
pelaku PETI (penambang emas tanpa ijin) alias gurandil di lokasi
longsoran di Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat.” Terdapat penegasan dengan kata “ diberitakan sebelumnya”.
Hal ini menjadikan isu berita hilang nya gurandil menjadi sebuat
kebutuhan bagi masyarakat untuk mengetahui jalan cerita kedepannya.

Berdasarkan perspektif ini, pemenuhan (coverage variabel dalam


studi agenda setting menjadi sangat luas, karena melibatkan faktor-faktor
yang merupakan bagian dari proses terbentuknya agenda media dan
agenda publik dan sekaligus bisa digunakan untuk menjelaskan mengapa
efek media sangat besar, kecil, atau tidak ada sama sekali.

E. Hasil Analisis

Dalam pemberitaan media pos kota terkait dengan pihak-pihak utama yang
terlibat dalam peristiwa, dari analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa strategi pemasukan verba merupakan yang paling banyak digunakan oleh
media tersebut, yang mana berarti media ini dominan memproduksi kalimat-
kalimat aktif yang menghadirkan subjek dan objek dalam peristiwa secara jelas.

Namun juga, menggunakan strategi nominalisasi, yang dalam beberapa


kasus, harian ini berupaya melemahkan atau lebih jauh menghilangkan aktor
tertentu di dalam kalimat. Strategi-stragi lain yang digunakan kedua media adalah
kategorisasi, diferensiasi, objektivasi, identifikasi dan pasivasi.

Dalam memberitakan berita hilangnya gurandil ini pun cenderung


menggunakan kalimat – kalimat seadanya yang dalam artian tidak terlalu banyak
memainkankata, hal ini mempunyai point sendiri seperti memudahkan khalayak
dalam mencerna informasi yang di dapat pada berita tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
dalam menulis berita kriminal dengan tema lingkungan secara keseluruhan penulis
(wartawan) tidak lagi berpihak kepada korban atau pelaku, tetapi penulis berita
telah berpihak kepada petugas lain. Keberpihakan wartawan kepada petugas lain
dapat dilihat dari teman – teman atas pencapaiannya dalam menemukan para
korban yang tertimbun longsor.

Selain itu dari agenda setting dapat disimpulkan juga bahwa Khalayak
bukan saja belajar tentang isu-isu masyarakat dan hal-hal lain melalui media,
mereka juga belajar sejauh mana pentingnya suatu isu atau topik dari penegasan
yang diberikan oleh media massa. Dua asumsi dasar yang paling mendasari
penelitian tentang penentuan agenda setting adalah : 1) masyarakat pers dan mass
media tidak mencerminkan kenyataan, mereka menyaring dan membentuk isu, 2)
konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk
ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting daripada isu-isu lain.

Temuan ini diharapkan dapat memberikan efek positif guna perkembangan


ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu analisi wacana kritis.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, A., (2006), Ilmu Komunikasi; Sebuah Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

(Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Bungin, B., (2006), Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Asdi


Mahasatya.

Baryadi, Praptomo. 2002. Dasar-dasar Analisi Wacana dalam Ilmu Bahasa.


Jogjakarta: Pustaka Gondho Suli.

https://poskota.co.id/2020/11/9/seorang-gurandil-hilang-tertimbun-dibekas-galian-
emas-pt-antam

https://poskota.co.id/2019/5/14/gurandil-tewas-akibat-longsor-ternyata-hanya
dua-orang

https://poskota.co.id/2019/5/14/sulitnya-medan-saat-tim-gabungan-evakuasi-
gurandil-tertimbun-longsor

https://poskota.co.id/2019/5/14/dikabarkan-gurandil-tertimbun-longsor-lima-
tewas
LAMPIRAN BERITA

Berita pertama

Seorang Gurandil Hilang Tertimun Dibekas Galian Emas PT.


Antam

BOGOR – Sudian (36),  seorang penambang emas tanpa izin (PETI), warga asal
Kampung Siranggap Rt. 04/04, Desa/Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor,
dikabarkan hilang . Berdasarkan informasi, korban diduga tertimbun longsoran
tanah di lokasi bekas galian PT. Antam,  Jumat (7/11/2020) sore. 
Menanggapi hal tersebut, Humas PT Antam, Agus Setiyono mengatakan
pihaknya belum mendapatkan informasi terkait ada penambang ilegal yang
tertimbun.  "Belum ada informasi di wilayah operasional antam, " ujarnya kepada
wartawan saat dikonfirmasi, Senin (9/11/2020) pagi. 
Selain itu Agus juga menyebutkan, tambang dengan filing untuk area yang
sudah diambil biji emas atau bagian ore sudah ditutup area tambangnya. 
“Sejauh ini masih ada kegiatan operasional belum di filing atau ditutup. Karena
bisa sebagai roadbase atau lantai kerja,” tambahnya.
Terpisah menurut Ketua RW setempat Madroi menjelaskan, pihaknya
mendapat informasi ada salah seorang warga sudah lima hari tidak pulang
diketahui berada di gunung Pongkor. 
"Pihak keluarga Sudian sudah mencoba mencari namun tidak ketemu. Lalu
berselang beberapa hari dapat kabar korban meninggal dalam timbunan longsor
dalam lobang kata saudaranya tersebut, " ucapnya. 
Madroi menyebutkan saudara korban sempat melakukan pencarian untuk
memastikan keberadaannya. 
“Informasi korban meninggal Pada hari Sabtu (8/11/2020) dan korban belum di
evakuasi karena medan yang sulit dan akses jalan terjal dan curam,” cetusnya.
Pencarian Korban
Menanggapi informasi orang hilang tersebut, petugas Polsek Nanggung
mencoba mencari saksi untuk mencari kebenaran informasi tersebut dengan
melakukan penyisiran di TKP.  "Setelah mendapat kabar informasi tersebut, kita
langsung bentuk tim pencarian gabungan bersama Muspika dan keamanan
Security PT. Antam pada Jumat (8/11/2020) kemarin, " ujar Kapolsek Nanggung
Iptu Dedi didampingi Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita kepada Poskota,
Senin (9/11/2020) pagi. 
Pencarian yang dilakukan dari pagi hingga sore hari belum mendapatkan
titik terang. "Akibat cuaca tidak mendukung hujan terus menerus di lokasi dan
medan yang terjal sulit dilalui, maka proses pencarian kita hentikan sementara
sampai kondisi mungkinan untuk dapat lakukan pencarian kembali, " tutupnya.
(angga/tri)

Berita kedua

Dikabarkan Gurandil Tertimbun Longsor Lima Tewas

BOGOR - Puluhan penambang emas liar di area tambang emas PT Antam,


Bogor, Jawa barat yang sering disebut gurandil tertimbun longsor di Desa
Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Beredar kabar akibat
kejadian itu lima orang tewas dan tiga orang selamat. Mengenai musibah ini
hingga Senin malam belum ada keterangan resmi dari kepolisian. Informasi yang
diperoleh, gurandil tertimbun longsor saat hujan deras terjadi di seputar kawasan
penambang beraktifitas.
Gurandil yang selamat diketahui bernama Uus (35), warga Desa
Bantarkaret, Dede (30), warga Desa Cisarua, dan Dika (24) warga Desa Cisarua.
Warga Nanggung membenarkan ada lima korban yang ditemukan dalam kondisi
meninggal dunia. Identigas korban belum diketahui. Bahkan warga setempat juga
tidak mengenal para korban yang sudah ditemukan. "Ini warga luar Nanggung.
Saya tidak kenal," kata Agus, warga Nanggung yang menginfokan. Menurutnya,
korban lain masih dalam pencarian petugas. Warga sekitar ikut memberi bantuan
pencarian penambang liar lain yang belum ditemukan. Warga mengaku, warga
dan polisi mengalami kesulitan mencari korban lain, karena medan yang sangat
curam dan berada di kaki gunung. (yopi/b)

Berita ketiga

Gurandil Tewas Akibat Longsor Ternyata Hanya Dua Orang

BOGOR - Polres Bogor bersama dengan Koramil, Satpam dan Swa Kelola PT.
Antam Tbk dibantu oleh masyarakat berjuang keras mencari korban pelaku PETI
(penambang emas tanpa ijin) alias gurandil di lokasi longsoran di Desa
Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kepala Sub
Bagian (Kasubag Humas) Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena Senin (13/5/2019)
malam mengatakan, kejadian gurandil tertimbun longsor diketahui oleh Polsek
Nanggung hari Minggu sekitar pukul 22.00 WIB.

Namun karena cuaca tidak memungkinkan dan menjaga hal yang tidak
diinginkan, maka diputuskan untuk melakukan evakuasi Senin . "Proses pecarian
korban mulai pukul 09.30 dan tim gabungan sudah berhasil memukan delapan
orang korban,"kata AKP Ita. Jika sebelumnya disebutkan ada lima korba tewas
ternyata data resmi dari polisi hanya dua orang sedangkan yang selamat enam
orang dan semuanya sudah berhasil dievakuasi, Korban tewas Yudi (30) warga
Kampung Satu, Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya dan Habib (49), warga
Kampung Karangpari, Desa Karangpari, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten
Brebes, Jawa Tengah. Empat korban selamat ND (45) dan IW (40), P (35), PL
(25) warga Kampung Nangela, Desa Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang serta DD
(25) dan DK (18), warga Kampung Babakan Sawah, Desa Cisarua, Kecamatan
Nanggung .

"Sekitar pukul 16.00 Wib, proses pencarian korban dihentikan, mengingat tidak
ada lagi keluarga yang mencari korban," kata AKP Ita. Keenam korban yang
selamat dan dua orang meninggal dunia, oleh tim gabungan evakuasi, sudah
diserahkan kepada keluarganya. (yopi/b)
Berita keempat

Sulitnya Medan Saat Tim Gabungan Evakuasi Gurandil


Tertimbun Longsor

BOGOR - Meski lokasi longsor yang menimbun delapan gurandil sulit dijangkau
karena berada di bawah kaki gunung, tidak membuat tim gabungan menyerah saat
melakukan proses evakuasi korban. Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita
Puspita Lena mengatakan, kedelapan korban terimbun tanah longsor setinggi 110
meter dengan lebar 70 meter. Belum lagi saat kejadian hujan turun deras yang
membuat medan menuju lokasi semakin sulit dijangkau. Namun setelah berjuang
beberapa jam akhirnya tim gabungan mampu menyelamatkan enam orang
penambah emas secara ilegal itu.

Menurut AKP Ita Puspita ketika anggota Polsek Nanggung dan Polres Bogor
menerima laporan ada musibah menimpa gurandil di wilayah IUP PT Aneka
Tambang (Antam) Tbk UBPE Pongkor, di Desa Bantarkaret, Kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor, polisi tidak bisa langsung bertindak. Kondisi
longsor di medan yang sulit ini dan mempertimbangkan cuaca yang tidak
mendukung, hujan deras dan di lokasi rawan terjadi longsor susulan, membuat
proses pencarian serta evakuasi tidak bisa dilaksanakan saat polisi menerima
informasi awal.

" Baru setelah cuaca memungkinkan akhirnya Senin 13 Mei 2019 proses evakuasi
oleh tim gabungan dilakukan dan delapan gurandil ditemukan. Enam selamat dan
dua meninggal dunia. Baik korban meninggal dunia maupun selamat, sudah
diserahkan ke anggota keluarganya,"kata AKP Ita.

Diberitakan sebelumnya Polres Bogor bersama dengan Koramil, Satpam dan Swa
Kelola PT. Antam Tbk dibantu oleh masyarakat berjuang keras mencari korban
pelaku PETI (penambang emas tanpa ijin) alias gurandil di lokasi longsoran di
Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kepala
Sub Bagian (Kasubag Humas) Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena Senin
(13/5/2019) malam mengatakan, kejadian gurandil tertimbun longsor diketahui
oleh Polsek Nanggung hari Minggu sekitar pukul 22.00 WIB.

Namun karena cuaca tidak memungkinkan dan menjaga hal yang tidak
diinginkan, maka diputuskan untuk melakukan evakuasi Senin . “Proses pecarian
korban mulai pukul 09.30 dan tim gabungan sudah berhasil memukan delapan
orang korban,”kata AKP Ita.

Korban tewas Yudi (30) warga Kampung Satu, Desa Harkatjaya, Kecamatan
Sukajaya dan Habib (49), warga Kampung Karangpari, Desa Karangpari,
Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Empat korban
selamat ND (45) dan IW (40), P (35), PL (25) warga Kampung Nangela, Desa
Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang serta DD (25) dan DK (18), warga Kampung
Babakan Sawah, Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung . “Sekitar pukul 16.00 Wib,
proses pencarian korban dihentikan, mengingat tidak ada lagi keluarga yang
mencari korban,” kata AKP Ita. Keenam korban yang selamat dan dua orang
meninggal dunia, oleh tim gabungan evakuasi, sudah diserahkan kepada
keluarganya. (yopi/b)

Anda mungkin juga menyukai