(diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Jurnalistik
Lingkungan)
Disusun oleh:
Neli Annisa Septiani
NIM. 1174050112 / JURNALISTIK 7C
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AWK, Theo van Leeuween merupakan salah satu ahli AWK yang
menawarkan model analisis. Model AWK Theo van Leeuween berupaya
mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang
dimarginalisasikan posisinya dalam suatu wacana. Model ini secara umum
menampilkan bagaimana pihak- pihak dan aktor ditampilkan dalam
pemberitaan. Ada dua pusat perhatian dalam model ini, yakni proses
pengeluaran (exclusion), yakni teknik pengabaian pihak- pihak yang
berkenaan dengan wacana, dan pemasukan (inclusion), yakni bagaimana
pihak-pihak yang terlibat dalam wacana di hadirkan. (Darma, 2009:84).
C. Tujuan Masalah
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Teori analisis wacana Theo Van Leeuen
Salah satu model yang diusung para ahli adalah model analisis
yang disuguhkan oleh Theo Van Leeuwen. Secara khusus Van Leeuwen
mengungkapkan bahasa adalah cerminan ideologi, sehingga dengan
mempelajari bahasa yang tercermin dalam teks, ideologi dapat terbongkar.
Model analisis ini digunakan untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana
suatu kelompok atau seseorang dimarjinalkan posisinya dalam suatu
wacana. Bagaimana dalam suatu kelompok dominan lebih memegang
dalam menafsirkan suatu peristiwa dan pemaknaannya, sementara
kelompok lain yang posisinya lebih rendah cenderung terus menerus
dijadikan objek pemaknaan dan digambarkan secara buruk. Misalnya,
kelompok buruh, petani, nelayan, imigran gelap dan wanita adalah
kelompok yang bukan hanya secara riil tidak mempunyai kekuatan dan
kekuasaan, tetapi juga dalam wacana pemberitaan sering digambarkan
tidak berpendidikan, liar, mengganggu ketentraman dan kenyamanan, dan
sering bertindak anarkis. Disini ada kaitannya anatara wacana dengan
kekuasaan. Kekuasaan bukan hanya beroperasi melalui serangkaian
wacana untuk mendifinisikan sesuatu atau golongan digambarkan secara
buruk (Eriyanto. 2009:171).
BAB III
ANALISIS TEORI DAN BERITA
A. Berita “ Seorang Gurandil Hilang Tertimun Dibekas Galian Emas
PT. Antam”
Dari yang bisa diketahui atas berita diatas, teori agenda tersebut
mengacu pada Dampak media massa, kemampuan untuk menimbulkan
perubahan kognitif di antara individu-individu, telah dijuluki sebagai
fungsi agenda setting dari komunikasi massa. Terdapat efek kognitif sperti
yang tertera pada kalimat disamping “- Polres Bogor bersama dengan
Koramil, Satpam dan Swa Kelola PT. Antam Tbk dibantu oleh masyarakat
berjuang keras mencari korban pelaku PETI” ini menjadikan bahwa warga
turut turun ke lapangan membuktikan bahwa terdapat efek emosionla
untuk saling bantu menbantu satu sama lain dalam mencari korban
gurandil yang tertimbung longsor ini.
Hal ini bisa di katakan agar petugas pencari korban dapat terbantu,
dan dengan adanya saling bantu membantu ii menjadikan proses evakuasi
menjadi leih cepat.
Disisi lain, penambahan tokoh selalu menjadi sesi yang wajib hadir
bagi sebuah berita, seperti penambahan “tim gabungan” dalam mecari
korban tertimbung longsor.
2. Analisis Teori Agenda Setting
E. Hasil Analisis
Dalam pemberitaan media pos kota terkait dengan pihak-pihak utama yang
terlibat dalam peristiwa, dari analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa strategi pemasukan verba merupakan yang paling banyak digunakan oleh
media tersebut, yang mana berarti media ini dominan memproduksi kalimat-
kalimat aktif yang menghadirkan subjek dan objek dalam peristiwa secara jelas.
Selain itu dari agenda setting dapat disimpulkan juga bahwa Khalayak
bukan saja belajar tentang isu-isu masyarakat dan hal-hal lain melalui media,
mereka juga belajar sejauh mana pentingnya suatu isu atau topik dari penegasan
yang diberikan oleh media massa. Dua asumsi dasar yang paling mendasari
penelitian tentang penentuan agenda setting adalah : 1) masyarakat pers dan mass
media tidak mencerminkan kenyataan, mereka menyaring dan membentuk isu, 2)
konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk
ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting daripada isu-isu lain.
Arifin, A., (2006), Ilmu Komunikasi; Sebuah Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
https://poskota.co.id/2020/11/9/seorang-gurandil-hilang-tertimbun-dibekas-galian-
emas-pt-antam
https://poskota.co.id/2019/5/14/gurandil-tewas-akibat-longsor-ternyata-hanya
dua-orang
https://poskota.co.id/2019/5/14/sulitnya-medan-saat-tim-gabungan-evakuasi-
gurandil-tertimbun-longsor
https://poskota.co.id/2019/5/14/dikabarkan-gurandil-tertimbun-longsor-lima-
tewas
LAMPIRAN BERITA
Berita pertama
BOGOR – Sudian (36), seorang penambang emas tanpa izin (PETI), warga asal
Kampung Siranggap Rt. 04/04, Desa/Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor,
dikabarkan hilang . Berdasarkan informasi, korban diduga tertimbun longsoran
tanah di lokasi bekas galian PT. Antam, Jumat (7/11/2020) sore.
Menanggapi hal tersebut, Humas PT Antam, Agus Setiyono mengatakan
pihaknya belum mendapatkan informasi terkait ada penambang ilegal yang
tertimbun. "Belum ada informasi di wilayah operasional antam, " ujarnya kepada
wartawan saat dikonfirmasi, Senin (9/11/2020) pagi.
Selain itu Agus juga menyebutkan, tambang dengan filing untuk area yang
sudah diambil biji emas atau bagian ore sudah ditutup area tambangnya.
“Sejauh ini masih ada kegiatan operasional belum di filing atau ditutup. Karena
bisa sebagai roadbase atau lantai kerja,” tambahnya.
Terpisah menurut Ketua RW setempat Madroi menjelaskan, pihaknya
mendapat informasi ada salah seorang warga sudah lima hari tidak pulang
diketahui berada di gunung Pongkor.
"Pihak keluarga Sudian sudah mencoba mencari namun tidak ketemu. Lalu
berselang beberapa hari dapat kabar korban meninggal dalam timbunan longsor
dalam lobang kata saudaranya tersebut, " ucapnya.
Madroi menyebutkan saudara korban sempat melakukan pencarian untuk
memastikan keberadaannya.
“Informasi korban meninggal Pada hari Sabtu (8/11/2020) dan korban belum di
evakuasi karena medan yang sulit dan akses jalan terjal dan curam,” cetusnya.
Pencarian Korban
Menanggapi informasi orang hilang tersebut, petugas Polsek Nanggung
mencoba mencari saksi untuk mencari kebenaran informasi tersebut dengan
melakukan penyisiran di TKP. "Setelah mendapat kabar informasi tersebut, kita
langsung bentuk tim pencarian gabungan bersama Muspika dan keamanan
Security PT. Antam pada Jumat (8/11/2020) kemarin, " ujar Kapolsek Nanggung
Iptu Dedi didampingi Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita kepada Poskota,
Senin (9/11/2020) pagi.
Pencarian yang dilakukan dari pagi hingga sore hari belum mendapatkan
titik terang. "Akibat cuaca tidak mendukung hujan terus menerus di lokasi dan
medan yang terjal sulit dilalui, maka proses pencarian kita hentikan sementara
sampai kondisi mungkinan untuk dapat lakukan pencarian kembali, " tutupnya.
(angga/tri)
Berita kedua
Berita ketiga
BOGOR - Polres Bogor bersama dengan Koramil, Satpam dan Swa Kelola PT.
Antam Tbk dibantu oleh masyarakat berjuang keras mencari korban pelaku PETI
(penambang emas tanpa ijin) alias gurandil di lokasi longsoran di Desa
Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kepala Sub
Bagian (Kasubag Humas) Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena Senin (13/5/2019)
malam mengatakan, kejadian gurandil tertimbun longsor diketahui oleh Polsek
Nanggung hari Minggu sekitar pukul 22.00 WIB.
Namun karena cuaca tidak memungkinkan dan menjaga hal yang tidak
diinginkan, maka diputuskan untuk melakukan evakuasi Senin . "Proses pecarian
korban mulai pukul 09.30 dan tim gabungan sudah berhasil memukan delapan
orang korban,"kata AKP Ita. Jika sebelumnya disebutkan ada lima korba tewas
ternyata data resmi dari polisi hanya dua orang sedangkan yang selamat enam
orang dan semuanya sudah berhasil dievakuasi, Korban tewas Yudi (30) warga
Kampung Satu, Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya dan Habib (49), warga
Kampung Karangpari, Desa Karangpari, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten
Brebes, Jawa Tengah. Empat korban selamat ND (45) dan IW (40), P (35), PL
(25) warga Kampung Nangela, Desa Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang serta DD
(25) dan DK (18), warga Kampung Babakan Sawah, Desa Cisarua, Kecamatan
Nanggung .
"Sekitar pukul 16.00 Wib, proses pencarian korban dihentikan, mengingat tidak
ada lagi keluarga yang mencari korban," kata AKP Ita. Keenam korban yang
selamat dan dua orang meninggal dunia, oleh tim gabungan evakuasi, sudah
diserahkan kepada keluarganya. (yopi/b)
Berita keempat
BOGOR - Meski lokasi longsor yang menimbun delapan gurandil sulit dijangkau
karena berada di bawah kaki gunung, tidak membuat tim gabungan menyerah saat
melakukan proses evakuasi korban. Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita
Puspita Lena mengatakan, kedelapan korban terimbun tanah longsor setinggi 110
meter dengan lebar 70 meter. Belum lagi saat kejadian hujan turun deras yang
membuat medan menuju lokasi semakin sulit dijangkau. Namun setelah berjuang
beberapa jam akhirnya tim gabungan mampu menyelamatkan enam orang
penambah emas secara ilegal itu.
Menurut AKP Ita Puspita ketika anggota Polsek Nanggung dan Polres Bogor
menerima laporan ada musibah menimpa gurandil di wilayah IUP PT Aneka
Tambang (Antam) Tbk UBPE Pongkor, di Desa Bantarkaret, Kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor, polisi tidak bisa langsung bertindak. Kondisi
longsor di medan yang sulit ini dan mempertimbangkan cuaca yang tidak
mendukung, hujan deras dan di lokasi rawan terjadi longsor susulan, membuat
proses pencarian serta evakuasi tidak bisa dilaksanakan saat polisi menerima
informasi awal.
" Baru setelah cuaca memungkinkan akhirnya Senin 13 Mei 2019 proses evakuasi
oleh tim gabungan dilakukan dan delapan gurandil ditemukan. Enam selamat dan
dua meninggal dunia. Baik korban meninggal dunia maupun selamat, sudah
diserahkan ke anggota keluarganya,"kata AKP Ita.
Diberitakan sebelumnya Polres Bogor bersama dengan Koramil, Satpam dan Swa
Kelola PT. Antam Tbk dibantu oleh masyarakat berjuang keras mencari korban
pelaku PETI (penambang emas tanpa ijin) alias gurandil di lokasi longsoran di
Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kepala
Sub Bagian (Kasubag Humas) Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena Senin
(13/5/2019) malam mengatakan, kejadian gurandil tertimbun longsor diketahui
oleh Polsek Nanggung hari Minggu sekitar pukul 22.00 WIB.
Namun karena cuaca tidak memungkinkan dan menjaga hal yang tidak
diinginkan, maka diputuskan untuk melakukan evakuasi Senin . “Proses pecarian
korban mulai pukul 09.30 dan tim gabungan sudah berhasil memukan delapan
orang korban,”kata AKP Ita.
Korban tewas Yudi (30) warga Kampung Satu, Desa Harkatjaya, Kecamatan
Sukajaya dan Habib (49), warga Kampung Karangpari, Desa Karangpari,
Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Empat korban
selamat ND (45) dan IW (40), P (35), PL (25) warga Kampung Nangela, Desa
Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang serta DD (25) dan DK (18), warga Kampung
Babakan Sawah, Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung . “Sekitar pukul 16.00 Wib,
proses pencarian korban dihentikan, mengingat tidak ada lagi keluarga yang
mencari korban,” kata AKP Ita. Keenam korban yang selamat dan dua orang
meninggal dunia, oleh tim gabungan evakuasi, sudah diserahkan kepada
keluarganya. (yopi/b)