Anda di halaman 1dari 7

B.

LAPORAN KKN – DR SIKLUS II


1. Proses KKN – DR

Sosialisasi Awal
Setelah resmi bahwa KKN dilaksanakan di daerah masing – masing,
sebagai pilihan yang dipikir paling logis untuk bisa dilaksanakan ditengah pandemi
maka pembukaan pun di agendakan tanggal 25 juli 2020. Terhitung sejak
pembukaan KKN-DR hal yang pertama dilakukan adalah melakukan penelitian
melalui wawancara online dengan Ibu Rt yaitu Ibu Enung, wawancara yang
dilakukan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan saya untuk KKN-DR.
Setelah saya menjelaskan mengenai KKN-DR ini, beliau selaku Ibu Rt menyambut
baik akan kegiatan ini. Ia pun tidak segan-segan untuk memberikan informasi yang
saya butuhkan untuk penelitian saya dalam KKN-DR di Rt 03 Rw 04 Kp. Citiga
Kelurahan Condong Kecamatan Jamanis Tasikmalaya. Ibu Rt 03 menyarankan
saya untuk berbincang juga dengan Amang Kholis yang merupakan pengajar dalam
bidang keagamaan, karena menurut Ibu Rt selain Ekonomi yang terdampak
ekonomi namun juga bidang pendidikan mendapatkan dampat yang besar
diakibatkan Covid 19 ini.

Atas saran dari Ibu Rt keesokan harinya saya berbincang dengan Guru
Agama di Kp. Citiga yang biasa disebut dengan Amang Kholis, ia merupakan
sepuh dalam bidang pendidikan agama di Kp. Citiga khususnya di Rt 03, ia
menyebutkan bahwa selama pandemic Covid 19 kegiatan pengajian anak-anak di
tiadakan dikarenakan ada himbauan ataupun larangan resmi dari pemerintah
mengenai dilarangnya kegiatan berkerumun yang melibatkan banyak orang.
Akhirnya para guru pengajian berinisiatif untuk tetap menghadirkan pengajian
namun dengan di damping oleh Orang Tua anak di rumah masing- masing setiap
habis maghrib dan selesai sholat subuh.

Ia pun menyebutkan bahwa jika keadaan biasa jadwal pengajian sangat


padat, terutama saat kegiatan untuk memperingati hari – hari besar Islam, seperti
Tahun baru Hijriah, kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Hari/ Ahad Senin Selasa Rabu Kamis Juma Sabt


Waktu t u
Selesai Muhadoroh Safina Tijan ( Tadaru Pembacaa Libur Taj
maghri h kajian s n Barjanji wid
b ( kajia tauhid) Qur’an
n
fiqih )
Selesai Tijan Hafala Hafala Hafala Tijan Libur Tija
subuh ( setelah nya n Al – n Al – n Al – n
bersama- Qur’an Qur’an Qur’an
sama
membersihka
n masjid)

Itulah kegiatan rutin untuk pengajian anak – anak di Kp. Citiga khususnya
Rt. 03 malam Jum’at tidak ada kegiatan karena digunakan untuk pengajian yasinan
bapak-bapak di masjid dan juga sekaligus pengajian pemuda – pemudi Karang
Taruna. Kemudian beliau menambahkan setiap hari Minggu ba’da ashar ada
pengajian untuk Ibu - ibu namun ini pun terhambat lantaran pandemi yang
melanda. Hal ini yang saya tangkap sebagai peluang. Oleh karena itu, saya
mengulik lebih dalam perihal pengajian anak-anak tersebut.

2. Refleksi Sosial

Meskipun wilayah Rt 03 Rw 04 Kp. Citiga Kelurahan Condong Kecamatan


Jamanis Tasikmalaya, termasuk kedalam zona kuning dan tidak teridentifikasi
kedapatan pasien positif corona, namun saya tetap melaksanakan refleksi sosial
kepada masyarakat dengan tetap mematuhi protocol kesehatan yang telah di
tetapkan pemerintah seperti memakai masker dan menjaga jarak dengan warga
sekitar. Pada tahap ini saya memposisikan diri saya sebagai interviewer yang
sekaligus menjadi pendengar terhadap keluhan warga selama pandemi, seperti
keluhan warga terhadap Bansos yang diberikan pemerintah terhadap masyarakat
yang dirasa tidak merata, selain itu keluhan warga juga terhadap pendidikan
anaknya dan kurangnya pemahaman warga terhadap perubahan new normal.

Data yang diperoleh pada tahap refleksi sosial ini yaitu permasalahan
mengenai ekonomi masyarakat, pendidikan anak-anaknya selama masa pandemic
yang dirasa keteteran karena tidak semua orang tua dapat memberikan pelajaran
seperti yang biasa guru lakukan, serta kurangnya fasilitas tong sampah setiap
rumah sehingga banyak sampah yang berjejer di jalan gang dan kurang nya
memanfaatkan lahan untuk kebutuhan yang nantinya sangat berguna sekali dalam
kehidupan new normal ini.

Dibantu dengan beberapa tokoh masyarakart seperti A Tenten yang


merupakan perwakilan karang taruna di Rt 03 untuk langsung melakukan kegiatan
menyemprotan disinfektan. Menyemprotan ini dilakukan semata-mata hanya untuk
menjaga agar terhindar dari virus dan menciptakan lingkungan yang sehat,
walaupun daerah saya dalam kondisi status zona kuning.

Selama pandemi berlangsung dan pelajaran tatap muka masih belum


dilangsungkan, peran orang tua menjadi lebih ekstra dari biasanya. Para Orang tua
dituntut untuk menemani dan membantu anaknya belajar. Namun dikarenakan
peran inilah anak – anak jadi lebih sering memberikan pekerjaan rumahnya kepada
orang tuanya dan mereka pun bermain bersama teman-temannya, hal ini lah yang
menjadi salah satu maslah utama yang membuat para orang tua cemas terhadap
pendidikan anak mereka.

Berikut ini masalah-masalah yang dikeluhkan masyarakat disusun


berdasarkan tingkat banyaknya yang mengeluhkan.

1) Masalah Sosial
Masalah sosial yang dimaksud disini berkaitan dengan sosial
keagamaan yakni terhentinya kegiatan belajar mengajar al- quran untuk
anak-anak, seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa para orang tua
merasa terbebani ketika harus mengajarkan sendiri anak-anak mereka di
rumah, akhirnya anak-anak terbengkalai. Ditambah susahnya memberi
pemahaman akan bahaya covid-19 ini kepada anak-anak, mereka tetap
masih bermain setiap sore hari. Jika sebelum pandemi melanda, setiap
sore hari mereka mengaji, kini ketika pandemi melanda justru mereka
malah bermain di luar rumah setiap sore hari. Inilah mengapa hal
tersebut menjadi banyak di keluhkan oleh masyarakat.

2) Masalah Ekonomi
Dari beberapa aspek yang terdampak pandemi Covid-19 bisa dikatakan
bahwa aspek ekonomilah yang mendapat porsi lebih besar. Hampir
semua perusahaan melakukan kebijakan merumahkan kariyawannya.
Roda ekonomi terhambat gerakannya. Mereka yang punya pekerjaan,
tidak sedikit yang dirumahkan. Dilingkungan tempat saya tinggal,
mereka yang menjadi karyawan bekerja dari rumah tetapi mereka yang
usianya sebaya dengan saya atau lebih tua satu dua tahun yang justru
merasakan dampak dahsyat dari pandemi covid-19 ini, mereka harus
rela dan pasrah dengan kebijakan perusahaan yakni pengurangan
karyawan. Tetapi hal yang menjadi keluhan bukan hanya perihal
pengurangan karyawan saja justru perihal distribusi dan komposisi
bansos menjadi keluhan yang dominan pada aspek ini. Masyarakat
mengeluhkan dengan membandingkan komposisi bansos yang di terima
dari pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Memang ketika saya
tanyakan perihal distribusi, ada sedikit keributan waktu pertama turun
bansos. Pangkal permasalahan adalah tidak meratanya pembagian
bansos. Hal ini sudah ditemukan solusinya yakni semua warga di
lingkungan tempat tinggal saya mendapat bansos tanpa terkecuali
dengan catatan komposisinya di sesuaikan dengan pendapatan warga
tersebut.

3) Masalah Lingkungan
Salah satu hal yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah masalah
lingkungan, dimana wilayah Rt 03 termasuk kepada wilayah padat
penduduk sehingga banyak sekali ditemukan gang – gang sempit dan
sampah yang berserakan dikarenakan kurangnya fasilitas umum seperti
tong sampah. Selain itu terdapatnya selokan ditengah-tengah gang
membuat hadirnya penyakit lain cepat menyebar, seperti air
menggenang di selokan yang nantinya melahirkan jentik – jentik
nyamuk malaria yang dapat menyebabkan penyakit Demam berdarah
untuk warga sekitar.

Itulah masalah – masalah yang didapat dari tahapan menjadalankan refleksi


sosial di masyarakat Rt 03, untuk KKN – DR ini.

3. Pemetaan Sosial
Pada pemetaan sosial ini saya membuat peta wilayah tempat saya
tinggal. Berikut peta wilayah tempat saya tinggal.

Peta Wilayah Rt 03 Rw 04 Kp. Citiga Kelurahan Condong Kecamatan Jamanis


Tasikmalaya.

Keterangan:

- Garis dengan warna coklat, merupakan jalan yang dapat diakses


dengan kendraan beroda dua, seperti motor dan sepeda. Dengan kondisi
jalan yang tidak rata dan banyak jalan yang sudah rusak.
- Garis dengan warna oranye, merupakan jalan yang sulit diakses oleh
kendaraan roda dua, hanya dapat diakses dengan berjalan kaki
dikarenakan ruang atau lebar jalan yang kecil dan keadaan jalan yang
tidak memungkinkan untuk diakses olah kendaraan roda dua.
- Kotak dengan warna biru, merupakan wilayah padat dengan
pemukiman warga yang mana saling berdempetan satu sama lain.
- Kotak dengan warna hijau, merupakan kolam ikan milik warga yang
ditempatkan ditengah – tengah pemukiman warga.
- Rumah dengan warna ungu, merupak kediaman tempat tinggal Ib Rt
03.
- Warna merah, merupakan tempat kegiatan keagamaan seperti
pengajian ibu – ibu, anak – anak dan juga berjama’agh sholat.

4. Pengorganisasian Masyarakat

Pengorganisasian Masyarakat dilakukan dengan cara pengumpulan sebuah


pemuda dan pemudi yang biasa disebut sebagai karang taruna. Karang taruna ini
dibuat atas dasar usulan dari jalur koordinasi ketua RT 03 setempat agar
memudahkan proses berjalannya sebuah program di dalam masyarakat. Karang
taruna ini dominan berjenis kelamin laki-laki agar mudah membantu proses
berjalannya sebuah kegiatan.

5. Perencanaan parsipasif dan sinergi program

Tahap ini saya lakukan dengan cara menjemput bola, jadi saya datang door
to door kepada masyarakat dengan modal hasil temuan pada tahap refleksi sosial
dan mendiskusikannya juga bersama ketua Rt serta beberapa tokoh masyarakat.
Saya menanyakan temuan pada tahap refleksi sosial dengan harapan bisa menyusun
skala prioritas masalah yang saya dikemukakan pada tahap refleksi sosial untuk
kemudian menyusun rencana partisipatif dan melakukan sinergi program. Berikut
susunan masalah berdasarkan skala prioritas.

No Masalah Solusi
1. Pengajian yang ditiadakan. Diadakan kembali namun dengan sekala
yang lebih kecil, serta dengan tidak
mengabaikan protocol kesehatan dan
dengan tidak bersikeras mengikuti
pengajian jika dikira badan kurang
sehat.
2. Pengoperasian aplikasi Melakukan sosialisasi mengenai aplikasi
untuk belajar anak. online yang dipakai untuk belajar
dirumah kepada orang tua dan anaknya.
3. Kurangnya pemanfaatan Memanfaatkan lingkungan pekarangan
lahan, dan fasilitas rumah, dengan menanam apotek hidup
penunjang kebersihan. dan memanfaatkan benda – benda yang
tidak terpakai, seperti ember bekas
untuk dijadikan tong sampah.

Inilah beberapa masalah yang menjadi sorotan khusus, dan disini saya
menyoroti untuk lebih memerhatikan pada lingkungan sekitar, dikarenakan
berbagai penyakit dapat hadir disebabkan oleh lingkungan yang kurang bersih.
Selain itu setelah sampah menumpuk biasanya warga akan membuang sampah di
sungai ciinjuk yang mana pemerintah setempat sendiri sudah melarang warga untu
membuang sampah disana, namun warga sendiri terpaksa membuang sampah
disungai dikarenakan kurangnya tempat pembuangan sampah dan setelah itu tidak
ada petugas yang mengangkut sampah warga.

Setelah mendapakan rumusan masalah tersebut, akhirnya saya tergerak


untuk lebih mengajak warga agar dapat memilah dan memilih ataupun
meminimalisir penumpukan sampah dengan mendaur ulang sampah sampah yang
dapat dipakai kembali ataupun sampah- sampah organic yang nantinya dapat
dijadikan pupuk untuk tanaman apotek hidup yang berada dipekarangan rumah
warga.

Anda mungkin juga menyukai