Anda di halaman 1dari 25

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

KARHUTLA 2020
DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Oleh: Bambang Dwi Laksono


Ketua Bidang Sustainability - GAPKI

16 Juni 2020

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Sekilas GAPKI
 Didirikan tahun 1981
 Anggota : 685 (Cabang: Sumut , Sumbar, Jambi, Riau,
Sumsel, Kalbar , Kalteng, Kalsel, Kaltim , Kaltara, Sulawesi,
Bengkulu, Aceh)
 Luas konsesi anggota: 3,6 jt Ha (41 % dari luas perkebunan
sawit perusahaan di Indonesia atau 24 % dari luas seluruh
perkebunan nasional)

Visi:
Mewujudkan industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan sebagai sumber kesejahteraan.

Misi:
1. Mensinergikan pemangku kepentingan industri kelapa sawit nasional
2. Menjadi mitra pemerintah dan pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang kondusif bagi industri kelapa sawit
berkelanjutan
3. Mendorong anggota untuk melaksanakan tata kelola industri kelapa sawit yang baik dan berkelanjutan
4. Menjadikan industri kelapa sawit Indonesia untuk dapat bersaing di dunia internasional

Tujuan:
1. Membina dan mengembangkan kemampuan, kegiatan dan kepentingan pengusaha kelapa sawit Indonesia serta memadukan secara
seimbang dan keterkaitan antar potensi pengusaha kelapa sawit
2. Mendorong terciptanya iklim industri kelapa sawit yang kondusif
3. Membantu meningkatkan kemampuan anggota untuk mencapai industri kelapa sawit yang berkelanjutan
4. Memfasilitasi dan melakukan advokasi dalam penyelesaian masalah yang dihadapi oleh industri kelapa sawit
5. Mengembangkan sinergi dengan pemerintah dan pemerintah daerah dalam penetapan kebijakan terkait dengan industri kelapa sawit.

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Transaparansi Data Karhutla di Perkebunan
 Era transparansi data Karhutla di perkebunan  Konsesi Perkebunan tersedia di berbagai Platform; Persyaratan
tidak hanya diatur oleh peraturan; dan pengawasan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah.
• Informasi Peta Bidang Tanah - BPN
• Sistem sertifikasi (RSPO, ISPO, ISCC)
• Pemerhati lingkungan/NGO
• Supply Chain)  Trading & Branding

NGO Report RSPO - GeoRSPO Global Forest Watch


Source: https://rspo.org/members/georspo https://fires.globalforestwatch.org/home/

ISCC – GRAS Tools


Source: https://www.gras-system.org/
Peta Bidang Tanah - BPN
https://www.atrbpn.go.id/Peta-Bidang-Tanah

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Penegakan Hukum

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Data Hotspot (KLHK & GFW)
Data KLHK per 13 Juni 2020
 Data Hotspot Terra/Aqua MODIS (Confidence Level ≥ 80%)
 Sumber: http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/matrik_tahunan
 Setiap tahun, Jumlah Hotspot meningkat pada bulan Juli-Oktober
 Perlu diwaspadai I

Data Global Forest Watch per 13 Juni 2020


 Data Hotspot (tanpa filter Confidence Level) berdasarkan Data
GFW 2019 (11 Jun 2019 - 31 Dec 2019)
 Sumber: https://fires.globalforestwatch.org/home/)
 Hotspot yang berada di Konsesi Perkebunan Kelapa Sawit sekitar
9%, Konsesi HTI 12%, Konsesi IUPHHK-HA 2%, sedangkan Hotspot
diluar Konsesi jauh lebih banyak yaitu 78%
 Hotspot di lahan gambut sekitar 37% sedangkan diluar lahan
gambut (mineral) 63%

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Data Luas Areal Terbakar (KLHK)
Areal Terbakar di Indonesia Areal Terbakar di Perkebunan
Mineral Gambut Mineral Gambut
%
Luas Areal Luas % Luas Luas % Luas
Tahun Perkebunan
Total (Ha)
Luas (Ha) % Luas (Ha) %
Terbakar di
terhadap
Perkebunan Perkebunan Perkebunan Perkebunan Berdasarkan hasil identifikasi KLHK, luas areal
Perkebunan Terbakar di Terbakar di Terbakar di Terbakar di
Total Luas
Mineral Mineral Gambut Gambut Karhutla tahun 2019:
2015 2,611,411 • Karhutla 2019 terjadi pada 1,64 juta ha
2016 438,363 340,576 78% 97,787 22% 20,831 5% meliputi 1,15 juta ha (70%) di tanah
2017 165,484 151,929 92% 135,555 82% 5,225 3% 2,448 47% 2,777 53%
mineral dan 0,49 juta ha (30%) di gambut.
2018 529,267 397,838 75% 131,428 25% 55,348 10% 28,293 51% 27,055 49%
2019 1,649,258 1,154,807 70% 494,450 30% 159,678 10% 97,080 61% 62,598 39%
• Berdasarkan tutupan lahan, kebakaran di
2020* 38,772 Perkebunan (Pk) terjadi pada areal seluas
*Data s/d tahun Juni 2020 159.678 Ha (10% dari total luas areal
Sumber: terbakar 2019)
http://appgis.dephut.go.id/appgis/download/1.8.%20Buku%20ANALISIS%20HOTSPOT%20DAN%20KARHUTLA/
http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/luas_kebakaran

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Prakiraan Musim Kemarau 2020
 Informasi dari BMKG melalui pranala https://www.bmkg.go.id/iklim/prakiraan-musim.bmkg :
• Berdasarkan hasil monitoring dan analisis dinamika atmosfer, Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi pada 2020 tidak terindikasi akan
terjadinya El Nino atau La Nina kuat.
• Musim kemarau tahun 2020 secara umum diprediksi lebih basah dari musim kemarau
tahun 2019, meskipun demikian perlu diwaspadai 30% ZOM yang diprediksi akan
mengalami kemarau lebih kering dari normalnya.
• Puncak Musim Kemarau di sebagian besar daerah zona musim diprediksi akan terjadi di
bulan Agustus 2020.
• Sehingga diharapkan bahwa kejadian hotspot pada Juli-Oktober 2020 tidak terjadi seperti
tahun-tahun sebelumnya.
• Namun demikian, karena disamping faktor alam, kebakaran juga disebabkan oleh faktor
manusia, hendaknya kesiapan sarana dan prasarana, serta engagement dengan
masyarakat sekitar kebun tetap dilaksanakan.

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Peraturan terkait Karhutla
Paling tidak terdapat 8 regulasi di tingkat pusat yang berkenaan dengan upaya-upaya yang
perlu dilakukan oleh perusahaan terkait dengan pencegahan baik yang bersumber dari
Kementrian LHK maupun kementrian Pertanian. Peraturan tersebut adalah sbb:
1. UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
2. UU 39/2014 tentang Perkebunan
3. PP 4/2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan Atau Pencemaran Lingkungan
Hidup Yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan Atau Lahan
4. PP 71/2014 junto PP 57/2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem
Gambut
5. Permen LH No. 10/2010 tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran dan atau
Kerusakan Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan atau
Lahan
6. Permen LHK No. 32/2016 ttg Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
7. Permentan No. 5 tahun 2018 ttg Pembukaan dan atau Pengolahan Lahan
Perkebunan Tanpa Membakar
8. Permen LHK No. 15/2017 tentang Tata Cara Pengukuran Muka Air Tanah di Titik
Penaatan Ekosistem gambut
GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Karhutla

Pasal 1, Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan
Atau Pencemaran Lingkungan Hidup Yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan/atau
Lahan:
“Pencegahan kerusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup adalah upaya untuk
mempertahankan fungsi hutan dan atau lahan melalui cara-cara yang tidak memberi
peluang berlangsungnya kerusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup yang
berkaitan dengan kebakaran hutan dan atau lahan.”

Pasal 1, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan:
“Pencegahan Karhutla adalah semua usaha, tindakan atau kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan/atau lahan”

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Upaya Pencegahan dan Pengendalian Karhutla
di Perkebunan Kelapa Sawit

PencegahanKebakaran

• Identifikasi & • Pemantauan • Sosialisasi • Satgas Dalkarlabun


Pemetaan Hotspot kepada terlatih
area rawan • Patroli masyarakat agar • Peralatan Damkar Pengendalian
kebakaran • Pemantauan tidak membakar lengkap & terawat
• Monitoring dengan drone/ lahan • Prasarana tersedia Kebakaran
Cuaca CCTV/Menara • Membentuk (embung & tangki
• SPBK pengawas Masyarakat air)
Peduli Api

Peringatan Deteksi Keterlibatan Sarpras


Dini Dini Masyarakat Dalkarlabun

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Kewajiban Pencegahan Kebakaran
Berdasarkan PermenLHK No. 32/2016 Perusahaan berkewajiban menyediakan:
1. Sarana dan prasarana (Sarpras) penyadartahuan atau kampanye pencegahan terdiri dari alat
peraga penyadartahuan atau kampanye dan sarpras pendukung lainnya seperti:
• perangkat komputer,
• televisi,
• video player, screen, infokus,
• papan clip, poster, leaflet dan booklet.
2. Sarana keteknikan pencegahan terdiri atas:
• sekat bakar buatan,
• Jalur hijau/green belt dan
• embung/water point atau kantong air
3. Sarana pengelolaan kanal pada gambut sebagaimana dimaksud terdiri:
• peralatan hidrologi sederhana,
• sekat kanal dan pintu air.
• TMAT ≤ 40 cm pada titik penaatan (PP71/2014 junto PP57/2016)
4. Sarana posko krisis penanganan kebakaran hutan dan lahan

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Kewajiban Pencegahan Kebakaran
Berdasarkan PermenLHK No. 32/2016 Perusahaan berkewajiban menyediakan:
5. Sarana peringatan dini kebakaran hutan dan lahan sebagaimana, terdiri atas:
• peta rawan kebakaran atau peta sejenisnya, peta kerja,
• database sumberdaya pengendalian kebakaran,
• perangkat pendukung untuk mengetahui tingkat resiko terjadinya bahaya, kebakaran,
• rambu-rambu larangan membakar,
• Papan informasi Peringkat Bahaya Kebakaran (PBK), bendera PBK, alat bantu PBK Desa, dan
• peralatan pengukur cuaca portabel atau menetap
• sistem yang dapat mendukung untuk penyebar-luasan informasi kerawanan kebakaran hutan dan lahan.
6. Sarana deteksi dini kebakaran hutan meliputi:
• menara pengawas atau CCTV atau sensor panas sejenisnya,
• perangkat pendukung untuk mengolah data informasi hotspot, global positioning system, drone, ultra light trike
atau pesawat terbang sejenisnya, dan
• peralatan dan perlengkapan untuk penyebar-luasan informasi hasil deteksi dini.
7. Sosialisasi pembukaan lahan tanpa bakar ke masyarakat;
8. Melakukan Patroli rutin

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Kewajiban Pencegahan Kebakaran
Berdasarkan Permentan No. 5/2018 pencegahan kebakaran meliputi :
1. Pembentukan Kelompok Tani Perduli Api (KTPA)
2. Bimbingan Teknis PLTB
3. Peringatan dini meliputi :
• peringkat bahaya kebakaran dan kelengkapannya,
• papan/bendera,
• peta rawan kebakaran,
• peta situasi atau peta kerja,
• peta sumber air, dan
• sumber daya pengendalian kebakaran.
4. Deteksi dini meliputi sarana dan prasarana pemantauan titik panas seperti:
• perangkat komputer yang terhubung dengan jaringan internet dan
• menara pemantau api.

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Perbandingan Permentan No. 5/2018 dan
PermenLHK No. 32/ 2016
NO KLAUSUL PERMENTAN No. 5/2018 PERMENLHK No. 32/2016 KETERANGAN
1 Jumlah regu Inti Per Luas Konsesi • 0 – 1000 : 1 Regu • 0 – 20,000 : 1 Regu 1 Regu inti terdiri dari 15 Orang
(Ha) • 1001 – 5,000 : 2 Regu • 20,001- 40,000 : 2 Regu
• 5001 – 10,000 : 3 Regu • 40,001- 60,000 : 3 Regu
• 10,001 – 20,000 : 4 regu • 60,001- 80,000 : 4 regu
2 Sarana Dalkar : Pemegang izin harus menyediakan Sarana Setiap Pemegang Izin PermenLHK n0 32_2016 tidak
 Menara Api Dalkar untuk Setiap luasan 500 ha : menyediakan : menentukan Jumlah Sarana Dalkar
 Embung Air  1 buah embung (20x20x 2 meter)  Embung Air berdasarkan luas.
 1 buah menara Api dengan tinggi 15  Menara Pengawas
meter
3 Prasarana Dalkar Berdasarkan jumlah personil dan jumlah Berdasarkan jumlah personil Ilustrasi :
 perlengkapan pribadi; regu inti dan jumlah regu inti Untuk Kebun dengan IUP 5001-
 perlengkapan regu; (berdasarkan point 1) (berdasarkan point 2) 10.000 Ha;
 peralatan regu; Berdasarkan Permentan No.
 kendaraan khusus
5/2018, Prasarana ysng harus
pengendalian kebakaran
hutan roda 4 (empat); disiapkan 3x lebih banyak
 sarana pengolahan data dibandingksn PermenLHK No.
dan komunikasi;dan 32/2016.
 sarana transportasi.
4 Pencegahan Kebakaran Membentuk MPA Membentuk KTPA
5 Pelaporan 1 tahun sekali ke Dinas perkebunan Setiap bulan dan Tahun
secara berjenjang ke BLH

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Inisiatif di GAPKI terkait Pencegahan dan
Pengendalian Karhutla di Perkebunan Kelapa Sawit
• Program/Kegiatan GAPKI terkait Pencegahan & Penanggulangan Karhutla

• Pada Mei 2020, GAPKI menerbitkan Pedoman Pencegahan


dan Pengendalian Karhutla di Perkebunan Kelapa Sawit
untuk mengantisipasi datangnya musim kemarau 2020
serta kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang selalu
menyertai. Pedoman ini mencakup: persiapan dan
pencegahan; pengendalian dan pemadaman; serta pasca
kebakaran.

Link Download Pedoman GAPKI:


https://gapki.id/news/17011/pedoman-pencegahan-pengendalian-
karhutla-di-perkebunan-kelapa-sawit

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Program Pemberdayaan Masyarakat dalam
Mencegah Kebakaran
Dalam rangka pemberdayaan terkait Pencegahan Kebakaran Anggota Gapki melakukan
Kegiatan:
1. Masyarakat Siaga Api dengan kegiatan :
a) Kegiatan Peningkatan Kesadaran Masyarakat
b) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Siaga Api
c) Kegiatan Pendampingan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar dan Rehabilitasi Hutan
d) Kegiatan Pemantauan Hot Spot, Fire Spot serta Peta Rawan KARHUTLA
e) Kegiatan Penghargaan Desa Siaga Api
2. Desa Bebas Api
3. Masyarakat Peduli Api

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Penjajagan Upaya Lain: Gugus Kolaborasi

• Kebakaran --- transboundary


• Kolaborasi (secara proporsional/terbobot) antara pemangku kepentingan dengan dikoordinir oleh
pemerintah (melalui Satgas Pengendali Nasional/Propinsi/Kabupaten Penanganan Kebakaran Hutan
dan Lahan)
• Dengan membentuk Kelompok/Gugus Pencegahan Kebakaran hutan dan lahan yang memiliki
kemiripan konsentrasi kawasan geografis dan/atau karakteristik kegiatan/usaha.
• Kerjasama mungkin bisa dibangun antara pemerintah, perusahaan-perusahaan dalam satu gugus serta
masyarakat di sekitar gugus tersebut (untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian
desa dalam pencegahan & penanggulangan karhutla)

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


17
Upaya Penanggulangan Karhutla

Pasal 1, Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2001 tentang Pengendalian


Kerusakan dan Atau Pencemaran Lingkungan Hidup Yang Berkaitan Dengan
Kebakaran Hutan dan/atau Lahan:

“Penanggulangan kerusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup


adalah upaya untuk menghentikan meluas dan meningkatnya kerusakan
dan atau pencemaran lingkungan hidup serta dampaknya yang berkaitan
dengan kebakaran hutan dan atau lahan”

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Upaya Penanggulangan Karhutla:
Berdasarkan Pasal 71 ayat 2, PermenLHK No. 32/2016

Kegiatan penanggulangan karhutla meliputi:


1. Penerapan deteksi dini melalui berbagai macam
metode pengamatan seperti deteksi melalui menara
pengawas, aplikasi berbagai jenis kamera/CCTV,
penginderaan jauh (potret udara atau citra satelit);
2. Pengolahan data dan informasi hotspot;
3. Penyebarluasan data dan informasi hotspot;
4. Penetapan level kesiagaan;
5. Penetapan Posko dalkarhutla;
6. Pelaksanaan pengukuran api (size up);
7. Pendirian posko lapangan;
8. Pemadaman langsung;
9. Pembuatan ilaran api;
10. Pemadaman tidak langsung;
11. Dukungan pemadaman udara;
12. Penyapuan bara api atau mopping up;
13. Keselamatan diri.

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Upaya Penanggulangan Karhutla:
Pedoman Pengendalian Dan Pemadaman Kebakaran GAPKI
Apabila terjadi kebakaran di areal perkebunan maka lakukan tindakan sebagai berikut:
• Lakukan isolasi dan pengendalian kebakaran di dalam kebun sendiri dengan tenaga penuh SATGAS
sendiri sampai Ketua SATGAS sebaiknya ikut berada di lapangan.
• Investigasi asal api penyebab kebakaran, apakah dari perusahaan atau dari luar. Jika api berasal dari luar
areal kebun perusahaan maka harus membuat laporan kejadian di Polsek/Polres dilengkapi upaya-upaya
yang telah dilakukan. Jika api berasal dari dalam kebun, lakukan investigasi orang yang bertanggung
jawab kemudian laporkan ke managemen.
• Dalam hal kebakaran lahan perkebunan tidak dapat dipadamkan, SATGAS berkoordinasi dengan Brigade
dan/atau satuan pemadam kebakaran seperti KTPA, Manggala Agni, dinas pemadam kebakaran
setempat atau SATGAS pada perusahaan perkebunan lainnya. Secara pararel buat laporan ke
Polsek/Polres, BNPB/BPBD terdekat dan catat kepada siapa dan waktu pelaporan.
• Apabila kebakaran di dalam kebun sudah terkendali, tenaga operasional yang diperbantukan (regu
pendukung) dapat ditugaskan kembali ke pos
• Apabila kebakaran di dalam kebun sudah terkendali dan diluar kebun masih belum terkendali, manajer
dan Ketua SATGAS berkoordinasi dengan pimpinan pengendali di lapangan (BNPB/BPBD atau DAMKAR)
untuk membantu dengan 50% kapasitas kekuatan regu pemadam kebakaran yang tersedia, sedangkan
50% kekuatan sisanya berjaga-jaga di kebun
• Ketua SATGAS mengatur pertukaran tenaga yang bekerja di luar dan di dalam
• Apabila diperlukan, sebagian dari 50% kekuatan yang berjaga-jaga di kebun sendiri dapat membantu
pemadaman di luar dengan memprioritaskan keamanan di kebun Bantuan dilakukan sampai kebakaran
di luar terkendali.
• Apabila kebakaran telah terkendali, Ketua SATGAS melapor dan undur
• Regu pemadam kebakaran membuat laporan kebakaran lahan perkebunan dengan format yang sesuai.

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Tanggung Jawab Mutlak, Larangan dan Pengecualian
dalam UU32/2009

Tanggung Jawab Mutlak


UU32/2009 tentang PPLH Pasal 88:
Setiap orang yang tindakannya, usahanya, dan/atau kegiatannya menggunakan B3, menghasilkan dan/atau
mengelola limbah B3, dan/atau yang menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan hidup bertanggung
jawab mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa perlu pembuktian unsur kesalahan.

Larangan dan Pengecualian


UU32/2009 tentang PPLH Pasal 69 ayat (1h):
Setiap orang dilarang melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar hutan.
Pasal 69 (2) yaitu ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h memperhatikan dengan sungguh-
sungguh kearifan lokal di daerah masing-masing (pada penjelasan: kearifan lokal = melakukan pembakaran
lahan dengan luas lahan maksimal 2 hektare per kepala keluarga untuk ditanami tanaman jenis varietas lokal
dan dikelilingi oleh sekat bakar sebagai pencegah penjalaran api ke wilayah sekelilingnya.

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


PP No. 4/2001
PP No. 4/2001 tentang Pengendalian Kerusakan Dan Atau Pencemaran Lingkungan
Hidup Yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan/atau Lahan

• Setiap orang berkewajiban mencegah terjadinya kerusakan dan atau


pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan atau
lahan.
Pasal 12

• Setiap orang berkewajiban menanggulangi kebakaran hutan dan atau lahan di lokasi kegiatannya.
• Namun demikian, pada penjelasan Pasal 17 dinyatakan bahwa Penanggulangan kebakaran lahan
tidak berlaku bagi masyarakat adat atau tradisional yang membuka lahan untuk ladang dan
kebunnya, kecuali kebakaran lahan tersebut terjadi sampai di luar areal ladang dan kebunnya.
Pasal 17 Pembakaran tersebut dilakukan dengan sengaja dalam rangka menyiapkan ladang dan kebun.

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Permen LH No. 10/2010

Permen LH No. 10/2010 tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup
yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan/atau Lahan, pada Pasal 4 disebutkan kondisi yang diperbolehkan
untuk melakukan pembukaan lahan dengan membakar, yaitu:
• Masyarakat hukum adat
• Untuk ditanami jenis varietas lokal
• Wajib memberitahukan kepada kepala desa
• Kepala desa menyampaikan pemberitahuan tsb kepada instansi yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten/kota.
• Pembakaran lahan tersebut tidak berlaku pada kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang,
dan/atau iklim kering, dimana kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang, dan/atau iklim kering
sesuai dengan publikasi dari lembaga non kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang meteorologi klimatologi dan geofisika

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


Larangan Pembukaan Lahan dengan Membakar

PP 57/2016 ttg Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut:


Pasal 26 (1) bahwa (l) Setiap orang dilarang (c) membakar lahan Gambut dan/atau melakukan pembiaran
terjadinya pembakaran

UU Perkebunan No. 39/2014:


Pasal 56 (1) : Setiap pelaku usaha perkebunan dilarang membuka dan/atau mengolah lahan dengan cara
membakar.
Pasal 1: didefinisikan bahwa pelaku usaha perkebunan adalah pekebun (orang perseorangan warga negara
Indonesia yang melakukan Usaha Perkebunan dengan skala usaha tidak mencapai skala tertentu) dan/atau
perusahaan Perkebunan yang mengelola Usaha Perkebunan

Permentan 5/2018:
Pasal Pasal 8 (1) : Pelaku Usaha Perkebunan dalam kegiatan pembukaan dan/atau pengolahan Lahan Perkebunan
wajib dilakukan dengan tanpa membakar.

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia


TERIMA KASIH

GAPKI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia

Anda mungkin juga menyukai