Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 5 Nomor 1

Rumah Sakit Syariah Strategi Pemasaran Vs Syiar


Syariah Hospital Marketing Strategy Vs Syiar

Mala Hayati1, Wahyu Sulistiadi2


1
Program Pasca Sarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit Indonesia Departemen Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia
2
Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia

*Email: drmh2000@gmail.com

ABSTRAK

Fenomena sadar syariah dikalangan masyarakat Indonesia, menggerakkan perekonomian diberbagai aspek
kehidupan masyarakat, tak terkecuali di sektor pelayanan kesehatan. Masyarakat mulai memilih produk yang tidak
saja berkualitas dari sisi medis, tetapi juga mendapatkan pelayanan yang aman secara psikososial dibingkai dengan
nilai-nilai Islam. Peluang pasar sangat terbuka menangkap gejala tersebut. Rumah sakit syariah mencoba menjawab
tantangan tersebut dengan mengemas nilai-nilai syariah kedalam standar pelayanannya. Studi literatur yang
bersumber dari berbagai jurnal internasional terindeks scopus dan google scholar. Konsep rumah sakit syariah yang
mengusung nilai-nilai spiritual sejalan dengan strategi marketing 3.0 yang memiliki kunci konsep pemasaran visi,
misi dan nilai-nilai. Hal ini merupakan jawaban atas kecenderungan konsumen Muslim yang sudah memilih produk-
produk syariah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik primer maupun sekunder. Rumah Sakit Syariah dibentuk
dalam upaya semangat mengintegrasikan nilai-nilai syariah kedalam seluruh aspek pelayanan kesehatan,
administratif hingga standar pelayanan pasien yang tidak dimiliki rumah sakit nonsyariah. Hal ini sekaligus
merupakan diferensiasi produk layanan rumah sakit dengan menyasar segmentasi yang jelas, walaupun layanan
kesehatan pada hakikatnya bersifat universal bagi seluruh elemen masyarakat. Standar pemasaran tetap harus
dilakukan yang meliputi aspek internal-eksternal dan tangible-intangible sebuah rumah sakit, termasuk yang
terpenting adalah aspek mutu pelayanan rumah sakit. Sehingga Islam yang rahmatan lil alamin bisa menjadi syiar
melalui rumah sakit syariah yang profesional dan terpercaya. Rumah sakit syariah yang mempunyai visi misi dan
mengusung nilai-nilai, tetap harus menggunakan strategi pemasaran untuk mengenalkan produknya, sekaligus
sebagai syiar ajaran islam yang menjaga kehidupan manusia.

Kata kunci: Rumah Sakit Syariah; strategi pemasaran; syiar.

ABSTRACT

The phenomenon of sharia awareness among the people of Indonesia, moves the economy in various aspects of
people's lives, including the health service sector. The community begins to choose products that are not only
quality from the medical side, but also get psychosocial safe services framed with Islamic values. Very open market
opportunities to capture these symptoms. Sharia hospitals try to answer this challenge by packaging Islamic values
into their service standards. Literature studies sourced from various scopus indexed international journals and
google scholar. The concept of sharia hospitals that carry spiritual values is in line with the marketing 3.0 strategy
that has the key concept of marketing vision, mission and values. This is the answer to the tendency of Muslim
consumers who have chosen sharia products to fulfill their primary and secondary needs. Sharia Hospital was
formed in an effort to integrate sharia values into all aspects of health services, administrative to patient service
standards that are not owned by non-sharia hospitals. This is also a differentiation of hospital service products by
targeting clear segmentation, although health services are essentially universal for all elements of society.
Marketing standards must still be carried out which includes the internal-external and tangible-intangible aspects of
a hospital, including the most important aspect is the quality of hospital services. So that Islam which is rahmatan
lil alamin can become a syiar through a professional and trusted sharia hospital. Sharia hospitals that have a vision

Jurnal ARSI/Oktober 2018 30


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Hayati dan Sulistiadi, Strategi Pemasaran Rumah Sakit Syariah5 Vs
Volume Syiar1
Nomor

and carry values, still have to use marketing strategies to introduce their products, as well as Islamic teachings that
protect human life.

Keywords: Sharia Hospital; marketing strategy; syiar.

PENDAHULUAN syariah Islam adalah sebuah organisasi yang memiliki


ruang lingkup kerja, kebijakan, prosedur dan persyaratan
Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim kepegawaian yang sesuai dengan prinsip syariah secara
terbanyak di dunia adalah sebuah negara demokratis total dan menyeluruh, tidak hanya fokus pada
dengan pengaruh nilai-nilai Islam yang kuat, walaupun menampilkan produk obat-obatan halal tetapi sebuah
tidak menerapkan konstitusi dan undang-undang yang sistem yang komprehensif, diakui secara resmi dan
berdasarkan Islam. Kesadaran yang mulai timbul di disertifikasi oleh badan independen yang memiliki
masyarakat dunia dan Indonesia pada khususnya akan kewenangan untuk melaksanakan proses akreditasi yang
perlunya mengaplikasikan nilai Islam di semua aspek memastikan organisasi mengikuti prosedur sebagai
kehidupan dalam dekade ini, telah membawa sebagian persyaratan syariah. Jika dilihat dari perspektif Islam,
umat Islam menyadari pentingnya mengikuti syariah. pengobatan sesungguhnya meliputi aspek fisik-medis
dan psiko-spiritual dengan mengadopsi nilai-nilai Islam
Selama lima tahun terakhir pasar kelas menengah yang universal.
muslim di Indonesia telah mengalami revolusi karena
adanya perubahan perilaku yang sangat mendasar Rumah sakit yang memilih untuk menggunakan konsep
kearah sadar syariah, yang membuat produsen produk syariah ditinjau dari aspek marketing sesungguhnya
berlomba-lomba untuk mengambil pasar dengan sudah melakukan segmentasi terhadap pasarnya,
semata-mata keuntungan finansial. Revolusi tersebut sebagaimana yang dituturkan Kasali dalam bukunya,
didasarkan pada realitas yang bisa disaksikan mulai Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting &
fenomena wanita berhijab, bank syariah, hotel syariah Positioning (2005), untuk memasarkan sebuah produk
hingga memperdebatkan label halal sebuah produk. Peta layanan diperlukan formulasi strategi pemasaran yang
pemasaran Indonesia terlihat mulai bergeser dari pasar jitu, antara lain dengan melakukan analisis segmentasi
rasional ke pasar emosional bahkan ke pasar spiritual. pasar sehingga dapat diketahui bagian pasar potensial
Fenomena ini telah menciptakan permintaan baru yang hendak dibidik berikut kebutuhannya. Dengan
produk atau layanan syariah untuk diperkenalkan ke segmentasi pasar dipilih bagian tertentu dari pasar yang
pasar. Perubahan demografi dan daya beli yang tinggi sangat luas, sehingga rumah sakit dapat berkonsentrasi
dari segmen konsumen Muslim ini telah menciptakan memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan
permintaan yang tinggi terhadap produk maupun jasa pasar (Ayuningtyas, 2007).
yang menawarkan nilai-nilai Islam sebagai nilai tambah
(Yuswohadi, 2015). Dunia pemasaran perlu menunjukkan nilai-nilai
(spirituallity) dalam strateginya. Nilai-nilai yang
Pasar kelas menengah Muslim kian menjamur hingga ditebarkan itu diyakini tidak hanya mendongkrak profit
ke berbagai produk dan layanan. Baik layanan umum tetapi juga menjamin kelanggenan dan penguatan
hingga layanan spiritual keagamaan seperti umrah, karakter brand, sekaligus membentuk diferensiasi yang
kosmetik halal, sekolah dan masih banyak lagi fenomena- tidak tertandingi. Perusahaan seharusnya tidak hanya
fenomena yang bisa dibahas secara gamblang. Salah satu memasarkan produk dengan manfaat fungsional
yang menjadi tuntutan lainnya bagi konsumen Muslim ataupun manfaat emosional, melainkan harus pula
adalah tersedianya layanan kesehatan yang sesuai syariah, menonjolkan manfaat spiritual. Pendekatan pemasaran
yang merupakan layanan publik yang bersifat primer. berbasis nilai ini diyakini akan memperoleh hasil yang
Menurut Aisyah (2016), Rumah sakit yang berlandaskan berbeda. Karena perusahaan atau pemilik merek tidak

Jurnal ARSI/Oktober 2018 31


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 5 Nomor 1

sekadar memberikan kepuasan atau mengincar kerjasama dengan karyawan, pasien, pemasok logistik,
profitabilitas, melainkan memiliki compassion, dan institusi keuangan berlandaskan syariah, manajemen
keberlanjutan (Kotler, 2005). sumber daya manusia menggunakan prinsip syariah,
manajemen keuangan dan akuntansi menggunakan
Jika merujuk kepada konsep marketing 3.0, konsumen menggunakan prinsip-prinsip syariah, penyediaan
berada pada era yang dipicu oleh nilai-nilai (values fasilitas ibadah untuk pasien, pengunjung dan karyawan,
driven). Pemasar tidak memperlakukan orang semata- penyediaan panduan dan bimbingan ibadah untuk
mata sebagai konsumen, namun melakukan pendekatan seluruh pasien dan pasien terminal, penjaminan kehalalan
dengan memandang mereka sebagai manusia seutuhnya, dan keamanan terapi dan nutrisi pasien, menjamin
lengkap dengan pikiran, hati, dan spirit. Semakin banyak terjaganya aurat pasien dengan pelayanan tindakan
konsumen yang berusaha mencari solusi terhadap medis sesuai gender, prinsip toharoh masuk kedalam
kegelisahan mereka untuk menciptakan dunia yang lebih kontrol dan pencegahan infeksi, mewajibkan seluruh
baik. Konsumen mencari perusahaan yang dapat karyawan untuk terlibat dalam kegiatan keagamaan,
memenuhi kebutuhan terdalam mereka dalam bidang hingga manajemen konflik berlandaskan nilai-nilai
sosial, ekonomi, dan keadilan lingkungan pada visi, misi syariah (Aisyah, 2018).
dan nilai-nilainya. Konsep Rumah Sakit Syariah hadir
untuk memenuhi salah satu kebutuhan mendasar Pada tabel 1 menunjukkan standar pelayanan kepada
manusia yaitu pelayanan kesehatan. pasien dengan konsep syariah yang dijadikan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan Indikator Mutu Syariah
Perusahaan yang mempraktikkan Marketing 3.0 rumah sakit. Dari tabel diatas terlihat Islam mempunyai
memiliki visi, misi dan nilai-nilai yang lebih besar untuk standar yang menjaga kehidupan manusia yang menjadi
dikontribusikan pada dunia sebagai salah saru usaha dasar diturunkannya syariah Islam (maqoshid syariah).
memberikan solusi untuk menangani masalah di Dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
masyarakat. Apabila perusahaan sudah pada tingkatan akan rasa aman, dicoba untuk di akomodir sebagai SPM
spiritual maka misinya sudah mencakup adanya yang merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh
compassion, visinya sudah berorientasi pada sustainability, staf pelaksana sesuai target yang ditentukan manajemen.
dan nilai-nilainya adalah untuk membuat suatu Prosedur pemasangan kateter urin, tindakan rekam
perbedaan. (Kartajaya, 2010) jantung (EKG), tindakan bedah (operasi) adalah
tindakan medis yang bagi sebagian pasien menimbulkan
Rumah Sakit Syariah rasa malu dan cemas jika tidak ada jaminan tertutupnya
aurat dan dilakukan oleh petugas dengan gender yang
Pada tahun 2015 MUKISI (Majelis Upaya Kesehatan sama. Demikan pula penggunaan hijab pada ibu
Islam Indonesia) yang merupakan organisasi rumah sakit menyusui merupakan bagian dari upaya menjaga aurat
Islam di Indonesia, membangun kesadaran para pegiat pasien.
perumahsakitan islam untuk mewujudkan suatu konsep
yang komprehensif dan integral mengimplementasikan Sakit bagi seorang pasien adalah hal yang sudah
nilai islam dalam tatanan organisasi dan pelayanan menimbulkan kecemasan tersendiri yang harus
rumah sakit. MUKISI kemudian menerbitkan standar dilakukan edukasi oleh petugas medis untuk mempercepat
layanan rumah sakit berdasarkan prinsip Syariah Islam, penyembuhan penyakit fisiknya. Oleh karenanya
yang melengkapi Standar Akreditasi Rumah Sakit tindakan medis yang akan dilakukan kepada seorang
Nasional. (DSN-MUI, 2017) pasien hendaknya tidak menambah kecemasannya dan
selalu mengikuti prosedur tindakan yaitu dengan
Prinsip syariah masuk ke seluruh aspek manajerial dan melakukan informed consent (penjelasan tahapan
pelayanan di rumah sakit, yang meliputi: dewan prosedur tindakan, manfaat dan efek sampingnya)
pengawas syariah, peraturan internal berisi aspek syariah, disertai penjelasan siapa petugas yang akan melakukannya.
visi dan misi yang jelas bertujuan islam, kontrak

Jurnal ARSI/Oktober 2018 32


Hayati dan Sulistiadi, Strategi Pemasaran Rumah Sakit Syariah Vs Syiar
Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 5 Nomor 1

Selain itu terdapat hal krusial bagi seorang Muslim yang “Kamu adalah umat yang terbaik yang
sakit berat, yaitu bimbingan talqin pada pasien saat dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
sakratul maut. Suatu hal yang sangat diharapkan bagi yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar,
seorang Muslim adalah meninggal dalam keadaan dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
husnul khotimah atau akhir yang baik. Dalam rumah beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
sakit syariah, hal ini menjadi indikator mutu wajib antara mereka ada yang beriman, dan
syariah yang dengan target 100% terlaksana. Selain kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
kenyamanan pasien terkait tindakan medis, kesehatan fasik” (QS. Al-Imran: 110)
mental spiritual juga menjadi perhatian dan standar
pelayanan, dimana pasien di ajak untuk mambaca Memasarkan Rumah Sakit Syariah pada dasarnya
basmallah saat minum obat dan bimbingan sholat jika memasarkan konsep Islam dalam organisasi pelayanan
sudah masuk waktunya. Edukasi islami kepada pasien kesehatan. Etika pemasaran harus sudah menunjukkan
diberikan oleh petugas khusus bimbingan rohani dibantu syariat itu sendiri. Pada hakekatnya rumah sakit adalah
juga petugas paramedik untuk memotivasi pasen salah satu jenis industri jasa kesehatan, yang harus patuh
beribadah, mendoakan dan mengajarkan pasien dan pada kaidah-kaidah bisnis dengan berbagai peran fungsi
keluarga untuk tetap sabar, berikhtiar dan berdoa dalam manajerialnya. Harus diakui pula bahwa rumah sakit
menghadapi cobaan sakit, karena indikator keberhasilan mempunyai ciri khas yang membedakan dengan
bukan hanya kesembuhan jasmani tapi juga kekuatan industri jasa lainnya, sehingga diperlukan pendekatan-
mental spiritual. pendekatan yang berbeda pula.

Strategi Pemasaran Rumah Sakit Syariah Sebagai industri jasa, rumah sakit harus menggunakan
analisis pemasaran agar bisa mempertahankan eksistensinya
Hal – hal yang menjadi standar pelayanan syariah yang di lingkungan yang sangat kompetitif. Usaha pemasaran
telah diuraikan, adalah sesuatu yang di era sekarang terdiri dari usaha internal dan usaha eksternal rumah
menjadi semacam kebutuhan bagi konsumen Muslim sakit. Usaha internal ditujukan kepada semua elemen
yang mulai sadar syariah. Menjadi tantangan bagi yang bekerja di internal rumah sakit, mulai dari pimpinan
Mukisi dan divisi marketing masing-masing rumah sakit rumah sakit, tenaga medis seperti dokter mitra, sampai
syariah untuk bagaimana hal tersebut bisa tersosialisasi petugas keamanan dan petugas kebersihan (Islam,
dikalangan masyarakat Islam yang mulai mencari 2018). Hal ini dapat diartikan bahwa semua yang bekerja
layanan syariah untuk kebutuhan pelayanan kesehatannya di rumah sakit haruslah menjaga citra rumah sakit.
sekaligus menjadi syiar Islam. Ajaran Islam yang Terkait dengan rumah sakit syariah, segala sesuatu yang
universal dan komprehensif adalah ajaran yang harus ada di sebuah rumah sakit dengan pelayanan
rahmatan lil alamin, yang menyentuh ke seluruh sendi berkualitas tentu juga harus ada di Rumah Sakit Syariah
kehidupan manusia. Sebagaimana Rasulullah Saw, termasuk aspek tangible yang memberikan kesan
menggunakan berbagai strategi termasuk strategi pertama karena pada dasarnya pelayanan kesehatan
marketing dalam menyebarkan Islam hingga ajaran adalah pelayanan jasa dengan salah satu karakteristik
Islam menyebar ke seluruhdunia. intangibility sehingga penting untuk menonjolkan
tangible clues seperti disain tempat, sumber daya
Hal tersebut juga menjadi kewajiban bagi setiap Muslim, manusia yang rapi, ramah dan responsif, peralatan
sebagaimana firmanAllah dalam AlQuran; pelengkap, simbol, logo dan harga. Usaha internal juga
mencakup tampilan fisik yang tidak hanya terbatas pada
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan bangunan, tetapi juga meliputi segala sesuatu yang
umat yang menyeru kepada kebajikan, berdaya tarik visual dan dapat terlihat langsung oleh
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah pasien atau pengunjung rumah sakit (Ayuningtyas,
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang 2007).
beruntung” (QS.Al-Imran: 104),

Jurnal ARSI/Oktober 2018 33


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 5 Nomor 1

Menurut penelitian yang dilakukan Ayuningtyas pada berlomba-lomba dalam kebajikan dapat menjadi
2007, peringkat paling tinggi alasan memilih rumah jargon internal yang memotivasi seluruh sumber
sakit adalah pelayanan dokter dan perawat memuaskan daya manusianya, disamping tanggung jawab
sebesar 86%, fasilitas pelayanan lengkap 55%, suasana pimpinan untuk membentuk budaya kerja dengan
bersih dan nyaman 51%. Berdasarkan hal itu maka nilai-nilai Islam.
strategi yang dipakai RS Syariah pun harus menggunakan 4. Jaminan (assurance): customer mendapat jaminan
standar umum tersebut sesuai kelasnya, agar kesan bahwa pelayanan di Rumah Sakit Syariah dapat
pertama saat pasien datang sudah mendapatkan hal yang dipercaya dari aspek mutu, kemampuan dan kenyamanan
harus ada dalam sebuah pelayanan rumah sakit yang secara fisik dan psikis (Yucheng, 2018). Standar
ideal pada umumnya, tidak peduli apakah konsep yang Pelayanan Minimal Syariah yang salah satu
diusung rumah sakit tersebut. diantaranya bertujuan menjaga aurat pasien merupakan
suatu wujud memberikan rasa aman secara psikis
Aspek tangible dan intangible yang ditampilkan dari kepada pasien.
pelayanan Rumah Sakit Syariah akan bisa dirasakan
dengan hal sebagai berikut: Usaha eksternal memperkenalkan eksistensi rumah sakit
dan jenis pelayanannya kepada masyarakat, seperti
1. Tangible meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, papan nama dan petunjuk arah rumah sakit yang harus
pegawai dan sarana komunikasi. Rumah sakit terlihat jelas, menjalin kerja sama dengan berbagai mitra
syariah harus mengikuti kaidah bahwa kesan kerja seperti medical check up karyawan. Menjadi
pertama yang dapat ditangkap oleh pelanggan sponsor di berbagai seminar kesehatan awam atau
adalah: mengikuti kegiatan di siaran radio, televisi dan media
a. Kemudahan akses: di era disrupsi yang mana cetak merupakan salah satu peluang memperkenalkan
semuanya bersifat sangat dinamis, kemudahan dan menjelaskan kepada masyarakat luas apa diferensiasi
mengakses pelayanan rumah sakit akan rumah sakit syariah dibandingkan rumah sakit non
menunjukkan bahwa Rumah Sakit Syariah syariah. Demikian pula masuk ke berbagai komunitas
mengikuti perkembangan teknologi. Hot line Muslim dan sampaikan keunggulan produk sebagai
service via media social ataupun telepon upaya untuk meyakinkan konsumen terhadap keunggulan
langsung customer service harus dikelola dengan produk RS Syariah. Tampilkan motto, slogan yang dapat
profesional yang meliputi aspek cepat, informatif, meyakinkan konsumen.
ramah dan akurat (Swapnarag, 2018).
b. Wujud fisik: kebersihan, keteraturan dan kerapian KESIMPULAN DAN SARAN
meliputi sarana dan sumber daya manusianya
merupakan aspek tangible yang menjadi kesan Kesimpulan
pertama pengunjung, harus sangat diperhatikan
untuk menggambarkan wujud ajaran Islam yang Prinsip-prinsip syariah yang mempunyai kesamaan
sesungguhnya. dengan konsep marketing 3.0 harus masuk dalam
2. Keandalan (realibility) yakni kemampuan memberikan praktek pemasaran dengan melekatkan nilai-nilai pada
pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan misi dan visi perusahaan. Lakukan semua dengan nilai-
memuaskan (Oztekin, 2018). Dokter dan perawat nilai universal seperti kasih dan ketulusan, maka akan
sebagai inti dari pelayanan rumah sakit harus memperbaiki persepsi publik terhadap marketing itu
mencerminkan nilai-nilai Islam sekaligus professional sendiri. Jika sudah sampai tahap spiritual sedemikian itu,
sesuai keahliannya. hubungan antara perusahaan dengan siapapun yang
3. Daya Tanggap (responsiveness) dan empati yaitu berkepentingan, apakah itu konsumen, karyawan,
keinginan para staf dan karyawan untuk membantu pemasok akan langgeng terus. Hal ini sekaligus
para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan merupakan syiar dan promosi terhadap ajaran Islam itu
tanggap. Diantara nilai-nilai syariat Islam yaitu sendiri.

Jurnal ARSI/Oktober 2018 34


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Hayati dan Sulistiadi, Strategi Pemasaran Rumah Sakit Syariah
Volume Vs Syiar
5 Nomor 1

DAFTAR PUSTAKA Islam, S (2018) Understanding Health Consumer Value: Service


Marketing Perspective. Emerald Publishing
Al Qur’an. Terjemah Solo: PustakaAl hanan Kotler, Kartajaya (2010). Marketing 3.0. Jakarta: Erlangga.
Aisyah S.I (2017). Dampak Implementasi Sertifikasi Syariah di RSI Oztekin, A (2018) Creating a Marketing Strategy In Healthcare
Sultan Agung Semarang. Universitas Indonesia. Industry: A Holistic Data Analytic approach Annals of Operations
Aisyah et.al (2018) Journey to Sharia Hospital. International Journal of Research, Volume 270, Issue 1–2, pp 361–382|
Health Sciences. Swapnarag S, (2018) Hospital service quality as antecedent of patient
Ayuningtyas, D & Fazriah, H. (2007). Analisis Potensi Pasar dan satisfaction. a conceptual framework © Emerald Publishing
Atribut Pelayanan Limited
Rumah Sakit Islam Depok. JurnalAdminsitrasi Kebijakan Kesehatan Totok Sudarto (2011) Balance Economics, Bussiness, Management
Dzufadli (2015) Pengaruh Kualitas Jasa Hotel Syariah Terhadap and Accounting Journal
Kepuasan Dan Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen Studi Published by Faculty of Economic Muhammadiyah Surabaya ISSN
Kasus: Siti Hotel Di KotaTangerangTesis Universitas Indonesia 1693-9352
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2005. Manajemen Pemasaran, Yucheng et.al (2018) Hospital Service Quality and Patient Loyalty: The
Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga Mediation Effect of Empathy. Emerald Publishing Limited
Yuswohadi (2015) Marketing to the Middle Class Muslim. Jakarta::
Gramedia.

Jurnal ARSI/Oktober 2018 35


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 5 Nomor 1

Tabel 1. Standar Pelayanan Rumah Sakit Syariah

(Sumber: Mukisi 2018)

Jurnal ARSI/Oktober 2018 36

Anda mungkin juga menyukai