Anda di halaman 1dari 15

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN

MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN


PADA OSTEOARTRITIS GENU BILATERAL

Oleh :
HERNANDY PRATAMA
KRISNA AJI

NIM : 1803051

AKADEMI FISIOTERAPI
WIDYA HUSADA
SEMARANG
2019

i
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN MODALITAS ULTRASOUND
DAN
TERAPI LATIHAN PADA OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL

ABSTRAK

Latar Belakang : Osteoarthritis adalah gangguan degeneratif dengan


terjadinya kerusakan jaringan pada sendi dan tulang saling gesek atau
berkurang cairan kartilago. Gangguan yang terjadi pada osteoarthritis adalah
keterbatasan luang gerak sendi, penurunan kekuatan otot, kurangnnya
fungsional gerak aktivitas. Terapi yang diberikan berupa Ultrasound dengan
tujuan mengurangi nyeri, memperbaiki jaringan sekitar dan meningkatkan
aktifitas fungsioal, terapi latihan dengan tujuan menambah Luang gerak sendi
dan meningkatkan kekuatan otot.
Tujuan : Untuk mengetahui manfaat penatalaksaan fisioterapi dengan
modalitas Ultrasound dan terapi latihan pada kondisi Osteoarthritis Genu
Bilateral terhadap peningkatan luas gerak sendi, kekuatan otot, penurunan
nyeri, dan peningkatan kemampuan fungsional.
HASIL : setelah dilakukan terapi selama 5 kali,memperoleh hasil pengurangan
rasa nyeri diam To 0, nyeri gerak To 3 menjadi T5 6,nyeri tekan To 3 menjadi T5
2,peningkatan lingkup grak sendi To 0o-0o-90o menjadi To 0o-0o-120o,
Peningkatan kekuatan otot To 2 sampai T5 4.
Kesimpulan : Setelah dilakukan penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas
Ultrasound dan terapi latihan pada osteoarthritis genu bilateral dengan
menggunakan Ultrasound dan terapi latihan dengan pemeriksaan
menggunakan Visual Analog Scale (VAS), Manual Mascle Testing (MMT),
Lingkup Gerak Sendi (LGS) dengan Goneometer, dan skala womac ditemukan
hasil adanya penurunan nyeri, tidak adanya peningkatan otot, peningkatan
lingkup gerak sendi, dan peningkatan aktifitas fungsuional.
Kata Kunci : Osteoarthritis, Ultrasound, terapi latihan, cairan kartilago.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan karya Tulis
imiah ini dengan judul „‟ PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA
OSTEOARTRITIS GENU BILATERAL .

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menempuh
program pendidikan Diploma III di Akademi Fisioterapi Widya Husada
Semarang. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak
bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang tulus kepada :
1. Zainal Abidin, SST. MH selaku Direktur Akademi Fisioterapi Widya
Husada Semarang.
2. Akhmad Alfajri Amin, SST. Ft, M. Fis selaku dosen pembimbing
penulisan karya tulis ilmiah.
3. Segenap Dosen, staff, dan pegawai Akademi Fisioterapi Widya
Husada Semarang yang telah memberikan banyak bantuan.
4. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang mendukung dan
menyemangati selama kuliah sampai penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini, terimakasih atas doa, semangat dan dukungannya.
5. Serli Apria, Prahara Hayu Kumayanjati, dan Rakesh Ragavan yang tidak
pernah berhenti dan capek memberikan dukungan dan semangat.
6. Teman-teman Praktek Kerja Lapangan yang menemani selama 6
bulan, terimakasih atas kerjasama dan kekompakannya.
7. Teman-teman Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang
angkatan 2016 dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini. Tak lupa, dengan
segala kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan
Karya tulis Ilmiah ini terdapat banyak kesalahan.
Akhirnya, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca sebagai referensi dan bagi penulis khususnya.

Semarang, 20 Agustus 2019

HERNANDY PRATAMA KRISNA AJI


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Osteoarthritis (OA) nama lainnya yaitu penyakit sendi atau degeneratif
termasuk suatu kelainan pada sendi yang dinamakan sendi kartilago (tulang
rawan sendi) yang dapat ditandai dengan perubahan klinis, histology dan
radiologis (Kuntono, 2011). OA lutut pada kondisi umum dan progresif Lawrenc
et al. informasi yang didapat bahwa ada 6% orang mengalami penyakit
osteoarthritis yang sering menderita penyakit tersebut adalah orang dewasa.
Orang dewasa yang sering mengalami penyakit OA lutut secara klinis
signifikan dengan prevalensi akan meningkat dalam setiap dekade kehidupan.
Tanda- tanda utama yang sering dialami oleh penderita OA adalah nyeri. Nyeri
merupakan salah satu perasaan yang tidak bisa menyenangkan dan respon
emosional terhadap suatu rangsangan yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan potensial atau akut akan berlangsung kurang dari 3 bulan
(Yuliastri,2011)
WHO memperkirakan 40% populasi usia diatas 70 tahun yang mengalami
penyakit osteoarthritis dan 80% mengalami keterbatasan gerak. Lansia sering
mengalami nyeri karena osteoarthritis jumlah yang mencapai 50-60% pada
penderita osteoarthritis.Osteoarthritis merupakan penyakit sendi atau
degeneratif yang merupakan salah satu tanda kerusakan kartilago sendi.
Bagian yang paling sering terkena osteoarthritis adalah vertebra, panggul, lutut,
dan pergelangan kaki. Prevalensi osteoarthritis lutut radiologis di Indonesia
sangat tinggi menyentuh presentasi sebesar 15,5% diderita oleh pria dan
12,7% diderita oleh wanita [ CITATION Vin18 \l 1033 ].
Prevalensi osteoarthritis akan mengalami kenaikan setiap tahunnya pada
lansia. Menurut WHO prevalensi penderita osteoarthritis di dunia maupun di
eropa pada tahun 2004 menyentuh angka 151,4 juta perjiwa dan 27,4 juta
perjiwa pada Asia Tenggara. Angka osteoarthritis jumlah di Indonesia
mencapai 34,3 juta perorang pada tahun 2002. Pada tahun 2007 sejumlah 36,5
juta perorang dan 40 % dari populasi usia di atas 70 tahun menderita
osteoarthritis dan 80 % akan

1
mengalami keterbatasan anggota gerak dalam berbagai kegiatan atau
aktivitas dari mulai ringan sampai berat. Di Indonesia prevalensi
osteoarthritis hampir mendapat hasil presentase 5 % pada usia < 40 tahun,
30 % pada usia 40-60 tahun, dan 65 % pada usia > 61 tahun serta
osteoarthritis lutut secara radiologis mecapai angka tinggi yaitu 15,5 % yang
diderita oleh pria dan 12,7 % yang diderita oleh wanita (Vinay Kumar, 2018)
Sendi lutut merupakan sendi yang paling penting dalam menumpu beban
berat badan, dengan demikian sendi lutut sangat mudah megalami
osteoarthritis yang akan menimbulkan rasa kekauan sendi,postur knee atau
bentuk pada knee,dan rasanya nyeri pada saat berjalan, naik turun tangga
serta posisi duduk ke berdiri. Osteoarthritis banyak di alami oleh pria dan
wanita diatas usia 40 tahun. Osteoarthritis banyak menyerang pada wanita
diatas usia 40 tahun.(komariyah ,2012)
Problematika pada fisitioterapi pada pasien osteoarthritis ini adalah:
Body function and body structure adanya nyeri tekan dan nyeri gerak pada
keduanya lutut tepatnya di epicondylus lateralis, Adanya keterbatasan lingkup
gerak sendi pada gerakan fleksi knee bilateral, Activities pasien mengalami
kesulitan dalam melakukan aktivitas jongkok ke berdiri berjalan jauh naik turun
tangga, tidak mampu berdiri terlalu lama pada saat mengajar, penggunaan
toilet jongkok, Participation pasien dapat bersosialisasi dengan baik
dilingkungan masyarakat namun pasien tidak mampu melakukan berjalan jauh,
naik turun tangga, menggunakan toilet jongkok.
Peran fisioterapi untuk mengatasi problematika fisioterapi pada pasien
osteoarthritis diatas adalah mengurangi rasanya nyeri pada pasien dengan
mengggunakan modalitas ultrasound dengan efek micromassage dan heating
dapat mengurangi nyeri, dimana panas yang dihasilkan dapat membantu
vasodilatasi pembuluh darah dan menghasilkan peningkatan sirkulasi darah
kedaerah tersebut sehingga zat-zat iritan penyebab nyeri dapat terangkat
dengan baik dan masuk kedalam aliran darah sehingga nyeri berkurang
(Vinay Kumar, 2018).Terapi latihan untuk menambah ruang lingkup gerak
sendi dan meningkatkan aktivitas fungsional dengan menggunakan teknik
terapi latihan aktif movement Kelompok intervensi diberikan penjelasan
mengenai manfaat latihan lutut, dilatih cara melakukan latihan tersebut,
dimonitoring sambil terus diingatkan dan disarankan untuk melakukannya
secara rutin dan teratur 2 kali

2
sehari. Ternyata tindakan tersebut efektif untuk menurunkan intensitas nyeri
pasien OA lutut. Sedangkan kelompok kontrol diberikan edukasi mengenai
manajemen perawatan OA, selanjutnya apakah responden mau
melakukannya atau tidak tergantung pada masing-masing responden.
Meskipun mereka tahu ternyata belum tentu melaksanakan apa yang
diketahuinya dengan alasan keterbatasan waktu dan lebih mengandalkan
obat-obatan .Meningkatkan fungsional aktivitas seperti menggunakan toilet
jongkok,posisi duduk ke berdiri,mengajar lama.
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul karya tulis ilmiah “PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA
OSTEOARTRITIS GENU BILATERAL”
A. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas ultrasound
dan terapi latihan pada osteoarthritis genu bilateral di RSUD Tugurejo
Semarang?
B. TUJUAN PENULISAN
Mengetahui penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas ultrasound
dan terapi latihan pada osteoarthritis genu bilateral di RSUD Tugurejo
Semarang

x
Bibliography
(n.d.).
Komariyah, i. (2012). Komariyah, isti. (2012). pengaruh terapi shortwave diathermy
(SWD) dan ultrasound (US) terhadap penurunan nyeri pada penderita
osteoarthritis knee. metode penaganan oa, 10-12.
kuntono. (2011). pantologis poket klinis fisioterapis. jakarta: gramedia.
Vinay Kumar, Et all. (2018). pantologi dasar poket. singapura: ELSEVIER INC.

xi
3
iii
59

Anda mungkin juga menyukai