Anda di halaman 1dari 3

Daftar Pustaka

1. Kurniawan, D., 2018. Penerapan Sensor Akselerometer MPU6050 sebagai Sensor Bidang Miring
dengan Tampilan Visual Grafik Berbasis ATmega 328. Kertas Karya Diploma
2. Kharisma, O.B., Wildan, A., Auliaullah., Laumal, F.E., 2018. Implementasi sensor MPU 6050 untuk
Mengukur Kesetimbangan Self Balancing Robot Menggunakan Kontrol PID
3. Rajesh, R., and Baranilingesan, I., 2018. Tilt Angle Detector Using 3-Axis Accelerometer
4. Clifford, M. And Gomez, L., 2005. Measuring Tilt with low-g Accelerometes. AN3107, Freescale
Semiconductor.
Pendahuluan

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 68 tahun 2018 Tentang Tera dan
Tera Ulang Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya, terdapat berbagai jenis alat
ukur yang wajib dilakukan tera dan tera ulang. Salah satu jenis alat ukur yang wajib dilakukan
tera dan tera ulang adalah Pompa Ukur BBM. Pompa Ukur BBM ditera ulang dalam jangka waktu
satu tahun sekali. Alat ukur standar yang digunakan pada saat dilakukan tera ulang adalah
Bejana Ukur.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 23
Tahun 2010, bejana ukur adalah alat ukur volume yang digunakan sebagai standar untuk
menguji alat ukur volume lainnya. Dalam Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi
dan Perlindungan Konsumen no 134 tahun 2015 tentang Meter Bahan Bakar Minyak dan Pompa
Ukur Elpiji, metode penentuan volume menggunakan bejana ukur terdapat 3 jenis yaitu
volumetrik, gravimetrik, dan geometrik. Penentuan volume yang dilakukan pada pengujian
pompa ukur BBM adalah metode volumetrik sehingga perlu diperhatikan kedataran landasan
bejana ukur.
Kedataran landasan bejana ukur seringkali menjadi faktor yang mempengaruhi hasil
pembacaan volume cairan yang ada dalam bejana ukur. Pengaruh dari kedataran landasan
memang tidak cukup besar, namun tetap saja mempengaruhi nilai pembacaan volume. Ketidak
dataran landasan bejana ukur akan menyebabkan operator kebingungan dalam membaca skala
nonius. Untuk mengantisipasi hal tersebut operator melakukan pengaturan kedataran landasan
bejana ukur secara manual dengan bantuan waterpass sebagai acuan. Pengaturan kedataran
landasan secara manual cukup bagus namun tidak efektif karena cukup sulit untuk memastikan
kedataran secara manual.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka akan dilakukan penelitian tentang landasan
bejana ukur otomatis. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk purwarupa yang dapat
merepresentasikan keadaan landasan. Penelitian ini bertujuan untuk dapat diaplikasikan pada
landasan bejana ukur yang sebenarnya sehingga operator tidak perlu melakukan pengaturan
kedataran landasan secara manual.
Agar dapat dilakukan pengaturan kedataran secara otomatis, maka perlu dibuat suatu
sistem yang dapat mengatur kedataran apabila terjadi kemiringan pada landasan. Pengukuran
kemiringan menjadi faktor penting dalam proses otomatisasi kedataran landasan. Oleh karena
itu, diperlukan sensor yang tepat untuk mengukur kemiringan. Kurniawan [1], Rajesh [3], dan
Clifford [4] telah melakukan penelitian pengukuran kemiringan yaitu dengan menggunakan
sensor accelerometer, namun dengan jenis yang berbeda. Kurniawan [1] menggunakan jenis
accelerometer MPU 6050 dalam pengukuran kemiringan, Rajesh [3] menggunakan jenis
accelerometer jenis ADXL335, dan Clifford [4] menggunakan jenis accelerometer log-g yaitu
MMA6200Q dan MMA7260Q. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan, Rajesh, dan Clifford
memiliki hasil yang berbeda. Sensor yang memiliki hasil terbaik adalah sensor low-g
accelerometer, diikuti oleh sensor ADXL335 dan sensor MPU memiliki hasil yang tidak terlalu baik.
Berdasarka hasil penelitian tersebut, jenis accelerometer yang bagus digunakan adalah
accelerometer log-g, namun dapat juga menggunakan sensor ADXL335 sebagai alternatif.
Pada proses otomatisasi kedataran landasan bejana juga harus diperhatikan metode
kontrol yang tepat agar dapat memberikan hasil yang akurat dan efisien. Kharisma [2] telah
melakukan penelitian tentang self balancing pada robot menggunakan kontrol PID dengan
menggunakan MPU6050 sebagai sensor kemiringan. Dalam penelitiannya, Karisma membuat
sistem kendali self balancing yang mengendalikan gerak motor dengan kontrol PID berdasarkan
kemiringan yang terukur oleh accelerometer MPU6050.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kharisma, kontrol PID dapat digunakan
untuk mengatur kedataran secara otomatis. Pada penelitian otomatisasi kedataran landasan
bejana ukur akan menggunakan prinsip yang sama namun terdapat beberapa perbedaan.
Perbedaannya terletak pada jenis sensor dan motor yang digunakan serta terdapat sistem
konversi gerak rotasi motor menjadi gerak translasi landasan bejana ukur secara vertikal.

Anda mungkin juga menyukai