05 Pid.B 2011 PN - NBE
05 Pid.B 2011 PN - NBE
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
red0;P U T U S A N
a
. __________________________
Nomor : 05/Pid-B/2011/PN.Nbe.
si
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
ne
ng
-------- Pengadilan Negeri Nabire yang memeriksa dan mengadili perkara tindak pidana
pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa, telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :
do
gu
Nama lengkap
Tempat lahir
: ERWIN ODIASIH;
: Palopo;
In
Umur/Tanggal Lahir : Tahun / 23 November 1990;
A
Jenis kelamin : Laki-laki;
Kebangsaan : Indonesia;
ah
lik
Tempat tinggal : Jalan Beringin Malompo Kelurahan Nabarua Distrik
Nabire Kabupaten Nabire;
am
ub
Agama : Kristen Protestan;
Pekerjaan : Swasta / Karyawan;
--Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukumnya Marthen Rantetandung, SH
ep
k
si
-- Terdakwa berada dalam tahanan :
ne
ng
do
gu
-- Hakim Pengadilan Negeri Nabire sejak tanggal 05 Januari 2011 sampai dengan
tanggal 03 Februari 2011;
ah
lik
ub
1 Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa dari Kepala Kejaksaan Negeri
ep
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3 Penetapan Hakim tentang Hari Sidang, No.05/Pen.Pid/2011/PN.Nbe, tanggal 05
a
Januari 2011 ;
si
4 Serta semua surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini ;
--- Telah mendengar keterangan Paryanto sebagai Pengadu dalam perkara ini tentang
ne
ng
pencabutan pengaduannya ;
do
gu
Nabire oleh Penuntut Umum dengan surat dakwaan dengan Nomor Register Perkara :
PDM-18/NBIRE/12/2010, tertanggal 05 Januari 2011 yang menguraikan sebagai
In
A
berikut :
DAKWAAN.
ah
KESATU :
lik
Bahwa Terdakwa ERWIN ODIASIH pada hari Senin tanggal 01 Nopember 2010
sekira Pukul 02.00 WIT, atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Nopember
am
ub
2010, bertempat didalam rumah (didalam kamar) Terdakwa ERWIN ODIASIH Jalan
Beringin Malompo Kelurahan Nabarua Distrik Nabire Kabupaten Nabire atau setidak-
tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan
ep
k
Negeri Nabire yang berwenang memeriksa dan mengadili, dengan sengaja melakukan
ah
tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak yaitu saksi korban
R
si
YUNIAR TRI ASTUTI melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut :
ne
ng
• Pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas, bermula ketika pada hari
Minggu tanggal 31 Oktober 2010, sekira jam 19.00 WIT, sebelum persetubuhan
do
tersebut terjadi saksi korban dimarahi saksi ANIK KOMARIAH (Ibu kandung saksi
gu
korban) karena saksi korban melakukan pertemuan dengan sdr. ALDI didepan
Rumah Dinas Bupati kelurahan Siriwini, pada waktu itu kakak saksi korban sdr.
In
A
lik
kesal dan langsung mengirim SMS kepada saksi RINTO, yang isi SMS nya intinya
saksi korban mau main kerumah saksi RINTO, setelah mengirim SMS ke saksi
RINTO, sekira jam 20.30 WIT saksi korban langsung naik Ojek menuju ke rumah
m
ub
saksi RINTO di Malompo (yang didekat rumah saksi RINTO tersebut terdapat
Conter HP), dan sampai di rumah RINTO langsung ngobrol bersama teman-
ka
ep
temannya saksi RINTO termasuk Terdakwa ERWIN ODIASIH, setelah sekira jam
24.00 WIT, saksi RIO menyuruh saksi RINTO untuk mengantar saksi korban untuk
ah
pulang kerumah menggunakan motor FZRI Warna Hitam Merah milik Terdakwa
R
tetapi karena motor Terdakwa tersebut ada koplingnya dan saksi RINTO tidak bisa
es
M
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Bahwa benar dalam perjalanan pulang mengantar saksi korban tersebut pada saat
a
akan melewati jembatan kembar Malompo karena hujan turun deras sehingga
si
Terdakwa memberhentikan motornya dan mengajak saksi korban singgah dibengkel
di dekat jembatan tersebut selama kurang lebih satu jam, selama 1 jam pada saat itu
ne
ng
Terdakwa ERWIN ODIASIH menanyakan kepada Saksi Korban “Tinggal dulu
sebentar di rumahku bisa atau tidak” terus Saksi Korban Bilang “terserah kalau
do
mamaku tidak” selanjutnya Saksi Korban langsung dibonceng oleh Terdakwa dengan
gu
sepeda motor FZR1 warna Hitam Merah menuju rumah Terdakwa ERWIN
ODIASIH;
In
A
• Bahwa benar Saksi Korban menerangkan sesampai dirumah Terdakwa ERWIN
ODIASIH, kemudian Terdakwa menyuruh Saksi Korban masuk kamar Terdakwa
ah
lik
ERWIN ODIASIH untuk tidur, lalu Terdakwa menyusul masuk kamar selanjutnya
Saksi Korban dan Terdakwa ERWIN ODIASIH sama-sama tidur berdua dilantai
yang beralaskan kasur didalam dikamar Terdakwa tersebut pada saat itu saksi korban
am
ub
berusaha tidur tetapi tidak bisa akhirnya saksi korban mengajak Terdakwa bercerita
(saling mengobrol) dan pada saat tersebut posisi tidur antara saksi korban dan
ep
Terdakwa saling berhadapan, selanjutnya sekira jam 02.00 WIT hari Senin tanggal
k
01 November 2010 Terdakwa ERWIN ODIASIH mencium pipi kiri saksi korban dan
ah
menindis saksi korban dari arah perut sambil meremas-remas buah dada saksi
R
si
korban sambil menghisap kedua Puting buah dada saksi korban sehingga membuat
saksi korban terangsang, dan saat itu Terdakwa ERWIN ODIASIH sudah tidak
ne
ng
do
gu
namun tidak bisa masuk sehingga Terdakwa ERWIN ODIASIH memaksakan sampai
3-4 Kali baru alat kelaminnya (Penis) langsung masuk kedalam alat Kelamin saksi
ah
lik
korban (vagina), dan membuat gerakan pantat naik turun sambil memegang buah
dada saksi korban dan pada saat itu saksi korban tidak melepaskan baju yang saksi
korban pakai, selanjutnya karena alat kelamin saksi korban sakit, maka Terdakwa
m
ub
saksi korban tidak merasa sakit pada saat alat kelamin Terdakwa masuk kedalam alat
kelamin saksi korban, setelah Terdakwa ERWIN ODIASIH berhasil memasukan alat
ah
kelaminnya kedalam alat kelamin saksi korban selanjutnya pada saat alat kelaminnya
R
es
Terdakwa berada dalam alat kelamin saksi korban pada saat yang bersamaan
M
Terdakwa menggerakan pantatnya dengan gerakan naik turun sekira 4-5 menit,
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Sperma yang seperti Lendir didalam alat kelamin saksi korban (Vagina), setelah itu
a
saksi korban kemudian langsung memakai kembali celananya dan pergi ke kamar
si
mandi untuk membersihkan alat kelaminnya, dan saat itu saksi korban merasa seperti
ada lendir-lendir didalam alat kelaminnya, namun saat membersihkan alat
ne
ng
kelaminnya tersebut saksi korban tidak memperhatikan seperti apa bentuk dan warna
lendir-lendir tersebut, selanjutnya saksi korban masuk ke kamar lagi, namun pada
saat tersebut saksi korban tidak bisa tidur lagi, sementara Terdakwa ERWIN
do
gu
ODIASIH langsung tidur, kemudian sekira jam 09.00 WIT saksi korban keluar dari
rumah Terdakwa ERWIN ODIASIH lalu berjalan menuju ke Jembatan Kembar
In
A
Malompo lalu saksi korban berdiri di jembatan kembar sebelah kanan ke arah kota,
kemudian saksi korban di temukan oleh saksi ANIK KOMARIAH (Ibu saksi
ah
korban), setelah itu saksi ANIK KOMARIAH menyuruh pulang saksi korban, tapi
lik
saksi korban tidak mau lalu datang Terdakwa dengan mengendarai motornya dan
memberhentikan motornya tersebut dan kemudian Saksi ANIK KOMARIAH
am
ub
menyuruh Terdakwa untuk mengantar pulang saksi korban dan selanjutnya Terdakwa
mengantar saksi korban sampai kerumah saksi korban;
•
ep
Bahwa benar saksi korban baru mengenal Terdakwa pada hari Minggu malam
k
tanggal 31 Oktober 2010 sekira 24.00 WIT pada saat saksi RIO menyuruh Terdakwa
ah
si
• Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, pada alat kelamin Saksi Korban terasa perih serta
selama 2 (dua) hari saksi korban juga masih merasakan sakit pada bagian alat
ne
ng
do
gu
yang ditandatangani oleh dr. DJONI NURUNG, Sp.OG Dokter pada Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Nabire, dengan hasil pemeriksaan :
• Hymen tidak intak, luka lama pada posisi 6, 9, 12, 3;
In
A
Dengan kesimpulan :
Diagnosa : Ruptur lama pada selaput dara / hymen akibat trauma tumpul;
ah
lik
• Bahwa berdasarkan :
1. Kutipan Akta Kelahiran Nomor : AL.6840139324 tanggal 3 April 2009 yang
m
ub
dibuat dan ditandatangani oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Semarang Drs. CAHYO BINTARUM, M.Si. menerangkan bahwa saksi
ka
korban atas nama YUNIAR TRI ASTUTI adalah anak Ke-dua Perempuan dari
ep
Pasangan Suami istri PARYANTO dan ANIK KOMARIAH yang Lahir pada
ah
tanggal 22 Juni 1996 atau pada saat kejadian masih berumur 14 (empat belas)
R
Tahun;
es
2. IJAZAH Sekolah Dasar Negeri Inpres Siriwini Kabupaten Nabire Provinsi Papua
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
yang dibuat dan ditandatangani oleh Kepala Sekolah SD tersebut saudara PICE F.
a
WAINGGAI, A.Ma.Pd. menerangkan bahwa saksi korban atas nama YUNIAR
si
TRI ASTUTI adalah anak perempuan saudara PARYANTO yang Lahir pada
tanggal 22 Juni 1996 atau pada saat kejadian masih berumur 14 (empat belas)
ne
ng
Tahun (yang foto copy IJAZAH tersebut telah Dilegalisir oleh Kepala Sekolah
SD tersebut);
3. Surat Keterangan Hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional, Sekolah Dasar
do
gu
Negeri Inpres Siriwini Kabupaten Nabire Provinsi Papua Tahun Pelajaran
2009/2010 Nomor : DN-25 Dd 3636826 tanggal 14 Juni 2010 yang dibuat dan
In
A
ditandatangani oleh Kepala Sekolah SD tersebut Saudara PICE F. WAINGGAI,
A.Ma.Pd. menerangkan bahwa saksi korban atas nama YUNIAR TRI ASTUTI
ah
yang Lahir pada tanggal 22 Juni 1996 atau pada saat kejadian masih berumur 14
lik
(empat belas) Tahun (yang foto copy Surat Keterangan Hasil Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional tersebut telah dilegalisir oleh Kepala Sekolah SD tersebut);
am
ub
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat
(2) UU Nomor : 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
ATAU
ep
k
KEDUA :
ah
Bahwa Terdakwa ERWIN ODIASIH pada hari Senin tanggal 01 Nopember 2010
R
si
sekira pukul 02.00 WIT, atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Nopember
2010, bertempat dirumah (didalam kamar) Terdakwa ERWIN ODIASIH Jalan Beringin
ne
ng
do
gu
luar perkawinan padahal diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umurnya
belum lima belas tahun, atau kalau umurnya tidak jelas, bahwa belum waktunya untuk
In
A
dikawin yaitu saksi korban YUNIAR TRI ASTUTI Perbuatan tersebut dilakukan
Terdakwa dengan cara sebagai berikut :
ah
• Pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas, bermula ketika pada hari
lik
Minggu tanggal 31 Oktober 2010, sekira jam 19.00 WIT, sebelum persetubuhan
tersebut terjadi saksi korban dimarahi saksi ANIK KOMARIAH (Ibu kandung saksi
m
ub
korban) karena saksi korban melakukan pertemuan dengan sdr. ALDI didepan
Rumah Dinas Bupati kelurahan Siriwini, pada waktu itu kakak saksi korban sdr.
ka
ep
kesal dan langsung mengirim SMS kepada saksi RINTO, yang isi SMS nya intinya
R
saksi korban mau main kerumah saksi RINTO, setelah mengirim SMS ke saksi
es
M
RINTO, sekira jam 20.30 WIT saksi korban langsung naik Ojek menuju ke rumah
ng
saksi RINTO di Malompo (yang didekat rumah saksi RINTO tersebut terdapat
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Conter HP), dan sampai di rumah RINTO langsung ngobrol bersama teman-
a
temannya saksi RINTO termasuk Terdakwa ERWIN ODIASIH, setelah sekira jam
si
24.00 WIT, saksi RIO menyuruh saksi RINTO untuk mengantar saksi korban untuk
pulang kerumah menggunakan motor FZRI Warna Hitam Merah milik Terdakwa
ne
ng
tetapi karena motor Terdakwa tersebut ada koplingnya dan saksi RINTO tidak bisa
mengendarai motor tersebut selanjutnya saksi RIO menyuruh Terdakwa ERWIN
ODIASIH untuk mengantar saksi korban pulang kerumahnya;
do
•
gu
Bahwa benar dalam perjalanan pulang mengantar saksi korban tersebut pada saat
akan melewati jembatan kembar Malompo karena hujan turun deras sehingga
In
A
Terdakwa memberhentikan motornya dan mengajak saksi korban singgah dibengkel
di dekat jembatan tersebut selama kurang lebih satu jam, selama 1 jam pada saat itu
ah
lik
Terdakwa ERWIN ODIASIH menanyakan kepada Saksi Korban “Tinggal dulu
sebentar di rumahku bisa atau tidak” terus Saksi Korban Bilang “terserah kalau
mamaku tidak” selanjutnya Saksi Korban langsung dibonceng oleh Terdakwa dengan
am
ub
sepeda motor FZR1 warna Hitam Merah menuju rumah Terdakwa ERWIN
ODIASIH;
ep
• Bahwa benar Saksi Korban menerangkan sesampai dirumah Terdakwa ERWIN
k
ERWIN ODIASIH untuk tidur, lalu Terdakwa menyusul masuk kamar selanjutnya
R
si
Saksi Korban dan Terdakwa ERWIN ODIASIH sama-sama tidur berdua dilantai
yang beralaskan kasur didalam dikamar Terdakwa tersebut pada saat itu saksi korban
ne
ng
berusaha tidur tetapi tidak bisa akhirnya saksi korban mengajak Terdakwa bercerita
(saling mengobrol) dan pada saat tersebut posisi tidur antara saksi korban dan
do
gu
Terdakwa saling berhadapan, selanjutnya sekira jam 02.00 WIT hari Senin tanggal
01 November 2010 Terdakwa ERWIN ODIASIH mencium pipi kiri saksi korban dan
menindis saksi korban dari arah perut sambil meremas-remas buah dada saksi
In
A
korban sambil menghisap kedua Puting buah dada saksi korban sehingga membuat
saksi korban terangsang, dan saat itu Terdakwa ERWIN ODIASIH sudah tidak
ah
lik
ub
memasukkan alat Kelaminnya (Penis) kedalam alat kelamin saksi korban (vagina)
ep
namun tidak bisa masuk sehingga Terdakwa ERWIN ODIASIH memaksakan sampai
3-4 Kali baru alat kelaminnya (Penis) langsung masuk kedalam alat Kelamin saksi
ah
korban (vagina), dan membuat gerakan pantat naik turun sambil memegang buah
R
es
dada saksi korban dan pada saat itu saksi korban tidak melepaskan baju yang saksi
M
korban pakai, selanjutnya karena alat kelamin saksi korban sakit, maka Terdakwa
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Terdakwa mengulang lagi memasukkan alat kemaluan (Penis) pelan-pelan supaya
a
saksi korban tidak merasa sakit pada saat alat kelamin Terdakwa masuk kedalam alat
si
kelamin saksi korban, setelah Terdakwa ERWIN ODIASIH berhasil memasukan alat
kelaminnya kedalam alat kelamin saksi korban selanjutnya pada saat alat kelaminnya
ne
ng
Terdakwa berada dalam alat kelamin saksi korban pada saat yang bersamaan
Terdakwa menggerakan pantatnya dengan gerakan naik turun sekira 4-5 menit,
kemudian setelah beberapa saat kemudian alat kelamin Terdakwa mengeluarkan
do
gu
Sperma yang seperti Lendir didalam alat kelamin saksi korban (Vagina), setelah itu
saksi korban kemudian langsung memakai kembali celananya dan pergi ke kamar
In
A
mandi untuk membersihkan alat kelaminnya, dan saat itu saksi korban merasa seperti
ada lendir-lendir didalam alat kelaminnya, namun saat membersihkan alat
ah
kelaminnya tersebut saksi korban tidak memperhatikan seperti apa bentuk dan warna
lik
lendir-lendir tersebut, selanjutnya saksi korban masuk ke kamar lagi, namun pada
saat tersebut saksi korban tidak bisa tidur lagi, sementara Terdakwa ERWIN
am
ub
ODIASIH langsung tidur, kemudian sekira jam 09.00 WIT saksi korban keluar dari
rumah Terdakwa ERWIN ODIASIH lalu berjalan menuju ke Jembatan Kembar
Malompo lalu saksi korban berdiri di jembatan kembar sebelah kanan ke arah kota,
ep
k
kemudian saksi korban di temukan oleh saksi ANIK KOMARIAH (Ibu saksi
ah
korban), setelah itu saksi ANIK KOMARIAH menyuruh pulang saksi korban, tapi
R
si
saksi korban tidak mau lalu datang Terdakwa dengan mengendarai motornya dan
memberhentikan motornya tersebut dan kemudian Saksi ANIK KOMARIAH
ne
ng
menyuruh Terdakwa untuk mengantar pulang saksi korban dan selanjutnya Terdakwa
mengantar saksi korban sampai kerumah saksi korban;
•
do
Bahwa benar saksi korban baru mengenal Terdakwa pada hari Minggu malam
gu
tanggal 31 Oktober 2010 sekira 24.00 WIT pada saat saksi RIO menyuruh Terdakwa
mengantar saksi korban pulang kerumahnya;
In
A
• Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, pada alat kelamin Saksi Korban terasa perih serta
selama 2 (dua) hari saksi korban juga masih merasakan sakit pada bagian alat
ah
lik
ub
Dengan kesimpulan :
Diagnosa : Ruptur lama pada selaput dara / hymen akibat trauma tumpul;
ah
• Bahwa berdasarkan :
es
ng
dibuat dan ditandatangani oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Kota Semarang Drs. CAHYO BINTARUM, M.Si. menerangkan bahwa saksi
a
korban atas nama YUNIAR TRI ASTUTI adalah anak Ke-dua Perempuan dari
si
Pasangan Suami istri PARYANTO dan ANIK KOMARIAH yang Lahir pada
tanggal 22 Juni 1996 atau pada saat kejadian masih berumur 14 (empat belas)
ne
ng
Tahun;
2. IJAZAH Sekolah Dasar Negeri Inpres Siriwini Kabupaten Nabire Provinsi Papua
Tahun Pelajaran 2009/2010 Nomor : DN-25 Dd 0032526 tanggal 14 Juni 2010
do
gu
yang dibuat dan ditandatangani oleh Kepala Sekolah SD tersebut saudara PICE F.
WAINGGAI, A.Ma.Pd. menerangkan bahwa saksi korban atas nama YUNIAR
In
A
TRI ASTUTI adalah anak perempuan saudara PARYANTO yang Lahir pada
tanggal 22 Juni 1996 atau pada saat kejadian masih berumur 14 (empat belas)
ah
Tahun (yang foto copy IJAZAH tersebut telah Dilegalisir oleh Kepala Sekolah
lik
SD tersebut);
3. Surat Keterangan Hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional, Sekolah Dasar
am
ub
Negeri Inpres Siriwini Kabupaten Nabire Provinsi Papua Tahun Pelajaran
2009/2010 Nomor : DN-25 Dd 3636826 tanggal 14 Juni 2010 yang dibuat dan
ditandatangani oleh Kepala Sekolah SD tersebut Saudara PICE F. WAINGGAI,
ep
k
A.Ma.Pd. menerangkan bahwa saksi korban atas nama YUNIAR TRI ASTUTI
ah
yang Lahir pada tanggal 22 Juni 1996 atau pada saat kejadian masih berumur 14
R
si
(empat belas) Tahun (yang foto copy Surat Keterangan Hasil Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional tersebut telah dilegalisir oleh Kepala Sekolah SD tersebut);
ne
ng
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 287 ayat
(1) KUHPidana;
----- Menimbang, bahwa setelah surat dakwaan tersebut dibacakan, atas pertanyaan
do
gu
--Setelah mempelajari dan mendengar secara seksama surat dakwaan Jaksa Penuntut
Umum dalam persidangan tanggal 18 Januari 2011, maka kami selaku kuasa/pembela
m
ub
dari terdakwa Erwin Odiasih merasa perlu dan penting untuk mengajukan eksepsi untuk
memberikan pendapat apakah surat dakwaan ini telah memenuhi azas dan ketentuan
ka
hukum acara pidana, sebab surat dakwaan adalah dasar satu-satunya sebagai pedoman
ep
untuk memeriksa dalam persidangan yakni apakah terdakwa telah melakukan tindak
ah
--Perlu kami bertanya apakah yang menjadi dasar surat dakwaan dalam perkara ini ?
es
ng
KUHAP, penyidikan dan penuntutan, edisi kedua halaman 386, surat dakwaan adalah
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
surat atau akta yang memuat rumusan tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa
a
yang disimpulkan dan ditarik dari hasil pemeriksaan penyidikan, dan merupakan dasar
si
serta landasan bagi hakim dalam pemeriksaan di muka sidang pengadilan.
--Dari rumusan di atas dapat dikatakan dasar dari surat dakwaan adalah BAP atau hasil
ne
ng
pemeriksaan penyidikan yang dimuat dalam berkas perkara.
--Ini berarti surat dakwaan dapat dianggap oleh terdakwa/kuasanya sebagai surat
dakwaan yang tidak jelas, kabur atau samar-samar bilamana JPU tidak menyerahkan
do
gu
surat dakwaan beserta berkas perkaranya kepada terdakwa/kuasanya. Artinya bilamana
berkas perkaranya tidak diserahkan (hanya surat dakwaan saja), bagaimana mungkin
In
A
terdakwa mengetahui apakah surat dakwaan sudah atau tidak berdasarkan pada hasil
pemeriksaan penyidikan yang termuat dalam berkas perkara itu ?
ah
--Oleh sebab itulah secara tegas KUHAP memerintahkan agar turunan surat pelimpahan
lik
perkara beserta surat dakwaan disampaikan kepada terdakwa atau kuasanya.
--Oleh sebab itulah secara tegas KUHAP memerintahkan agar turunan surat pelimpahan
am
ub
perkara beserta surat dakwaan disampaikan kepada terdakwa atau kuasanya.
--Pasal 143 KUHAP berbunyi : “Yang dimaksud dengan surat pelimpahan perkara
adalah surat pelimpahan perkara itu sendiri lengkap beserta surat dakwaan dan berkas
ep
k
perkara”.
ah
--Dari rumusan pasal 143 ayat (4) KUHAP dan penjelasan pasal tersebut adalah sudah
R
si
jelas bahwa berkas perkara tersebut harus diserahkan kepada terdakwa/kuasanya, jadi
tidak perlu dimohonkan terlebih dahulu kepada JPU sebab ini adalah hak pembelaan
ne
ng
terdakwa karena surat dakwaan harus berdasarkan berkas perkara, bila berkas perkara
tidak diterima terdakwa, bagaimana ia memahami surat dakwaan ? Sesempurna apapun
suatu surat dakwaan, akan tetap dianggap tidak jelas, kabur oleh terdakwa/kuasanya
do
gu
sebagai persoalan sepele oleh JPU, sesungguhnya tidak mengingkari asas dan prinsip
keseimbangan yang terkandung di dalam KUHAP.
ah
--Dalam perkara pidana atas terdakwa Erwin Odiasih, dimana sdr. JPU sampai saat ini
lik
ub
berkas perkara kepada JPU, maka kami mohonkan agar Majelis Hakim sepakat dengan
pendapat kami dan menyatakan bahwa surat dakwaan tidak jelas dan kabur, sehingga
ka
ng
perdamaian, sehingga dengan demikian keluarga korban tidak memiliki niat lagi untuk
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mengadukan tersangka/terdakwa dalam perkara ini. Sesuai dengan ketentuan KUHP
a
bahwa perkara yang didakwakan kepada terdakwa adalah delik aduan maka dengan
si
demikian dakwaan sdr.JPU sebenarnya sudah tidak dapat diterima atau batal demi
hukum.
ne
ng
--Berdasarkan seluruh uraian diatas, dengan segala kerendahan hati kami mohon agar
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Nabire yang memeriksa perkara ini memutuskan :
• Menerima eksepsi dari terdakwa Erwin Odiasih/kuasanya.
do
•
gu
Menyatakan surat dakwaan sdr.JPU tidak jelas, dan dinyatakan tidak dapat diterima/
batal demi hukum.
In
A
• Menetapkan bahwa pemeriksaan perkara ini dihentikan ;
• Membebankan biaya perkara kepada Negara.
ah
lik
-------Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Penasihat Hukum terdakwa tersebut,
Penuntut Umum telah mengajukan Tanggapan secara tertulis yang pada pokoknya
am
ub
menyatakan :
TANGGAPAN PENUNTUT UMUM TERHADAP EKSEPSI.
I PENDAHULUAN
ep
k
Maha Esa karena atas perkenan-Nya pula persidangan ini dapat berjalan dengan
R
lancar, pada kesempatan ini perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada
si
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Nabire yang memeriksa dan mengadili perkara ini
ne
ng
yang telah memberikan kesempatan waktu bagi penuntut Umum untuk menyusun
Pendapat Penuntut Umum terhadap Keberatan Penasihat Hukum an. Terdakwa
ERWIN ODIASIH, pada kesempatan ini pula perkenankanlah kami mengucapkan
do
gu
terima kasih kepada para Penasehat Hukum Terdakwa tersebut yang telah
menyusun keberatan dengan konstruksi hukum yang tersusun dengan rapi.
In
Bahwa pada hakekatnya perbedaan pendapat adalah suatu hal yang biasa
A
sehingga wajar pula jika dalam kasus ini terdapat perbedaan persepsi antara
penasihat hukum terdakwa dengan penuntut umum, namun dalam hal yang bersifat
ah
lik
yuridis kita harus tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,
baik mengenai hukum pidana formil maupun hukum pidana materiil.
m
ub
II PERMASALAHAN
Terhadap dakwaan Penuntut Umum yang dibacakan pada tanggal 18 Januari
ka
1 Bahwa Dakwaan JPU dapat dianggap tidak jelas, kabur atau samar-samar
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
diserahkan (hanya surat dakwaan saja), bagaimana mungkin terdakwa
a
mengetahui apakah surat dakwaan sudah atau tidak berdasarkan pada hasil
si
pemeriksaan penyidikan yang termuat dalam berkas perkara itu ?
2 Bahwa dari rumusan pasal 143 ayat (4) KUHAP dan penjelasan pasal tersebut
ne
ng
sudah jelas bahwa berkas perkara tersebut harus diserahkan kepada terdakwa/
kuasanya, jadi tidak perlu dimohonkan terlebih dahulu kepada JPU, sebab ini
adalah hak pembelaan terdakwa karena surat dakwaan harus berdasarkan berkas
do
gu
perkara, bila berkas perkara tidak diterima terdakwa, bagaimana ia memahami
surat dakwaan ? Sesempurna apapun suatu surat dakwaan, akan tetap dianggap
In
A
tidak jelas, kabur oleh terdakwa / kuasanya, karena tidak disertai dengan
penyerahan turunan berkas perkaranya.
ah
lik
dianggap sebagai persoalan sepele oleh JPU, sesungguhnya telah mengingkari
azas dan prinsip keseimbangan yang terkandung di dalam KUHAP
am
ub
4 Bahwa dalam perkara pidana atas terdakwa ERWIN ODIASIH, dimana sdr. JPU
sampai saat ini belum menyampaikan berkas perkaranya, meski terdakwa/
kuasanya sudah mengajukan permintaan berkas perkara kepada JPU, maka kami
ep
k
mohonkan agar Majelis Hakim sepakat dengan pendapat kami dan menyatakan
ah
bahwa surat dakwaan tidak jelas dan kabur, sehingga surat dakwaan dinyatakan
R
si
tidak dapat diterima, atau setidak-tidaknya memerintahkan JPU menyerahkan
berkas perkara kepada terdakwa/kuasanya.
ne
ng
do
gu
delik aduan maka dengan demikian dakwaan sdr. JPU sebenarnya sudah tidak
diterima atau batal demi hukum.
ah
ub
2 Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak jelas, kabur atau samar-samar
dikarenakan Jaksa Penuntut Umum tidak menyerahkan berkas perkara
ka
menyatakan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut umum adalah tidak jelas, dan
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
III PEMBAHASAN
a
1 Sebelum kami menanggapi keberatan Para Penasihat Hukum terdakwa point I,
si
ada baiknya kita mereview dan menyamakan persepsi mengenai pengertian dan
batasan keberatan (eksepsi) terdakwa atau Penasehat Hukumnya menurut
ne
ng
KUHAP. Ada banyak doktrin dan literatur yang membahas masalah definisi
keberatan (eksepsi) terdakwa atau Penasehat Hukumnya, namun pada prinsipnya
masing-masing doktrin dan literatur tersebut memiliki esensi yang sama tentang
do
gu
definisi keberatan (eksepsi) terdakwa atau Penasehat Hukumnya terhadap
Dakwaan Penuntut Umum, maka kami akan mengambil salah satu definisi
In
A
eksepsi sebagaimana yang diuraikan dalam “Suplemen Rapat Kerja Teknis
Mahkamah Agung RI dengan Para Ketua Pengadilan Tingkat Banding Dari
ah
lik
1998. hal. 1)”. Pengertian eksepsi atau exception adalah tangkisan (plead) atau
pembelaan yang tidak mengenai atau tidak ditujukan terhadap “materi pokok”
am
ub
surat dakwaan, tetapi keberatan atau pembelaan ditujukan terhadap cacat formil
yang melekat pada surat dakwaan. Mengenai batasan dan hak mengajukan
keberatan (eksepsi) terdakwa atau Penasehat Hukumnya terhadap Dakwaan
ep
k
Penuntut Umum diatur secara limitatif dalam pasal 156 ayat (1) KUHAP
ah
si
pengadilan tidak berwenang mengadili perkara, dakwaan tidak dapat diterima dan
dakwaan harus dibatalkan”. Sedangkan sebuah surat dakwaan dinyatakan kabur
ne
ng
atau obscur libell adalah apabila tidak memenuhi syarat formal seperti yang
diatur dalam pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP “Penuntut Umum membuat
surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani serta berisi : Nama
do
gu
lengkap, tempat lahir, umur dan tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat
tinggal, agama dan pekerjaan tersangka” dan syarat materiil seperti yang diatur
In
A
dalam pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP “Uraian secara cermat, jelas dan
lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu
ah
dan tempat tindak pidana itu dilakukan”. Tiga pasal inilah yang dijadikan acuan
lik
untuk menilai sebuah surat dakwaan. Dalam dakwaan penuntut umum no. reg.
perkara : PDM-18/NBIRE/12/2010 tanggal 05 Januari 2011 telah sangat jelas
m
ub
secara cermat, jelas dan lengkap dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak
ep
Mengacu pada uraian di atas, maka keberatan kuasa terdakwa point I (ke-1 s/d
R
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
merupakan substansi keberatan (eksepsi) terdakwa atau Penasehat Hukumnya
a
terhadap Dakwaan Penuntut Umum sebagaimana diatur dalam pasal 156 ayat (1)
si
KUHAP Jo. pasal 143 ayat (2) huruf a dan huruf b KUHAP. Maka dari itu kami
dengan tegas menolak keberatan penasehat hukum terdakwa point I (ke-1 s/d
ne
ng
ke-4) tersebut diatas.
Namun untuk lebih mempertegas mengenai alasan penolakan kami terhadap
keberatan kuasa terdakwa point I (ke-1 s/d ke-4) dan point II tersebut diatas perlu
do
gu
kami jelaskan sebagai berikut:
1 Keberatan Penasehat Hukum terdakwa point I ke-1 yang mempertanyakan
In
A
bahwa Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak jelas, kabur atau samar-samar
dikarenakan Jaksa Penuntut Umum tidak menyerahkan berkas perkara kepada
ah
lik
dakwaan tersebut sudah sesuai atau belum berdasarkan hasil pemeriksaan
penyidikan yang termuat berkas perkara tersebut. Maka menanggapi Keberatan
am
ub
Penasehat Hukum terdakwa point I ke-1 yang mempertanyakan bahwa Dakwaan
Jaksa Penuntut Umum tidak jelas, menanggapi hal tersebut maka selaku JPU
menyatakan bahwa kami dalam menyusun dakwaan dalam perkara ini telah
ep
k
disusun secara cermat, jelas dan lengkap sesuai dengan ketentuan peraturan
ah
perundang-undangan (pasal 143 ayat (2) huruf a dan huruf b KUHAP) jadi
R
si
apabila para penasehat hukum terdakwa menyatakan dakwaan kami tidak jelas
sangatlah tidak beralasan karena tidak didukung dasar hukum yang jelas serta
ne
ng
bertentangan dengan ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf a dan huruf b KUHAP
tersebut, karena pengertian dakwaan tidak jelas adalah apabila dalam
penyusunan dakwaan tersebut tidak mengacu kepada ketentuan pasal 143 ayat
do
gu
lain, tidak menyebutkan fakta perbuatan yang menjadi dasar tindak pidana yang
didakwakan) jadi pendapat para kuasa terdakwa yang menyatakan dakwaan
ah
tidak jelas didasarkan bilamana JPU tidak menyerahkan berkas perkara kepada
lik
ub
penyidikan yang termuat dalam berkas perkara sangatlah tidak tepat karena
dalam hal ini JPU tidak mempunyai kewajiban hukum untuk menyerahkan
ka
berkas perkara kepada terdakwa/kuasanya hal ini didasarkan pada aturan yang
ep
dimaksud pasal 143 ayat 4 KUHAP yang berbunyi sebagai berikut : “ Turunan
ah
atau kuasanya atau penasehat hukumnya dan penyidik, pada saat yang
es
ng
pengadilan negeri”. Serta didasarkan pada Penjelasan pasal 143 KUHAP yang
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
berbunyi “ Yang dimaksud dengan ‘ surat pelimpahan perkara ‘.adalah surat
a
pelimpahan perkara itu sendiri lengkap beserta surat dakwaan dan berkas
si
perkara. Sehingga kami menafsirkan apa isi yang terkandung 143 ayat 4
KUHAP dan Penjelasan pasal 143 KUHAP tersebut :
ne
ng
a. - Harus dibedakan apa itu pengertian Surat Pelimpahan Perkara dan
apa itu Turunan Salinan Perkara arti Surat Pelimpahan Perkara
ialah meliputi
do
gu 1. Surat pelimpahan perkara ( P-31 )
2. Surat dakwaan ( P-29 )
In
A
3. Berkas Perkara
4. Termasuk Barang bukti ( bila belum ada RUBASAN ) ( P-34 )
ah
lik
Pengadilan Negeri
b. Pengertian Turunan Surat Pelimpahan Perkara dalam hal ini adalah
am
ub
surat tembusan
dari Surat Pelimpahan Perkara ( P-31 ) sebagaimana disebut dalam
point a angka
ep
k
si
diserahkan lewat RUTAN) sehingga apabila hal tersebut ditafsirkan
bahwa berkas perkara adalah bagian Turunan Surat Pelimpahan
ne
ng
Perkara maka kita perlu simak lagi penggalan bunyi pasal 143 ayat 4
KUHAP yang berbunyi sebagai berikut : “ Turunan surat pelimpahan
perkara beserta surat dakwaan disampaikan kepada tersangka atau
do
gu
ub
Perkara jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa harus dibedakan apa itu
ah
Perkara. Maka dalam hal ini apabila mengacu sesuai pendapat para
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tepat, karena apabila JPU memberikan turunan berkas perkara kepada
a
terdakwa/ kuasanya atau penasehat hukum berarti JPU juga
si
mempunyai kewajiban memberikan turunan berkas perkara kepada
Penyidik ( sementara berkas perkara itu sendiri dibuat dan disusun oleh
ne
ng
Penyidik secara tidak langsung yang berhak menerbitkan suatu turunan
berkas perkara adalah Penyidik itu sendiri juga). Sekali lagi dalam hal
ini JPU menganggap bahwa tanggapan para kuasa terdakwa yang
do
gu menyatakan bahwa dakwaan JPU tidak jelas adalah tidak tepat karena
tanpa didukung dasar hukum yang jelas.
In
A
Mengenai tanggapan para kuasa terdakwa yang menyatakan
Dakwaan PU kabur atau samar- samar bahwa dalam Undang-Undang
ah
lik
samar dan JPU dalam hal ini sekali lagi dalam menyusun
dakwaan telah memenuhi syarat materiil sesuai ketentuan pasal 143
am
ub
ayat (2) huruf b KUHAP.
b. Tanggapan tentang gugurnya hak penuntutan JPU.
Menanggapi Keberatan Penasehat Hukum terdakwa point II tersebut
ep
k
di atas yang
ah
si
korban telah
mengadakan perdamaian, sehingga dengan demikian keluarga korban tidak
ne
ng
do
gu
ub
JPU sebenarnya sudah tidak dapat diterima atau batal demi hukum.
ep
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tersangka/terdakwa dalam perkara ini adalah tidak tepat serta tidak
a
didukung dasar hukum yang jelas karena :
si
• Bahwa para kuasa tidak jelas menunjuk perdamaian yang mana yang dimaksud (
apakah secara lisan atau dibawah tangan atau dibuat di Notaris, kapan, dimana, siapa
ne
ng
yang hadir menandatangani perjanjian tersebut, termasuk apa dari isi perjanjian
tersebut serta apa hak dan kewajiban antara para pihak yang berjanji ) Bahwa perlu
do
diketahui kami selaku JPU sebelum persidangan pernah menerima 2 kali tembusan
gu
berupa foto copy tentang Surat Penyataan Perdamaian yang dibuat dibawah tangan
tertanggal 10 Desember 2010 namum Surat Perdamaian tersebut sudah dibatalkan
In
A
dengan Surat Pembatalan Pernyataan Perdamaian tertanggal 21 Desember 2010.
( yang mana sura-surat tersebut diserahkan oleh Penyidik dan Sdr Saksi Parnyanto
ah
lik
sendiri. ) sedangkan yang kedua adalah Surat Pernyataan Perdamaian yang dibuat
dibawah tangan tertanggal 17 Januari 2011 namum dalam perdamaian tersebut tidak
satu pasalpun menyebut bahwa keluarga korban telah mencabut pengaduaanya dalam
am
ub
perkara Pidana No : 05/Pid.B/2011/PN.N.Be.( yang mana tembusan surat perdamaian
tersebut kami terima dari Paman terdakwa sdr Yosua)
ep
b. – Bahwa pernyataan para kuasa hukum terdakwa yang
k
menyebutkan bahwa
ah
si
tersangka/terdakwa
dalam perkara ini adalah tidak sesuai dengan fakta kejadian yang terjadi
ne
ng
atau bertolak
belakang dengan pendapat saksi PARYANTO ( dalam hal ini
do
selaku orang
gu
lik
ub
ep
tersebut memang
es
M
termasuk delik aduan absolut akan tetapi hingga saat ini pengaduan
ng
perkara tersebut
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
belum dicabut ).
a
Hal-hal yang menurut kuasa hukum terdakwa dianggap benar seperti tersebut di
si
atas adalah hanya merupakan pendapat pribadi atau anggapan sepihak kuasa
hukum terdakwa. Untuk membuktikan benar atau tidak benarnya pendapat
ne
ng
pribadi atau anggapan sepihak kuasa hukum terdakwa tersebut perlu diuji di
depan persidangan yang menurut hemat kami sudah termasuk materi pokok
perkara, sehingga bukan merupakan ruang lingkup substansi keberatan (eksepsi)
do
gu
penasehat hukum terdakwa sebagaimana diatur dalam pasal 156 ayat (1) KUHAP
Jo. pasal 143 ayat (2) huruf a dan huruf b KUHAP.
In
A
Majelis Hakim Yang kami muliakan,
Sdr. Kuasa Terdakwa Yang Terhormat
ah
lik
Berdasarkan atas uraian sebagaimana telah kami sebutkan diatas, maka kami selaku
Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini menyimpulkan sebagai berikut :
am
ub
1 Surat dakwaan dalam perkara ini telah disusun secara cermat, jelas dan lengkap
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal 143 ayat (2) huruf
a dan huruf b KUHAP);
ep
k
si
terhadap Hukum Acara Pidana selama proses penuntutan dan materi pokok
perkara yang menjadi obyek pemeriksaan sidang.
ne
ng
Oleh karena itu kami Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Nabire
memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Nabire yang memeriksa dan
mengadili perkara ini memutuskan:
do
gu
1 Menyatakan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum No. Reg. Perkara : PDM-18/
NBIRE /12/2010 tanggal 05 Januari 2011 dalam perkara terdakwa ERWIN
In
A
ODIASIH. telah memenuhi syarat formil dan materiil sesuai dengan ketentuan
pasal 143 ayat (2) huruf a dan huruf b KUHAP;
ah
2 Menyatakan menerima surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum No. Reg. Perkara :
lik
ub
diterima;
ep
Demikian Pendapat Penuntut Umum terhadap keberatan Para Kuasa terdakwa, kami
R
bacakan dan diserahkan dalam sidang hari ini Kamis tanggal 27 Januari 2011.
es
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
------Menimbang, bahwa selanjutnya dalam jawab menjawab antara Penasihat Hukum
a
Terdakwa dengan Penuntut Umum menyatakan pada pokoknya tetap pada eksepsi dan
si
atau tanggapan terhadap eksepsi ;
------Menimbang, bahwa sehubungan dengan keberatan/eksepsi tersebut, baik Penasihat
ne
ng
Hukum maupun Penuntut Umum menyatakan tidak ada mengajukan sesuatu lagi dan
mohon agar diberikan keputusan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 156 ayat (1) dari
KUHAP ;
do
gu
------Menimbang, bahwa memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam pemeriksaan
perkara yang telah lengkap tercatat dalam berita acara perkara ini yang untuk singkatnya
In
A
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan uraian putusan ini ;
------Menimbang, bahwa maksud dan tujuan dari eksepsi dari Penasihat Hukum
ah
lik
------Menimbang, bahwa Eksepsi adalah keberatan yang diajukan oleh terdakwa dan
atau Penasihat Hukumnya terhadap syarat hukum formal, belum memasuki pemeriksaan
am
ub
hukum materil. Pengajuan eksepsi diberikan kepada terdakwa/Penasihat Hukumnya
setelah Penuntut Umum membacakan surat dakwaan, kemudian Majelis setelah memberi
kesempatan kepada Penuntut Umum mengajukan tanggapan terhadap eksepsi tersebut
ep
k
si
diterima, maka perkara tersebut tidak diperiksa lebih lanjut, sebaliknya dalam hal tidak
diterima atau hakim berpendapat keberatan tersebut baru dapat dputus setelah selesai
ne
ng
do
gu
------Menimbang, bahwa selain alasan yang ditentukan oleh KUHAP ada beragam
lik
ub
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
------Menimbang, bahwa maksud dan tujuan dari diberikannya hak untuk mengajukan
a
keberatan terhadap surat dakwaan tidak terlepas dari Politik Hukum Pidana yang ingin
si
melakukan perubahan terhadap hukum acara pidana sebelumnya, sehingga terbentuknya
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP bertujuan untuk menegakkan
ne
ng
hukum dengan Perlindungan hak asasi dari terdakwa dimana tersangka atau terdakwa
merupakan Subjek bukan sebagai objek dalam sistem peradilan pidana mulai dari tingkat
Penyidikan,Penuntutan, Pengadilan sampai tahap pelaksanaan putusan (Sistim
do
gu
Accusatoir), sehingga tersangka/terdakwa mempunyai kedudukan dan hak serta
kewajiban yang sama dengan Penyidik dan Penuntut Umum dalam menyelesaikan
In
A
perkara pidana sesuai dengan Hukum Pidana yang berlaku ;
------Menimbang, bahwa dengan diberikannya hak kepada terdakwa/tersangka tersebut
ah
oleh KUHAP tidaklah berarti harus meninggalkan kepentingan umum yang telah diatur
lik
dalam KUHPidana dalam fungsinya sebagai Hukum Publik, untuk itu Hakim harus dapat
mempertimbangkan dua kepentingan tersebut dengan rasa keadilan demi tercapainya
am
ub
tujuan penegakan hukum pidana;
------Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis akan mempertimbangkan alasan-
alasan yang menjadi keberatan dari Penasihat Hukum tersebut sebagaimana akan
ep
k
-----Menimbang, bahwa tentang keberatan pertama dari Penasihat Hukum adalah tentang
R
si
dakwaan tidak memenuhi KUHAP karena Penuntut Umum tidak menyerahkan Surat
Dakwaan beserta Berkas Perkaranya kepada Terdakwa/Kuasanya berdasarkan ketentuan
ne
ng
do
gu
surat dakwaan disampaikan kepada tersangka atau kuasanya atau penasihat hukumnya
dan penyidik, pada saat yang bersamaan dengan penyampaian surat pelimpahan perkara
In
A
kepada terdakwa atau Penasihat Hukum adalah turunan surat pelimpahan perkara, dan
lik
setelah memperhatikan surat pelimpahan perkara dari Kepala Kejaksaan Negeri Nabire
dalam perkara terdakwa ERWIN ODIASIH tertanggal 23 Desember 2010, dibawah
m
ub
terdakwa ;
ep
dalam perkara ini yang juga harus disampaikan kepada Penasihat hukum adalah turunan
R
atau salinan berkas perkara penyidikan, maka menurut ketentuan Pasal 72 KUHAP
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
-----Menimbang, bahwa oleh karena dalam perkara ini tidak pernah ada permintaan
a
untuk meminta turunan berita acara pemeriksaan maka Penuntut Umum tidak ada
si
kewajiban untuk menyerahkannya kepada Penasihat hukum terdakwa, sehingga dengan
demikian alasan pertama eksepsi Penasihat Hukum harus ditolak karena tidak
ne
ng
berdasarkan hukum ;
-----Menimbang, bahwa tentang alasan kedua dari Penasihat Hukum adalah Surat
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Tidak Dapat Diterima atau Batal Demi Hukum karena
do
gu
antara Keluarga Terdakwa dengan Keluarga Korban telah tercapai kesepakatan
Perdamaian dan mau menyelesaikan permasalahan ini secara Kekeluargaan;
In
A
-----Menimbang, bahwa di persidangan telah hadir PARYANTO, orangtua dari korban
YUNIAR TRI ASTUTI yang menyerahkan surat pencabutan pengaduan tertanggal 01
ah
lik
1 Mencabut perkara pidana Nomor : 05/Pid.B/2011/PN.Nbe atas nama terdakwa
ERWIN ODIASIH yang saat ini sedang disidangkan pada Pengadilan Negeri
am
ub
Nabire tersebut secara sukarela dan sadar tanpa adanya paksaan, ancaman
maupun tekanan dari pihak manapun ;
Adapun yang menjadi alasan saya selaku orangtua kandung saksi korban
ep
k
1 Untuk menghindari rasa malu yang berlebih pada diri saksi korban dan pada
R
si
keluarga korban serta terdakwa dan keluarganya apabila perkara ini tetap
dilanjutkan ;
ne
ng
do
gu
kepentingan anaknya yaitu korban YUNIAR TRI ASTUTI dan selanjutnya mohon
kepada Majelis agar pemeriksaan perkara ini dihentikan;
m
ub
-----Menimbang, bahwa apabila dicermati surat dakwaan Penuntut Umu tersebut diatas,
yang mempersoalkan tentang perbuatan pidana yang didakwa dilakukan terdakwa
ka
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat (2) UU Nomor : 23 Tahun
ep
2002 tentang Perlindungan Anak sebagai dakwaan Kesatu atau Pasal 287 ayat (1)
ah
ng
oleh PARYANTO tersebut sebagai orangtua dari korban YUNIAR TRI ASTUTI
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tertanggal 02 Nopember 2010 yang masih dalam tenggang waktu pencabutan pengaduan
a
menurut Pasal 75 KUHPidana yaitu dalam waktu 3 (tiga) bulan sehingga menurut
si
ketentuan Pasal 75 KUHPidana tersebut, pencabutan pengaduan tersebut masih dapat
diterima;
ne
ng
------ Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan tanggapan
Penuntut Umum yang menyatakan bahwa UU Perlindungan Anak bukan merupakan
delik aduan sehingga tidak dapat dilakukan pencabutan pengaduan ;
do
gu
----Menimbang, bahwa didalam praktek pada umumnya perkara persetubuhan yang
dilakukan suka sama suka tanpa ada paksaan, pemeriksaan dapat dilakukan setelah ada
In
A
pengaduan dari korban atau orangtua/walinya, dalam berita acara penyidikan dalam
berkas perkara ini juga ditemukan adanya pengaduan dari orangtua korban (pengaduan
ah
lik
----Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan pengaduan menurut Pasal 1 angka 25
KUHAP adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan
am
ub
kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah
melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya.;
-----Menimbang, bahwa tindak pidana aduan atau yang lazim disebut dengan delik aduan
ep
k
adalah tindak pidana yang dapat diajukan tuntutan jika ada pengaduan dari korban (vide
ah
Pasal 72 KUHPidana). Delik aduan (klacht delict) pada hakekatnya juga mengandung
R
si
elemen-elemen yang lazim dimiliki oleh setiap delik. Delik aduan punya cirri khusus dan
kekhususan itu terletak pada “penuntutannya”. Dalam delik aduan, pengaduan dari si
ne
ng
korban atau pihak yang dirugikan adalah syarat utama untuk dilakukannya hak menuntut
oleh Penuntut Umum.
---Menimbang, bahwa Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), secara tegas tidak
do
gu
ada memberikan pengertian tentang apa yang dimaksud dengan delik aduan. Pengertian
dan defenisi yang jelas dapat ditemui melalui argumentasi dari pakar-pakar dibidang
In
A
1985, delik aduan (Klacht Delict) adalah suatu delik yang diadili apabila yang
lik
ub
banyak peristiwa pidana itu hampir semuanya kejahatan yang hanya dapat dituntut
ep
atas pengaduan (permintaan) dari orang yang kena peristiwa pidana. Peristiwa
ah
es
PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, tindak pidana tidak hanya dapat dituntut
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
apabila ada pengaduan dari orang yang dirugikan. Tindak pidana seperti ini disebut
a
Klacht Delicten .
si
----Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat para sarjana diatas, kesimpulan yang dapat
dikemukakan adalah bahwa untuk dikatakan adanya suatu delik aduan, maka disamping
ne
ng
delik tersebut memiliki anasir yang lazim dimiliki oleh tiap delik, delik ini haruslah juga
mensyaratkan adanya pengaduan dari si korban atau pihak yang dirugikan untuk dapat
do
gu
dituntutnya si pelaku.
----Menimbang, bahwa alasan diterapkannya persyaratan pengaduan dalam delik aduan
menurut Satochid Kartanegara dalam buku Hukum Pidana Kumpulan Kuliah Bagian II,
In
A
Balai Lektur Mahasiswa, Bandung, Tanpa Tahun, hal 165.mengutip pendapat Simons
adalah karena pertimbangan bahwa dalam beberapa macam kejahatan, akan lebih mudah
ah
lik
merugikan kepentingan-kepentingan khusus (bizjondre belang) karena penuntutan itu,
daripada kepentingan umum dengan tidak menuntutnya;
am
ub
----Menimbang, bahwa menurut Utrecht dalam buku Hukum Pidana II, Pustaka Tinta
Mas, Surabaya, 2000, hal 257. alasan satu-satunya pembentuk undang-undang untuk
menetapkan suatu delik aduan adalah pertimbangan bahwa dalam beberapa hal tertentu
ep
k
pentingnya bagi yang dirugikan supaya perkaranya tidak dituntut adalah lebih besar dari
pada pentingnya bagi negara supaya perkara itu dituntut ;
ah
R
----Menimbang, bahwa dengan latar belakang alasan yang demikian, maka tujuan
si
penerapan delik aduan adalah memberikan keleluasaan kepada pihak korban atau pihak
yang dirugikan untuk berpikir dan bertindak, apakah dengan mengadukan perkaranya
ne
ng
do
gu
tercemarnya nama baik keluarga, terbukanya rahasia pribadi atau kerugian lainnya).
----Menimbang, bahwa hal tersebut menunjukkan bahwa hukum pidana selain
memberikan perlindungan terhadap kepentingan umum juga memperhatikan
In
A
kepentingan pribadi, dan juga menunjukkan adanya kedudukan yang berimbang antara
kewenangan Jaksa dengan asas oppurtunitas dapat mengenyampingkan perkara demi
ah
lik
kepentingan umum, dengan pembatasan kewenangan Jaksa untuk menuntut apabila tidak
ada keinginan korban atau orang yang dirugikan secara pribadi untuk mengadukan
m
ub
perkara ;
----Menimbang, bahwa delik aduan terbagi dua yaitu : delik aduan absolut dan delik
ka
aduan relatip. Delik aduan absolut atau mutlak adalah beberapa kejahatan-kejahatan
ep
ditujukan terhadap perbuatan bukan kepada pembuat sehingga pengaduan ini tidak dapat
es
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
hubungan keluarga sedarah dan hubungan semenda dalam derajat kedua, sehingga
a
pengaduan ini adalah dapat dipecah-pecah (splitsbaar);
si
----Menimbang, bahwa kejahatan-kejahatan yang termasuk didalam delik aduan absolut
yang diatur dalam KUHP, yaitu :
ne
ng
1 Kejahatan Kesusilaan (zedenmisdrijven), yang diatur dalam Pasal 284, Pasal 287,
Pasal 293 ;
2. Kejahatan penghinaan atau pencemaran nama baik (Pasal 319, 320, 321, 335 ayat 1
do
gu
angka 2, Pasal 369 ;.
3. Kejahatan membuka rahasia (schending van geheimen), yang diatur dalam Pasal 322
In
A
dan Pasal 323 ;
4. Kejahatan kemerdekaan seseorang (Pasal 332 KUHP) ;
ah
lik
diluar KUHP terdapat juga pengaturan mengenai kejahatan aduan tersebut, seperti: yang
diatur didalam UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
am
ub
Tangga (UUPKDRT), UU No.39/1999 tentang HAM ;
-----Menimbang, bahwa setelah memperhatikan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak mengatur beberapa perbuatan pidana baik itu delik susila atau tidak
ep
k
si
menjual, atau menculik anak, transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh anak, merekrut
atau memperalat anak untuk kepentingan militer dan lain sebagainya yang dapat
ne
ng
do
gu
dengan seks ;
----Menimbang, bahwa perbuatan melakukan persetubuhan dengan anak selain diatur
ah
didalam UU No.23 tentang Perlindungan Anak juga diatur dalam UU lain seperti UU
lik
No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT),
dan Pasal 287 KUHPidana, akan tetapi dari segi unsur-unsur yang dimaksud dengan
m
ub
persetubuhan dengan anak antara UU Perlindungan Anak dengan Pasal 287 KUHPidana
tidak ada beda, yang membedakannya hanya stelsel pemidanaan karena UU Nomor 23
ka
Tahun 2002 tentang Perlindungan anak memuat pemidanaan minimum 3 tahun maksimal
ep
15 tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling
ah
sedikit Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah), sedang Pasal 287 hanya menganut
R
----Menimbang, bahwa terhadap persetubuhan yang diatur dalam Pasal 287 KUHPidana
M
ng
disebutkan bahwa perkara tersebut merupakan delik aduan, dalam perkara ini terdakwa
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan alternatif, yaitu dengan mencantumkan
a
ketentuan dalam UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak atau Pasal 287
si
KUHPidana ;
----Menimbang, bahwa didalam praktek apabila terjadi peristiwa persetubuhan baik
ne
ng
dikenakan dengan UU Perlindungan Anak maupun KUHPidana, penyidik selalu
menyertakan adanya aduan dari pihak korban, dan dalam perkara ini Penyidik juga
melampirkan adanya pengaduan dari Paryanto (orangtua korban) tertanggal 02
do
gu
Nopember 2010 yang menjadi dasar dari dilakukannya pemeriksaan dalam perkara ini ;
----Menimbang, bahwa persetubuhan menurut pandangan masyarakat merupakan
In
A
perbuatan tabu yang menimbulkan rasa malu, sehingga apabila perkara tersebut diajukan
ke persidangan kepada korban yang masih dibawah umur dapat menimbulkan efek
ah
psikologis traumatik yang merugikan korban karena korban akan dipaksa kembali
lik
menceritakan kejadian persetubuhan tersebut, dan selain itu dari lingkungan masyarakat
dapat dikucilkan apabila diketahui adanya perbuatan persetubuhan tersebut terlebih-lebih
am
ub
jika persetubuhan tersebut terjadi akibat suka sama suka, sehingga Pasal 287
KUHPidana mensyaratkan adanya pengaduan dari korban untuk dapat dilakukannya
penuntutan (termasuk delik aduan) ;
ep
k
----Menimbang, bahwa sehubungan dengan kasus persetubuhan suka sama suka yang
ah
dilakukan terhadap anak dalam perkara ini dihubungkan dengan tujuan dari pelaksanaan
R
si
perlindungan anak sebagaimana dimaksudkan dalam UU Nomor 22 tahun 2002 adalah
disebutkan dalam Pasal 2 UU Nomor 22 tahun 2002 tersebut yaitu Penyelenggaraan
ne
ng
do
gu
a. non diskriminasi;
b. kepentingan yang terbaik bagi anak;
In
A
Perlindungan Anak tersebut, yang dimaksud dengan asas kepentingan yang terbaik bagi
anak adalah bahwa dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh
m
ub
perkara ini dihentikan maka pendapat orangtua dari si anak tersebut dipandang Majelis
R
ng
penegakan hukum pidana sebagai pelaksanaan sistim peradilan pidana yang menurut
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Barda Nawawi dalam Bahan Bacaan Kapita Selekta Hukum Pidana Tentang Kekuasaan
a
Kehakiman Dan Sistem Peradilan Pidana Terpadu (Integrated Criminal Justice System),
si
hal 7 Sistem Peradilan Pidana pada hakikatnya merupakan “sistem penegakan hukum
pidana” atau “sistem kekuasaan kehakiman di bidang hukum pidana”.
ne
ng
----Menimbang, bahwa menurut Pasal 2 ayat (2) UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman mengenai asas-asas Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman
menyebutkan bahwa Peradilan Negara menerapkan dan menegakkan hukum dan
do
gu
keadilan berdasarkan Pancasila.
----Menimbang, bahwa selanjutnya Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 48 Tahun 2009 tersebut
In
A
menggariskan Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan
rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat ;
ah
lik
pendapat para sarjana seperti yang diuraikan oleh Gustav Radbruch yang mengatakan
tujuan hukum pada umumnya atau tujuan hukum secara universal menggunakan asas
am
ub
prioritas sebagai tiga nilai dasar hukum yaitu : keadilan, kemanfaatan dan kepastian
hukum ;
----Menimbang, bahwa Rusli Effendy dalam buku Teori Hukum, Hasanuddin
ep
k
Unviversity Press, Ujung Pandang 1991, h.79, mengemukakan bahwa tujuan hukum
ah
si
1 Dari sudut pandang ilmu hukum normatif, tujuan hukum dititik beratkan pada
segi kepastian hukum.
ne
ng
2. Dari sudut pandang filsafat hukum, maka tujuan hukum dititikberatkan pada segi
keadilan.
3. Dari sudut pandang sosiologi hukum, maka tujuan hukum dititikberatkan pada
do
gu
segi kemanfaatan.
----Menimbang, bahwa maksud dari asas prioritas yang dikemukakan Gustav Radbruch
In
A
yang dilakukan oleh hakim, jaksa, pengacara maupun aparat hukum lainnya, seyogyanya
lik
ketiga nilai dasar hukum itu dapat diwujudkan secara bersama-sama, tetapi manakala
tidak mungkin, maka haruslah diprioritaskan keadilan, kemanfaatan dan kepastian
m
ub
hukum.
----Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan di atas menunjukkan bahwa Hakim bukan
ka
hanya bertindak sebagai algojo dengan semata-mata menerapkan pidana penjara kepada
ep
para pelaku tanpa memperhatikan kepentingan korban, akan tetapi juga harus mengikuti
ah
dan memahami rasa keadilan yang dirasakan oleh korban dan pelaku (Pendapat BAGIR
R
MANAN dalam buku Memulihkan Peradilan Yang Berwibawa Dan Dihormati, Pokok-
es
Pokok Pikiran BAGIR MANAN dalam Rakernas, Penerbit IKAHI Tahun 2008, h.106.),
M
ng
sehingga apabila dalam suatu kasus pidana khususnya perkara susila apabila korban
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sudah merasa kepentingannya terjamin dengan perdamaian sehingga tidak ada lagi
a
keinginan untuk menuntut si pelaku ke persidangan maka keadaan tersebut diyakini
si
Majelis sebagai suatu yang adil bagi korban dan pelaku ;
----Menimbang, bahwa hal tersebut menunjukkan bahwa penegakan hukum pidana
ne
ng
tidaklah semata-mata hanya mementingkan kepentingan negara/umum dalam arti harus
melaksanakan isi undang-undang, tetapi juga harus melakukan pendekatan individual
terhadap kasus-kasus individual dengan menitikberatkan kepentingan korban ;
do
gu
----Menimbang, bahwa pendapat Majelis tersebut bersesuaian dengan pendapat adanya
perubahan yang mendasar terhadap tujuan dari pemidanaan dari aliran klasik yang hanya
In
A
melihat pidana sebagai upaya untuk membalas dendam (pandangan retributif) kepada
teori pemidanaan relatif dimana tujuan pemidanaan dari segi manfaat atau kegunaannya
ah
(pandangan ulitarian) ;
lik
----Menimbang, bahwa diutamakannya penerapan pidana penjara dalam suatu undang-
undang menunjukkan bahwa undang-undang tersebut menganut aliran teori pemidanaan
am
ub
pembalasan atau retributif, dengan maksud untuk menjerakan si pelaku kejahatan
melalui institusi lembaga pemasyarakatan sehingga kemudian timbul suatu opini bahwa
makin lama si pelaku di dalam penjara maka masyarakat semakin aman.
ep
k
salah satu sub sistem penegakan hukum pidana, yang menurut Barda Nawawi dalam
R
si
Makalah Sistem Pemidanaan Dalam Ketentuan Umum Konsep RUU KUHP 2004,
merupakan satu kesatuan sistem penegakan hukum yang bertujuan (Purposive system),
ne
ng
oleh karena dirumuskannya tentang pidana dan aturan pemidanaan dalam UU Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak tersebut pada hakekatnya hanya merupakan alat/
sarana untuk mencapai tujuan ;
do
gu
----Menimbang, bahwa tujuan pidana merupakan bagian integral (sub sistem) dari
keseluruhan sistem hukum pidana disamping sub sistem tindak pidana,
In
A
----Menimbang, bahwa didalam KUHPidana tidak ada dirumuskan tentang tujuan dan
pedoman pemidanaan, sehingga Majelis akan mempertimbangkan tentang tujuan dan
m
ub
pedoman pemidanaan menurut pandangan sarjana seperti yang termuat dalam RUU
KUHPidana 2005 yang walaupun belum merupakan hukum positip karena belum
ka
diundangkan tetapi karena rumusan RUU KUHPidana tersebut disusun oleh Ahli Hukum
ep
ng
pengayoman masyarakat;
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
b. Memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan sehingga menjadi orang
a
yang baik dan berguna;
si
c. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan
keseimbangan, dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat; dan
ne
ng
d. Membebaskan rasa bersalah pada terpidana.
----Menimbang, bahwa berbagai tujuan hukum pidana yang dipaparkan oleh para ahli
do
tujuan
gu
hukum pidana yang dirumuskan dalam RUUKUHP lebih mendeskripsikan mengenai
yang bersifat pengayoman pada masyarakat dan mengembalikan
(menyembuhkan) pelaku (pelanggar atau penjahat) pada jalan yang benar (tidak
In
A
bertentangan dengan hukum yang berlaku). Tujuan hukum pidana juga melindungi
korban suatu tindak kejahatan. Penghukuman yang dijatuhkan pada pelaku merupakan
ah
lik
salah satu hak yang dituntut oleh pihak korban ;
----Menimbang, bahwa penjatuhan pidana sebagai salah satu hak yang dituntut oleh
pihak korban, tidak melepaskan hak dari korban apabila dalam persengketaan antara
am
ub
korban dan pelaku telah dapat diselesaikan dengan perdamaian dan diantara mereka
sudah tidak ada persoalan (konflik) lagi untuk mencabut pengaduannya;
ep
----Menimbang, bahwa tujuan untuk menyelesaikan konflik dengan memulihkan
k
kerugian bagi korban merupakan salah satu ciri dari aliran Restorative Justice System,
ah
yang menurut Muladi dalam Kapita Seleksi Hukum Pidana, Badan Penerbit Universitas
R
si
Diponegoro, Semarang, 1996, hlm. 125., restorative justice model mempunyai beberapa
karakteristik yaitu :
ne
ng
a. Kejahatan dirumuskan sebagai pelanggaran seorang terhadap orang lain dan diakui
sebagai konflik;
do
gu
d. Restitusi sebagai sarana perbaikan para pihak, rekonsiliasi dan restorasi sebagai
tujuan utama;
ah
lik
ub
h. Peran korban dan pelaku tindak pidana diakui, baik dalam masalah maupun
ka
penyelesaian hak-hak dan kebutuhan korban. Pelaku tindak pidana didorong untuk
ep
bertanggung jawab;
i. Pertanggungjawaban si pelaku dirumuskan sebagai dampak pemahaman terhadap
ah
j. Tindak pidana dipahami dalam konteks menyeluruh, moral, sosial dan ekonomis;
es
M
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
----Menimbang, bahwa Majelis setuju dengan pendapat aliran hukum pemulihan
a
( Restorative Justice System), dengan alasan bahwa penjatuhan pidana penjara semata
si
tidak otomatis membuat pelaku jera dan korban mendapat keadilan karena apabila
dijatuhkan pidana penjara yang berat kepada pelaku harus melihat bagaimana sistem
ne
ng
pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan, dan hal ini menurut
Romli Atmasasmita, dalam buku Sistem Peradilan Pidana, Prespektif Eksistensialisme
dan Abolisionisme, Binacipta, Bandung, 1996, hlm. 101 merupakan penolakan terhadap
do
gu
sarana penal dan dalam konteks sistem sanksi pidana harus dicari alternatif sanksi yang
lebih layak dan efektif dari pada sanksi penjara ;
In
A
---Menimbang, bahwa maksud dan tujuan dari diterapkannya ketentuan tentang delik
aduan adalah dikarenakan pengertian pidana yang berarti nestapa atau penderitaan,
ah
penerapan hukum pidana berarti hukum memberikan penderitaan atau kenestapaan bagi
lik
orang yang melanggarnya, karena sifatnya yang memberikan penderitaan inilah hukum
pidana harus dianggap sebagai ultimum remedium atau sebagai obat yang terakhir
am
ub
apabila sanksi atau upaya-upaya hukum lain tidak mampu menanggulangi peristiwa yang
dianggap merugikan tersebut ;
----Menimbang, bahwa keadilan dapat lebih terasa apabila penyelesaian kasus tersebut
ep
k
diserahkan kepada pihak-pihak yang terlibat langsung dengan nilai rasa saling
ah
menghormati dan saling mengasihi diantara sesama manusia dimana korban dan pelaku
R
si
dapat merekonsialisasikan konflik mereka dan memperbaiki luka akibat kasus susila
tersebut ;
ne
ng
do
gu
maka hal tersebut merupakan perlindungan terhadap kepentingan anak yang menjadi
korban ;
In
A
kepentingan yang terbaik bagi si anak yang menjadi korban, sehingga tujuan hukum
lik
ub
UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, akan tetapi UU Nomor 23 Tahun
2002 tersebut sebagai UU khusus tidak dapat terlepas dari Ketentuan Umum seperti yang
ka
dalam Bab I sampai dengan Bab VIII buku ini juga berlaku bagi perbuatan-perbuatan
ah
yang oleh ketentuan perundang-undangan yang lain diancam dengan pidana, kecuali bila
R
----Menimbang, bahwa dengan demikian maka pencabutan pengaduan dalam perkara ini
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dipertimbangkan di atas tidaklah bertentangan dengan Pasal 75 KUHPidana sehingga
a
pencabutan tersebut dapat dipergunakan dalam pertimbangan perkara ini;
si
---- Menimbang, bahwa dengan dicabutnya pengaduan dalam perkara ini menunjukkan
bahwa diantara pelaku dan pihak korban sudah tidak ada sengketa lagi sehingga dengan
ne
ng
dicabutnya pengaduan dalam perkara menunjukkan bahwa orangtua korban sudah tidak
ingin melanjutkan pengaduannya sehingga hal tersebut menyebabkan gugurnya hak
Penuntut Umum untuk melakukan penuntutan dalam perkara ini ;
do
gu
---Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas maka alasan
eksepsi Penasehat Hukum terdakwa mengenai telah dicabutnya pengaduan dapat
In
A
diterima dan patut untuk menyatakan bahwa surat dakwaan dari Penuntut Umum dalam
perkara ini tidak dapat diterima ;
ah
---Menimbang, bahwa oleh karena persidangan perkara ini merupakan pelaksanaan dari
lik
hukum pidana formil untuk melaksanakan ketentuan hukum materil, dimana oleh karena
tujuan yang diharapkan dalam hukum materiil (UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang
am
ub
Perlindungan Anak) telah tercapai yaitu dengan mengutamakan kepentingan yang
terbaik bagi si anak yang menjadi korban, menyebabkan persidangan dalam perkara ini
tidak dapat diteruskan lagi ;
ep
k
----Menimbang, bahwa menurut Pasal 2 ayat (4) UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang
ah
si
menyebutkan bahwa Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan
sehingga dengan tidak dapat diterimanya surat dakwaan Penuntut Umum sebagaimana
ne
ng
do
gu
pertimbangan di atas maka patut untuk menyatakan terdakwa dikeluarkan dari tahanan ;
---Menimbang, bahwa oleh karena merupakan putusan akhir maka tentang barang bukti
ah
• 1 (satu) buah celana karet wanita ¾ berwarna hitam di bagian bawah celana terdapat
motif bunga ;
m
ub
• 1 (satu) buah baju kaos wanita merk ban sport Bossini bergaris-garis berwarna
ka
• 1 (satu) buah celana wanita pink bergambar love warna merah dan bertuliskan love ;
• 1 (satu) bra wanita berwarna putih bertuliskan 99 campus.
ah
yang merupakan milik YUNIAR TRI ASTUTI maka barang bukti tersebut
es
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
------Menimbang, bahwa karena perkara dihentikan pemeriksaannya sehingga
a
merupakan putusan akhir maka biaya yang timbul sehubungan dengan perkara ini
si
dibebankan kepada negara ;
------- Mengingat pasal 156 ayat (2), dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
ne
ng
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Pasal 75, dan Pasal 287 dari
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHPidana), UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak serta pasal-pasal dari peraturan perundang-undangan lain yang
do
gu
berhubungan dengan perkara ini ;
M E N G A D I L I :
In
A
1 Menyatakan keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa terhadap surat dakwaan
Penuntut Umum Nomor Register Perkara : PDM-18/NBIRE/12/2010, tertanggal 05
ah
lik
Januari 2011, atas nama terdakwa ERWIN ODIASIH tersebut diatas diterima untuk
sebagian ;
am
ub
2 Menyatakan surat dakwaan Penuntut Umum Nomor Register Perkara : PDM-18/
NBIRE/12/2010, tertanggal 05 Januari 2011, atas nama terdakwa ERWIN ODIASIH
tersebut tidak dapat diterima ;
ep
k
R
4 Menetapkan barang bukti berupa :
si
• 1 (satu) buah celana karet wanita ¾ berwarna hitam di bagian bawah celana terdapat
ne
ng
motif bunga ;
• 1 (satu) buah baju kaos wanita merk ban sport Bossini bergaris-garis berwarna
coklat, kuning dan merah ;
do
gu
• 1 (satu) buah celana wanita pink bergambar love warna merah dan bertuliskan love ;
• 1 (satu) bra wanita berwarna putih bertuliskan 99 campus.
In
A
lik
ub
WILSON SHRIVER, S.H. serta I.Y. ARIWIBOWO, S.H masing-masing sebagai Hakim
Anggota, putusan mana dibacakan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari dan
ka
tanggal tersebut oleh Hakim Ketua tersebut didampingi oleh WILSON SHRIVER, S.H.
ep
ng
on
gu
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
HAKIM-HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA,
a
R
si
WILSON SHRIVER, S.H. NELSON PANJAITAN, SH.
ne
ng
I.Y. ARIWIBOWO, S.H.
PANITERA PENGGANTI,
do
gu
In
A
MARTHA TASIK
ah
lik
am
ub
ep
k
ah
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
m
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31