Anda di halaman 1dari 11

Dosen pembimbing Mata kuliah

Riska Dian Oktari, M.Sc Pengantar Ilmu Ekonomi

KELOMPOK TANI

Disusun oleh:
NAMA: KHAIFA ROBBI
NIM: 11980212481

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa karena atas izin-Nya

makalah ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada ibu Riskia Dian

Oktari, M.Sc. Selaku dosen Mata Kuliah Dasar-dasar manajemen yang telah menugaskan

makalah ini, tak lupa juga teman-teman fakultas pertanian yang memberikan banyak inspirasi

kepada penulis. Semoga semua amal kebaikannya dibalas oleh Allah SWT.

Akhir kata , semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya,

tiada gading yang tak retak , demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan

kritik yang membangun tetap penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Duri, 08 November 2020

( Khifa Robbi )
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelompok Tani ..................................................................................... 3
B. Sejarah Kelompok Tani Di Indonesia..................................................................... 3
C. Fungsi Kelompok Tani ........................................................................................... 5
D. Peran Kelompok Tani Dalam Perekonomian ......................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulam............................................................................................................ 7
B. Kritik Dan saran...................................................................................................... 7
Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kelompok tani dibentuk dengan tujuan untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan anggota dan keluarganya. Kelompok tani sendiri merupakan suatu bentuk
perkumpulan petani yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan penyuluhan. Kegiatan
penyuluhan melalui pendekatan kelompok dimaksudkan untuk mendorong terbentuknya
kelembagaan petani yang mampu membangun sinergi antar petani dan antar kelompok tani
dalam rangka mencapai efisiensi usaha. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 67/Permentan/SM.050/12/2016 tentang Pembinaan Kelembagaan Petani bahwa
pendekatan kelompok dalam penyuluhan dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi penyelenggaraan penyuluhan dan juga mendorong penumbuhan kelembagaan petani
(kelompok tani, gabungan kelompok tani, asosiasi komoditas pertanian, dan dewan
komoditas pertanian nasional). Berdasar data sensus pertanian yang dilaksanakan oleh Badan
Pusat Statistik pada tahun 2013,
jumlah rumah tangga pengguna lahan di Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 4.29 Juta.
Petani yang banyak jumlahnya dan tersebar di pedesaan yang luas ini memerlukan strategi
dalam pembinaannya. Pembinaan usahatani melalui kelompok tani tidak lain adalah sebagai
upaya percepatan sasaran peningkatan kesejahteraan petani, diharapkan pembinaan kelompok
tani ini memunculkan cakrawala dan wawasan kebersamaan memecahkan dan merubah citra
usahatani sekarang menjadi usahatani masa depan yang cerah dan tetap tegar. Robbins dan
Judge (2008) menyatakan bahwa peran merupakan tindakan yang sering dikaitkan dengan
maksud keberadaannya atau sebuah posisi tertentu. Kelompok tani sebagai sasaran
penyuluhan memiliki peran yang tidak bisa lepas dari fungsi keberadaanya. Kelompok tani
memiliki fungsi strategis antara lain kelas belajar, wahana kerjasama, dan unit produksi. Hal
ini sesuai dengan Permentan 2 Nomor 67/Permentan/SM.050/12/2016 yang menitikberatkan
fungsi kelompok tani bagi anggota adalah sebagai berikut:
a. Kelas Belajar. Kelompok tani memberikan wadah belajar bagi anggota guna meningkatkan
perilakunya agar tumbuh dan berkembang menjadi usahatani yang mandiri sehingga dapat
meningkatkan produktivitas, pendapatan serta kehidupan yang lebih baik. Terdapat empat
faktor yang mempengaruhi petani mengambil keputusan dalam melaksanakan inovasi hasil
belajar di kelompok tani, antara lain kesesuaian teknologi untuk lingkungan lokal,
kepemimpinan petani, sikap dan komitmen pemerintah, dan jaringan kolaborasi antar petani
dan antara petani dan pemerintah (Wu dan Zhang, 2013).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kelompok tani?
2. Bagimana sejarah kelompok tani di Indonesia?
3. Apa fungsi kelompok tani?
4. Apa saja peran kelompok tani dalam perekonomian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kelompok tani
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah kelompok tani di Indonesia
3. Untuk mengetahui fungsi kelompok tani di Indonesia
4. Untuk mengetahui bagaimana peran kelompok tani dalam perekonomian
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok Tani

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan di bentuk atas

dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya),

keakraban dan keserasian, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama (Dinas

Pertanian Tanaman Pangan, 2002).

Kelompok tani merupakan suatu bentuk perkumpulan petani yang berfungsi sebagai

media penyuluhan. Kelompok tani sebagai media penyuluhan bertujuan untuk mencapai

petani tangguh yang memiliki keterampilan dalam menerapkan inovasi, mampu memperoleh

tingkat pendapatan guna meningkatakan kualitas hidup sejajar dengan profesi yang lain,

mampu menghadapi resiko usaha, mampu memanfaatkan asas skala usaha ekonomi, memiliki

kekuatan mandiri dalam menghadapi pihak-pihak lain dalam dunia usaha sebagai salah satu

komponen untuk membangun pertanian maju, efisien dan tangguh sebagaimana dimaksud

dalam GBHN Tahun 1993.

B. Sejarah Kelompok Tani Di Indonesia


1. Abad 19
Pada 1811-1816 dikenal sistem pajak tanah yang dikenalkan oleh Raffles. Hal ini telah
membawa beberapa persoalan terhadap kaum feodal Jawa di daerah-daerah taklukan dan
perubahan penting berupa sistem kepemilikan tanah oleh desa. Kekecewaan para feodal
terhadap sistem ini telah mendorong lahirnya pemberontakan kaum kerajaan. Pemberontakan
ini kemudian lebih dikenal dengan Perang Diponegoro.
a) Pada 1830-1870 dikenal sistem tanam paksa (cultuur stelsel). Gubernur Jenderal
Johannes van den Bosch mewajibkan setiap desa harus menyisihkan sebagian
tanahnya sebesar 20 persen untuk ditanami komoditi ekspor khususnya kopi, tebu,
dan nila. Hasil tanaman ini akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang
sudah dipastikan dan hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial.
b) 1870 lahirlah hukum agraria kolonial yang tertuang dalam Agrarische Wet 1870.
Dalam aturan ini dijamin adanya Hak Erfpacht selama 75 tahun, dan menjamin
pemegang hak itu untuk menggunakan Hak Eigendom, serta memberi peluang kepada
mereka dapat menggunakan tanahnya sebagai agunan kredit. Lahirnya Agrarische
Wet 1870 dipengaruhi dan atas desakan kepentingan pemilik modal swasta Belanda
untuk berbisnis perkebunan besar di negeri jajahannya. Sebelumnya, di
masacultuurstelsel, mereka hanya dibolehkan sebatas menyewa tanah. Dampak dari
hukum kolonial terhadap rakyat tani Indonesia, hanya menghadirkan sejarah kelam
kemelaratan, kemiskinan, keterbelakangan, dan penindasan.
c) 1890, dimulailah politik etnik yaitu gerakan oposisi kaum sosialis di Belanda yang
kemudian berpengaruh kepada golongan-golongan Belanda-Hindia juga. Pada tahun
ini mulai diterapkan pelayanan kesehatan umum yang lebih baik, memperluas
kesempatan menempuh pendidikan, serta memberikan otonomi desa yang lebih besar.

2. . Reformasi – Sekarang
a) Pada 1998, rakyat sudah kehilangan kepercayaan kepada pemerintahan, meski tidak
semuanya, tapi mendominasi. Dampak yang ditimbulkannya sangatlah besar.
Kegiatan kegiatan penyuluhan dan intensifikasi pertanian melambat. Dampak yang
ditimbulkannya adalah rendahnya produktivitas pertanian tanaman pangan dan
hortikultura.
b) Pada 2005, muncul rencana pemerintah dalam melakukan revitalisasi pertanian di
Indonesia. Hal ini ditindaklanjuti dengan UU No.16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan. Kemudian ditindaklanjuti dengan
Peraturan Menteri Pertanian No.273 Tahun 2007 terkait tentang penjabaran
Penyuluhan Pertanian. Konsentrasi peningkatan produksi dan produktivitas komoditas
pertanian ini mengantarkan Indonesia mencapai swasembada beras ke 2 pada tahun
2008. Hal ini ditunjang dengan penambahan tenaga penyuluh pertanian melalui
Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TBPP).
c) Pada 2010: Pertanian di Indonesia mengarah kepada pertanian organik. Pada awalnya
pada tahun ini dicanangkan program pertanian organik, karena banyak hal tentang
kekurangsiapan para petani di Indonesia menjadikan rencana pertanian organik
diundur sampai 2014. Akan tetapi pada tahun 2010, penggunaan pupuk kimia mulai
dikurangi dan pertanian organik mulai digalakkan.
d) Pada 2020: Pertanian semakin berkembang pesat. Apalagi bidang ini tidak terpuruk
meski ada pandemi COVID-19. Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementan,
Kuntoro Boga Andri menyatakan sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang
tidak terdampak oleh pandemi COVID-19 dan justru mengalami pertumbuhan positif
bahkan menjadi penyelamat dan penggerak perekonomian nasional.

C. Fungsi Kelompok Tani

1. Kelas belajar

Wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan,keterampilan


dan sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusahatani sehingga
produkti"itasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.
2. Wahana kerjasama
Untuk memperkuat kerjasama dintara sesame petani dalam dan antar kelompoktani serta
dengan pihak lain. sehingga usaha taninya akan lebihefisien serta lebih mampu menghadapi
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan,
3. Unit produksi

Usahatani yang dilaksanakan secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan
usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dari segi kuantitas,
kualitas maupun kontinuitas.
Menurut Kartosapoetra (1994), kelompok tani terbentuk atas dasar kesadaran, jadi

tidak secara terpaksa. Kelompok tani ini menghendaki terwujudnya pertanian yang baik,

usahatani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam perkembangan kehidupannya.

Para anggota terbina agar berpandangan sama, berminat yang sama dan atas dasar

kekeluargaan.

Dari uraian diatas, dapatlah dikatakan bahwa kelompok tani berfungsi sebagai wadah

terpeliharanya dan berkembangnya pengertian, pengetahuan dan keterampilan serta

gotongroyongan berusahatani para anggotanya. Fungsi tersebut dijabarkan dalam kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

1. Pengadaan sarana produksi murah dengan cara melakukan pembelian secara

bersama.

2. Pengadaan bibit yang resisten untuk memenuhi kepentingan para anggotanya.

3. Mengusahakan kegiatan pemberantasan atau pengendalian hama dan penyakit

secara terpadu.

4. Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-prasarana yang

menunjang usahataninya.

5. Guna memantapkan cara bertani dengan menyelenggarakan demonstrasi cara

bercocok tanam, pembibitan dan cara mengatasi hama yang dilakukan bersama

penyuluh.
6. Mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujudnya kualitas yang

baik, beragam dan mengusahakan pemasaran secara bersama agar terwujudnya

harga yang seragam.

Fungsi penyuluh pertanian dengan kontak tani dalam kelompok tani adalah sebagai berikut

a. Penyuluh pertanian berfungsi sebagai pengarah, pembimbing dan

penasehat serta memberi materi guna kegiatan kelompok.

b. Kelompok tani berfungsi sebagai motor penggerak kelompok tersebut

dengan mengembangkan pengaruhnya.

2. Ada tiga peranan penting dalam kelompok tani, yaitu sebagai berikut:

a. Media sosial atau media penyuluh yang hidup, wajar dan dinamis.

b. Alat untuk mencapai perubahan sesuai dengan tujuan penyuluh pertanian.

c. Tempat atau wadah pernyataan aspirasi yang murni dan sehat sesuai

dengan keinginan petani sendiri.

Selanjutnya dijelaskan bahwa perlunya penyuluhan sehingga dapat memperbesar

kemampuan dan peranan kelompok tani dalam berbagai hal, yaitu menyangkut perbaikan

usahatani serta tingkat kesejahteraan. Kemampuan setiap petani pada kelompok biasanya ada

perbedaan baik keterampilan, pengetahuan maupun permodalan. Oleh karena itu atas

perbedaan karakteristik petani, maka perlu adanya kerjasama dalam kelompok tani.

D. Peranan Kelompok Tani Dalam Perekonomian

Peranan utama kelompok tani dipandang sebagai proses membantu petani untuk
mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan menolong
petani mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing masing pilihan tersebut.
Salah satu usaha pemerintah bersama petani dalam rangka membangun kemandiriannya
adalah dengan membentuk kelompok-kelompok tani di pedesaan. Pertanian memiliki arti
penting dalam pembangunan perekonomian bangsa Indonesia. Pemerintah telah menetapkan
pertanian sebagai prioritas utama pembangunan dimasa mendatang. Pembangunan pertanian
yang dikelola dengan baik dan bijak akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan sekaligus
pemerataan ekonomi secara berkelanjutan, mengatasi kemiskinan dan pengangguran, yang
pada akhirnya mensejahterakan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Permasalahan
yang sering dihadapi petani dari segi produksi biasanya berupa kegagalan panen dan dari
tingkat harga biasanya berupa harga penjualan hasil tani yang sangat rendah. Oleh karena itu
petani tidak bisa memenuhi kekurangan biaya produksi pertanian dan biaya kebutuhan hidup
karena adanya kerugian. Masalah masalah mendasar lain yang ditemukan adalah sulitnya
akses terhadap sumber kapital, informasi, dan teknologi.

Pentingnya pembinaan petani dengan pendekatan kelompok tani merupakan salah


satu syarat pelancar pembangunan pertanian adanya kegiatan petani yang tergabung dalam
kelompok tani. Mengembangkan kelompok tani adalah berarti membangun keinginan, dan
kepercayaan pada diri sendiri agar dapat bergerak secara metodis, berdayaguna, dan
terorganisir. Suatu gerakan kelompok tani yang tidak terorganisir dan tidak mengikuti
kerjasama menurut pola-pola yang maju, tidak akan memecahkan masalahmasalah yang
dihadapi petani

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kelompok tani merupakan salah satu sarana kerjasama antara sesama petani dalam
kelompok tani dan antar kelompk tani serta hubungan dengan pemerintah. Kelompok tani
juga merupakan sarana untuk mengembangkan para petani di Indonesia. Kesuksesan aktivitas
di dalam kelompok tani akan tercapai apabila anggota di dalamnya dapat berbaur dan
melakukan pendekatan secara kelompok. Pendekatan kelompok salah satunya juga dapat
melibatkan aktivitas penyuluhan pertanian. Pertanian memiliki arti penting dalam
pembangunan perekonomian bangsa Indonesia. Pemerintah telah menetapkan pertanian
sebagai prioritas utama pembangunan dimasa mendatang. Pembangunan pertanian yang
dikelola dengan baik dan bijak akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan sekaligus
pemerataan ekonomi secara berkelanjutan, mengatasi kemiskinan dan pengangguran, yang
pada akhirnya mensejahterakan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Pentingnya pembinaan petani dengan pendekatan kelompok tani merupakan salah
satu syarat pelancar pembangunan pertanian adanya kegiatan petani yang tergabung dalam
kelompok tani. Mengembangkan kelompok tani adalah berarti membangun keinginan, dan
kepercayaan pada diri sendiri agar dapat bergerak secara metodis, berdayaguna, dan
terorganisir. Suatu gerakan kelompok tani yang tidak terorganisir dan tidak mengikuti
kerjasama menurut pola-pola yang maju, tidak akan memecahkan masalahmasalah yang
dihadapi petani

B. Kritik Dan Saran


Untuk mengantisipasi perubahan sector pertanian, perlu ada upaya pemberdayaan ke
arah peningkatan kemandirian petani dalam berusahatani, Kegiatan tersebut hendaknya
dilakukan dengan cara meningkatkan intensitas penyuluhan yang diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan petani sehingga sadar akan masalah yang dihadapi dan mampu
mengatasinya, mampu memnentukan sendiri pilihannya dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam mengantisipasi pengruh terjadinya perubahan pasar, iklim, teknologi, serta
mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk meningkatkan pendapatan dan
memiliki daya saing dalam mengahadapi peraingan pasar
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10185007/Fungsi_Kelompok_Tani
https://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_Tani

http://eprints.undip.ac.id/54444/4/BAB_ll_Skripsi_PDF.pdf
http://eprints.undip.ac.id/60148/2/BAB_I.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/241691-peranan-kelompok-tani-dalam-
meningkatkan-5489acda.pdf

Anda mungkin juga menyukai