Anda di halaman 1dari 57

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity of Care)


2.1.1 Pengertian
Continuity of Care dalam bahasa indonesia dapat diartikan sebagai
perawatan yang berkesinambungan. Definisi perawatan bidan yang
berkesinambungan dinyatakan sebagai seorang profesional yang bertanggung jawab
dan akuntabel yang bekerja dalam kemitraan dengan wanita selama kehamilan,
persalinan dan periode postpartum dan perawatan bayi baru lahir. Jadi, perawatan
berkesinambungan adalah bidan dikenal diseluruh dunia sebagai orang yang selalu
berada bersama ibu dan memberi dukungan kepada ibu melahirkan, serta bidan
memegang peranan penting dalam meingkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan
keluarga sebelum konsepsi, saat antenatal, pascanatal, dan termasuk keluarga
berencana.
Dimensi kesinambungan layanan kesehatan artinya pasien harus dapat
dilayani sesuai dengan kebutuhannya,termasuk rujukan jika diperlukan tanpa
mengulangi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu. Pasien harus selalu
mempunyai akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkannya, karena riwayat
penyakit pasien terdokumentasi dengan lengkap, akurat, dan terkini, layanan
kesehatan rujukan yang diperlukan pasien dapat terlaksana dengan tepat waktu dan
tempatnya asuhan (Diana, 2017).
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity of care) merupakan hal yang
mendasar dalam model praktik kebidanan untuk memberikan asuhan yang holistik,
membangun kemitraan yang berkelanjutan untuk memberikan dukungan, dan
membina hubungan saling percaya antara bidan dengan klien (Astuti, dkk, 2017).

2.1.2 Tujuan
Menurut Saifuddin (2014), tujuan umum dilakukan asuhan kebidanan yang
berkesinambungan adalah sebagai berikut:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara optimal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

2.1.3 Manfaat
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity
of care) sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang
profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan
begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan
baik serta mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah
mengenal pada pemberi asuhan. Bidan diharuskan memberikan pelayanan
kebidananan yang kontinu (Continuity of Care) mulai dari ANC, INC, Asuhan
BBL, Asuhan postpartum, Asuhan Neonatus dan Pelayanan KB yang berkualitas
2.2 Konsep Teori Kehamilan

2.2.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap


wanita memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya
sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Apabila
kehamilan ini direncanakan, akan memberi rasa kebahagiaan dan penuh harapan.
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila di hitung saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi
menjadi 3 trimester, dimana trimester keasatu berlangsung dalanm 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu ( minggu ke- 13 hingga ke 27) , dan trimester ketiga
13 minggu ( minggu ke-28 hingga ke- 40).
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan yang
dimulai pada minggu ke-28 sampai minggu ke – 40. Padawanita hamil trimester
III akan mengalami perubahan fisiologi dan psikologis yang disebut sebagai
periode penantian. Menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya,
wanita hamil tidak sabar untuk segeramelihat bayinya. Saat ini juga merupakan
waktu untuk mempersiapkankelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti
terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi.

2.2.2 Perubahan Anatomi dan Fisiologis Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III
a. Sistem Reproduksi
1). Uterus
Rahim yang semula sebesar jempol (30 gr) mengalami hipertopi dan
hiperflasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan
( 40 minggu). Peningkatan ukuran 7,5 x 5 x 2,5 cm sampai 30x23x20 cm.
Otot rahim menjadi lebh besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran
rahim karena :
a)Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah
b)Hiperplasia ( produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru ) dan
hipertropi ( pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang
sudah ada)
c)Perkembangan desidua dan pertumbuhan janin.
Pembesaran abdomen mungkin tidak terlalu terlihat pada primigravida
yang memiliki tonus otot abdomen yang baik. Berikut perubahan uterus
pada trimester III ( > 28 minggu ) :
Pada akhir kehamilan dinding uterus mulai menipis dan lebih
lembut. Pergerakan janin dapat diobservasi dan badanya dapat diraba
untuk mengetahui posisi dan ukuranya, korpus berkembang menjadi
segmen bawah rahim. Pada minggu ke 36 kehamilan terjadi penurunan
kebagian rahim hal ini disebabkan melunaknya jaringan-jaringan dasar
bersamaan dengan gerakan yang baik dari otot rahim dan kedudukan
bagian bawah rahim. Estrogen menyebabkan peregangan miometrium
sehingga pada saat ini dpaat terjadi kontraksi Broxton Hicks sifatnya
tidak beraturan datang sewaktu-waktu dan irama tertentu. Sebagai
gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut :
a) Pada hamil 28 minggu tinggi fundus uteri sekitar 3 jari di atas pusat
atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifodeus.
b) Pada hamil 32 minggu tinggi fundus uteri setengah jarak prosess
xifoideus dan pusat.
c) Hamil 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar satu jari di bawah
prosesus xifoideus, dalam hal ini kepala bayi belum masuk pintu
atas panggul.Pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi
tiga jari di bawah prosesus xifiodeus karena janin sudah masuk
pintu atas panggul. (Indrayani, 2011)
2) Vagina
Estrogen menyebabkan perubahan pada lapisan otot dan epitelium.
Lapisan otot membesar, vagina lebih elastis yang memungkinkan
turunnya bagian bawah janin. (Indrayani, 2011)
3)Payudara
Selama kehamilan payudaya bertambah besar, tegang, dan berat.
Dapat terba nodul-bodul akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan
vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada puting susu dan areola
payudaya. Apabila diperas akan keluar air susu ( kolostrum) berwarna
kuning.
Perkembangan payudara ini terjadi karena pengaruh hormon saat
kehamilan yaitu estrogen, progesteron dan somatomamotropin. Fungsi
hormon yang mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI sebagai
berikut :
a) Estrogen
(1) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara.
(2)Meimbulkan penimbunan lemak, air dan garam sehingga payudara
tampak besar.
(3) Tekanan saraf akibat penimbunan lemak, air, dan garam
menyebabkan rasa sakit pada payudara.
b) Progesteron
(1) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
(2) Menambah sel asinus.
c) Somatomamotropin
(1) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktabumin, dan
laktoglobulin.
(2) Penimbunan lemak sekitar payudara.
1) Perubahan payudara pada ibu hamil
a) Payudara menjadi besar.
b) Areola payudara semakin hitam karena hiperpigmentasi.
c) Glandula Mongomery makin tampak menonjol di permukaan areola
mamae.
d) Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu keluar cairan putih
jernih ( kolostrum) yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai bereaksi.
e) Pengeluaran ASI belum terjadi karena prolaktin ini ditekan olehh PIH
(Prolactine Inhibiting Hormone). ( Astuti, 2012)
2.2.3 Metabolisme
1) Karbohidrat
Kadar gula dalam darah wanita hamil lebih tinggi daripada keadaan
tidak hamil, hal ini mungkin terjadi akibat zat antagonis insulin yang di
hasilkan oleh plasenta. Akibatnya, jumlah gula yang banyak ini akan
diteruskan kedalam janin.
Glikosuria sering dijumpai dan disebabkan oleh kadar gula darah
yang lebih tinggi serta peningkatan jumlah darah yang beredar melalui
ginjal. Ambang ginjal akan menurun, dan kadar gula darah sekitar 6,7
mmol/ liter dianggap batas tersebut normal. (Indrayani, 2011)
2)Protein dan Lemak
Protein cenderung menumpuk selama kehamilan karena kebutuhan
janin dan ibu terhadap pertumbuhan. Simpanan Nitrogen terbentuk untuk
mengantisipasi produksi ASI. Dengan demikian , konsentrasi ureum darah
menurun. Simpanan lemak meningkatkan dan dijumpai kadar lipid serta
kolesterol yang tinggi dengan lebih sedikit lemak yang dikonversikan
menjadi glikogen yang tinggi untuk disimpan.
Metabolisme lemak pada wanita yang hamil lebih mudah terjadi
untuk digunakan sebagi sumber energi bila dibandingkan dalam keadaan
tidak hamil. Karena itu, wanita hamil mempunyai kecenderungan untuk
mengalami ketosis, khususnya kalau kebutuhan akan energi lebih besar dari
pada jumlah energi yang dapat dipasok oleh simpanan glikogen yang
terbatas itu. (Indrayani, 2011).
3) Zat Besi
Zat besi disersp oleh usus dus belas jari dari tablet zat besi tambah
darah atau makan-makanan tertentu seperti daging, hati, telur, sayur-sayuran
berdaun hijau tua, ubi rambat, dan buah-buahan kering. Ataupun makanan-
makanan tertentu yang dimakan dengan mekanan yang mengandung zat besi
atau suplemen zat besi mempengaruhi persentasi serapan zat besi.
Ibu hamil normal menyerap 20% zat besi yang masuk. Teh, kopi,
kacang-kacangan pengurangi penyerapan zat besi, sementara buah-buahan,
sayur-sayuran dan vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi. Kebutuhan
zat besi meingkat tajam selama trimester III. Selama 12 minggu terakhir
kehamilan janin menerima hampir semua zat besi yang dimakan oleh
ibunya. (Indrayani, 2011).
4) Air
Retensi air yang meningkat adalah suatu perubahan fisiologi yang
normal pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh turunya osmolalitas plasma
yang merupakan akibat dari pengaturan kembali ambang osmotik untuk
rasa haus dan sekresi vasopresin. Pada cukup bulan, kandungan air janin,
plasenta dan cairan amnion berjumlah sekitar 3,5 L. Kira-kira 3,0 L lebih
banyak air terkumpul akibat bertambah banyaknya volume darah ibu dan
ukuran uterus serta payudara. (Indrayani, 2011).

2.2.4 Kekebalan
Selama trimester terakhir, albumin dan globulin terdapat di dalam
janin. Satu-satunya imunogblobin yang dapat menembus plasenta ialah
IgG yang memberi imunitas. Janin menghasilkan imunoglobin IgM pada
akhir trimester pertama. Imunoglobin dihasilkan sebagai respons terhadap
antigen golongan darah. Imunoglobin IgA tidak diproduksi oleh janin,
tetapi oleh kolostrum, yakni bakal susu ibu yang mengandung IgA dalam
mumloah besar. (Indrayani, 2011).
2.2.5 Sistem Perkemihan
Pada kehamilan ureter membesar untuk menampung banyaknya
pembentukan urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltik usus
terhambat karena pengearuh progesterone, dan terjadi perputaran ke kanan
disebabkan karena terdapat kolon dan sigmoid disebelah kiri. Kandung
kemih atau blass pada masa kehamilan tertekan oleh uterus karena posisi
blass berada didepan uterus sehingga akan meningkatkan frekuensi buang
air kecil.
Pada timester III sering terjadi rangsangan kemblai karena bagian
terendah janin turun ke rongga panggul. Selain itu vaskularisasi pada blass
menyebabkan tonus otot turun ke rongga panggul. Terjadinya hemodilusi
juga menyebablan metabolisme air meningkat sehingga pembentukan urine
bertambah dan kapasitas blass sampai 1500 ml. (Indrayani, 2011)
2.2.6 Sistem Pencernaan
1)Rongga Mulut
Salivasi mungkin akan meningkat sehubungan dengan kesukaran
menelan akibat nausea. Gusi dapat menjadi hipremisis dan melunak,
kadang berdarah dan apabila hanya terkena cedera ringan, misalnya
pada saat gosok gigi. Pembengkakan gusi sangat vaskular di sebut
epulis kehamilan yang terkadanga dapat timbuil, tetapi secara khas
mengecil secara spontan setelah kelahiran. Keadaan tersebut disebabkan
oleh pengaruh hormon estrogen yang meningkat atau kadang terjadi
pada penggguna kontrasepsi oral dan ibu yang mengalamin defisiensi
vitamin C. Tidak ada bukti yang menjelaskan bahwa kehamilan
mendorong proses pembusukan pada gigi. (Vivian, 2012).
2) Mortilitas Saluran Gastrointestinal
Hormon estrogen membuat pengeluaran asam lambung
meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang
berlebihan ( hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi mual
dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari yang di sebut morning
sickness. Muntah yan terjadi pada ibu hamil di sebut emesis
gravidarum. Apabila muntah yang berlebihan dan mengganggu di sebut
hiperemisi gravidarum. (Vivian, 2012).
3)Lambung dan Esofagus
Pirosis merupakan kejadian yang umum pada kehamilan, paling
mungkin disebabkan oleh refluks sekret-sekret asam ke esofagus
bagian bawah. Posisi lambung yang berubah mungkin ikut
menyumbang pada seringnya terjadi peristiwa ini. Tonus esofagus dan
lambung berubah selama kehamilan dengan tekanan intraesofagus yang
lebih rendah dari tekanan lambung lebih tinggi. Selain itu, pada saat
yang bersamaan peristaltik esofagus mempunyai kecepatan gelombang
dan amplitudi yang rendah. Perubahan–perubahan tersebut menyokong
terjadinya refluks gasriesofageal yang menimbulkan heart burn.
(Vivian, 2012).
4) Usus Kecil Besar dan Apendiks
Oleh karena kehamilan berkembang terus, lambung dan usus
digeser oleh uterus yang membesar kearah lateral, dan sering kali
mencapai pinggang kanan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, tonus
serta motilitas dari lambung dan usus berkurang selama kehamilan.
Hormon progesteron menimbulkan gerakan usus semakin
berkurang ( relaksasi otot-otot polos) sehingga makanan lebih lama
berada si dalam lambung dan apa yang telah dicerna lebih lama di
dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorpsi, tetapi dapat
menimbulkan konstipasi dimana hal ini merupakan salah satu keluhan
dari ibu hamil. Konstipasi dapat juga terjadi karena kurangnya
aktivitas/senam dan penurunan intake cairan. (Vivian, 2012).
5) Hati
Meskipun hati pada beberapa binatang jelas bertambah ukurannya
namun tidak ada bukti pembesaran tersebut pada kehamilan manusia.
Selain itu dengan evaluasi histologis hati yang diapat dengan biopsi
termasuk pemeriksaan dengan mikroskop elektron tidak ada perbedaan
yang jelas dari morfologi hati yang terjadi sebagai respon terhadap
kehamilan normal. Perubahan terjadi secara fungsional yaitu dengan
menurukan albumin plasma dan globulin plasma dalam rasio tertentu
merupakan hal yang normal pada wanita hamil. Pada wanita yang tidak
hamil kondisi tersebut dapat menunjukkan adanya penyakit pada hati.
(Vivian, 2012)
6)Kandung Empedu
Pada trimester III biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh
hormonbprogesteron yang meningkat . selain itu, perut kembung juga
terjadi karena adanya uterus yang memebesar dalam rongga perut yang
mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan,
usus besar, ke arah atas dan lateral. Wasir (hemoroid) cukup sering pada
kehamilan. Sebagian besar hal ini terjadi akibat konstipasi dan naiknya
tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemoroidal. Panas
perut terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam
esofagus bagian bawah. (Vivian, 2012).
2.2.7 Sistem Muskuluskeletal
Pada trimester III hormon progesteron dan hormon relaklsasi
menyebabkan relaksasi pada jaringan ikat dan otot-otot. Hal ini terjadi pada
satu minggu terakhir kehamilan. Proses relaksasi ini memberikan
kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai
persiapan proses persalinan, tulang pubis melunak menyerupai tulang sendi,
sambungan sendi dacrococcigus mengendur membuat tulang kokigus
bergeser kebawah kearah belakang sendi panggul yang tidak stabil. Pada ibu
hamil, hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secara
bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen
sehingga untuk mengompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik
ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur
dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
Lordosis prograsif merupakan gambaran khas pada kehamilan normal.
Untuk mengompensasi posisi anterior uterus yang semakin membesar,
lordosis menggeser pusat pusat gravitasi kebalakng pada tungkai bawah.
Mobiltas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal, dan sendi pubis bertambah
besar, serta menyebabkan rasa tidak nyaman di bagian bawah punggung,
khusunya pada akhir kehamilan. Selama timester akhir, rasa pegal, mati rasa,
dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang
besar dengan fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu sehingga
menimbulkan traksi pada bervus ulnaris medianus. Ligamen rotundum
mengalami hipertrofi dan mendapatkan takanan dari uterus yang
mengakbatkan rasa nyeri pada ligamen tersebut. (Vivian, 2012).

2.2.8 Sistem Kardiovaskuler


Pada trimester III volume darah semakin meningkat di mana jumlah
serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi
semacam pengenceran darah. Hemodilusi mencapai puncaknya pada umur
kehamilan 32 minggu, serum darah dan volume darah juga bertambah
sebesar 25-30%. Selama kehamilan, dengan adanya peningkatan volume
darah pada hampir semua organ dalam tubuh, maka akan terlohat adanya
perubahan yang signifikan pada sistem kardiovaskular. (Vivian, 2012).
a. Jantung
Perubahan-perubahan pada jantung sebagai berikut :
1) Curah jantung, jumlah darah yang dikeluarkan dari jantung permenit
meingkat 30-50% karena adanya peningkatan volume darah.
2) Sebagian besardari peningkatan curah jantung terjadi karena
peningkatan curah jantung terjadi karena peningkatan stroke volume,
jumllah darah yang di keluarkan perdetakan jantung.
3)Pada wanita dengan ukuran jantung yang kecil atau dengan badan besar,
detak jantung sekitar 90-100 detakan/ denyut per menit dan mereka juga
mengalami kesulitan dalam mengahadapi perubahan kardiovaskular
dalam kehamilan. (Vivian, 2012).
b.Tekanan Darah
Penurunan tahanan vaskular perifer selama kehamilan terutama
disebabkan karena relaksasi otot polos sebagai akibat pengaruh hormon
progesteron. Penurunan tersebut mengakibatkan penurunan tekanan darah
selama usia kehamilan pertama. Ada sedikit penurunan pada sistolik ( 5-10
mmHg) dan diastolik ( 10-15 mmHg). Tekanan darah sedikit demi sedikit
akan naik ke level sebelum hamil pada saat usia kehamilan lanjut ( aterm).
Perasaan lelah dan menurunya semangat/lesu merupakan hal yang
biasa terjadi selama kehamilan. Hiperventilasi ringan juga normal selama
kehamilan. Peningkatan volume darah bersamaan dengan distensi dari vena
dan penambahan tekanan mekanik dari pembesaran uterus dapat
menyebabkan edema pada kaki, vulva, dan anal. Varises pada vena dan
hemoroid adalah hal yang umum ditemukan terutama pada trimester III.
(Vivian, 2012).
c.Distribusi Aliran Darah
Perubahan sistem kardiovaskuler pada trimester III yang dirasakan ibu
hamil adalah sebagai berikut :
1) Terjadi edema dependen kongesti sirkulasi pada ekstrimitas bawah
karena peningkatan permeabilitas kapiler dan tekanan dari pembesaran
uterus pada vena pelvis atau pada vena cava inferior.
2) Gusi berdarah akibat trauma terhadap gusi, dimana karena pengaruh
hormon estrogen, gusi akan sangat vaskular, adanya perubahan
percepatan pergantian pelapis epitel gusi, berkurangnya ketebalan
epitel tersebut.
3) Hemoroid akibat tekanan uterus terhadap vena hemoroidal.
4) Hipotensi supinasi karena tertutupnya aliran darah di vena cava inferior
oleh uterus yang membesar apabila ibu pada posisi tidur terlentang.
5) Varises pada kaki dan vulva karena kongesti vena i dibagian bawah
meningkat sejalan dengan adanya peningkatan tekanan karena
pembesaran uterus dan kerapuhan jaringan elastis karena pengaruh
hormon estrogen (Vivian, 2012).
h.Sistem Integumen
Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, terjadi peningkatan
pigmentasi selema kehamilan. Keadaan ini sangat jelas terlihat pada
kelompok wanita dengan warna kulit gelap atau hitam dan dapat dikenali
pada payudara, abdomen, vulva dan wajah. Ketika terjadi pada kulit muka
dikenal sebagai chloasma atau topeng kehamilan. Bila terjadi pada muka
biasanya pada daerah pipi dan dahi dan dapat merubah penampilan wanita
tersebut.
Linea alba, garis putih tipis yang membentang dari simphisis pubis
sampai bagian atas fundus, dapat menjadi gelap yang biasa disebut linea
nigra. Peningkatan pigmentasi ini akan berkurang sedikit demi sedikit
setelah masa kehamilan.
Tingginya kadar hormon yang tersirkulasi dalam darah dan
peningkatan regangan pada kulit abdomen, paha dan payudara
menimbulkan garis-garis yang berwarna merah muda atau kecoklatan pada
aderah tersebut . tanda tersebut biasa dikenal dengan striae gravidarum dan
bisa menjadi lebih gelap warnanya pada multigravida dengan warna
keperakan pada wanota kulit putih atau warna gelap/ hitam yang mengkilap.
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentas alat-alat
tertentu.pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh Melanophone Stimulating
Hormone (MSH) yang meningkat MSH ini adalah salah satu hormon yang
juga dikeluarkan oleh lopbus anterior hipofisi. Kadang-kadang terdapat
deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung yang disebut chloasma gravidarum.
Striae Gravidarum merupakan garis-garis sedikit cekung kemerahan
umumnya timbul pada kulit abdomen kadang kala pada kulit paha dan
payudara. Terjadi pada separuh wanita hamil dan pada bulan-bulan terakir
kehamilan. Pada wanita multipara seringkali ditemukan bersamaan dengam
sikatriks striae kehamilan sebelumnya. (Vivian,2012)
i. Sistem Pernafasan
Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan
laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan
payudara. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamen pada kerangka
iga berelaksasi sehingga ekspansi dada meningkat. Karena rahim
membesar, panjang paru-paru berkurang. Tinggi diafragma bergeser 4 cm
selama hamil. Dengan semakin tuanya dan seiring pembesaran uterus ke
robngga abdomen, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut.
Peningkatkan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap
peningkatan kadarestrogen, juga terjadi traktus pernafasan atas. Karena
kapiler membesar, terbentukalah edema dan hyperremia di hidung, faring,
laring, trakea, dan bronkus. Kongesti di dalam jaringan traktus respiration
menyebabkabn timbulnya beberapa kondisi yang umumnya terlihat selama
masa hamil. Kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan sinus , hidung
berdarah ( epistaksis), perubahan suara, dan respon peradangan menyolok
bahkan terhadap infeksi pernafasan bagian atas, yang ringan sekalipun.
Wanita hamil bernafas lebih dalam ( meningkatkan tidal, volume gas
bergerak masuk atau keluar traktus respiratorius pada setiap tarikan nafas).
Karena volume tidal meningkat maka PO2 meningkat PCO2 menurun.
Keadaan ini memberikan keuntungan bagi janin sehingga banyak oksigen
yang ditransfer melalui plasenta ke sirkulasi janin, dan janin dapat
mentransfer karbondioksida melewati plasenta ke sirkulasi ibu. Progesteron
dan oksigen menyebabkan peningkatan peningkatan sensitivitas n pusat
terhadap karbondioksida. (Indrayani, 2011)
j.Sistem Endokrin
1)Hormon Estrogen dan Progesteron
Produksi estrogen plasnta terus naik selama kehamilan dan pada
akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil. Sedangkan
progesteron diproduksi lebih banyaaaak dari estrogen, pada akhir
kehamilan produksinya sekitar 250 mg/hari. Progesteron menyebabkan
diuresis dan penurunan tonus otot polos. Selain itu, progesteron
menyebabkan penyimpanan lemak dalam jaringan subkutan di
abdomen, punggung dan paga atas. Lemak tersebut berguna untuk
cadangan energi pada kehamilan dan menyusui. (Indrayani, 2011)
2) Prolaktin
Selama berlangsungnya kehamilan terdapat peningkatan kadar
prolaktin di dalam plasma ibu sampai mencapai konsentrasi rata-rata
150 mg per ml sebagai akibat kenaikan sekresi estrogen. Pada saat
cukup bulan 10 kali lebih besar daripada kadar wanita tidak hamil.
(Indrayani, 2011)
3)Kelenjar Tiroid
Selama kehamilan terdapat pembesarat tiroid yang disebabkan
oleh hiperplasia jaringan kelenjar dan bertambahnya vaskularisasi.
Mulai bulan kedua kehamilan, konsentrasi tiroksin (T4) meningkat
tajam di dalam plasma sampai akhirnya mendatar, dipertahankan
sampai setelah persalinan. Tyroid Releasing Hormon (TRH) dan Tyroid
Stimulating Hormone (TSH) tidak meningkat. (Indrayani, 2011)
4)Pankreas
Janin membutuhkan glukosa falam jumlah yang signifikan untuk
pertumbuhan dari perkembangnya. Untuk memenuhi kebutuhan dalam
pertumbuhan, janin tidak saja menghabiskan simpanan glukosa ibu,
tetapi juga mnurunkan kemampuan ibu mensistensis glukosa dengan
meyedot habis asam amino ibu. Kadar glukosa darah ibu menurun.
Insulin ibu tidak dapat menembus plasenta untuk sampai ke janin.
Akibatnya, pada awal kehamilan pankreas menurunkan produksi
insulinnya.
Seiring dengan peningkatan usia kehamilan, plasenta tubuh dan
memproduksi hormon HPL, estrogen dan progesteron dalam jumlah
yang paling besar. Produksi kortisol oleh kelenjar adrenal juga
meningkat. Estrogen, progesteron, HPL dan kortisol secara kolektif
menurunkan kemampuan ibu untuk menggunakan insulin.

Kortisol secara stimulan menstimulasi peningkayan resistensi


perifer ibu terhadap insulin ( misal; jaringan tidak dapat
menggunakan insulin). Insulinase adalah enzim yang dibentuk plasenta
untuk melemahkan aktifitas insulin ibu. Penurunan kemampuan ibu
untuk menggunakan insulinya sendiri adalah suatu mekanisme protektif
yang menjamin suplai glukosa untuk mencukupi kebutuhan unit
fetoplasental. Akibatnya, tubuh wanita hamil membutuhkan lebih
banyak insulin. Pankreas dapat memenuhi kebutuhan insulin yang
secara kontinu tetap meningkat sampai usi kehamilan aterm. (Indrayani,
2011)
k. Persyarafan
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat menyebabkan
timbulnya gejala neurologis dan neuromuskular. Gejala-gejala tersebut
antara lain :
1) Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular
Akibat dari pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan
sensori di tungkai bawah.
2)Lordosis dorsolumbar
Dapat mengakibatkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi
akar syaraf.
3)Edema pada syaraf perifer
Dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome. Selama trimester III
kehamilan. Edema menekan syaraf median dibawah ligamentum
karpalis pergelangan tangan. Syndrom ini ditandai oleh parastesia
(senssari abnormal seperti rasa terbakar akibat gangguan pada sistem
pada sistem saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku.
Tangan yang dominan yang paling banyak yang biasanya terkena.
4)Akroestesia ( rasa gatal di tangan )
Akibat dari posisi bahu yang membungkuk dirasakan oleh beberapa
wanita selama hamil. Keadaan ini berkaitan dengan teraikan pada
segmen fleksus brakialis.
5)Nyeri kepala
Akibat ketegangan umum timbul pada saat ibu merasa cemas dan
tidak pasti kehamilanya. Dan dapat juga dihubungkan dengan
gangguan pengelihatan seperti kesalahan refleksi, sinusitis atau
migrain.
6)Nyeri kepala ringan
Rasa ingin pingsan dan bahkan pingsan sering terjadi terjadi pada awal
kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor, hipotensi postural atau
hipoglikemia mungkin merupakan keadaan yang menyebabkan gejala
ini.
7) Hipokalsemia
Dapat menimbulkan masalah malah neuromuskular seperti kram otot
atau tetani. Adanya tekanan pada syaraf menyebabkan kaki menjadi
oedema. Hal ini disebabkan karena meingkatkan tekanan vena dibagian
yang lebih rendah dari uterus akibat sumbatan parsial venakava oleh
uterus yang hamil. Penurunan tekanan osmotik koloid intertisial yang
ditimbulkan oleh kehamilan normal juga cenderung menimbulkan
oedema pada akhir kehamilan.

2.2.9 Menentukan Usia Kehamilan


Menentukan usia kehamilan sangat penting untuk memperkirakan hari
tafsiran persalingan (HPL) dalam studi kasus ini kami menggunakan rumus
neagle dan pengukuran TFU untuk menentukan usia kehamilan sedangkan
untuk mengukur TBJ menggunakan palpasi abdomen.
a. Rumus Neagle
Untuk menentukan HPL (hari perkiraan lahir) terutama untuk
wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke-14,
menggunakan rumus:
1) Bila HPHT pada bulan 1 – 3
Hari pertama haid (+7)
Bulan saat haid (+9)
Contoh :

HPHT : 13 – 2 – 2014
(+7) (+9)
HPL : 20 – 11 – 2014

2) Bila HPHT pada bulan 4 – 12


Hari pertama haid (+7)
Bulan saat haid (-3)
Tahun (+1)
Contoh :
HPHT : 13 – 7 – 2014
(+7) (- 3) (+1)
HPL : 20 – 4 – 2015

(Jannah, 2012; 82-83)


b.Berdasarkan TFU
Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan palpasi fundus dengan
membandingkan dengan patokan.
Sedangkan pengukuran menggunakan pita ukur (metlin) dengan cara
titik nol pada pita pengukur diletakkan di tepi atas simfisis dan ditarik
melewati garis tengah abdomen sampai puncak (TFU). Saat pengukuran
pastikan kendung kemih ibu kosong. Pengukuran ini biasanya dilakukan
mulai usia kehamilan 24 minggu. Karena sebelum 24 minggu TFU belum
dapat diraba dari luar.
1) 24 minggu : TFU sepusat (24 – 25 cm)
2)28 minggu : TFU 3 jari di atas pusat (26 cm)
3) 32 minggu : TFU pertengahan px – pusat (29 – 30 cm)
4) 36 minggu : TFU se px atau 2 – 3 di bawah px (32 cm)
5) 40 minggu : TFU pertengahan pusat – px (37 cm) (Astuti, 2012; 75)

c. Berdasarkan Palpasi Abdomen


Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi
untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi
abdomen. Palpasi leopold terdiri dari 4 langkah yaitu:
1) Leopold I
Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain
yang terdapat pada bagian fundus uteri.
2) Leopold II
Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian kecil
janin di sepanjang sisi maternal.
3) Leopold III
Leopold III bertujuan untuk menentukan apa yang terdapat di bagian
bawah dan sudah masuk dalam pintu panggul.
4) Leopold IV
Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang ditemukan pada
pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh mana bagian
presnetasi sudah masuk pintu atas panggul. Memberikan informasi
tentang bagain presentasi: bokong atau kepala, sikap (fleksi atau
ekstensi), dan station (penurunan bagian presentasi).
Untuk mengukur tafsiran berat janin dalam gram perlu mengetahui
kepala janin sudah masuk PAP atau belum.
Rumusnya:

(TFU dalam cm – n) x 155 = ……….. gram

Nb : Apabila belum masuk PAP n=12 apabila sudah masuk PAP n=11
(Astuti, 2012; 73-74)

d. Ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi tidak berbahaya bagi janin karena
menggunakan prinsip sonar atau bunyi, dan aman untuk kehamilan muda.
Pada layar dapat dilihat letak, gerakan, dan gerakan jantung janin (Mochtar,
2012).

2.2.10 Kebutuhan Fisik dan Psikologi Ibu Hamil


a. Kebutuhan Fisik
1)Oksigen
Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat sebagai respon
tubuh terhadap akselerasi metabolisme yang diperlukan untuk
menambah masa jaringan-jaringan pada payudara, hasil konsepsi, masa
uterus dan lainnya. Pada masa kehamilan pernapasan ibu juga menjadi
lebih dalam meski dalam keadaan istirahat, akibatnya volume tidal
meningkat dari 7,5 L/menit menjadi 10,5 L/menit. (Astuti, 2012)
2) Nutrisi
Pemenuhan nutrisi berkaitan dengan pertumbuhan janin dan
kesejahteraan ibu. Kenaikan berat badan pada trimester III adalah 6 kg
atau 0,3 – 0,5 kg/minggu. Sekitar 60% kenaikan berat badan ini
dikarenakan pertumbuhan jaringan janin. Timbunan lemak pada ibu
lebih kurang 3 kg. Penilaian status gizi ibu hamil, sebagai berikut :
a)Berat badan dilihat dari Quartelet atau body mass index (Indeks Masa
Tubuh = IMT). Penilaian IMT diperoleh dengan menghitung :

IMT= Berat badan sebelum hamil (kg)


Tinggi badan (m)²
Tabel 2.1 Klasifikasi Nilai IMT

Kategori IMT
Rendah <19,8
Normal 19,8-26
Tinggi 26-29
Obesitas >29
Sumber : Prawirohardjo, 2014

Tabel 2.2 Rentang total kenaikan berat badan yang direkomendasikan


untuk wanita hamil berdasarkan IMT sebelum kehamilan

Kategori IMT Rentang total kenaikan yang


dianjurkan (kg)
Rendah (IMT <19,8) 12,5-18
Normal (IMT 19,8-26) 11,5-16
Tinggi (IMT >26-29 7,0-11,5
Gemelli 16-20,5
Sumber : Prawirohardjo (2014)

a) Kadar hemoglobin (HB)


Tabel 2.3 Nilai Atas untuk Anemia pada Kehamilan
Status Kehamilan Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%)
Trimester I 11,0 33
Trimester II 10,5 32
Trimester III 11,0 33
Sumber: Prawirohardjo, 2014
Secara umum pada kondisi tidak hamil ibu memerlukan energi
sebanyak 2100 Kkal/hari, sedangkan saat hamil ibu memerlukan 2500
Kkal/hari untuk perkembangan fetus, plasenta, uterus, dan mammae. Bagi ibu
menyussui kebutuhan energy menjadi 3000 Kkal/hari. (Astuti, 2012).
3)Personal Hygiene
Selama kehamilan PH vagina menjadi asam (6-5) akibatnya
mudah terjadi infeksi selain itu stimulus estrogen menyebabkan ibu
mengalami keputihan (flour albus). Perubahan lainnya adalah
peningkatan vaskularisasi menyebankan ibu mudah berkeringat,
pembesaran rahim juga menyebabkan ibu sering berkemih.kebersihan
diri selama kehamilan sangat penting bagi ibu, sebaiknya ibu mandi
dengan air hangat, gosok gigi dan berganti pakaian paling sedikit 2 kali
sehari, serta menjaga kebersihan payudara untuk persiapan menyusui.

4)Pakaian
Pakaian yang dikenakan ibu sebaiknya longgar terutama bagian
dada dan perut. Pakaian yang ketat tidak dianjurkan karena dapat
mengganggu sirkulasi darah. Selain itu sepatu yang digunakan juga
harus nyaman, pas, dan enak digunakan, tidak berhak atau bertumit
tinggi/lancip karena bisa mengganggu kesetabilan tubuh dan bisa
mencederai kaki. Pakaian dalam yang digunakan terutama bra,
sebaiknya yang meyangga payudara dan talinya agak besar agar tidak
terasa sakit di bahu.
5)Eliminasi
Pada masa kehamilan tonus, motilitas lambung dan motilitas usus
mengalami penurunan, reabsorbsi zat makanan menjadi lambat sehingga
menyebabkan obstipasi. Selain itu kandung kemih yang tertekan
pembesaran rahim menyebabkan ibu menjadi sering berkemih, diikuti
dengan peningkatan vaskularisasi di periver menyebabkan ibu hamil
sering berkeringat.
6)Seksual
Ketakutan akan melukai ibu atau janin dapat menurunkan pola
seksualitas. Pada dasarnya ibu hamil tetap dapat melakukan hubungan
seksual selama tidak mengganggu kehamilannya. Ada beberapa tips,
diantaranya :
a)Pilih posisi yang tidak menyebabkan nyeri bagi ibu.
b)Sebaiknya menggunakan kondom karena prostaglandin yang terdapat
pada semen dapat menyebabkan kontraksi.
c)Melakukan dalam frekuensi yang wajar yaitu 2-3 kali dalam satu
minggu.
d)Tidak dianjurkan meniup daerah vagina wanita hamil karena udara
dapat masuk dalam saluran darah yang menyebabkan embolisme
udara yang fatal (Jannah, 2012).
7)Mobilisasi, Body Mekanik
Berubahnya sistem muskulo skeletal menyebabkan perubahan
postur tubuh menjadi lordosis. Mobilisasi dan body mekanik diperlukan
untuk mencegah keretakan dan memperlancar sirkulasi darah. ibu dapat
melakukan gerakan badan dengan cara duduk, berbaring, berdiri, dan
jalan-jalan pagi, mobilisasi dan body mekanik. Selain itu ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

a)Melakukan senam hamil agar otot tidak kaku.


b) Tidak dianjurkan melakukan gerakan tiba-tiba/ spontan.
c)Tidak dianjur mengangkat beban berat, jongkoklah terlebih dahulu
baru kemudian mengangkat beban atau benda.
d) Apabila bangun tidur, miring terlebih dahulu kemudian bangkit dari
tempat tidur (Astuti, 2012).
e)Exercise/ senam hamil
Saat hamil terjadi peregangan otot-otot, perlunakan ligament-
ligamen, dan pelonggaran persendian, sehingga diperlukan senam
hamil yang bertujuan menyesuaikan tubuh agar lebih baik
menyangga beban kehamilan, memperkuat otot dan membangun
relaksasi. Waktu yang tepat melakukan senam hamil yaitu:
(1)Usia kehamilan mencapai 6 bulan keatas, kecuali ada kelainan
tertentu pada kehamilan. Sebelum melakukan senam hamil ibu
dianjurkan berkonsultasi dengan bidan atau dokter mengenai
kondisi kehamilannya.
(2) Sebelum melakukan senam hamil ibu diharapkan melakukan
gerakan pemanasan sehingga peredaran dalam tubuh meningkat
dan oksigen yang diangkut ke otot-otot dan jaringan tubuh
bertaambah banyak. Hal ini dapat mengurangi kejang atau
terluka karena sudah dipersiapakan sebelum melakukan gerakan
yang lebih aktif (Astuti, 2012; 144).
8) Istirahat/Tidur
Ibu hamil perlu banyak istirahat minimal 8 jam pada malam hari
dan 1 jam pada siang hari, apabila ibu tidak bisa tidur siang ibu dapat
tiduran atau berbaring untuk memperbaiki sirkulasi darah. Selain itu ibu
dapat mandi air hangat sebelum tidur, tidur dalam posisi miring kiri dan
letakkan beberapa bantal untuk menyangga agar ibu bisa rileks/ santai.
9) Imunisasi
Imunisasi yang diberikan kepada ibu hamil yaitu imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) untuk mencegah terkena tetanus neonatorum. Pada
kehamilan umumnya diberikan 2 kali yaitu pada usia 16 minggu dan
yang kedua 4 minggu kemudian. Ibu hamil minimal memiliki status
TT2 sedangakn ibu hamil dengan status TT5 tidak perlu diberikan
imunisasi lagi.

10) Traveling
Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan perjalan yang cenderung
lama, jauh, dan melelahkan karena dapat menimbulkan
ketidaknyamanan serta mengakibatkan gangguan sirkulasi dan oedema
kaki .karena lama tidak aktif bergerak. Apabila ibu bepergian
menggunakan mobil pribadi dianjurkan berhenti setiap jam untuk
meregangkan badan dan jalan-jalan agar sirkulasi darah lancar, dan
gunakan sabuk pengaman.
11) Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi
Terdapat program pemerintah untuk menurunkan angka kematian
ibu dan bayi, yaitu P4K. P4K dengan Stiker adalah suatu kegiatan yang
di fasilitasi oleh Bidan di desa dalam rangka peran aktif suami, keluarga
dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil dalam rangka
meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi
baru lahir.
Ada 5 komponen penting dalam rencana persalinan :
a)Langkah 1: Membuat rencana persalinan
(1)Tempat persalinan.
(2)Memilih nakes yang akan menolong.
(3)Bagaimana cara menghubungi nakes yang akan menolong
persalinan ibu.
(4)Mempersiapkan dana yang dibutuhkan.
b) Langkah 2: Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika
terjadi kegawatdaruratan
(1)Siapa pengambil keputusan utama dalam keluarga.
(2)Siapa yang akan mengambil keputusan saat pengambil
keputusan tidak ada.
c) Langkah 3: Mempersiapkan sistem transportasi bila terjadi
kegawatdaruratan
(1)Dimana ibu akan bersalin.
(2)Bagaimana cara ibu menjangkau pelayanan kesehatan yang
memadai apabila terjadi kegawatdaruratan.
(3)Bagaimana cara mencari donor darah potensil.
d)Langkah 4: Membuat pola menabung
e) Langkah 5: Mempersiapakan keperluan persalinan
(1)Keperluan ibu: pembalut, kain/jarit, sabun, seprai,baju
(2)Keperluan bayi: baju, bedong, popok, minyak telon, bedak, topi,
sarung tangan dan kaki
12) Pekerjaan
Ibu hamil boleh bekerja seperti biasa tetapi tidak boleh terlalu
berat, pada umumnya ibu diperbolehkan cuti 1,5 bulan sebelum
melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan. (Astuti, 2012; 141-150).

b. Kebutuhan Psikologis
 Support Keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi
seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat dan
bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa
tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang –
orang terdekat.
a) Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan
proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI.
b) Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat
tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaaan emosi
ibu hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan
terhadap orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida.
Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan
menjadi orang tua.
 Support dari Tenaga Kesehatan
Mempelajari keadaan lingkungan ibu hamil. Bidan harus
melakukan pengkajian termasuk keadaan lingkungan sehingga
mempermudah dalam melakukan asuhan kebidanan. Selain itu Bidan
dapat memberi dukungan mental dan penjelasan tentang kebahagian
akan mempunyai anak yang diinginkan dan dinantikan.
 Persiapan menjadi Orang Tua
Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai
masa transisi atau peralihan. Terlihat adanya peralihan yang sangat
besar akibat kelahiran dan peran yang baru. (Astuti, 2012)
2.2.11 Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan
Pada trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita
mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri,
seperti : apakah bayinya nanti akan lahir abnormal, terkait persalinan dan
pelarian (nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah
ia akan mampu menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu
keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya
akan mengalami cedera akibat tendangan bayi. Wanita akan kembali
merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir
kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan dan memerlukan
dukungan yang sangat besar dan konsistensi dari pasangannya.
Ada dua golongan wanita yang perlu mendapat perhatian, karena
diliputi rasa takut : wanita dengan pengalaman tidak menyenangkan dalam
kehamilanya/persalinan sebelumnya dan primigravida yang mendengar
pengalaman menakutkan, mengerikan dari wanita lain. Multipara lanjut usia,
kehamilan dan persalinan normal dan lancar. Kecemasan khawatir bukan pada
dirinya tetapi pada janin dan anak yang lain. Siapa yang akan mengurus
mereka bila terjadi apa-apa dengan dirinya waktu melahirkan, pada kedua
keadaan ini penting pengertian dari dokter, bidan, dan keluarga. Pada
pertengahan trimester III, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada
trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin
membesar menjadi halangan. Selain itu juga ada beberapa perubahan dan
adaptasi psikologis yang dialami oleh ayah. Selama kehamilan ayah juga
mengalami adaptasi peran yang cukup menimbulkan stress tersendiri :
a. Sumber Stress Ayah
1) Masalah keuangan
2) Kondisi yang tidak diinginkan selama istrinya hamil.
3) Cemas bayinya tidak sehat/tidak normal.
4) Khawatir tentang nyeri istrinya saat melahirkan.
5) Peran setelah melahirkan.
6) Perubahan hubungan dengan istri, keluarga dan teman-temannya.
7) Kemampuan sebagai orangtua.
b. Perubahan Psikologis Ayah
1) Persiapan yang nyata terlihat untuk kelahiran bayinya.
2) Terlibat dalam kelas bersama, mendampingi istri saat memeriksakan
kehamilannya.
3) Timbul rasa takut.
4) Timbul pertanyaan dalam benak, “seperti apa menjadi orangtua?” atau
“dapatkah ia membantu istrinya selama proses persalinan?”
5) Timbul rasa tidak percaya, seperti apakah ia akan benar-benar
mempunyai anak? (Indrayani, 2011 ).

2.2.12 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan


a. Faktor Fisik
1)Status Kesehatan
Selama kehamilan seorang wanita mengalami perubahan fisik
seperti uterus akan membesar karena didalamnya telah tumbuh janin,
tentunya dengan adanya perubahan tersebut keadaan kesehatan ibu akan
berubah pula karena tubuh ibu dipersiapkan untuk mendukung
perkembangan dari kehidupan yang baru dan untuk menyiapkan janin
hidup di luar kandungan. Keadaan ini dapat diperberat dengan adanya
status yang buruk atau penyakit yang di derita oleh klien seperti
penyakit jantung, asama, diabetes, status kesehatan dapat diketahui
dengan memeriksakan kehamilanya ke pelayanan kesehatan terdekat.
Penyakit jantung dapat memperberat kehamlanya karena jantung
yang tidak normal dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan
fisiologis seperti hipervolemia serta terdesaknya jantung dan diafragma
karena pembesaran rahim. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa
kehamilan dapat memperbesar atau memperberat penyakit jantung pada
kehamilan adalah dapat menyebabkan terjadinya aborrus, lahir mati, dan
IUFD.
Penyakit asma sering merupakan penyakit keturunan, diagnosis
biasanya mudah didapat karena ibu telah sering berobat kepada dokter
atau pengobatan nonmedis. Asma dapat berkurang atau bertambah
dalam kehamilan, kehamilan akan berlangsung tanpa gangguan kecuali
apabila sering kambuh. Jika ibu sering mengalami sesak napas, janin
akan kekurangan oksigen hingga menghambat proses tumbuh
kembangnya. Oleh karena itu, ibu hamil harus berupaya agar asmanya
tidak kambuh dan apabila kambuh dapat diberikan obat-obata atau
oksigen setelah berkonsultasi dengan dokter.
Ibu hamil rawan mengalami kenaikan kadar gula darah yang tidak
pernah dialami sebelumnya sebelum hamil. Gangguan juga dialami ibu
hamil yang sebelumya tidak mempunyai riwayat diabetes. Gejala
diabetes terhadap kehamilan dapat menyebabkan janin mengalami
kelainan kongenital, partus prematurus, hidramion, preeklamsia,
kelainan letak janin dan insufisiensi plasenta.
2)Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kehamilan. Kebutuhan ibu hamil akan nutrisi lebih tinggi dibandingkan
saat sebelum hamil dan kebutuhan tersebut semakin bertambah pada
saat ibu menyusui bayinya, hamil dan kebutuhan tersebut semakin
bertambah pada saat ibu menyusui bayinya. Kecukupan gizi ibu hamil
dan pertumbuhan kandunganya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat
badannya. Untuk memenuhi akan nutrisi, maka ibu harus makan-
makanan yang banyak mengandung gizi karena makanan tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan janin, plasenta, buah dada, dan kenaikan
metabolisme.
Ibu hamil juga tidak dianjurkan untuk minum kopi ataupun teh
karena kopi dan teh mengandung kafein yang dapat meningkatkan
denyut jantung dan tekanan darah, serta dapat menyebabkan iritasi
lambung. Kafein bersifat diuretik sehingga ibu menjadi sering BAK.
Keadaan ini mengakibatkan kurangnya jmlah mineral penting seperti
kalium, kalsium, dan magnesium dalam tubuh. Kondisi ini
menyebabkan ketidakseimbangan elektrorit tubuh padahal
keseimbangan elektrorit tubuh berfungsi untuk menjaga kerja jantung
dan alat-alat tubuh lain dengan baik.
3)Gaya Hidup
a) Subtance (Konsumsi Alkohol)
Resiko dari minum alkohol yang terus-menerus, tentunya juga
berhubungan dengan dosis yang menyebabkan berbagai masalah
yang serius seperti meningkatkan resiko keguguran, lahir prematur,
berat lahir yang rendah.
b)Merokok
Ibu hamil yang merokok dapat langsung mempengaruhi dan
merusak perkembangan janin dalam rahim seperti BBLR, apneu, dan
kemungkinan meninggal karena sudden Death Sindrome ( SIDS)
atau kematian di ranjang bayi. Asap rokok dapat menyebabkan
suplai oksigen dan nutrisi kepada janin melalui plasenta berkurang.
b. Faktor Psikologis
1)Stressor Internal dan Eksternal
Kehamilan merupakan krisis matertitas yang dapat menimbulkan
stres, tetapi berharga karena menyiapkan wanita tersebut untuk
memebri perawatan dan mengemban tugas yang lebih berat. Apabila
wanita hamil berubah perangainya menjadi capat naik darah atau
menjadi malas, hal tersebut merupakan hal yang wajar karena wanita
tersebut mengalami perubahan emosi. Respons emosional selama
kehamilan selama kehamioan bergantung pada beberapa faktor yaitu
internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi adalah
sebagai berikut :
a)Wanita yang mempunya emosi yang labil.
b)Hubungan personal yang tidak adekuat
Faktor eksternal yang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
a)Trauma psikologis
b)Sexual abuse
c)Kekecewaan yang tidak terselesaikan
d)Adanya minor disorder, misalmya rasa mual dan kostipasi.
2)Dukungan Keluarga
Peran keluarga sangatlah penting, psikologis ibu hamil yang
cenderung lebih labil daripada wanita yang tidak hamil memerlukan
banyak dukungan dari keluarga terutama suami. Misalnya, pada kasus
penentuan jenis kelamin dimana keluarga menginginkan jenis kelamin
tertentu, ibu hamil tersebut akan merasa cemas jika nantinya anaknya
lahir dengan jenis kelamin yang tidak sesuai dengan harapan atau
mengalami kecacatan fisik dan mental. Keluarga juga harus membantu
dan mendamopingi ibu dalam menghadapi keluhan yang muncul
selama kehamilan agar ibu tidak merasa sendirian. Kecemasan ibu yang
berlanjut akan mempengaruhi ibu berupa nasfsu makan yang menurun,
kelemahan fisik, dan mual muntah yang berlebihan.

c. Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Ekonomi


1) Kebiasaan Adat Istiadat
Berbagai kelompok masyarakat dengan kebudayaan di seluruh
dunia memiliki aneka persepsi, interpretasi dan respons dalam
menghadapinya. Tiap perpindahan dari suatu tahapan kehidupan
kepada tahapan kehidupan yang lainya merupakan suatu masa krisis
yang gawat atau membahayakan baik bersifat nyata ataupun tidak nyata
sehingga diadakan serangkaian upacara bagi wanita hamil untuk
mencari keselamatan bagi diri wanita serta bayinya. Contoh di Jawa :
ada mitoni, procotan, dan brokohan, sepasaran. Serta selapanan. Maka
dari itu Bidan harus mengkaji apakah ibu hamil menganut atau
mempunyai kepercayaan atau adat istiadat kebiasaan tabu setempat.
Kemudian menilai apakah hal tersebut bermanfaat, netral ( tidak
pengaruh pada keamanan atau kesehatan), tidak jelas ( efek tidak
diketahui/ dipahami), atau membahayakann. Terutama bila faktor
budaya tersebut dapat menghambat pemberian asuhan yang optimal
bagi ibu hamil. Bidan harus mampu merubah kebiasaannya dengan
memberikan penejlasan yang benar. Tentu sajak hal ini memerlukan
dukungan dari berbaga pihak yang berperan dalam keluarga dan
masyarakat.
2) Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan berhubungan dengan tempat ibu mendapatkan
pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilanya sampai ibu
dapat melahirkn dengan aman. Tersedianya fasilitas kesehatan yang
memadai dengan jarak yang mudah terjangkau akan memberi
kemudahan bagi ibu hamil untuk sering memeriksakan kehamilanya
dan untuk mendapatkan penanganan dalam keadaan darurat. Bidan
dapat memberikan informasi atau petunjuk kepada ibu dan keluarga
tentang pemanfaatan saranan kesehatan seperti rumah bersalin,
polindes, puskesmas, dan fasilitas kesehatan lainya yang sangat penting
dan aman bagi kehamilan dan persalinannya.
3)Ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena
berhubungan denfan pemenuhan kebutuhan-kebhtuhan ibu selama
kehamilan antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-
obatan, tenaga kesehatan dan transportasi/ sarana angkutan.
Masalah keuangan sering timbul didalam kehidupan keluarga.
Memang dalam hal ini bidan tidak bertanggung jawab atas pemecahan
masalah keluarga tetapi hendaknya menunjukkan impatinya serta
mencoba memberikan kepentingan ibu dan bayi.
Aspek finansial ini menjadi masalah jika misalnya ibu hamil yang
suaminya belum bekerja, berhenti kerja, atau dengan penghasilan
kurang membuat ibu harus tinggal dirumah kontrakan yang murah dan
kumuh sehingga membuat ibu rentan terhadap penyakit.
Untuk menghemat pengeluaran, terkadang wanita tersebut tidak
dapat mngkonsumsi makanan yang lebih bergizi yaitu kaya akan
protein, kalsium, atau mineral lain yang dibutuhkannya. Selain itu, ibu
juga harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga sehingga
waktu istirahatnya berkurang, tidak ada waktu dan biaya untuk
memeriksakan kehamilanya. ( Indrayani, 2011)

2.2.13 Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi


a. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
Pertumbuhan dan perkembangan janin pada TM III, yaitu:
1)Usia 24 – 28 minggu
Janin sudah dapat hidup diluar kandungan jika lahir (premature, BB ±
1100 gram PB 35-38 cm), kelopak mata kembali terbuka, selaput bola
mata menghilang dan nampak pergerakan pernafasan (Astuti, 2012; 49).
2) Usia 28 – 32 minggu
Janin mulai menyimpan lemak dan zat besi, pada janin laki-laki testis
mulai turun pada skrotum, lanugo tampak menghilang dari wajah, dan
kulit menjadi lebih pucat serta berkurang kerutanya, nampak seperti
orang (little old man) Mochtar, 2012).
3) Usia 32 – 36 minggu
Bayi sudah cukup bulan (aterm). Pada usia kehamilan ini lemak
meningkat, membuat tubuh lebih bulat, lanugo menghilang dari tubuh,
vernik kaseosa banyak, rambut kepala memanjang, kuku mencapai
ujung jari, kartilago pada bagian telinga melunak, dan lekukan plantar
nampak. (Jannah, 2012)
4) Usia 36-40 minggu
Proses pembentukan telah selesai dan siap dilahirkan. Pada laki-laki
testis sudah turun ke skrotum dan pada perempuan labiya mayor sudah
menutupi labiya minor.(Astuti,2012)
b. Struktur dan Fungsi Air Ketuban
Struktur yang dilapisi oleh selaput janin (amnion dan korion) berisi air
ketuban (Liquor amnii).
1)Ciri – ciri kimiawi
a)Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira – kira 1000 –
1500 cc.
b)Bila volume air ketuban < 500 cc disebut oligohidramnion
c)Bila volume air ketuban > 2000 cc disebut polihidramnion
d)Komppsisi terdiri atas : 98% air, urea, vernuik caseosa, rambut
lanugo, asam lurik, kreatinin sel – sel epitel, dan garam anorganik
2)Faal air ketuban
a) Untuk proteksi janin
b) Mencegah perlekatan janin dengan amnion.
c) Agar janin dapat bergerak bebas
d) Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu
e) Menjaga keseimbangan tekanan intra uterin (terutama pada
persalinan) (Astuti, 2012; 56)
f)Menambah suplai cairan janin, dengan ditelan atau diminum
kemudian dikeluarkan melaui urine (Jannah, 2012)

c. Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Tali Pusat


1) Struktur Tali Pusat
a)Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan fetal
janin
b)Warnanya dari luar putih, merupakan tali yang terpilin
c)Panjangnya rata – rata 50 – 55 cm, diameter 1 – 2,5 cm
d)Diliputi oleh zat seperti agar – agar yang disebut jelly Wharton yang
mencegah kompresi pembuluh darah sehingga pemberian makanan
yang kontinu untuk embrio-janin
e)Struktur terdiri atas 2 arteri umbilikalis, 1 vena umbilikalis
(menghubungkan sistem kardiovaskuler janin dengan plasenta,
sistem kardiovaskuler terbentuk kira – kira minggu ke sepuluh)
serta jelly warton (jaringan lembek yang berfungsi untuk
melindungi pembuluh darah)
2)Fungsi Tali Pusat
a) Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian
tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan
antibodi dari ibu
b) Saluran pertukaran bahan – bahan kumuh atau zat sisa seperti urea
dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri
umbilicalis (Astuti, 2012)
d. Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Plasenta
Plasenta adalah alat pertukaran zat antara ibu dan anak atau
sebaliknya. Plasenta berbentuk bulat atau oval dengan ukuran 15 – 20 cm,
tebal 2 – 3 cm, berat 500 – 600 gram. Biasanya plasenta atau uri berbentuk
lengkap pada kehamilan kira – kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah
mengisi seluruh rongga rahim. Fungsi Plasenta, yaitu:
1) Nutrisi
Plasenta sebagai alat nutritif. Penyaluran bahan nutrisi dari ibu ke janin
dengan jalan difusi air dan bahan yang larut dalam air, garam, kalium dan
nutrium. Makin besar berat jenis bahan makanan maka makin lambat terjadi
difusi.
2) Ekskresi
Ginjal, hati dan usus janin belum berfungsi dengan baik sebagai alat
pembuangan. Sisa metabolisme akan dibuang melalui plasenta yang dapt
menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung. Zat utama
yang diekskresikan adalah karbon dioksida.
3)Respirasi
Dalam sirkulasi janin terdapat Fetal Hemoglobin (F) yang mempunyai
afinitas tinggi terhadap oksigen dan mudah melepas carbon dioksida.
Dengan perbedaan afinitas tersebut plasenta dapat menyalurkan oksigen dan
membuang buang carbon dioksida. (Mochtar, 2012; 25)
Hormon – hormon yang dihasilkan plasenta :
1)Korionik gonadotropin (HCG)
a)Merangsang korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum
sehingga tetap mengeluarkan estrogen dan progesteron. Korpus
luteum berfungsi sampai plasenta sempurna.
b)Bersifat khas kehamilan sehingga dapat dipakai sebagai hormon tes
kehamilan.
c) Puncaknya tercapai pada hari ke-60 setelah persalinan, dalam urin
tidak dijumpai lagi.
2) Estrogen
a) Pertumbuhan dan perkembangan otot rahim
b) Retensi air dan garam
c)Perkembangan tubulus payudara sebagai pengganti ASI
d)Melaksanakan sintesis protein
3)Progesteron
a) Permulaan hamil dibuat oleh korpus luteum dan plasenta
b) Penenang otot rahim selama hamil
c) Bersama estrogen mengaktifkan tubulus dan alveolus payudara.
d) Menghalangi proses pematangan folikel de Graff sehingga tidak
terjadi ovulasi serta menghalangi pengeluaran LH. (Astuti, 2012)

e. Sistem Peredaran Darah Janin


Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah
orang dewasa, karena paru-paru janin belum berkembang sehingga oksigen
diambil melaui plasenta.
Darah janin didapat dari ibu dan dialirkan dari Ibu ke janin melalui
plasenta untuk kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui vena
yang terdapat di umbilikus. Peredaran darah janin digambarkan langsung
sebagai berikut.
1)Darah janin dialirkan ke plasenta melalui arteri aorta umbilicalies yang
membawa bahan makanan yang berasal dari ibu.
2)Darah ini akan masuk ke badan janin melalui vena umbilicalis yang
bercabang dua setelah memasuki dinding perut.
3)Cabang yang kecil akan bersatu dengan vena porta, darahnya akan beredar
dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena cava hepatica kedalam
vena cava inferior. Dan cabang satu lagi ductus venusus aranthii,
akhirnya masuk ke vena cava inferior. Sebagian oksigen dalam darah
vena umbilikalis akan direabsorbsi sehingga konsentras oksigen
menurun.
4)Vena cava inferior, langsung masuk ke atrium kanan, darah ini merupakan
darah yang berkonsentrasi tinggi nutrisi dan aksigen yang sebagian
menuju ventrikel kanan dan sebagian besar menuju atrium kiri melalui
foramen ovale.
5)Dari ventrikel kanan masuk ke paru – paru, tetapi karena paru – paru
belum berkembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis
dialirkan menuju aorta melalui ductus arteriosus Bothalli. Darah yang
ke paru – paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi
makanan kepada paru – paru yang sedang tumbuh.
6)Darah yang berada di aorta disebarkan ke alat – alat badan, tetapi
sebelumnya darah menuju ke arteri aorta hypogastricae (cabang dari
arteri iliacacomunis) lalu ke arteri aorta umbilicalis dan selanjutnya ke
plasenta.
7)Selanjutnya sirkulasi darah jani akan berulang kembali. Menerima nutrisi
dan oksigen dari plasenta melalui ductus venosus aranthii, menuju vena
cava inferior yang kaya akan oksigen dan nutrisi (Astuti, 2012).

f. Ketidaknyamanan
Adapun beberapa ketidak nyamanan yang terjadi pada ibu hamil :
1) Edema dependen
2) Hemorroid
3)Nyeri Ulu Hati
4) Insomnia
5) Sesak nafas
6) Stress inkontinensia
7) Keputihan
8) Keringat bertambah
9) Konstipasi
10)Kram pada kaki
11)Mati rasa dan geli pada jari tangan dan kaki
12)Nyeri ligamentum
13)Panas dalam
14) Pusing
15)Sakit punngung atas bawah
16) Sering miksi
17) Mudah lelah
18) Varicositas pada kaki atau vulva
(Indrayani,2011)

2.2.14 Tanda Bahaya Kehamilan


a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut yang termasuk kriteria tanda
bahaya adalah perdarahan berwarna merah, dan kadang-kadang tetapi tidak
selalu disertai dengan nyeri. Assesmen yang mungkin adalah plasenta
previa.

b.Sakit kepala hebat, menetap dan tidak hilang


Sakit kepala menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala
yang hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristorahat adalah salah
satu gejala preeklamsi. Preeklamsi biasanya juga disertai dengan penglihatan
tiba-tiba hilang, kabur, bengkak/oedema pada kaki dan muka serta nyeri
pada epigastrium.
c.Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang dimaksud adalah yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal. Merupakan nyeri perut yang hebat, menetap, dan tidak
hilang setelah beristirahat bisa berarti apendicitis, abortus, persalinan
pretrem, penyakit radang panggul, gastritis dan infeksi kandung kemih.
Nyeri abdomen bagian bawah dapat bersifat :
a. Nyeri kuat, yang berdenyut-denyut (seperti kram) pada 6 bulan pertama
kehamilan berarti abortus/keguguran.
b. Nyeri kuat, terus-menerus diakhir kehamilan. Bisa berarti terjadi robekan
plasenta dari dinding rahim. Ini sangat berbahaya dan mengancam jiwa.
c. Nyeri yang berdenyut-denyut sekitar bulan ke 7 atau 8 bisa berarti akan
mengalami persalinan yang cepat.
d. Bayi kurang gerak seperti biasa
Bayi bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Biasanya diukur
dalam waktu selama 12 jam yaitu sebanyak 10 kali.
e. Keluar cairan sebelum waktunya (Ketuban Pecah Dini)
Dapat diidentifikasi dengan keluarnya cairan mendadak disertai bau yang
khas. Adanya kemungkinan infeksi dalam rahim dan persalinan prematuritas
yang dapat meningkatkan mordibitas dan mortalitas ibu dan bayi. Ketubah
pecah dini disertai kelainan letak akan mempersulit persalinan yang
dilakukan di tempat dengan fasilitas belum memadaii.
f. Muntah terus menerus ( Hiperemisi gravidarum)
Terdapat muntah yang terus-menerus yang menimbulkan gangguan
kehidupansehari-hari dan dehidrasi. Hejala-gejala hiperemisis lainya :
a. Nafsu makan menurun
b. Berat badan menurun
c. Nyeri daerah epigastrium
d. Tekanan darah menurun dan nadi meningkat
e. Lidah kering
f. Mata tampak cekung

g. Demam
Demam tinggi diikuti dengan tubuh menggigil, rasa sakit seluruh tubuh,
sangat pusing biasanya disebabkan oleh malaria. Pengaruh malaria terhadap
kehamilan :
a. Memecahkan butir darah merah sehingga menimbulkan anemia.
b. Infeksi plasenta dapat menghalangi pertukaran dan menyalurkan nutrisi
ke janin
c. Panas badan tinggi merangsang terjadinya kontraksi rahim.
Akibat gangguan tersebut dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas,
dismaturitas, kematian neonatus tinggi, kala II memanjang, dan retensio
plasenta.
h. Anemia
Berdasarkan ketetapan WHO anemia ibu hamil adalah bila Hb kurang dari
11 gr%
Pembagian anemia :
a) Normal : 11 gr%
b) Anemia ringan : 9-10 gr%
c) Anemia sedang :7-8 gr%
d) Anemia berat :5-7 gr%
Pengaruh anemia pada kehamilan dapat terjadi abortus, partus prematurus,
IUGR, infeksi, hiperemisi gravidarum, dan lain-lain. Anemia ditandai dengan :
a) Bagian dalam kelopak mata, lidah, dan kuku pucat.
b)Lemah, dan merasa cepat lelah.
c)Kunang-kunang.
d)Napas pendek-pendek.
e)Nadi meningkat.
f) Pingsan.
i. Bengkak pada Muka atau Tangan
Bengkak yang timbul pada muka dan tangan dapat menunjukkan bahwa ibu
mengalami masalah serius apabila tidak hilang setelah beristirahat dan disertai
keluhan fisik lain. Hal ini merupakan pertanda ibu menderita anemia, gagal
j. Kejang
Kejang pada ibu hamil merupakan gejala lanjut dari preeklamsia.
( Astutik, 2012)

2.2.15Kartu Skor Poedji Rochjati


1) Pengertian
Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk mendeteksi dini kehamilan yang
memiliki risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), ukuran
risiko dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut skor.
2) Faktor-faktor Resiko Ibu Hamil:
Beberapa keadaan yang menambah risiko kehamilan, tetapi tidak secara langsung
meningkatkan risiko kematian ibu. Keadaan tersebut dinamakan faktor risiko.
Semakin banyak ditemukan faktor risiko pada ibu hamil, semakin tinggi risiko
kehamilannya (Syafrudin dan Hamidah, 2009). Bebarapa peneliti menetapkan
kehamilan dengan risiko tinggi sebagai berikut:
(1)Puji Rochayati: primipara muda berusia < 16 tahun, primipara tua berusia > 35
tahun, primipara skunder dangan usia anak terkecil diatas 5 tahun, tinggi badan < 145
cm, riwayat kehamilan yang buruk (pernah keguguran, pernah persalinan premature,
lahir mati, riwayat persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, ekstraksi forsep,
operasi sesar), pre-eklamsi-eklamsia, gravid serotinus, kehamilan dengan perdarahan
antepartum, kehamilan dengan kelainan letak, kehamilan dengan penyakit ibu yang
mempengaruhi kehamilan. Gastelazo Ayala: faktor antenatal, faktor intrapartum,
faktor obstetri dan neonatal, faktor umum serta pendidikan. Ida Bagus Gde Manuaba,
1. Berdasarkan anamnesis Usia ibu (<19 tahun, > 35 tahun, perkawinan lebih dari 5
tahun).
(2)Riwayat operasi (operasi plastik pada vagina-fistel atau tumor vagina, operasi
persalinan atau operasi pada rahim).
(3)Riwayat kehamilan (keguguran berulang, kematian intrauterin, sering mengalami
perdarahan saat hamil, terjadi infeksi saat hamil, anak terkecil berusia lebih dari 5
tahun tanpa KB, riwayat molahidatidosa atau korio karsinoma).
(4)Riwayat persalinan (persalinan prematur, persalinan dengan berat bayi rendah,
persalinan lahir mati, persalinan dengan induksi, persalinan dengan plasenta manual,
persalinan dengan perdarahan postpartum, persalinan dengan tindakan [ekstrasi
vakum, ekstraksi forsep, letak sungsang, ekstraksi versi, operasi sesar).
3) Hasil pemeriksaan fisik
Hasil pemeriksaan fisik umum (tinggi badan kurang dari 145 cm, deformitas pada
tulang panggul, kehamilan disertai: anemia, penyakit jantung, diabetes mellitus, paru-
paru atau ginjal).
kembar, hidrmnion, dismaturitas atau gangguan pertumbuhan, kehamilan dengan
kelainan letak: sungsang, lintang, kepala belum masuk PAP minggu ke 36 pada
primigravida, hamil dengan dugaan disproporsi sefalo-pelfik, kehamilan lewat waktu
diatas 42 minggu)
4) Risiko tinggi pada kehamilan meliputi:
hb kurang dari 8 g%, tekanan darah tinggi (systole > 140 mmHg dan diastole > 90
mmHg), edema yang nyata, eklamsi, perdarahan per vagina, ketuban pecah dini, letak
lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 mianggu, letak sungsang pada primigrafida,
infeksi berat atau sepsis, persalinan premature, kehamilan ganda, janin yang besar,
penyakit kronis pada ibu (jantung, paru, ginjal, dll), riwayat obstetri buruk, riwayat
seksio sesarea, dan komplikasi kehamilan (Syafrudin dan Hamidah, 2009: 224).
Jumlah skor memberikan pengertian tingkat risiko yang dihadapi oleh ibu hamil.
Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga kelompok:
(1)Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2
(2)Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10
(3)Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12 (Rochjati
Poedji, 2003).
5) Tujuan Sistem Skor
(1)Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (KRR, KRT, KRST) agar berkembang
perilaku kebutuhan tempat dan penolong persalinan sesuai dengan kondisi dari ibu
hamil.
Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat agar peduli
dan memberikan dukungan dan bantuan Hasil pemeriksaan kehamilan (kehamilan
trimester satu: hiperemesis gravidarum berat, perdarahan, infeksi intrauterin, nyeri
abdomen, servik inkompeten, kista ovarium atau mioma uteri, kehamilan trimester
dua dan tiga: preeklamsia-eklamsia, perdarahan, kehamilan
(2)untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi untuk melakukan rujukan terencana.
6) Cara Pemberian Skor
Tiap kondisi ibu hamil (umur dan paritas) dan faktor risiko diberi nilai 2, 4 dan 8.
Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor 2 sebagai skor awal. Tiap faktor
risiko skornya 4 kecuali bekas sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan
antepartum dan pre-eklamsi berat/eklamsi diberi skor 8. Tiap faktor risiko dapat
dilihat pada gambar yang ada pada Kartu Skor ‘Poedji Rochjati’ (KSPR), yang telah
disusun dengan format sederhana agar mudah dicatat dan diisi (Rochjati Poedji,
2003).
7) Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi
(1)Penyuluhan komunikasi, informasi, edukasi/KIE untuk kehamilan dan persalinan
aman.
a.Kehamilan Risiko Rendah (KRR), tempat persalinan dapat dilakukan di rumah
maupun di polindes, tetapi penolong persalinan harus bidan, dukun membantu
perawatan nifas bagi ibu dan bayinya.
b.Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), ibu PKK membeti penyuluhan agar pertolongan
persalinan oleh bidan atau dokter puskesmas, di polindes atau puskesmas (PKM),
atau langsung dirujuk ke Rumah Sakit, misalnya pada letak lintang dan ibu hamil
pertama (primi) dengan tinggi badan rendah.
c.Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), diberi penyuluhan dirujuk untuk
melahirkan di Rumah Sakit dengan alat lengkap dan dibawah pengawasan dokter
spesialis (Rochjati Poedji, 2003).
(2)Pengawasan antenatal, memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai
kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan
dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya.

Gambar 2.4 Kartu Skor Poedji Rochjati

Keterangan :
a. Ibu hamil 2 boleh bersalin di PMB dan ditolong oleh bidan
b. dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan
dapat berslin di PMB atau dipuskesmas
c. Bila skor 12 atau lebih dianjurkan bersalin di RS/dr spesialis obgyn
2.2.16Standart Asuhan Kehamilan

Terdapat 6 standart dalam standart pelayanan antenatal, yaitu:


1.Standar 1 : identifikasi ibu hamil
Pernyataan standar :
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilanya sejak dini dan secara teratur.
2.Standar 2 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Pernyataan standar :
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal, deteksi kelainan dalam kehamilan khususnya
anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/HIV-AIDS, memberikan pelayanan imunisasi,
penyuluhan dan konseling serta tugas terkait lainya, mencatat data pada setiap
kunjungan, penatalaksanaan dan rujukan kegawatdaruratan dalam kehamilan.
3.Standar 3 : Palpasi abdominal
Pernyataan standar :
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamialn, serta bila umur kehamilan bertambah
memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga
panggul, untuk deteksi kelainan serta melakukan rujukan dengan tepat.
4.Standar 4: Pengelolaan anemia pada kehamilan
Pernyataan standar :
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/rujukan semua
kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5.Standar 5 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Pernyataan standar :
Bidan dapat mendeteksi setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenal
tanda dan gejala pre-eklamsia serta penatalaksanaanya dan rujukan yang tepat.
6.Standar 6 :Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami dan keluarganya pada
trimester III untuk memastikan persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkan, persiapan transportasi dan biaya. Bidan sebaiknya
melakukan kunjungan rumah.
Dalam pelayanan atau asuhan kehamilan standar minimal yang harus dilaksanakan
termasuk 10 T Yaitu :
1.Timbang berat badan dan tinggi
Ukur berat badan dalam kilogram tiap kali kunjungan . kenaikan berat badan normal
pada waktu hamil 0,5 kg/minggu dimulai dari TM II sedangkan total penambahan
berat badan yang normal pada ibu hamil adalah 11,5-16 kg. adapun TB menentukan
panggul ibu, ukuran normal yang baik adalah >145cm.
2.Ukur lingkar lengan atas (LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil
berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu
hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa
bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat
melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
3.Pemeriksaan Tekanan darah
Tekanan darah normal 110/80 – 140/90 mmHg, apabila melebihi 140/90 mmHg
perlu diwaspadai adanya preeklamsi
4.Periksaan Tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak sdengan umur kehamilan. Jika tinggi
fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan
pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah
kehamilan
24 minggu.
5.Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit
menunjukkan adanya gawat janin.
6. Tentukan presentasi janin
Pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk
ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.
7. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
a. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis
golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah
yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada
trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama
kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh
kembang janin dalam kandungan.
c. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua
dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya
proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya
preeklampsia pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan pemeriksaan
gula darah selama kehamilannya terutama pada akhir trimester ketiga
e. Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria
dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis
Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi.
f. Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil
yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin
pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu
hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling
kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk
menjalani tes HIV.
h. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak mempengaruhi
kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan.
8. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Imunisasi TT diberikan untuk mencegah tetanus neonatorum, pada kehamilan
umumnya diberikan 2 kali yaitu pada usia 16 minggu dan yang kedua 4 minggu
kemudian. Ibu hamil minimal memiliki status TT2 sedangakn ibu hamil dengan
status TT5 tidak perlu diberikan imunisasi lagi.

Tabel 2.5 Imunisasi TT


Antigen Interval (selang Lama %
waktu minimal) Perlindungan Perlindungan
TT1 Knjungan antenatal - -
pertama
TT2 4 minggu setelah 3 tahun 80
TT1
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/ 99
seusia
hidup

9. Pemberian tablet fe minimal 90 tablet selama kehamilan


Fe diberikan 1 kali/hari setiap rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet selama
masa hamil. Tablet Fe sebaiknya tidak diminum dengan the atau kopi karena dapat
mengganggu proses penyerapannya. Jika ditemukan anemia berikan 2-3 tablet
Fe/hari. Pastikan dengan pemeriksaan Hb yang dilakukan 2 kali selama kehamilan
yaitu pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau apabila ada
tanda-tanda anemia.
10 . Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium,
setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar
dan kewenangan
tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan
sistem rujukan. Berikut ini merupakan tabel pedoman pemeriksaan antenal care:
Tabel 2.6 : Pedoman Antenatal Care Terpadu. 2010

2.2.17Kunjungan Ulang Asuhan Kehamilan


1.Pengertian
Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang di lakukan setelah
kunjungan antenatal pertama. Dalam pelaksanaan yang sesungguhnya karena
frekuensi kunjungan ulang yang lebih dari satu, maka kompetensi penuh harus di
kuasi oleh seorang bidan mengigat hal tersebut merupakan kewenangan seorang
bidan mengigat hal tersebut merupakan kewenangan seorang bidan yang jelas
diatur oleh Kepmenkes RI No. 900 Pasal 16 ayat 1 (c) Pelayanan antenatal pada
kehamilan normal.
Perlu di perhatikan wanita hamil seharusnya (minimal) melakukan 4 kunjungan
antenatal selama kehamilannya. Pada setiap kunjung antenatal tersebut perlu di
dapatkan informasi yang sangat penting sesuai dengan umur kehamilan. Bagi ibu
hamil yang mempunyai masalah, hendaknya di sarankan untuk menemui petugas
kesehatan bila merasakan tanda bahaya atau jika merasa khawatir.
2.Tujuan
Kunjungan ulang merupakan bagian dari asuhan antenatal. Setiap wanita hamil
menghadapi komplikasi yang dapat mengancam jiwanya. Oleh karena itu,
adanya pemeriksaan kehamilan/asuhan antenatal selama periode kehamilan
sangatlah di perlukan termasuk adanya kunjungan ulang. Tujuan utama asuhan
antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu
maupun bayinya.
Dalam kunjungan ulang kegiatannya lebih terfokus dalam pendeteksian
komplikasi-komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan,
pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran, dimana kegiatan ini lebih
khusus dari kunjungan asuhan. Sementara itu, dalam asuhan antenatal mencakup
kegiatan yang lebih kompleks yang mana kegiatan tersebut merupakan kegiatan
yang sengaja di fokuskan untuk kunjungan awal.
3.Kegiatan dalam kunjungan ulang
1) Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Menanyakan tentang gerakan janin selama 24 jam terakhir.
b. Mendapatkan informasi tentang setiap masalah atau tanda bahaya yang
mungkin dialami klien sejak kunjungan terakhir.
c. Mendapatkan informasi tentang keluhan-keluhan lazim/yang biasa di alami
ibu hamil.
d. Menyakan apakah klien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran lain
yang timbul sejak kunjungan terakhir.
e. Menyakan bagaimana perasaan klien sejak kunjungan terakhir.
f. Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa
yang di ceritakan ibu.
g. Selama pengambilan riwayat, bidan tetap membina hubungan saling
percaya dengan ibu dan keluarga.
2) Pemeriksaan Fisik
a. Berat badan.
b. Tekanan darah.
c. Pemeriksaan tekanan darah.
d. Mengukur tinggi fundus uteri dengan tangan (>12 minggu) atau dengan
pita ukur(>22 minggu).
e. Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda
(jika >28 minggu).
f. Manuver leopold untuk mendeteksi kelainan letak, presentasi posisi dan
penurunan kepala janin (>36 minggu).
g. Mengukur DJJ ( dengan fetoskop kalau >18 minggu).
h. Melakukan pemeriksaan fisik seperlunya saja.
3) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Proteinuria
Hasil penelitian menunjukan bahwa penapisan ruti proteinuria merupakan
caraefektif dalam mendeteksi preeklamsia, suatu keadaan yang
membahayakan jiwa.
4) Pemberian Suplemen, Imunisasi, dan Konseling
a. Pemberian zat besi 90 tablet mulai minggu ke 20.
b. Memberikan imunisasi TT 0,5 cc jika sebelumnya telah mendapatkannya.
c. Gizi: peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori per hari,
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung protein, zat besi,
minuman cukup cairan (menu seimbang)
d. Perubahan fisiologi: tambah berat badan perubahan pada payudara tingkat
tenaga yang menurun rasa panas, varises, hubungan suami istri boleh di
lanjutkan selama kehamilan( dianjurkan untuk memakai kondom)
4. Menjelaskan pada ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya.
5.Menayakan kepada ibu mengenai status nutrisi, suplemen zat besi dantetanus
toxsoid.
6.Sesuai dengan usia kehamilan, ajarkan ibu mengenai pemberian ASI termasuk di
dalamnya menjelaskan cara perawatan terutama bagi ibu yang mempunyai yang
mempunyai puting susu yang rata/masuk ke dalam dilakukan dua kali sehari
selama 5 menit, latihan (exercise) olahraga ringan, istirahat dan pertumbuhan
janin.
7.Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak bawah buah dada,daerah
genetalia) dengan cara di bersihkan dengan air dan keringkan.
8.Mendiskusikan rencana persiapan persalinan/ kelahiran/kegawatdaruratan
9.Mengajari ibu mengenai tanda bahaya pastikan ibu memahami apa yang dilakukan
jika menemukan tanda bahaya diantaranya seperti:
1) Perdarahan pervagina
2) Sakit kepala lebih dari biasanya
3) Gangguan penglihatan
4) Pembengkakan pada wajah/tangan
5) Janin tidak bergerak sesuaidengan biasanya
10 Petunjuk dini untuk mencegah keterlambatan dalam mengambil keputusan dan
upaya rujukan saat terjadi komplikasi. Nasihat ibu hamil, suaminya, ibuatau
anggota keluarga yang lainnya untuk mengidentifikasi sumber transportasi, serta
menyisikan cukup dana untuk menutup biaya perawatan kegawatdaruratan.

11.Jadwal kunjungan ulang berikutnya


12. Pendokumentasian
Mendokumentasikan hasil kunjungan pada catatan SOAP dan
mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam kartu/buku ibu hamil.

2.2.17 Jadwal kunjungan ulang


a. Kunjungan I (16 minggu) bertujuan untuk hal-hal berikut ini:
1.Pengobatan dan penapisan anemia
2.Perencanaan persalinan
3.Pencegahan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan
b. Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu) bertujuan sebagai
hal-hal berikut:
1. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan
pengobatannya
2. Penapisan preeklamsia, gemeli, infeksi alat
reproduksi, dan saluran perkemihan
3. Mengulang perencanaan persalinan
c. Kunjungan IV (36 minggu) sampai lahir
1.Sama seperti kunjungan II dan III
2.Mengenali kelainan letak dan presentasi
3. Memantau rencana persalinan
4. Mengenali tanda-tanda persalinan (Indrayani,
2011).

2.3 Manajemen Konsep Kebidanan


2.3.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Fisiologi
a. Pengkajian Data
Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data dalam bentuk
data subjektif, data objektif, dan data penunjang yang akan memberikan
gambaran keadaan kesehatan ibu.
b. Tanggal
Untuk mengetahui tanggal pengkajian saat ini
c. Jam/Waktu Kunjungan
Untuk mengetahui waktu kunjungan
d. Tempat
Untuk mengetahui tempat dilakukan pengkajian
d. Data Subjektif
1) Biodata
a) Nama suami/istri
Memudahkan memanggil.
b) Umur
Mengetahui apakah kehamilannya termasuk resiko tinggi atau tidak.
Menentukan prognosa kehamilan, kalau umur terlalu lanjut atau
terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya.
c) Agama
Memudahkan dalam membimbing.
d) Pendidikan
Memberikan bimbingan sesuai dengan tingkat pendidikan.
e) Pekerjaan
Mengetahui status ekonominya sehubungan dengan asupan gizi
yang rendah. Menentukan status social ekonominya yang harus kita
ketahui misalnya untuk menentukan anjuran apa atau pengobatan
apa yang akan di berikan.
f) Alamat
Untuk sewaktu-waktu jika terjadi sesuatu bisa di lakukan
kunjungan rumah
2) Keluhan Utama
Ibu hamil anak... usia kehamilan .... bulan, dan datang dengan
keluhan... Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan
ataukah ada keluhan-keluhan lain.

3) Riwayat Penyakit Sekarang


Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit kronis (Hepatitis,
TBC, DM, dan penyakit menular lainnya
4) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular, menurun, dan manahun.
Seperti sesak nafas, kencing manis, dan tekanan darah tinggi
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular,
menurun dan menahun . dalam keluarga juga tidak ada keturunan
kembar.
6) Riwayat Haid
a) Menarche : ......tahun.
b)Lama : ......hari
c) Banyak : normal 2 – 3 softek/hari.
d) Dismonere :-
e) HPHT : untuk menentukan usia kehamilan.
f) TP : untuk mengetahui tafsiran persalinan
Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang faal alat
kandungan. Haid terakhir, teratur tidaknya haid, dan siklusnya
dipergunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinan. Yang
dimaksud dengan haid terakhir ialah hari pertama haid yang terakhir.
7) Riwayat Pernikahan
a) Menikah : .......x
b) Lama menikah : ....tahun/bulan.
c) Umur saat menikah : ....tahun
8) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
Kehamilan adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang sangat.
Persalianan spontan, buatan, aterm, premature, ditolong oleh paraji atau
bidan / dokter. Nifas demam, perdarahan, laktasi. Anal jenis kelamin,
berat badan, hidup atau tidak. Kalau meninggal umur dan sebab
meninggal. Mempengaruhi prognosis persalinan dan pimpinan
persalinan.

Hamil Persalinan Anak Nifas KB


Usia

Tempat
Cara

Laktasi

lamanya
Ke-

Penolong

TT/BB
H/M Umur
Jenis

jenis
Penyulit

Penyulit

Penyulit

No Suami
Kelamin

Ke

9) Riwayat Kehamilan Sekarang


Bila mulai merasa pergerakan anak. Kalau kehamilan masih muda
adakah mual, muntah sakit kepala, dan perdarahan. Kalau kehamilan
sudah tua adakah bengkak atau muka, sakit kepala, perdarahan, sakit
pinggang. Keluhan ini harus selalu di ingat dalam memberi
pengobatan.Ibu mengatakan bahwa ini kehamilan yang ke…. dan
usia kehamilan sudah …bulan
10) Riwayat Psikologis
Pendamping untuk persiapan persalinan sangat dibutuhkan untuk
membangun semangat saat akan bersalin.

11) Pola Kebiasaan Sehari-hari


a) Pola Nutrisi
(1) Adakah masalah dalam memenuhi kebutuhan nutrisi seperti
mual, muntah, atau berpantang makanan tertentu.
(2) Frekuensi.
(3) Porsi makan.
b) Pola Istirahat
(1) Adakah ganguan dan kebiasaan khusus dlan beristirahat.
(2) Berapa jam waktu istirahat (pada waktu siang dan malam).
c) Pola Eliminasi
(1) Ada gangguan atau tidak.
(2) Frekuensi BAB dan BAK.
(3) Warna BAB dan BAK.
(4) Konsistensinya.
d) Pola Aktifitas
Kelelahan dalam beraktifitas akan banyak menyebabkan
komplikasi pada setiap ibu hamil misalnya perdarahan dan abortus.
e) Pola Kebersihan
(1) Mandi berapa kali sehari.
(2) Frekuensi dalm menjaga kebersihan mulut.
(3) Frekuensi dalam menjaga personal higienenya.
(4) Dalam kehamilannya ini ibu masih melakukan hubungan suami
istri atau tidak sama sekali.
e. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) K/U
Baik./cukup/lemah.
b) Kesadaran
Composmentis. Ekspresi wajah serta sikap yang mendukung
adanya masalah (ibu mengaduh, meringis, sering bertanya,
melamun, meremas tangan dll).
c) TD
Normalnya sistole 100-120mmHg, diastole 60-80mmHg
d) Nadi
Normal 60 -100x/menit.
e) Suhu

Normalnya 36oC-37,5oC
f) RR
Normal 16 – 24x/menit.
g) BB
Kenaikan berat badan normal selama kehamilan 10-12 kg. Evaluasi
kenaikan berat badan selama kehamilan, evaluasi jika ada tanda
penurunan berat badan misalnya karena anemia, hiperemesis
gravidarum dan sebagainya.
h ) TB
Normalnya > 145 cm. Evaluasi terhadap BMI (body mass index)
terhadap kecukupan gizi selama kehamilan, untuk persiapan
perencanaan persalinan normal atau seksio cesarea.
i) Lila
Normal > 23,5 cm.

2) Pemeriksaan Fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan
klien serta tingkat kenyamanan fisik klien. Informasi dari hasil
pemeriksaan fisik dan anamnesis diolah untuk membuat keputusan
klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan
atau perawatan yang paling sesuai dengan kondisi klien.
a) Kepala
(1) Rambut
Warna rambut, rontok/tidak, mudah dicabut/tidak,
kebersihan rambut dan kulit
(2) Wajah
Pucat/tidak, oedem palpebra dan pipi, terdapat kloasma
gravidarum atau tidak
(3) Mata
Simetris, konjungtiva merah muda / pucat, sklera putih atau
tidak, fungsi penglihatan masih baik/tidak
b) Leher
Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah bendungan vena
jugularis, adakah pembesaran kelenjar limfe
c) Dada/Payudara
Kesimetrisan kedua payudara, kebersihan kedua payudara, puting
susu menonjol atau tidak, adakah hiperpigmentasi pada kedua aerola
mamae. Palpasi : adakah kolostrum, adakah massa atau pembesaran
massa atau kelenjar limfe, adakah cairan/rabas yang keluar dari
putting
d) Abdomen
(1) Inspeksi
Pembesaran abdomen melintang/membujur, sesuai usia
kehamilan atau tidak, adakah bekas luka operasi, adakah linea
alba dan striae gravidarum.
(2) Palpasi
Untuk mengetahui TFU sesuai usia kehamilan atau tidak,
apakah kehamilan kembar atau tidak.
(a) Leopold I
Untuk mengetahui bagian apa yang terdapat pada fundus
uteri, menentukan TFU, dan konsistensi fundus. Pada
letak bujur sungsang kepala bulat keras dan melenting pada
goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong pada
fundus, tidak keras, tidak melenting dan tidak bulat; pada
letak lintang fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagian
janin.
(b) Leopold II
Untuk mengetahui bagian apa yang terdapat di bagian
samping(batas samping kanan kiri). Pada letak membujur
dapat ditetapkan punggung anak; pada letak lintang dapat
ditetapkan dimana kepala janin.
(c) Leopold III
Untuk mengetahui bagian terbawah janin
(d) Leopold IV
Untuk menentukan apakah bagian terbawah tersebut
sudah masuk atau masih goyang, menetapkan bagian
terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul. Bila
bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran
terbesarnya disebut divergen, sedangkan bila lingkaran
terbesarnya belum masuk PAP disebut konvergen.
(3) Auskultasi
DJJ normal 120–160x/menit, jika  120 atau  160
merupakan tanda fetal distress.
(4) Taksiran berat janin (TBJ) untuk mengetahui apakah
janin makrosomia atau tidak.
(a) TBJ jika kepala belum masuk PAP
(TFU-13) x 155 gram
(b) TBJ jika kepala sejajar dengan PAP
(TFU-12) x 155 gram
(c) TBJ jika kepala sudah masuk PAP
(TFU-11) x 155 gram
(5) Genetalia dan Anus
Mengetahui apakah ada oedema pada vagina, adakah varises,
adakah pengeluaran lendir darah, adakah bekas luka jahitan
perineum, adakah hemoroid.
(6) Ekstermitas
Mengetahui apakah simetris, adakah oedema pada
ekstremitas atas dan bawah (+/+), adakah varises, kuku jari dan
akral apakah pucat, refleks patella dapat (+/-).
(7) Pemeriksaan Panggul Luar (Khusus Primipara)
Pemeriksaan panggul luar dilakukan untuk persiapan
perencanaan persalinan khusus bagi primipara, antara lain :
(a) Pengukuran distantia spinarum yaitu jarak antara spina
iliaca anterior superior kiri dan kanan, normal 23-26 cm
(b) Pengukuran distantia cristarum yaitu jarak terjauh antara
crista iliaca kanan dan kiri, normal 26-29 cm
(c) Pengukuran conjugata externa (Boudeloque) yaitu jarak
antara tepi atas symfisis pubis dan ujung processus spino,
normal 18-19 cm
(d) Lingkaran panggul (LP)
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah :
a) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) untuk mengetahui ibu
hamil mengalami anemia atau tidak
b) Pemeriksaan golongan darah untuk mengetahui jenis golongan
darah ibu dan persiapan pendonor darah.
Pemeriksaan yang dilakukan karena ada indikasi antara lain adalah:
a) Pemeriksaan protein urin
b) Pemeriksaan gula darah/reduksi
c) Pemeriksaan darah malaria
d) Pemeriksaan BTA
e) Pemeriksaan darah sifilis
f) Pemeriksaan serologi HIV
g) Pemeriksaan USG
f. Interprestasi Data Dasar
Interpretasi data subyektif dan data obyektif yang telah diperoleh,
mengidentifikasi masalah, kebutuhan, dan diagnosa berdasarkan interpretasi
yang benar atas data yang dikumpulkan. Diagnosa kebidanan ini dibuat
sesuai standard nomenklatur kebidanan.
Dx : G....P....Ab.... UK...janin tunggal/kembar, hidup/mati,
intrauterine/ekstrauterin, punggung …….., dengan kehamilan …..
Ds : diperoleh dari keterangan dan keluhan yang disampaikan ibu secara
langsung
Do : diperoleh dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan yang mengarah
ke diagnosa.
Masalah yang menyertai diagnosa dan keadaan pasien.
Dalam kehamilan TM 3 terdapat masalah:
1) Sakit bagian tubuh belakang. Sakit pada bagian tubuh belakang
(punggung-pinggang), karena meningkatnya beban berat dari bayi
dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh
sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.
2) Konstipasi. Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan
rahim yang membesar kearah usus selain perubahan hormon
progesteron.
3) Sesak napas. Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi
aliran darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu
hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya
tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma
(yang membatasi perut dan dada).
4) Masalah tidur. Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di
malam hari sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.
5) Bengkak Perut. Bayi yang kian membesar selama kehamilan
akan meningkatkan tekanan pada Braxton-Hicks atau kontraksi
palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak
teratur,daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang
membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang
disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi
cairan.

Kebutuhan yang diberikan sesuai masalah yang ada dan tidak harus
segera dilakukan.

1) Cara mengatasi sakit bagian tubuh belakang


2) Menggunakan posisi tubuh yang baik
3) Menggunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat
4) Menggunakan kasur yang keras
5) Menggunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung
6) Cara mengatasi konstipasi
7) Mengkonsumsi air lebih banyak dan mengkonsumsi makanan yang
lebih mengandung serat.
8) Cara mengatasi sesak napas
9) Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang
10) Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernapasan intercostal
11) Cara mengatasi masalah tidur :
Menggunakan bantal untuk mengganjal saat tidur pada sela paha dan
punggung ibu dengan posisi miring kanan maupun miring kiri.
12) Cara mengatasi bengkak :
a) Posisi kaki ibu lebih tinggi di bandingkan kepala
b) Jangan terlalu lama duduk jongkok mamupun menggantung
g. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Identifikasi diagnosa atau masalah potensial dibuat setelah
mengidentifikasi diagnosa atau masalah kebidanan yang berdasarkan data
ada kemungkinanmenimbulkan keadaan keadaan yang gawat. Langkah ini
membutuhkan antisipasi dan bila mungkin dilakukan pencegahan.
h. Identifikasi Kebutuhan Segera, Kolaborasi, Dan Rujukan
Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera, baik
tindakan konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan
kondisi klien. Tindakan bisa terapi yang dibutuhkan seegera untuk
mengatasi masalah selama kehamilan.
i. Intervensi
Pada langkah ini ditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya.
Informasi atau data yang kurang dapat dilengkapi. Setiap rencana
asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak sehingga asuhan yang
diberikan dapat efektif karena sebagian dari asuhan akan dilaksanakan oleh
klien.
1) Dx: G....P....Ab.... UK...janin tunggal/kembar, hidup/mati, punggung
…….., dengan kehamilan …..
2) Tujuan: Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama... menit
diharapkan bidan dapat membantu mengatasi masalah yang dialami
klien.
3) Kriteria
a) Keadaan umum ibu dan janin baik
b) Tanda-tanda vital dalam batas normal
TD : ± 120/80 mmHg, stabil
N : 60 – 100 kali/menit

S : 36,5 – 37,50C
RR : 16 – 24 kali/menit

c) Pemeriksaan fisik terfokus: TFU:


Kepala masuk PAP :
(1) Pada primigravida: kepala janin akan masuk pada usia ≥36
minggu
(2) Pada multigravida: kepala janin akan masuk saat mendekati
proses persalinan.
d) DJJ (+) 120-160 kali/menit.
e) Ibu memahami kondisinya dengan mampu menjelaskan apa yang
terjadi pada dirinya, dan kooperatif dengan penanganan yang
diberikan oleh bidan.
4) Intervensi
a) Lakukan pendekatan terapeutik pada klien agar terbina
hubungan baik antara klien dan petugas.
R/ Dengan terciptanya hubungan baik antara klien dan petugas
diharapkan klien dapat kooperatif dengan petugas sehingga
penanganan dapat dilakukan lebih efektif dan klien dapat merasa
lebih tenang.
b) Lakukan asuhan kebiadan kehamilan sesuai standar asuhan 10 T.
(1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
(2) Ukur tekanan darah.
(3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
(4) Ukur tinggi fundus uteri.
(5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
(6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan.
(7) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
(8) Test laboratorium (rutin dan khusus).
(9) Tatalaksana kasus.
(10) Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan
dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
R/ dengan memberikan asuhan sesuai dengan standar akan
meningkatkan kualitas sebagai pemberian layanan dan meningkatkan
kepuasan ibu, serta dapat mengetahui apakah ibu dalam kehamilan
resiko tinggi atau tidak.
c) Jelaskan kondisi ibu dan janin saat ini berdasarkan hasil
pemeriksaan.
R/ Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan diharapkan klien
dapat mengerti tentang kondisinya saat ini dan dapat
mempersiapkan diri terhadap risiko yang mungkin terjadi.
d) Berikan KIE pada ibu dan keluarga tentang ketidaknyamanan
yang dirasakan selama kehamilan dan penanganannya.
R/ Dengan memberikan KIE pada ibu tentang ketidaknyamanan
yang sedang dialami dan penanganannya, ibu dapat lebih rileks
dalam menjalani kehamilan.
e) Memberikan KIE tentang tanda bahaya yang dapat terjadi
selama kehamilan.
R/ Dengan memberikan KIE tentang tanda bahaya yang dapat terjadi
selama kehamilan diharapkan ibu dan keluarga dapat lebih
waspada apabila mengalami salah satu dari tanda bahaya kehamilan,
sehingga dapat cepat tertangani di fasilitas kesehatan yang memadai.
f) Memberikan KIE tentang persiapan persalinan dan peran suami
serta keluarga selama hamil.
R/ Dengan melakukan KIE tentang persiapan persalinan maka ibu
dan keluarga dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi
persalinan yang akan datang, serta suami dan keluarga dapat
memberikan dukungan psikis bagi ibu selama hamil
g) Memberikan KIE tentang perawatan payudara untuk persiapan
menyusui dan ASI ekslusif.
R/ Dengan memberikan KIE tentang perawatan payudara diharapkan
ibu siap menyusui bayinya segera setelah lahir dan pelaksanaan
IMD dan rencana ASI ekslusif dapat berjalan dengan baik.
h) Memberikan KIE pada ibu agar tetap merawat kesehatan dirinya
(menjaga personal hygiene, menjaga nutrisi, dan pola aktifitas).
R/ Dengan memberikan KIE tentang perawatan kesehatan diri
diharapkan ibu dapat sehat dengan kehamilannya hingga masa
persalinan.
i) Pemberian tablet Fe, calcium, dan multivitamin yang diperlukan
untuk kehamilan ibu R/ Pemberian tablet Fe, calcium dan
multivitamin dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral ibu
selama kehamilan ibu hingga masa persalinan.
j) Memberikan penjelasan tentang jadwal kunjungan ulang
untuk memeriksakan kehamilannya.
R/ Dengan memberikan jadwal kunjungan ulang pada ibu
diharapkan kehamilan ibu dapat dipantau secara berkelanjutan dan
dapat mendeteksi dengan segera jika ada kelainan atau jika ibu
mempunyai keluhan atau masalah dapat ditangani dengan segera.
j. Implementasi
Merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan yang telah dibuat sebelumnya
secara menyeluruh dengan efisien dan aman.
k. Evaluasi
Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut
efektif dalam pelaksanaannya. Meliputi evaluasi tindakan yang dilakukan
segera dan evaluasi asuhan kebidanan yang meliputi catatan perkembangan.
Untuk pencatatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP.
1) S : Data Subyektif
Data ini diperoleh melalui anamnesa.
2) O : Data Obyektif
Hasil pemeriksaan klien dan pemeriksaan pendukung lainnya.
3) A : Assessment
Interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan.
4) P : Penatalaksanaan
Merupakan tindakan dari diagnosa yang telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai