TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Tujuan
Menurut Saifuddin (2014), tujuan umum dilakukan asuhan kebidanan yang
berkesinambungan adalah sebagai berikut:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara optimal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
2.1.3 Manfaat
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity
of care) sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang
profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan
begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan
baik serta mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah
mengenal pada pemberi asuhan. Bidan diharuskan memberikan pelayanan
kebidananan yang kontinu (Continuity of Care) mulai dari ANC, INC, Asuhan
BBL, Asuhan postpartum, Asuhan Neonatus dan Pelayanan KB yang berkualitas
2.2 Konsep Teori Kehamilan
2.2.2 Perubahan Anatomi dan Fisiologis Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III
a. Sistem Reproduksi
1). Uterus
Rahim yang semula sebesar jempol (30 gr) mengalami hipertopi dan
hiperflasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan
( 40 minggu). Peningkatan ukuran 7,5 x 5 x 2,5 cm sampai 30x23x20 cm.
Otot rahim menjadi lebh besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran
rahim karena :
a)Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah
b)Hiperplasia ( produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru ) dan
hipertropi ( pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang
sudah ada)
c)Perkembangan desidua dan pertumbuhan janin.
Pembesaran abdomen mungkin tidak terlalu terlihat pada primigravida
yang memiliki tonus otot abdomen yang baik. Berikut perubahan uterus
pada trimester III ( > 28 minggu ) :
Pada akhir kehamilan dinding uterus mulai menipis dan lebih
lembut. Pergerakan janin dapat diobservasi dan badanya dapat diraba
untuk mengetahui posisi dan ukuranya, korpus berkembang menjadi
segmen bawah rahim. Pada minggu ke 36 kehamilan terjadi penurunan
kebagian rahim hal ini disebabkan melunaknya jaringan-jaringan dasar
bersamaan dengan gerakan yang baik dari otot rahim dan kedudukan
bagian bawah rahim. Estrogen menyebabkan peregangan miometrium
sehingga pada saat ini dpaat terjadi kontraksi Broxton Hicks sifatnya
tidak beraturan datang sewaktu-waktu dan irama tertentu. Sebagai
gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut :
a) Pada hamil 28 minggu tinggi fundus uteri sekitar 3 jari di atas pusat
atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifodeus.
b) Pada hamil 32 minggu tinggi fundus uteri setengah jarak prosess
xifoideus dan pusat.
c) Hamil 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar satu jari di bawah
prosesus xifoideus, dalam hal ini kepala bayi belum masuk pintu
atas panggul.Pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi
tiga jari di bawah prosesus xifiodeus karena janin sudah masuk
pintu atas panggul. (Indrayani, 2011)
2) Vagina
Estrogen menyebabkan perubahan pada lapisan otot dan epitelium.
Lapisan otot membesar, vagina lebih elastis yang memungkinkan
turunnya bagian bawah janin. (Indrayani, 2011)
3)Payudara
Selama kehamilan payudaya bertambah besar, tegang, dan berat.
Dapat terba nodul-bodul akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan
vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada puting susu dan areola
payudaya. Apabila diperas akan keluar air susu ( kolostrum) berwarna
kuning.
Perkembangan payudara ini terjadi karena pengaruh hormon saat
kehamilan yaitu estrogen, progesteron dan somatomamotropin. Fungsi
hormon yang mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI sebagai
berikut :
a) Estrogen
(1) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara.
(2)Meimbulkan penimbunan lemak, air dan garam sehingga payudara
tampak besar.
(3) Tekanan saraf akibat penimbunan lemak, air, dan garam
menyebabkan rasa sakit pada payudara.
b) Progesteron
(1) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
(2) Menambah sel asinus.
c) Somatomamotropin
(1) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktabumin, dan
laktoglobulin.
(2) Penimbunan lemak sekitar payudara.
1) Perubahan payudara pada ibu hamil
a) Payudara menjadi besar.
b) Areola payudara semakin hitam karena hiperpigmentasi.
c) Glandula Mongomery makin tampak menonjol di permukaan areola
mamae.
d) Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu keluar cairan putih
jernih ( kolostrum) yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai bereaksi.
e) Pengeluaran ASI belum terjadi karena prolaktin ini ditekan olehh PIH
(Prolactine Inhibiting Hormone). ( Astuti, 2012)
2.2.3 Metabolisme
1) Karbohidrat
Kadar gula dalam darah wanita hamil lebih tinggi daripada keadaan
tidak hamil, hal ini mungkin terjadi akibat zat antagonis insulin yang di
hasilkan oleh plasenta. Akibatnya, jumlah gula yang banyak ini akan
diteruskan kedalam janin.
Glikosuria sering dijumpai dan disebabkan oleh kadar gula darah
yang lebih tinggi serta peningkatan jumlah darah yang beredar melalui
ginjal. Ambang ginjal akan menurun, dan kadar gula darah sekitar 6,7
mmol/ liter dianggap batas tersebut normal. (Indrayani, 2011)
2)Protein dan Lemak
Protein cenderung menumpuk selama kehamilan karena kebutuhan
janin dan ibu terhadap pertumbuhan. Simpanan Nitrogen terbentuk untuk
mengantisipasi produksi ASI. Dengan demikian , konsentrasi ureum darah
menurun. Simpanan lemak meningkatkan dan dijumpai kadar lipid serta
kolesterol yang tinggi dengan lebih sedikit lemak yang dikonversikan
menjadi glikogen yang tinggi untuk disimpan.
Metabolisme lemak pada wanita yang hamil lebih mudah terjadi
untuk digunakan sebagi sumber energi bila dibandingkan dalam keadaan
tidak hamil. Karena itu, wanita hamil mempunyai kecenderungan untuk
mengalami ketosis, khususnya kalau kebutuhan akan energi lebih besar dari
pada jumlah energi yang dapat dipasok oleh simpanan glikogen yang
terbatas itu. (Indrayani, 2011).
3) Zat Besi
Zat besi disersp oleh usus dus belas jari dari tablet zat besi tambah
darah atau makan-makanan tertentu seperti daging, hati, telur, sayur-sayuran
berdaun hijau tua, ubi rambat, dan buah-buahan kering. Ataupun makanan-
makanan tertentu yang dimakan dengan mekanan yang mengandung zat besi
atau suplemen zat besi mempengaruhi persentasi serapan zat besi.
Ibu hamil normal menyerap 20% zat besi yang masuk. Teh, kopi,
kacang-kacangan pengurangi penyerapan zat besi, sementara buah-buahan,
sayur-sayuran dan vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi. Kebutuhan
zat besi meingkat tajam selama trimester III. Selama 12 minggu terakhir
kehamilan janin menerima hampir semua zat besi yang dimakan oleh
ibunya. (Indrayani, 2011).
4) Air
Retensi air yang meningkat adalah suatu perubahan fisiologi yang
normal pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh turunya osmolalitas plasma
yang merupakan akibat dari pengaturan kembali ambang osmotik untuk
rasa haus dan sekresi vasopresin. Pada cukup bulan, kandungan air janin,
plasenta dan cairan amnion berjumlah sekitar 3,5 L. Kira-kira 3,0 L lebih
banyak air terkumpul akibat bertambah banyaknya volume darah ibu dan
ukuran uterus serta payudara. (Indrayani, 2011).
2.2.4 Kekebalan
Selama trimester terakhir, albumin dan globulin terdapat di dalam
janin. Satu-satunya imunogblobin yang dapat menembus plasenta ialah
IgG yang memberi imunitas. Janin menghasilkan imunoglobin IgM pada
akhir trimester pertama. Imunoglobin dihasilkan sebagai respons terhadap
antigen golongan darah. Imunoglobin IgA tidak diproduksi oleh janin,
tetapi oleh kolostrum, yakni bakal susu ibu yang mengandung IgA dalam
mumloah besar. (Indrayani, 2011).
2.2.5 Sistem Perkemihan
Pada kehamilan ureter membesar untuk menampung banyaknya
pembentukan urine, terutama pada ureter kanan karena peristaltik usus
terhambat karena pengearuh progesterone, dan terjadi perputaran ke kanan
disebabkan karena terdapat kolon dan sigmoid disebelah kiri. Kandung
kemih atau blass pada masa kehamilan tertekan oleh uterus karena posisi
blass berada didepan uterus sehingga akan meningkatkan frekuensi buang
air kecil.
Pada timester III sering terjadi rangsangan kemblai karena bagian
terendah janin turun ke rongga panggul. Selain itu vaskularisasi pada blass
menyebabkan tonus otot turun ke rongga panggul. Terjadinya hemodilusi
juga menyebablan metabolisme air meningkat sehingga pembentukan urine
bertambah dan kapasitas blass sampai 1500 ml. (Indrayani, 2011)
2.2.6 Sistem Pencernaan
1)Rongga Mulut
Salivasi mungkin akan meningkat sehubungan dengan kesukaran
menelan akibat nausea. Gusi dapat menjadi hipremisis dan melunak,
kadang berdarah dan apabila hanya terkena cedera ringan, misalnya
pada saat gosok gigi. Pembengkakan gusi sangat vaskular di sebut
epulis kehamilan yang terkadanga dapat timbuil, tetapi secara khas
mengecil secara spontan setelah kelahiran. Keadaan tersebut disebabkan
oleh pengaruh hormon estrogen yang meningkat atau kadang terjadi
pada penggguna kontrasepsi oral dan ibu yang mengalamin defisiensi
vitamin C. Tidak ada bukti yang menjelaskan bahwa kehamilan
mendorong proses pembusukan pada gigi. (Vivian, 2012).
2) Mortilitas Saluran Gastrointestinal
Hormon estrogen membuat pengeluaran asam lambung
meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang
berlebihan ( hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi mual
dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari yang di sebut morning
sickness. Muntah yan terjadi pada ibu hamil di sebut emesis
gravidarum. Apabila muntah yang berlebihan dan mengganggu di sebut
hiperemisi gravidarum. (Vivian, 2012).
3)Lambung dan Esofagus
Pirosis merupakan kejadian yang umum pada kehamilan, paling
mungkin disebabkan oleh refluks sekret-sekret asam ke esofagus
bagian bawah. Posisi lambung yang berubah mungkin ikut
menyumbang pada seringnya terjadi peristiwa ini. Tonus esofagus dan
lambung berubah selama kehamilan dengan tekanan intraesofagus yang
lebih rendah dari tekanan lambung lebih tinggi. Selain itu, pada saat
yang bersamaan peristaltik esofagus mempunyai kecepatan gelombang
dan amplitudi yang rendah. Perubahan–perubahan tersebut menyokong
terjadinya refluks gasriesofageal yang menimbulkan heart burn.
(Vivian, 2012).
4) Usus Kecil Besar dan Apendiks
Oleh karena kehamilan berkembang terus, lambung dan usus
digeser oleh uterus yang membesar kearah lateral, dan sering kali
mencapai pinggang kanan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, tonus
serta motilitas dari lambung dan usus berkurang selama kehamilan.
Hormon progesteron menimbulkan gerakan usus semakin
berkurang ( relaksasi otot-otot polos) sehingga makanan lebih lama
berada si dalam lambung dan apa yang telah dicerna lebih lama di
dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorpsi, tetapi dapat
menimbulkan konstipasi dimana hal ini merupakan salah satu keluhan
dari ibu hamil. Konstipasi dapat juga terjadi karena kurangnya
aktivitas/senam dan penurunan intake cairan. (Vivian, 2012).
5) Hati
Meskipun hati pada beberapa binatang jelas bertambah ukurannya
namun tidak ada bukti pembesaran tersebut pada kehamilan manusia.
Selain itu dengan evaluasi histologis hati yang diapat dengan biopsi
termasuk pemeriksaan dengan mikroskop elektron tidak ada perbedaan
yang jelas dari morfologi hati yang terjadi sebagai respon terhadap
kehamilan normal. Perubahan terjadi secara fungsional yaitu dengan
menurukan albumin plasma dan globulin plasma dalam rasio tertentu
merupakan hal yang normal pada wanita hamil. Pada wanita yang tidak
hamil kondisi tersebut dapat menunjukkan adanya penyakit pada hati.
(Vivian, 2012)
6)Kandung Empedu
Pada trimester III biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh
hormonbprogesteron yang meningkat . selain itu, perut kembung juga
terjadi karena adanya uterus yang memebesar dalam rongga perut yang
mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan,
usus besar, ke arah atas dan lateral. Wasir (hemoroid) cukup sering pada
kehamilan. Sebagian besar hal ini terjadi akibat konstipasi dan naiknya
tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemoroidal. Panas
perut terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam
esofagus bagian bawah. (Vivian, 2012).
2.2.7 Sistem Muskuluskeletal
Pada trimester III hormon progesteron dan hormon relaklsasi
menyebabkan relaksasi pada jaringan ikat dan otot-otot. Hal ini terjadi pada
satu minggu terakhir kehamilan. Proses relaksasi ini memberikan
kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai
persiapan proses persalinan, tulang pubis melunak menyerupai tulang sendi,
sambungan sendi dacrococcigus mengendur membuat tulang kokigus
bergeser kebawah kearah belakang sendi panggul yang tidak stabil. Pada ibu
hamil, hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secara
bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen
sehingga untuk mengompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik
ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur
dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
Lordosis prograsif merupakan gambaran khas pada kehamilan normal.
Untuk mengompensasi posisi anterior uterus yang semakin membesar,
lordosis menggeser pusat pusat gravitasi kebalakng pada tungkai bawah.
Mobiltas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal, dan sendi pubis bertambah
besar, serta menyebabkan rasa tidak nyaman di bagian bawah punggung,
khusunya pada akhir kehamilan. Selama timester akhir, rasa pegal, mati rasa,
dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang
besar dengan fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu sehingga
menimbulkan traksi pada bervus ulnaris medianus. Ligamen rotundum
mengalami hipertrofi dan mendapatkan takanan dari uterus yang
mengakbatkan rasa nyeri pada ligamen tersebut. (Vivian, 2012).
HPHT : 13 – 2 – 2014
(+7) (+9)
HPL : 20 – 11 – 2014
Nb : Apabila belum masuk PAP n=12 apabila sudah masuk PAP n=11
(Astuti, 2012; 73-74)
d. Ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi tidak berbahaya bagi janin karena
menggunakan prinsip sonar atau bunyi, dan aman untuk kehamilan muda.
Pada layar dapat dilihat letak, gerakan, dan gerakan jantung janin (Mochtar,
2012).
Kategori IMT
Rendah <19,8
Normal 19,8-26
Tinggi 26-29
Obesitas >29
Sumber : Prawirohardjo, 2014
4)Pakaian
Pakaian yang dikenakan ibu sebaiknya longgar terutama bagian
dada dan perut. Pakaian yang ketat tidak dianjurkan karena dapat
mengganggu sirkulasi darah. Selain itu sepatu yang digunakan juga
harus nyaman, pas, dan enak digunakan, tidak berhak atau bertumit
tinggi/lancip karena bisa mengganggu kesetabilan tubuh dan bisa
mencederai kaki. Pakaian dalam yang digunakan terutama bra,
sebaiknya yang meyangga payudara dan talinya agak besar agar tidak
terasa sakit di bahu.
5)Eliminasi
Pada masa kehamilan tonus, motilitas lambung dan motilitas usus
mengalami penurunan, reabsorbsi zat makanan menjadi lambat sehingga
menyebabkan obstipasi. Selain itu kandung kemih yang tertekan
pembesaran rahim menyebabkan ibu menjadi sering berkemih, diikuti
dengan peningkatan vaskularisasi di periver menyebabkan ibu hamil
sering berkeringat.
6)Seksual
Ketakutan akan melukai ibu atau janin dapat menurunkan pola
seksualitas. Pada dasarnya ibu hamil tetap dapat melakukan hubungan
seksual selama tidak mengganggu kehamilannya. Ada beberapa tips,
diantaranya :
a)Pilih posisi yang tidak menyebabkan nyeri bagi ibu.
b)Sebaiknya menggunakan kondom karena prostaglandin yang terdapat
pada semen dapat menyebabkan kontraksi.
c)Melakukan dalam frekuensi yang wajar yaitu 2-3 kali dalam satu
minggu.
d)Tidak dianjurkan meniup daerah vagina wanita hamil karena udara
dapat masuk dalam saluran darah yang menyebabkan embolisme
udara yang fatal (Jannah, 2012).
7)Mobilisasi, Body Mekanik
Berubahnya sistem muskulo skeletal menyebabkan perubahan
postur tubuh menjadi lordosis. Mobilisasi dan body mekanik diperlukan
untuk mencegah keretakan dan memperlancar sirkulasi darah. ibu dapat
melakukan gerakan badan dengan cara duduk, berbaring, berdiri, dan
jalan-jalan pagi, mobilisasi dan body mekanik. Selain itu ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
10) Traveling
Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan perjalan yang cenderung
lama, jauh, dan melelahkan karena dapat menimbulkan
ketidaknyamanan serta mengakibatkan gangguan sirkulasi dan oedema
kaki .karena lama tidak aktif bergerak. Apabila ibu bepergian
menggunakan mobil pribadi dianjurkan berhenti setiap jam untuk
meregangkan badan dan jalan-jalan agar sirkulasi darah lancar, dan
gunakan sabuk pengaman.
11) Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi
Terdapat program pemerintah untuk menurunkan angka kematian
ibu dan bayi, yaitu P4K. P4K dengan Stiker adalah suatu kegiatan yang
di fasilitasi oleh Bidan di desa dalam rangka peran aktif suami, keluarga
dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil dalam rangka
meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi
baru lahir.
Ada 5 komponen penting dalam rencana persalinan :
a)Langkah 1: Membuat rencana persalinan
(1)Tempat persalinan.
(2)Memilih nakes yang akan menolong.
(3)Bagaimana cara menghubungi nakes yang akan menolong
persalinan ibu.
(4)Mempersiapkan dana yang dibutuhkan.
b) Langkah 2: Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika
terjadi kegawatdaruratan
(1)Siapa pengambil keputusan utama dalam keluarga.
(2)Siapa yang akan mengambil keputusan saat pengambil
keputusan tidak ada.
c) Langkah 3: Mempersiapkan sistem transportasi bila terjadi
kegawatdaruratan
(1)Dimana ibu akan bersalin.
(2)Bagaimana cara ibu menjangkau pelayanan kesehatan yang
memadai apabila terjadi kegawatdaruratan.
(3)Bagaimana cara mencari donor darah potensil.
d)Langkah 4: Membuat pola menabung
e) Langkah 5: Mempersiapakan keperluan persalinan
(1)Keperluan ibu: pembalut, kain/jarit, sabun, seprai,baju
(2)Keperluan bayi: baju, bedong, popok, minyak telon, bedak, topi,
sarung tangan dan kaki
12) Pekerjaan
Ibu hamil boleh bekerja seperti biasa tetapi tidak boleh terlalu
berat, pada umumnya ibu diperbolehkan cuti 1,5 bulan sebelum
melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan. (Astuti, 2012; 141-150).
b. Kebutuhan Psikologis
Support Keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi
seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat dan
bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa
tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang –
orang terdekat.
a) Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan
proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI.
b) Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat
tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaaan emosi
ibu hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan
terhadap orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida.
Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan
menjadi orang tua.
Support dari Tenaga Kesehatan
Mempelajari keadaan lingkungan ibu hamil. Bidan harus
melakukan pengkajian termasuk keadaan lingkungan sehingga
mempermudah dalam melakukan asuhan kebidanan. Selain itu Bidan
dapat memberi dukungan mental dan penjelasan tentang kebahagian
akan mempunyai anak yang diinginkan dan dinantikan.
Persiapan menjadi Orang Tua
Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai
masa transisi atau peralihan. Terlihat adanya peralihan yang sangat
besar akibat kelahiran dan peran yang baru. (Astuti, 2012)
2.2.11 Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan
Pada trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita
mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri,
seperti : apakah bayinya nanti akan lahir abnormal, terkait persalinan dan
pelarian (nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah
ia akan mampu menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu
keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya
akan mengalami cedera akibat tendangan bayi. Wanita akan kembali
merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir
kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan dan memerlukan
dukungan yang sangat besar dan konsistensi dari pasangannya.
Ada dua golongan wanita yang perlu mendapat perhatian, karena
diliputi rasa takut : wanita dengan pengalaman tidak menyenangkan dalam
kehamilanya/persalinan sebelumnya dan primigravida yang mendengar
pengalaman menakutkan, mengerikan dari wanita lain. Multipara lanjut usia,
kehamilan dan persalinan normal dan lancar. Kecemasan khawatir bukan pada
dirinya tetapi pada janin dan anak yang lain. Siapa yang akan mengurus
mereka bila terjadi apa-apa dengan dirinya waktu melahirkan, pada kedua
keadaan ini penting pengertian dari dokter, bidan, dan keluarga. Pada
pertengahan trimester III, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada
trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin
membesar menjadi halangan. Selain itu juga ada beberapa perubahan dan
adaptasi psikologis yang dialami oleh ayah. Selama kehamilan ayah juga
mengalami adaptasi peran yang cukup menimbulkan stress tersendiri :
a. Sumber Stress Ayah
1) Masalah keuangan
2) Kondisi yang tidak diinginkan selama istrinya hamil.
3) Cemas bayinya tidak sehat/tidak normal.
4) Khawatir tentang nyeri istrinya saat melahirkan.
5) Peran setelah melahirkan.
6) Perubahan hubungan dengan istri, keluarga dan teman-temannya.
7) Kemampuan sebagai orangtua.
b. Perubahan Psikologis Ayah
1) Persiapan yang nyata terlihat untuk kelahiran bayinya.
2) Terlibat dalam kelas bersama, mendampingi istri saat memeriksakan
kehamilannya.
3) Timbul rasa takut.
4) Timbul pertanyaan dalam benak, “seperti apa menjadi orangtua?” atau
“dapatkah ia membantu istrinya selama proses persalinan?”
5) Timbul rasa tidak percaya, seperti apakah ia akan benar-benar
mempunyai anak? (Indrayani, 2011 ).
f. Ketidaknyamanan
Adapun beberapa ketidak nyamanan yang terjadi pada ibu hamil :
1) Edema dependen
2) Hemorroid
3)Nyeri Ulu Hati
4) Insomnia
5) Sesak nafas
6) Stress inkontinensia
7) Keputihan
8) Keringat bertambah
9) Konstipasi
10)Kram pada kaki
11)Mati rasa dan geli pada jari tangan dan kaki
12)Nyeri ligamentum
13)Panas dalam
14) Pusing
15)Sakit punngung atas bawah
16) Sering miksi
17) Mudah lelah
18) Varicositas pada kaki atau vulva
(Indrayani,2011)
g. Demam
Demam tinggi diikuti dengan tubuh menggigil, rasa sakit seluruh tubuh,
sangat pusing biasanya disebabkan oleh malaria. Pengaruh malaria terhadap
kehamilan :
a. Memecahkan butir darah merah sehingga menimbulkan anemia.
b. Infeksi plasenta dapat menghalangi pertukaran dan menyalurkan nutrisi
ke janin
c. Panas badan tinggi merangsang terjadinya kontraksi rahim.
Akibat gangguan tersebut dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas,
dismaturitas, kematian neonatus tinggi, kala II memanjang, dan retensio
plasenta.
h. Anemia
Berdasarkan ketetapan WHO anemia ibu hamil adalah bila Hb kurang dari
11 gr%
Pembagian anemia :
a) Normal : 11 gr%
b) Anemia ringan : 9-10 gr%
c) Anemia sedang :7-8 gr%
d) Anemia berat :5-7 gr%
Pengaruh anemia pada kehamilan dapat terjadi abortus, partus prematurus,
IUGR, infeksi, hiperemisi gravidarum, dan lain-lain. Anemia ditandai dengan :
a) Bagian dalam kelopak mata, lidah, dan kuku pucat.
b)Lemah, dan merasa cepat lelah.
c)Kunang-kunang.
d)Napas pendek-pendek.
e)Nadi meningkat.
f) Pingsan.
i. Bengkak pada Muka atau Tangan
Bengkak yang timbul pada muka dan tangan dapat menunjukkan bahwa ibu
mengalami masalah serius apabila tidak hilang setelah beristirahat dan disertai
keluhan fisik lain. Hal ini merupakan pertanda ibu menderita anemia, gagal
j. Kejang
Kejang pada ibu hamil merupakan gejala lanjut dari preeklamsia.
( Astutik, 2012)
Keterangan :
a. Ibu hamil 2 boleh bersalin di PMB dan ditolong oleh bidan
b. dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan
dapat berslin di PMB atau dipuskesmas
c. Bila skor 12 atau lebih dianjurkan bersalin di RS/dr spesialis obgyn
2.2.16Standart Asuhan Kehamilan
Tempat
Cara
Laktasi
lamanya
Ke-
Penolong
TT/BB
H/M Umur
Jenis
jenis
Penyulit
Penyulit
Penyulit
No Suami
Kelamin
Ke
Normalnya 36oC-37,5oC
f) RR
Normal 16 – 24x/menit.
g) BB
Kenaikan berat badan normal selama kehamilan 10-12 kg. Evaluasi
kenaikan berat badan selama kehamilan, evaluasi jika ada tanda
penurunan berat badan misalnya karena anemia, hiperemesis
gravidarum dan sebagainya.
h ) TB
Normalnya > 145 cm. Evaluasi terhadap BMI (body mass index)
terhadap kecukupan gizi selama kehamilan, untuk persiapan
perencanaan persalinan normal atau seksio cesarea.
i) Lila
Normal > 23,5 cm.
2) Pemeriksaan Fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan
klien serta tingkat kenyamanan fisik klien. Informasi dari hasil
pemeriksaan fisik dan anamnesis diolah untuk membuat keputusan
klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan
atau perawatan yang paling sesuai dengan kondisi klien.
a) Kepala
(1) Rambut
Warna rambut, rontok/tidak, mudah dicabut/tidak,
kebersihan rambut dan kulit
(2) Wajah
Pucat/tidak, oedem palpebra dan pipi, terdapat kloasma
gravidarum atau tidak
(3) Mata
Simetris, konjungtiva merah muda / pucat, sklera putih atau
tidak, fungsi penglihatan masih baik/tidak
b) Leher
Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah bendungan vena
jugularis, adakah pembesaran kelenjar limfe
c) Dada/Payudara
Kesimetrisan kedua payudara, kebersihan kedua payudara, puting
susu menonjol atau tidak, adakah hiperpigmentasi pada kedua aerola
mamae. Palpasi : adakah kolostrum, adakah massa atau pembesaran
massa atau kelenjar limfe, adakah cairan/rabas yang keluar dari
putting
d) Abdomen
(1) Inspeksi
Pembesaran abdomen melintang/membujur, sesuai usia
kehamilan atau tidak, adakah bekas luka operasi, adakah linea
alba dan striae gravidarum.
(2) Palpasi
Untuk mengetahui TFU sesuai usia kehamilan atau tidak,
apakah kehamilan kembar atau tidak.
(a) Leopold I
Untuk mengetahui bagian apa yang terdapat pada fundus
uteri, menentukan TFU, dan konsistensi fundus. Pada
letak bujur sungsang kepala bulat keras dan melenting pada
goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong pada
fundus, tidak keras, tidak melenting dan tidak bulat; pada
letak lintang fundus uteri tidak diisi oleh bagian-bagian
janin.
(b) Leopold II
Untuk mengetahui bagian apa yang terdapat di bagian
samping(batas samping kanan kiri). Pada letak membujur
dapat ditetapkan punggung anak; pada letak lintang dapat
ditetapkan dimana kepala janin.
(c) Leopold III
Untuk mengetahui bagian terbawah janin
(d) Leopold IV
Untuk menentukan apakah bagian terbawah tersebut
sudah masuk atau masih goyang, menetapkan bagian
terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul. Bila
bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran
terbesarnya disebut divergen, sedangkan bila lingkaran
terbesarnya belum masuk PAP disebut konvergen.
(3) Auskultasi
DJJ normal 120–160x/menit, jika 120 atau 160
merupakan tanda fetal distress.
(4) Taksiran berat janin (TBJ) untuk mengetahui apakah
janin makrosomia atau tidak.
(a) TBJ jika kepala belum masuk PAP
(TFU-13) x 155 gram
(b) TBJ jika kepala sejajar dengan PAP
(TFU-12) x 155 gram
(c) TBJ jika kepala sudah masuk PAP
(TFU-11) x 155 gram
(5) Genetalia dan Anus
Mengetahui apakah ada oedema pada vagina, adakah varises,
adakah pengeluaran lendir darah, adakah bekas luka jahitan
perineum, adakah hemoroid.
(6) Ekstermitas
Mengetahui apakah simetris, adakah oedema pada
ekstremitas atas dan bawah (+/+), adakah varises, kuku jari dan
akral apakah pucat, refleks patella dapat (+/-).
(7) Pemeriksaan Panggul Luar (Khusus Primipara)
Pemeriksaan panggul luar dilakukan untuk persiapan
perencanaan persalinan khusus bagi primipara, antara lain :
(a) Pengukuran distantia spinarum yaitu jarak antara spina
iliaca anterior superior kiri dan kanan, normal 23-26 cm
(b) Pengukuran distantia cristarum yaitu jarak terjauh antara
crista iliaca kanan dan kiri, normal 26-29 cm
(c) Pengukuran conjugata externa (Boudeloque) yaitu jarak
antara tepi atas symfisis pubis dan ujung processus spino,
normal 18-19 cm
(d) Lingkaran panggul (LP)
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah :
a) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) untuk mengetahui ibu
hamil mengalami anemia atau tidak
b) Pemeriksaan golongan darah untuk mengetahui jenis golongan
darah ibu dan persiapan pendonor darah.
Pemeriksaan yang dilakukan karena ada indikasi antara lain adalah:
a) Pemeriksaan protein urin
b) Pemeriksaan gula darah/reduksi
c) Pemeriksaan darah malaria
d) Pemeriksaan BTA
e) Pemeriksaan darah sifilis
f) Pemeriksaan serologi HIV
g) Pemeriksaan USG
f. Interprestasi Data Dasar
Interpretasi data subyektif dan data obyektif yang telah diperoleh,
mengidentifikasi masalah, kebutuhan, dan diagnosa berdasarkan interpretasi
yang benar atas data yang dikumpulkan. Diagnosa kebidanan ini dibuat
sesuai standard nomenklatur kebidanan.
Dx : G....P....Ab.... UK...janin tunggal/kembar, hidup/mati,
intrauterine/ekstrauterin, punggung …….., dengan kehamilan …..
Ds : diperoleh dari keterangan dan keluhan yang disampaikan ibu secara
langsung
Do : diperoleh dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan yang mengarah
ke diagnosa.
Masalah yang menyertai diagnosa dan keadaan pasien.
Dalam kehamilan TM 3 terdapat masalah:
1) Sakit bagian tubuh belakang. Sakit pada bagian tubuh belakang
(punggung-pinggang), karena meningkatnya beban berat dari bayi
dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh
sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.
2) Konstipasi. Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan
rahim yang membesar kearah usus selain perubahan hormon
progesteron.
3) Sesak napas. Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi
aliran darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu
hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya
tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma
(yang membatasi perut dan dada).
4) Masalah tidur. Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di
malam hari sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.
5) Bengkak Perut. Bayi yang kian membesar selama kehamilan
akan meningkatkan tekanan pada Braxton-Hicks atau kontraksi
palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak
teratur,daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang
membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang
disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi
cairan.
Kebutuhan yang diberikan sesuai masalah yang ada dan tidak harus
segera dilakukan.
S : 36,5 – 37,50C
RR : 16 – 24 kali/menit