Anda di halaman 1dari 9

Titrasi Asam Basa

14 Oktober 2014
Herawati
11140162000067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
2014

Abstrak

Titrasi asam-basa digunakan secara luas untuk analisis-analisis kimia. Pada praktikum
kali ini menggunakan pembuatan larutan standar asam oksalat 1,58 gram 0,05 M dan
larutan NaOH. Titik akhir titrasi dihasilkan perubahan warna setelah penetesan atau
tercampurnya larutan NaOH ke dalam larutan asam oksalat (H2C2O4) menjadi warna
pink, dihasilkan volume rata-rata NaOH 2,4 ml dan molaritas rata-rata NaOH yang belum
diketahui yaitu 0,43 M.
1. Pendahuluan
digunakan sebagai indicator (R.A.
Larutan standar adalah larutan Day, dkk, 2002:154)
yang konsentrasinya sudah Titrasi asam-basa digunakan
diketahui secara pasti. Berdasarkan secara luas untuk analisis-analisis
kemurniannya larutan standar kimia. Tirasi adalah cara analisis
dibedakan menjadi larutan standar yang memungkinkan kita untuk
primer dan larutan standar mengukur jumlah yang pasti dari
sekunder. Larutan standar primer suatu larutan dengan mereaksikan
adalah larutan standar yang dengan suatu larutan yang
dipersiapkan dengan menimbang konsentrasinya diketahui
dan melarutkan suatu zat tertentu (Brady,1999:217). Analisis semacam
dengann kemurnian tinggi kita menggunakan pengukuran
(konsentrasi diketahui dari massa - volume larutan pereaksi disebut
volum larutan). Larutan standar analisis volumetric. Pada suatu
sekunder adalah larutan standar titrasi, salah satu larutan yang
yang dipersiapkan dengan mengandung pereaksi dimasukkan
menimbang dan melarutkan kedalam buret sepersepuluh
suatu zat tertentu dengan kemurnian millimeter, suatu lempeng gelas
relatif rendah sehingga konsentrasi yang salah satu ujungnya
diketahui dari hasil standardisasi. mempunyai kran dan diberi tanda
Standardisasi larutan merupakan tera dalam millimeter dan
proses saat konsentrasi larutan sepersepuluh millimeter. Larutan
standar sekunder ditentukan dengan dalam buret disebut penitrasi dan
tepat dengan cara mentitrasi dengan selama titrasi, larutan ini diteteskan
larutan standar primer secara perlahan melalui kran dengan
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/fil berubahnya warna indicator, suatu
es/pengabdian/regina-tutik- zat yang umumnya ditambahkan
padmaningrum-dra-msi/c3titrasi- kedalam larutan dalam bejana
asidimetri.pdf) penerima dan yang mengalami suatu
Dalam memilih suatu asam untuk macam perubahan warna. Untuk
digunakan dalam larutan standar mengamati titik ekivalen dipakai
hendaknya diperhatikan factor-faktor indicator yang perubahan warnanya
berikut, (1) asam itu harus kuat, disekitar titik ekivalen. Titik akhir
yakni jangan terdisosiasi (2) asam seharusnya berdempet dengan titik
tersebut tidak mudah menguap (3) ekivalen , tetapi hal ini sangat sukar
larutan asam harus stabil (4) garam diperoleh. Jadi, dalam titrasi yang
dari asam tersebut harus mudah larut dapat diamati adalah titik akhir dan
(5) asam tersebut bukan bukan titik ekivaen (Syukri, S, 1999:
pengoksidasi organic yang 428).
Perubahan warna ini menandakan Prosedur
telah tercapainya titik akhir titrasi,
diberi nama demikian karena pada Prosedur pembuatan larutan asam
titik ini penetesan larutan penitrasi oksalat standar yaitu sebelumnya
dihentikan dan volumenya dicatat. terlebih dahulu mencari gram massa
Salah satu reaksi yang sering asam oksalat yang dibutuhkan untuk
digunakan dalam titrasi adalah membuat larutan standar asam
netralisasi asam-basa. Biasanya, oksalat, timbang asam oksalat yang
sebagai larutan asam diletakan pada sudah di tentukan massanya yaitu
Erlenmeyer atau gelas kimia. 1,58 gram, masukan asam oksalat ke
Indicator adalah suatu zat yang dalam gelas beaker 100 ml, catan
mempunyai warna dalam keadaan massa asam oksalat 1,58 gram dalam
asam dan basa berlainan. Misalnya tabel pengamatan, larutkan asam
lakmus dalam suasana asam akan oksalat dalam air dan tuangkan
berwarna merah sedangkan dalam larutan menggunakan corong
keadaan basa warnanya biru. kedalam labu ukur 250 ml, bersihkan
Indicator lain yang bias digunakan dengan air gelas beaker selama dua
dilaboratorium adalah fenolftalen. kali dan masukan ke dalam labu ukur
Fenolftalen dalam suasana asam tak 250 ml, tambahkan air ke dalam labu
berwarna sedangkan dalam suasana ukur 250 ml hingga mencapai batas.
basa berwarna mera muda/pink Kocoklah larutan menjadi homogen.
(Brady,1999:218). Prosedur pembuatan larutan
NaOH yang tidak diketahui
molaritasnya yaitu siapkan gelas
2. Metodologi beaker 100 ml dan tambahkan dan isi
dengan larutan NaOH yang tidak di
Alat yang digunakan dalam ketahui molaritasnya, tambahkan
praktikum ini adalah labu ukur 250 larutan NaOH ke dalam buret
ml I buah, gelas beaker 250 ml 2 menggunakan corong kemudian dan
buah, gelas beaker 100 ml I buah, buang apabila terdapat gelembung-
buret, corong 1 buah, pipet volume gelembung udara. Ambil 10 ml
1 buah, pipet tetes 1 buah, labu larutan asam oksalat dan masukan
Erlenmeyer 250 ml 1 buah, batang ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml,
pengaduk 1 buah, neraca ohauss, tambahkan 3 tetes fenolftalen ke
botol aquades semprot, spatula, satif dalam larutan asam oksalat di labu
dan klem. Erlenmeyer, kemudian baca dan
Bahan yang digunakan dalam catat volume NaOH dalam buret.
praktikum ini adalah asam oksalat Buka katup dalam buret secara
1,58 gam, NaOH, aquades dan perlahan-lahan kemudian putar atau
fenolfltaten. goyang-goyangkan dengan konstan
labu Erlenmeyer sehingga tercampur. didalam labu Erlenmeyer, baca dan
Setelah beberapa saat larutan NaOH catat volume NaOH dalam buret.
berubah warna menjadi pink, Ulangi proses tersebut untuk
kemudian warna tersebut kembali mengetahui volume NaOH untuk
memudar tambahkan NaOH secara percobaan yang kedua dan ketiga.
perlahan sehingga warna pink tetap

3. Pembahasan

Data Pengamatan Pembuatan Larutan Standar Asam Oksalat

Massa Asam Oksalat 1, 58 gram


Massa yang diperlukan untuk
1, 58 gam
250 ml 0,050 M larutan
Massa Asam Oksalat yang
1, 58 gram
digunakan

Data Pengamatan Larutan NaOH yang belum diketahui

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3


Massa Asam
1,58 gram 1,58 gram 1,58 gram
Oksalat
Volume awal
29,3 ml 32,45 ml 34,25 ml
buret (ml)
Volume akhir
32,4 ml 34,25 ml 36,55 ml
buret (ml)
Volume NaOH
dalam buret 3,1 ml 1,8 ml 2,3 ml
(ml)
Volume rata-
rata NaOH 2,4 ml
(ml)

Menghitung massa H2C2O4 0,05 M


H2C2O4 2 H+ + C2O42-

Mol H2C2O4 = Molaritas H2C2O4 x Volume H2C2O4


= 0,05 x 250 ml
= 0,125 mol H2C2O4
Gram H2C2O4 = mol NaOH x massa molar H2C2O4
= 0,125 mol H2C2O4 x 126,06
= 1,575375 gram
= 1,58 gram

Setimbang Neraca : 0,4 gram

Massa Kaca Arloji : 19,25 – 0,4 = 18,85 gram

Massa Asam Oksalat : 1,58 gram

Percobaan Pertama

Skala Awal NaOH : 50 - 29,3 = 20,7 mL

Skala Akhir NaOH : 17,6 mL

Volume Awal H2C2O4.2H2O : 10 mL

Volume NaOH yang terpakai : 3,1 mL

Percobaan Kedua

Skala Awal NaOH : 50 – 32,45 = 17,55 mL

Skala Akhir NaOH : 15,75 mL

Volume Awal H2C2O4.2H2O : 10 mL

Volume NaOH yang terpakai : 1,8 mL

Percobaan Ketiga

Skala Awal NaOH : 50 – 34,25 = 15, 75 mL

Skala Akhir NaOH : 13,45 mL

Volume Awal H2C2O4.2H2O : 10 mL

Volume NaOH yang terpakai : 2,3 mL


Volume rata-rata NaOH : = 2,4 mL

Menghitung Molaritas larutan NaOH yang di titrasi


H2C2O4 2 H+ + C2O42-
NaOH Na+ + OH-

Percobaan pertama
n1 x M1 x V1 = n2 x M2 x V2
2 x 0,05x 10 = 1 x M2 x 1,8
M2 = = 0,55 M
Percobaan kedua
n1 x M1 x V1 = n2 x M2 x V2
2 x 0,05x 10 = 1 x M2 x 3,1
M2 = = 0,33 M
Percobaan ketiga
n1 x M1 x V1 = n2 x M2 x V2
2 x 0,05x 10 = 1 x M2 x 2,3
M2 = = 0,43 M

Molaritas Rata-rata NaOH = = 0,43 M

Dari tabel data pengamatan diatas dapat ditunjukan bahwa massa asam oksalat yang
digunakan dalam pembuatan larutan standar asam oksalat yaitu 1, 58 gram dengan
terlebih dahulu mancari mol H2C2O4 kemudian mencari massa H2C2O4 yang diperlukan.
Untuk pembuatan larutan standar NaOH yang belum diketahui, didapatkan dalam
percobaan titrasi yang pertama didapatkan larutan NaOH 3,1 ml dengan volume awal
29,3 ml dan volume akhir 32,4 ml, pada percobaan kedua didapatkan larutan NaOH 1,8
ml dengan volume awal 32,45 ml dan volume akhir 34,25 ml, pada percobaan ke tiga
didapatkan volume NaOH 2,3 ml dengan volume awal 34,25 ml dan volume akhir 36,55
ml. Volume NaOH rata-rata yang didapatkan yaitu 2,4 ml dengan Molaritas rata-rata 0,43
M. Titik akhir titrasi terjadi ketika larutan berubah warna pink.
4. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti.
2. Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah yang
pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan dengan suatu larutan yang
konsentrasinya diketahui.
3. Titik akhir titrasi terjadi ketika perubahan warna larutan menjadi pink dan warna tidak
berubah atau tetap.
4. Volume rata-rata larutan NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi yaitu 2,4 ml dengan
Molaritas rata-rata 0,43 M.

5. Daftar Pustaka
Brady, James. Kimia Universitas Azas & Struktur Jilid I. Jakarta: Binarupa Aksara,1999
Day, A.R dkk. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 2002
S, Syukri. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB, 1999.
Regina Tutik P. Titrasi Asidimetri. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/regina-
tutik-padmaningrum-dra-msi/c3titrasi-asidimetri.pdf diakses pada 19 0ktober 2014 pukul
09.30 Wib.
G. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai