Kerangka Kerja Logis (Logical Framework) merupakan suatu ringkasan proyek yang
menunjukkan tingkatan tujuan-tujuan proyek yang menghubungkan sebab- akibat pada setiap
indikator dan sasaran kerja. Kerangka Kerja Logis dibuat secara singkat namun cukup rinci yang
menjelaskan mengenai ggaris besar dari isi keseluruhan proyek. Kerangka Kerja Logis digunakan
untuk menilai proyek pada setiap tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap
pasca pelaksanaan. Kerangka Kerja Logis terdiri dari beberapa point penting yaitu:
a. Goals, menjelaskan mengenai maksud utama dari proyek atau program yang akan dilakukan
b. Purpose, menjelaskan mengenai tujuan yang hendak dicapai pada suatu proyek atau program
untuk mendukung terwujudnya goals
c. Output, merupakan hasil yang diharapkan dari proyek untuk mendukung tercapainya tujuan
d. Inputs, menjelaskan mengenai daftar kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh hasil.
e.
Tabel I
Kerangka Kerja Evaluasi Program Kebijakan Sanitasi Air Limbah Domestik Dan
Persampahan Di Kabupaten Pati
4.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan
program belum berjalan dengan baik. Masih terdapat 10.939 KK (2,53%) masyarakat yang Buang Air
Besar Sembarangan (BABS) dan masih terdapat 16.464 KK masyarakat perkotaan yangmenggunakan
cubluk/ tangki septik individual tidak layak. Kemauan masyarakat untuk penyedotan tinja juga minim.
Masyarakat yang sudah menjalankan program hanya sedikit sekali, itu menandakan masih rendahnya
pengetahuan masyarakat akan kebersihan lingkungan.
4.2. Saran
Adapun saran saran yang dapat mendukung program kebijakan sanitasi air limbah domestik
dan persampahan tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Peningkatan koordinasi pemangku kepetingan (stakeholder) dalam penanganan air limbah
domestik, terutama pemanfaatan sumber pendanaan lainnya.
b. Kegiatan promosi pemasaran dan kemudahan layanan sedot tinja kepada masyarakat
c. Bagi masyarakat yang tidak sesuai aturaan dapat diberikan sanksi yang tegas, yang mana juga
untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.
d. Perlunya perluasan advokasi peningkatan akses aman.