Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Metode
Pembelajaran Jigsaw.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Metode Pembelajaran Jigsaw ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 25 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era global, teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga, informasi
lebih mudah diperloleh, hendaknya siswa aktif berpartisipasi sedemikian sehingga melibatkan
intelektual dan emosional siswa didalam proses belajar. Keaktifan disini berarti keaktifan mental
walaupun untuk maksud ini sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan langsung keaktifan
fisik dan tidak nya berfokus pada satu sumber informasi yaitu guru yang hanya mengandalakan
satu sumber komunikasi.

Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru,
membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya prestasi belajar
siswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengadakan komunikasi
yaitu guru dengan siswa dan siswa dengan rekannya. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan
adalah kooperatif tipe jigsaw.

Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pendidikan ialah
“homo homoni socius” (pembelajaran gotongroyong) yang menekankan bahwa manusia adalah
makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif terutama tipe jigsaw dianggap sangat cocok di terapkan
di Indonesia karena sesuai dengan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong
royong.

Model pembelajaran jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran kooperatiff dimana siswa,
bukan guru yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun
tujuan dari model pembelajaran jigsaw ini mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar
kooperatif, serta menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila
mereka mencoba untuk mempelajari semua materi secara sendirian.

Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning Teknik Jigsaw” bahwa metode
pembelajaran koopertif teknik jigsaw tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada
unsureunsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-
asalan. Roger dan David Johnson mangatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap
cooperative learning teknik jigsaw.

1.2 Rumusan Masalah


1) Pengertian model pembelajaran jigsaw?
2) Sejarah model pembelajaran jigsaw?
3) Langkah-langkah model pembelajaran jigsaw?
4) Kekurangan dan kelebihan model pembelajaran jigsaw?

1.3 Tujuan Makalah

1) Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran jigsaw.

2) Untuk mengetahui sejarah model pembelajaran jigsaw

3) Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah model pembelajaran jigsaw.

4) Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan model jigsaw.

1.4 Metode Penulisan

Dalam pembuatan makalah ini, acuan penulisan yang kami gunakan adalah bersumber dari
buku dan internet serta blog yang berkaitan dengan materi kuliah model-model pembelajaran
khususnya model pembelajaran “Jigsaw”.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Jigsaw

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode jigsaw. Istilah metode berasal dari bahasa
Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "Metha" yang berarti melalui atau
melewati dan "hodos" jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti “gergaji
atau memotong”. Dalam metode pembelajaran teknik jigsaw termasuk dalam jenis metode
pembelajaran kooperatif.

Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang
memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Jigsaw adalah teknik
pembelajaran aktif yang biasa digunakan karena teknik ini mempertahankan tingkat tanggung
jawab pribadi yang tinggi. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan
belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh
apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.

Pengertian jigsaw learning adalah sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki
kesamaan dengan teknis "pertukaran dari kelompok ke kolompok lain." (group to group
exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Sedangkan
menurut Arends (1997) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang
secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab
atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut
kepada kelompok yang lain.

2.2 Sejarah Jigsaw

Teknik jigsaw adalah salah satu teknik cooperative learning yang pertama kali diterapkan
oleh Aronson tahun 1971 dan dipublikasin tahun 1978. Pada awalnya penelitiannya kelas jigsaw
ini dipakai untuk tujuan agar mengurangi rasa kompetisi pembelajar dan masalah ras yang
terdapat di sebuah kelas yang berada di Austin, Texas. Kota texas ini termasuk mengalami
masalah rasis yang sangat parah, dan itu pun memunculkan intervensi dari sekolah-sekolah untuk
menghilangkan masalah tersebut.

Di dalam suatu kelas banyak pembelajar amerika keturunan afrika, keturunan hispanik
(latin), dan pembelajar kulit putih amerika untuk yang pertama kalinya berada dalam sebuah
kelas bersama-sama. Situasi semakin memanas dan mangancam lingkungan belajar mereka. Dan
pada tahun 1971 Aronson dan beberapa lulusan pembelajar lainnya menciptakan jigsaw dan
mencoba untuk menerapkannya didalam kelas. Dan usaha keras ini berhasil dengan sukses,
pembelajar yang pada awalnya kurang berkomunikasi mulai berkomunikasi dan mulai bekerja
sama.

Eksperimen ini terdiri dari membentuk kelompok pembelajaran (kelompok jigsaw) dimana
tiap pembelajar tergantung kepada anggota kelompoknya untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk lulus dalam ujian. Tanpa memandang ras, mereka digabungkan menjadi sebuah
grup dan wajib berkerjasama diantara anggotanya agar mencapai sukses akademik. Ketika
dibandingkan dengan kelas tradisional dimana pembelajar-pembelajar bersaing secara individu,
pembelajar-pembelajar di dalam kelas.

Wardani mengatakan bahwa teknik jigsaw adalah salah satu cooperative learning
mendorong pembelajar aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk
mencapai prestasi yang maksimal. Dimana dalam belajar teknik jigsaw terdapat tahap-tahap
dalam penyelenggaraannya yaitu :

a) Pengelompokkan pembelajar.
b) Pemberian tugas untuk setiap anggota kelompok.
c) Diskusi kelompok yang terdiri dari kelompok ahli.

Yaitu kelompok yang terdiri dari kelompok ahli yaitu kelompok yang terdiri dari
pembelajar heterogen , ditinjau dari segi kemampuan dan jenis kelamin yang tergabung dalam
bahasan, tema, ataupun masalah yang sama. Sedangkan kelompok asal yaitu masing-masing
kelompok terdiri dari pembelajar yang heterogen, ditinjau dari kemampuan dan jenis kelamin
yang tergabung dalam bahasan, tema, masalah yang berbeda, misalnya:

a) Pemberian tes/kuis.
b) Perhitungan penghargaan kelompok.

Hariyanto menyatakan bahwa metode cooperative learning. Pengertian Metode Jigsaw


merupakan model belajar dimana pembelajar belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari
empat sampai enam orang secara heterogen dan bekerja sama saling bergantung positif dan
bertanggung jawab secara mandiri.

Setiap anggota kelompok asal bertemu dalam kelompok ahli untuk membahas materi yang
ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan
pada masing-masing anggota kelompok dan bertanggung jawab atas bagian dari materi belajar
yang ditugaskan kepadanya. Setelah pembahasan tugas seleseai kemudian kembali ke kelompok
semula (asal) dan menjelaskan pada teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan materi.

2.3 Langkah-langkah Metode Pembelajaran Jigsaw

Dalam pembelajaran kooperatif jigsaw langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain :

1) Pembelajaran jigsaw diawali dengan pengenalan topik. Guru menuliskan topik tersebut di
papan tulis dan menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai
topik tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata atau struktur
kognitif peserta didik agar lebih siap menghadapi kegiatan pelajaran yang baru.
2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah topik yang akan dibahas
yang memiliki kemampuan akademik yang heterogen. Kelompok ini dinamakan
kelompok asal.
3) Masing-masing anggota kelompok asal mengambil undian untuk menentukan topik yang
akan dibahas
4) Dari undian yang telah mereka ambil, peserta didik yang mendapat undian pertama maka
akan membahas topik pertama, sedangkan yang mendapat undian kedua maka akan
membahas topik kedua, demikian seterusnya. Kelompok ini dinamakan kelompok ahli
yang bertanggung jawab untuk mengkaji secara mendalam topik yang mereka dapatkan.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikannya
5) Setelah selesai, peserta didik dari masing-masing kelompok ahli kembali kekelompok
asal untuk membagikan pengetahuan yang mereka dapatkan dari kelompok ahli. Guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi.
6) Sebelum pembelajaran diakhiri, diadakan diskusi dengan seluruh kelas. Selanjutnya, guru
menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap topik yang telah dipelajari

Fasilitator dapat mengatur strategi jigsaw dengan dua cara :

1) Pengelompokkan Homogen
Instruksi : Kelompokkan para peserta yang memiliki kartu nomor yang sama. Misalnya,
para peserta akan diorganisir ke dalam kelompok diskusi berdasarkan apa yang mereka
baca. Oleh karena itu, semua peserta yang membaca bab 1, bab 2, dst, akan ditempatkan
di kelompok yang sama.
Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan
nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di atas meja.
Kelebihan : Pengelompokan semacam ini memungkinkan peserta berbagi perspektif
yang berbeda tantang bacaan yang sama, yang secara potensial diakibatkan oleh
pemahaman yang lebih mendalam terhadap salah satu bab. Potensi yang lebih besar
untuk memunculkan proses analisis daripada hanya sekedar narasi sederhana.
Kelemahan : Fokusnya sempit (satu bab) dan kemungkinan akan berlebihan.
2) Pengelompokkan Heterogen
Instruksi : Tempatkan para peserta yang memiliki nomor yang berbeda-beda untuk
duduk bersama. Misalnya, setiap kelompok diskusi kemungkinan akan terdiri atas 4
individu: satu yang telah membaca bab 1, satu yang telah membaca bab 2, dsb.
Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan
nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di setiap meja. Biarkan para peserta
mencari tempatnya sendiri sesuai bab yang telah mereka baca berdasarkan “siapa cepat ia
dapat”.
Kelebihan : Memungkinkan “peer instruction” dan pengumpulan pengetahuan,
memberikan peserta informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca.
Kelemahan : Apabila satu peserta tidak membaca tugasnya, informasi tersebut tidak
dapat dibagi/ didiskusikan. Potensi untuk pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif)
dalam berbagi informasi.

2.4 Kelemahan dan Kelebihan Metode Jigsaw


Tidak selamanya proses belajar dengan metode jigsaw berjalan dengan lancar. Ada
beberapa hambatan yang dapat muncul, yang paling sering terjadi adalah kurang terbiasanya
peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa
kebiasaan metode konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah. Faktor
penghambat lain adalah kurangnya waktu, proses metode ini membutuhkan waktu yang lebih
banyak, sementara waktu pelaksanaan metode ini harus disesuaikan dengan beban kurikulum.

a) Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:


1) Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok
2) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah
3) Menerapkan bimbingan sesama teman
4) Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
5) Memperbaiki kehadiran
6) Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
7) Sikap apatis berkurang
8) Pemahaman materi lebih mendalam
9) Meningkatkan motivasi belajar
10) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
11) Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok
12) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan kelompok
lain
13) Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.
b) Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
1) Keadaan kondisi kelas yang ramai,sehingga membuat siswa binggung dan
pembelajran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran baru
2) Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-
ketrampilan kooperatif dalam kelompok masingmasing maka dikhawatirkan
kelompok akan macet
3) Siswa lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai
4) Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misalnya jika ada
anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugastugas dan pasif dalam
diskusi
5) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum
terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga
menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model
pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode jigsaw. Istilah metode berasal dari bahasa
Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "Metha" yang berarti melalui atau
melewati dan "hodos" jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti “gergaji
atau memotong”.

Dalam metode pembelajaran teknik jigsaw termasuk dalam jenis metode pembelajaran
kooperatif. Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru,
yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari
jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai
pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk
mempelajari semua materi sendirian.

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari Universitas
Texas dan kemudian di adaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Melalui metode jigsaw kelas
dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik
yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap siswa
bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.

3.2 Saran

1) Guru seharusnya menjelaskan model pembelajaran tipe jigsaw ini dulu kepada siswa sebelum
menerapkannya, agar siswa tidak binggung.
2) Guru harus pandai dalam memilih materi pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam
model ini.

3) Bangku perlu ditata sedemikian rupa sehingga semua siswa biasa melihat guru/papan tulis
dengna jelas, biasa melihat rekanrekan kelompoknya dengan baik, dan berada dalam jangkauan
kelompoknya dengan merata.

4) Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw perlu digunakan atau diterapkan karena suasana
positif yang timbul akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan
sekolah atau guru, selain itu siswa akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir serta
meningkatkan keaktifan.

DAFTAR PUSTAKA

Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2006

http:///sunartombs.wordpress.com/2009/06/15/pengertian-dan-penerapan-metode-jigsaw:

www.kabarpendidikan.blogspot.com,www.arminaperdana.blogspot.com,www.kmpmalang.com :

http://carapedia.com/model_pembelajaran_jigsaw_info587.html : 2012

http://infoini.com/2012/pengertian-metode-jigsaw.html :

Silberman, Mel. 2010. Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Indeks.

http://matematikaipa.com/pembelajarankooperatifmodelpembelajarankooperatiftipejigsaw-
kelebihandankelemahantipejigsaw/

http://kabarpendidikan.blogspot.com/2011/24/pembelajarandenganmetodejigsaw.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai