Anda di halaman 1dari 15

A.

PENGERTIAN PROTEIN
 Protein
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia. Protein
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa,
selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama
makhluk hidup. Sumber Protein; makanan yang mengandung protein atau merupakan
sumber protein antara lain sebagai berikut :
DagingIkanTelurSusuTumbuhan berbjiKentang

Keuntungan Protein; protein memiliki peran yang penting bagi tubuh manusia antara lain
sebagai berikut :
 Sumber energi
 Pembentukan dan perbaikan sel dan jaringan
 Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi
 Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel
Tabel Fungsi dari protein secara terperinci adalah sebagai berikut :
Fungsi Jenis Contoh
Katalitik Enzim Katalase pepsin
Struktural Protein struktural Kolagen, elastin, keratin
Motil (mekanik) Protein kontraktil Aktin, Myosin
Kasein (susu), ovalbumin (telur), feritin (penyimpan
Penyimpanan Protein angkutan
besi)
Pengangkutan Protein angkutan Albumin serum (asam lemak) hemoglobin (oksigen)
Protein hormon Insulin
Pengatur
enzim pengatur Fosfofruktokinasa
Antibodi Imun globulin
Perlindungan
Protein penggumpal Trombin, fibrinogen
Tanggap toksik Protein toksin Toksin bisa ular, toksin bakteri (bortulisme, difteri)
Protein menyusun ¾ zat padat tubuh yaitu otot, enzim, protein plasma, antibodi,
hormon. Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide. Rantai
polipeptida melipat sedemikian rupa membentuk suatu struktur yang khas (konformasi) di
dalam protein. Konformasi tersebut merupakan bentuk tiga dimensi suatu protein yang
membentuk struktur protein. Terdapat empat struktur pada protein: struktur pri-mer,
sekunder, tersier, dan ada yang berbentuk quarterner.
Struktur protein primer adalah suatu urutan linier asam amino yang bergabung melalui
ikatan peptida. Struktur sekunder dari suatu protein meliputi suatu pelipatan pada rantai
polipeptida. Secara umum ada dua bentuk umum dari struktur sekunder yaitu α-helix dan
β-pleated sheet (konformasi β). Bentuk α-helix adalah silindris, terjadi karena adanya
ikatan hidrogen yang parallel sepanjang sumbu helixnya. Pada tipe konformasi β, ikatan
hidrogen terbentuk diantara rantai polipeptida yang berdekatan atau berdampingan secara
parallel atau anti parallel.
Struktur tersier protein adalah bentuk atau susunan tiga dimensi dari semua asam
amino di dalam polipeptida. Bentuk protein secara alamiah atau bentuk protein aktif
berada dalam bentuk struktur tersier yang ditentukan oleh banyak ikatan non kovalen. Jika
suatu protein terdiri dari dua atau lebih polipeptida dinamakan struktur quarterner.
Hemoglobin pada sel darah merah manusia terdiri atas 4 rantai polipeptida maka
dinamakan sebagai struktur quarterner. Masing-masing subunit poli-peptida dapat
dihubungkan dengan ikatan kovalen (misalnya ikatan disulfide) atau ikatan non kovalen
(interaksi elektro-statik, ikatan hidrogen, atau interaksi hidrofobik).
Suatu protein merupakan untaian dari asam amino yang saling berikatan melalui suatu
ikatan peptida. Ikatan peptida merupakan suatu ikatan kovalen antara gugus α-amino dari
suatu asam amino dengan gugus α-karboksilat dari asam amino lainnya. Ketika dua asam
amino bergabung dengan satu ikatan peptida maka dinamakan dipeptida. Penambahan
sejumlah asam amino menghasilkan rantai yang panjang dari gabungan asam-asam amino
yang dinamakan oligopeptida (mengandung sampai 25 residu asam amino) dan polipeptida
(mengandung > 25 residu asam amino).

B. PROSES METABOLISME PROTEIN


Matabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.
Proses metabolisme terbagi menjadi dua yaitu Anabolisme dan Katabolisme. Anabolisme
adalah proses sintesis molekul kimia kecil menjadi besar yang mebutuhkan energi (ATP).
Katabolisme adalah proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil yang
melepaskan energi (ATP).

A. Absorpsi dan Transportasi


Hasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino dan ini segera
diabsorpsi dalam waktu lima belas menit setelah makan. Absorpsi terutama
terjadi dalam usus halus berupa empat sistem absorpsi aktif yang membutuhkan
energi. Asam amino yang diabsorpsi memasuki sirkulasi darah melalui vena
porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh hati, dan
sebagian lagi melalui sirkulasi darah di bawa ke sel-sel jaringan. Sebagian besar
asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung usus halus.
Hanya 1% protein yang dimakan ditemukan dalam feses. Protein endogen yang
berasal sekresi saluran cerna dan sel-sel yang rusak juga dicerna dan diabsorpsi.

B. Katabolisme protein
Katabolisme protein (penguraian asam amino untuk energi) berlangsung di hati.
Jika sel telah mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya. Setiap asam
amino tambahan akan dipakai sebagai energi atau disimpan sebagai lemak.
1. Deaminasi Asam Amino
Deaminasi asam amino merupakan langkah pertama, melibatkan pelepasan
satu hidrogen dan satu gugus amino sehingga membentuk amonia (NH 3).
Amonia yang bersifat racun akan masuk ke peredaran darah dan dibawa ke
hati. Hati akan mengubah amonia menjadi ureum yang sifat racunnya lebih
rendah, dan mengembalikannya ke peredaran darah. Ureum dikeluarkan dari
tubuh melalui diproduksi dari asam amino bebas didalam tubuh yang tidak
digunakan dan dari pemecahan protein jaringan tubuh.
2. Oksidasi asam amino terdeaminasi
Bagian asam amino nonitrogen yang tersisa disebut produk asam keto yang
teroksidasi menjadi energi melalui siklus asam nitrat. Beberapa jenis asam
keto dapat diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis) atau lemak
(lipogenesis) dan disimpan didalam tubuh. Karbohidrat dan lemak adalah “
cadangan protein “ dan dipakai tubuh sebagai pengganti protein untuk
energi. Sat kelaparan, tubuh menggunakan karbohidrat dan lemak baru
kemudian memulai mengkatabolis protein.

C. Anabolisme protein
1. Sintesis protein
Sintesis protein dari asam amino berlangsung disebagian sel tubuh. Asam amino
bergabung dengan ikatan peptida pada rangkaian tertentu yang ditentukan
berdasarkan pengaturan gen. Sintesis protein meliputi pembentukan rantai
panjang asam amino yang dinamakan rantai peptida. Ikatan kimia yang
mengaitkan dua asam amino satu sama lain dinamakan ikatan peptida. Ikatan ini
terjadi karena satu hidrogen (H) dari gugus amino suatu asam amino bersatu
dengan hidroksil (OH) dari gugus asam karboksil asam amino lain. Proses ini
menghasilkan satu molekul air, sedangkan CO dan NH yang tersisa akan
membentuk ikatan peptida . sebaliknya, ikatan peptida ini dapat dipecah menjadi
asam amino oleh asam atau enzim pencernaan dengan penambahan satu molekul
air, proses ini dinamakan hidrolisis.
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan
diuraikan menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari
asam amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia
asam amino. Artinya kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh
tubuh esensiil, sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak
esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan
di usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa asam amino itu ke setiap
sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini
disebut dengan DNAtranskripsi. Kemudian karena hasil transkripsi di proses
lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
Protein digabungkan dari asam amino menggunakan informasi dalam gen. Setiap
protein memiliki urutan asam amino unik yang ditetapkan oleh nukleotida.
Dengan kode genetika maka kumpulan tiga set nukleotida yang disebut kodon
dan setiap kombinasi tiga nukleotida membentuk asam amino, misalnya AUG
(adenine – urasil – guanin) adalah kode untuk methionine.
Karena DNA berisi empat nukleotida, total jumlah kemungkinan kodon adalah 64.
Oleh karena itu, ada beberapa kelebihan dalam kode genetik, dan beberapa asam
amino dapat ditentukan oleh lebih dari satu codon. Kode gen DNA yang pertama
di transkripsi menjadi pra – messenger RNA (mRNA) oleh enzim seperti RNA
polymerase. Sebagian besar organisme maka proses pra-mRNA (juga dikenal
sebagai dasar transkrip) menggunakan berbagai bentuk pasca transcriptional
modifikasi untuk membentuk mRNA matang, yang kemudian digunakan sebagai
template untuk sintesis protein oleh ribosome. Dalam prokariotik mRNA yang
dibuat bisa digunakan segera, atau diikat oleh ribosome setelah dipindahkan dari
inti sel. Sebaliknya, eukariotik membuat mRNA di inti sel dan kemudian
memindahkan ke sitoplasma, dimana sintesis protein yang kemudian terjadi. Laju
sintesis protein yang lebih tinggi dapat
terjadi di prokaryotes maupun eukariotik yang dapat mencapai hingga 20 asam amino
per detik.
Proses yang sintesis protein dari mRNA template dikenal sebagai translasi/terjemahan.
mRNA yang diambil ke ribosome kemudian membaca tiga nukleotida dan
mencocokan kodon dengan pasangan antikodonnya yang terletak pada RNA
transfer yang membawa asam amino sesuai dengan kode kodon. Enzim aminoacyl
tRNA synthetase menyusun molekul tRNA dengan asam amino yang benar.
Polipeptida berkembang yang sering disebut rantai peptida. Protein selalu
dibiosintesiskan dari N- terminal ke C-terminal.
Ukuran panjang sintesis protein dapat diukur dengan melihat jumlah asam amino yang
berisi dengan total massa molekul, yang biasanya dilaporkan dalam unit daltons
(identik dengan unit massa atom), atau turunan unit kilodalton (kDa). Yeast protein
rata-rata panjangnya adalah 466 asam amino dan 53 kDa di massa. Protein terbesar
adalah titins, komponen dari otot sarkomer, dengan massa molekular hampir 3.000
kDa, dan total panjang hampir 27.000 asam amino.

I.1. Reaksi Metabolisme Asam Amino


Manusia melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari total protein tubuh,
khususnya protein otot. Dari total asam amino yang dihasilkan  melalui proses tersebut
sebanyak 75-80% digunakan kembali untuk sintesis  protein baru, sedangkan 20-25%
sisanya akan membentuk Urea. Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel
dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak. Proses
metabolisme protein meliputi degradasi protein (makanan dan protein intraseluler) menjadi
asam amino.
Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino,
kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Pemecahan protein
jadi asam amino terjadi di hati dengan proses: deaminasi atau transaminasi.
 Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentuk
urea. Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat.
Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses
deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.
Pemecahan protein dalam tubuh yaitu sebagai berikut :
Diaminasi: asam amino + NAD+ → asam keto + NH3
Asam glutamat + NAD+   a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain
NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor
elektron. Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka
glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam
amino oksidase dan D-asam oksidase.
 Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Deaminasi
maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein → zat yang dapat masuk
kedalam siklus Krebs.
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan
gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi
transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu
dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga
senyawa keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah
menjadi asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin
transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis dalamreaksi
berikut :
Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang
dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan
enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat
transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-
ketoglutarat sebagai satu pasang substrak .
Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma.
Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim.
Telah diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada
reaksi transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.
Amonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat meracuni otak sehingga menjadi
coma, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal, sehingga harus diubah dahulu jadi urea (di hati),
agar dapat dibuang oleh ginjal. Namun jika hati ada kelainan (sakit) maka proses perubahan
NH3 menjadi urea terganggu dan akan menimbulkan penumpukan NH3 dalam darah yang
disebut uremia. Berikut siklus urea untuk pengeluaran NH3 dari dalam tubuh.
Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan maka asam amino diubah
menjadi asam keto. Proses perubahan tersebut terjadi dalam siklus asam sitrat. Atau diubah
mejadi urea. Berikut proses perubahan asam amino menjadi asam keto dalam siklus sitrat.
Asam amino yang dibuat dalam hati atau dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam
hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan. Proses anabolisme dan
katabolisme terjadi dalam hati dan jaringan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal
dari tiga sumber yaitu:
Absorbsi melalui dinding usus
Hasil katabolisme protein dalam sel
Hasil anabolisme asam amino dalam sel

I.2. Pembentukan Asetil Koenzim A


Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam amino
dengan siklus asam sitrat. ada dua jalur metabolic yang menuju kepada pembentukan asetil
koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui asam asetoasetat
Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolic melalui asam piruvat ialah alanin,
sistein, serin dan treonin. Alanin menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada reaksi
transaminasi dengan asam a ketoglutarat. Treonin diubah menjadi gllisin dan asetaldehida
oleh enzim treonin aldolase. Glisin kemudian diubah menjadi asetil koenzim A melalui
pembentukan serin dengan jalan penambahan satu atom karbon, seperti metal, hidroksi metal
dan formil. koenzim yang bekerja disini ialah tetrahidrofolat.

I.3. Siklus Urea


Hans Krebs dan Kurt Heneseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian reaksi
kimia tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk dari ammonia
dan karbondioksidamelalui serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus, yang mereka
namakan siklus urea. Pembentukan urea ini terutama berlangsung didalam hati. Urea adalah
suatu senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang
dikeluarkan dari dalam tubuh.
Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia bereaksi  dengan satu
mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini
membutuhkan energi, karenanya reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi
ADP. Disamping itu sebagai kofaktor dibutuhkan Mg++ dan N-asetil-glutamat.
Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin. Dalam
reaksi ini bagian karbomil bergabung dengan ornitin dan memisahkan gugus fosfat. Sebagai
katalis pada pembentukan sitrulin adalah ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian
mitokondria sel hati.
Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat.
Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinat sintetase. Dalam reaksi
tersebut ATP merupakan sumber energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah
menjadi AMP.
Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat.
Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat
dalam hati dan ginjal. Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam
reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis
dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk
dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.

I.4. Biosintesis Asam Amino


Biosintesis protein  yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang kompleks dan
melibatkan beberapa senyawa penting, terutama DNA dan RNA.molekuk DNA merupakan
rantai polinukleutida yang mempunyai beberapa jenis basapurin dan piramidin, dan
berbentuk heliks ganda.
Dengan demikian akan terjadi heliks gandayang baru dan proses terbentunya molekul
DNA baru ini disebut replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada molekul DNA
menentukan urutan asam amino dalam pembentukan  protein. Peran dari DNA itu sendri
sebagai pembawa informasi genetic atau sifat-sifat keturunan pada seseorang . dua tahap
pembentukan protein:
1)   Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan yang
diberikan oleh DNA.
2)   Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetika
kedalam proses pembentukan protein.
Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang terdapat dalam
sitoplasma r RNA bersama dengan protein merupakan komponen yang membentuk ribosom
dalam sel, perananya dalam dalam sintesis protein yang berlangsung dalam ribosom belum
diketahui.
m RNA diproduksi dalam inti sel dan merupakan RNA yang paling sedikit jumlahnya.
kode genetika yang berupa urutan basa pada rantai nukleutida dalam molekul DNA. tiap tiga
buah basa yang berurutan disebut kodon, sebagai contoh AUG adalah kodon yang terbentuk
dalam dari kombinasi adenin-urasil-guanin, GUG adalah kodon yang terbentuk dari
kombinasi guanin-urasil-guanin. kodon yang menunjuk asam amino  yang sama disebut
sinonim, misalnya CAU dan CAC adalah sinonim untuk histidin. perbedaan antara sinonim
tersebut pada umumnya adalah basa pada kedudukanketiga misalnya
GUU,GUA,GUC,GUG..
Bagian molekut t RNA yang penting dalam biosintesis protein ialah lengan asam amino
yang mempunyai fungsi mengikat molekul asam amino tertentu dalam lipatan anti kodon.
lipatan anti kodon mempunyai fungsi menemukan kodon yang menjadi pasangannya dalam
m RNA yang tedapat dalam ribosom. pada prosese biosintesis protein, tiap molekuln t RNA
membawa satu molekul asam amino masuk kedalam ribosom. pembentukkan ikatan asam
amino dengan t Rna ini berlangsung dengan bantuan enzim amino asli t RNA sintetase dan
ATP melalui dua tahap reaksi:
1. Asam aminon dengan enzim dan AMP membentuk kompleks aminosil-AMP-enzim.
2. reaksi antara kompleks aminoasil-AMP-enzim dengan t RNA
Proses biosintesis akan berhenti apabila pada m RNA terdapat kodon UAA,UAG,UGA.
karena dalam sel normal tidak terdapat t RNA yang mempunyai antikodon komplementer.

I.5. Kelainan Metabolisme Protein


Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat -zat yang
diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya. Gangguan metabolisme
protein menyebabkan ketidakseimbangan zat-zat dalam tubuh. Protein merupakan sumber
energi bagi tubuh. Salah satu penyakit akibat gangguan metabolisme protein dijelaskan
dengan ditemukannya penyakit yang terjadi karena kekurangan protein. Kekurangan protein
hampir selalu disertai dengan kekurangan energi. Hubungan antara kekurangan protein dan
energi dapat tejadi karena protein merupakan salah satu sumber utama pengahasil energi.
Jika dalam makanan yang kita makan kurang mengandung kurang mengandung energi maka
tubuh akan mengambil protein lebih banyak untuk menjadi energi. Ini berarti protein dalam
tubuh akan semakin berkurang. Penyakit yang terjadi karena kekurangan energy dan protein
ini biasa disebut dengan penyakit Kurang Energi Protein (KEP).
Penyakit ini ditemukan pada anak-anak atau ibu hamil. Penyakit KEP ini juga dapat
menyerang rang dewasa. Misalnya pada orang yang mengalami kelaparan dalam waktu yang
lama atau menderita penyakit kronis. Namun pada umumnya penyakit terjadi pada anak-
anak antara usia 2-5 tahun, ketika mereka berhenti minum ASI dan menerima makanan
tambahan. Yang kurang mengandung protein atau tidak sama sekali. Ketika penyakit KEP
ini menyerang seorang anak, maka akan mucul gejala-gejala seperti kekurangan energi
(Marasmus ) dan kekurangan protein (Kwashiorkor).
Pada penderita Marasmus pertumbuhan penderita/anak yaitu berat badan dan tinggi
badan terganggu, penderita sangat kurus, adanya perbesaran hati, kulit tampak keriput, pada
bagian muka terdapat kulit yang berlipat-lipat sehingga muka anak seperti muka orang tua
yang sudah keriput, mudah terserang diare, infeksi saluran pernapasan dan batuk rejan. Pada
penderita Kwashiorkor ciri-ciri yang terjadi adalah adanya gangguan pada pertumbuhan
berat badan dan tinggi badan, lemah, kurus, apatis, kulit tampak kering, rambut tipis atau
jarang, kehilangan nafsu makan, diare, adanya perbesaran pada hati, dan anemia.
Defisiensi protein terjadi pada pemasukan protein kurang → kekurangan kalori, asam
amino, mineral, dan faktor lipotropik. Akibatnya :
  Pertumbuhan tubuh
  Pemeliharaan jaringan tubuh
  Pembentukkan zat anti dan serum protein akan terganggu.
 Penderita mudah terserang penyakit infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar
sembuh dan mudah terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropik.
Ada lagi 2 penyakit akibat gangguan metabolism protein yaitu
1. Hipoproteinemia. Disebabkan karena beberapa hal tersebut :
  Exkresi protein darah berlebihan melalui air kemih
  Pembentukan albumin terganggu spt pada penyakit hati
  Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga pada
penyakit ginjal
2.      Hipo dan Agammaglubulinemia ada 3 jenis :
a.        Hipoagammaglobulinemia kongenital
  Penyakit herediter, terutama anak laki-laki antara 9 – 12 thn
  Mudah terserang infeksi. Kematian sering terjadi akibat infeksi
  Plasma darah tidak mengandung gamma protein
  Dapat terjadi penyakit hipersensitivas (ex: penyakit artritis) karena tubuh tidak
dapat membentuk Ig.
b.        Hipoagammaglobulinemia didapat Pada pria dan wanita pada semua usia ditandai
dengan:
  Penderita mudah terkena infeksi
  Terjadi hiperplasi konpensatorik sel retikulum → mengakibatkan
limfadenopathi dan splenomegali
c.        Hipoagammaglobulinemia sementara
  Hanya ditemukan pada bayi
  Merupakan peralihan pada waktu gamma globulin yang didapat dari ibu habis dan
anak harus membentuk gamma globulin sendiri.
Penyakit karena kelebihan metabolisme protein tidak ditemukan secara langsung tapi
kelbihan produksi protein dapat disebabkan karena gangguan kerja insulin. Seperti misalnya
diabetes mellitus, dan diabetes insipidus.
BAB III
PENUTUP
II.1. Kesimpulan
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia. Protein
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Fungsi dari protein adalah sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh, sedangkan
asam amino sebagai komponen protein. Proses metabolisme protein dimulai dari proses
pencernaan di mulut sampai di usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam
amino. Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino lalu masuk darah. Dalam
darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Di dalam sel asam amino disimpan
dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Semua proses tersebut dibantu oleh
enzim.
Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam amino, yang
terbagi menjadi dua proses yaitu deaminasi atau transaminasi. Deaminasi adalah proses
pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentuk urea. Transaminasi adalah proses
perubahan asam amino menjadi asam keto. Banyaknya atau keadaan asam amino dalam
darah tergantung pada keseimbangan antara pembentukan asam amino dan pengunaannya.
Jika asam amino yang dibentuk banyak maka  asam amino yang terdapat dalam darah juga
banyak. Penyakit yang ditimbulkan karena gangguan metabolisme protein adalah penyakit
kurang energi dan protein, Hipoproteinemia, Hipo dan Agammaglubulinemia, diabetes
mellitus serta diabetes insipidus.

II.2. Daftar Pustaka


Campbell, dkk. 2003. Biology Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta : UI Press.
Saktiono.2004.IPA Biologi 2 SMP dan MTs.Jakarta:Erlangga
http://MAKALAH METABOLISME PROTEIN _ anwar bocah kebengen.htm

Anda mungkin juga menyukai