NIM : 1802036116
Mata Kuliah : Hak Kekayaan Intelektual
Judul Resume : Hak Paten I
A. Pendaftaran Merek
Hak merek adalah perlindungan bagi pemilik merek yang terdaftar di DJKI. Dengan
mempunyai salah satu bentuk perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) itu,
pemiliknya bisa memakai merek dagang/bisnis secara eksklusif. Merek bisa berupa
tanda yang dapat ditampilkan secara grafis, seperti gambar, logo, nama, kata, huruf,
angka, susunan warna, dalam bentuk dua atau dimensi, suara, hologram, atau
kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut.
Fungsi merek adalah membedakan barang atau jasa yang diproduksi oleh orang
maupun badan hukum dalam kegiatan bisnis perdagangan barang/jasa. Adapun
pembeda merek dengan milik pihak lain bisa berupa: gambar, kata, nama, frasa,
angka, warna hingga kalimat,atau kombinasi unsur-unsur tersebut. Setiap merek
bisa didaftarkan ke DJKI asal tidak sama dengan milik pihak lain yang terdaftar.
Apabila sudah didaftarkan, pemilik merek bisa melarang pihak lain
menggunakannya. Merek yang terdaftar di DJKI dapat memperoleh perlindungan
hukum selama 10 tahun sejak tanggal penerimaan permohonan pendaftaran. Masa
perlindungan itu pun dapat diperpanjang.
B. Jangan Waktu Perlindungan Merek
Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun dan berlaku surut sejak tanggal penerimaan permohonan merek
bersangkutan. Atas permohonan pemilik merek jangka waktu perlindungan merek
terdaftar dapat diperpanjang setiap kali untuk jangka waktu yang sama.
C. Pengalihan Merek
Pengalihan hak atas merek terdaftar diatur dalam Undang-Undang No. 15 Tahun
2001 tentang Merek (“UU No. 15/2001”). Merek adalah tanda yang berupa gambar,
nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, sususan warna, atau kombinasi dari unsur-
unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa.
Pengalihan hak atas merek terdaftar terjadi karena disebabkan oleh hal-hal seperti
berikut:
a) pewarisan;
b) wasiat;
c) hibah;
d) perjanjian; atau
e) Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Pengalihan hak atas merek wajib dicatat dalam Daftar Umum merek, melalui
permohonan kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (“Ditjen HKI”),
yang disertai dengan dokumen-dokumen pendukung antara lain seperti sertifikat
merek.
Pengalihan hak atas merek terdaftar yang telah dicatat akan diumumkan dalam
Berita Resmi merek. Pengalihan hak atas merek terdaftar hanya akan dicatat oleh
Ditjen HKI apabila permohonannya telah disertai dengan pernyataan tertulis dari
penerima pengalihan bahwa merek tersebut akan digunakan untuk keperluan
perdagangan barang dan/atau jasa.
Pengalihan hak atas merek terdaftar, tidak akan berakibat hukum apabila tidak
dicatatkan pada daftar umum merek.
Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di
dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen
tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta
dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan
untuk menghasilkan fungsi elektronik.
a. Desain Tata Letak
Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari
berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen
aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit Terpadu dan
peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit
Terpadu.
b. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh
negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya, untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada
pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut
Perjanjian lisensi hak kekayaan intelektual merupakan perjandian dimana hal yang
diperjanjikan dalam perjanjiannya merupakan pemberian izin oleh pemberi lisensi
kepada penerima lisensi untuk memanfaatkan atau mengghunkan suatu kekayaan
intelktual yang dipunyai pemberi lisensi berdasarkan syarat-syarat tertentu dan
dalam jangka waktu tertentu yang biasanya disertai imbalan berupa royaliti.
Secara umum, perjanjian lisensi mempunyai beberapa tipe diantaranya :
1. Lisnsi eksklusif :pemberi lisensi hanya memberikan lisensi Hak kekayaan
intelektual kepada satu pihak dalam suatu daerah dan jangka waktu yang
ditentukan
2. Lisensi Non-Eksklusif : pemberi lisensi memberikan lisensinya Hak kekayaan
intelektual kepada beberapa pihak dalam suatu daerah dan jangka waktu yang
ditentukan.
3. Lisnsi penuh : pemberi lisensi membrikan lisnsi kepada penerima lisensi untuk
memanfaatkan atau menggunakan seluruh hak dari Hak kekayaan intelektual
yang dimiliki oleh pemberi lisensi.
4. Lisensi sebagian : pemberi lisensi memberikan lisensi kepada penerima lisensi
untuk hanya memanfaatkan atau menggunakan sebagian hak dari Hak
kekayaan intelektual yang dimiliki oleh pemberi lisensi.
5. Lisensi bebas : pemberian lisensi dilakukan dengan adanya pembayaran
royaliti oleh penerima lisensi
6. Lisensi royaliti :pemberian lisensi dilakukan dengan adanya pembayaran
royaliti oleh penerima lisensi
7. Lisensi paksa : lisensi yang diberikan tidak secara sukarela oleh pemilik atau
pemegang Hak kekayaan intelektual yang dilisensikan secara paksa tersebut,
melainkan diberikan oleh suatu badan nasional yang berwenang.
Dasar kontrak lisensi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2018 tentang Pencatatan
Perjanjian Lisensi Kekayaan Intelektual, adalah pelaksanaan amanat dari Beberapa
Undang-Undang di bidang kekayaan intelektual mendelegasikan mengenai
perlunya pencatatan Lisensi dalam peraturan pelaksanaannya, yaitu Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, Undang-Undang Nomor
31 Tahun 2000 tentang Desain Industri, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000
tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten, dan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.
Dengan pertimbangan untuk efisiensi, efektifitas, dan simplifikasi mengenai
pencatatan perjanjian Lisensi kekayaan intelektual diatur dalam 1 (satu) Peraturan
Pemerintah.
Jenis kontrak lisensi
1. Lisensi Hak Atas Kekayaan Intelektual atau HKI
Salah satu jenis lisensi hak atas kekayaan intelektual, seperti lisensi pada software
komputer, yang memberi lisensi ini akan memberikan suatu hak pada para
pengguna untuk bisa memakai software.
Lisensi atas hak intelektual ini juga biasanya memiliki beberapa peraturan di
dalamnya seperti syarat dan ketentuan, daerah penggunaan, pembaruan dan
berbagai syarat – syarat lainnya yang sudah ditentukan oleh pemilik lisensi tersebut.
2. Lisensi Bidang Pendidikan
Biasanya pada lisensi jenis ini yaitu akan berbentuk gelar akademis, seperti sebuah
perguruan tinggi atau juga universitas sebagai yang mempunyai lisensi akan bisa
memberikan gelar pada seseorang untuk menggunakan gelar akademisnya setelah
belajar atau juga menimba ilmu dalam jangka waktu tertentu di perguruan tinggi
atau universitas tersebut atau dapat juga gelar akademis tersebut diberikan pada
seseorang sebagai suatu bentuk penghargaan.
3. Lisensi Merek Barang atau Jasa
Pemilik lisensi ini bisa memberikan suatu lisensinya atau sebuah surat izin kepada
seseorang atau juga pada perusahaan dengan tujuan supaya seseorang atau suatu
perusahaan itu bisa menjual produk atau jasa dibawah pemilik lisensi merek dagang
tersebut.
Dengan lisensi jenis ini maka pemakai lisensi juga bisa menggunakan merek jasa
atau merek dagang lisensi dengan tanpa ada rasa khawatir atau takut untuk dituntut
secara hukum oleh pemilik lisensi karena sebelumnya telah mendapatkan
persetujuan dari pemilik lisensi.
4. Lisensi Massal
Lisensi jenis ini biasanya terdapat pada suatu software komputer, dimana lisensi
diberikan oleh pemilik lisensi pada perorangan untuk dapat menggunakan software
komputer tersebut. Lisensi secara rinci pada umumnya tertulis dalam Und User
License Agrement atau EULA yang terdpat di dalam software tersebut.
5. Lisensi Hasil Karya Seni dan Karakter
Pemilik lisensi ini bisa memberikan izin pada seseorang atau suatu perusahaan
sehingga bisa menyalin dan menjual hak cipta yang ada didalamnya terkandung
material seni dan karakter.
Seperti pada suatu perusahaan yang bisa memproduksi atau juga memasarkan
mainan dengan karakter Nobita, dalam memproduksi dan memasarkan mainan
karakter tersebut maka sebelumnya sudah mendapatkan izin dari pencipta karakter
tersebut.
Pengalihan hak lisensi
1. Pemilik merek terdaftar dapat memberikan lisensi kepada pihak lain untuk
menggunakan merek tersebut baik sebagian maupun seluruh jenis barang atau
jasa.
2. Perjanjian lisensi berlaku diseluruh wilayah Negara kesatuan republik Indonesia,
kecuali bila diperjanjikan lain
3. Perjanjian lisensi wajib dimohonkan pencatatanya kepada menteri dengan
dikenai biaya.
4. Perjanjian lisensi yang tidak tercatatkan tidak berakibat hokum pada pihak
ketiga.
5. Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan baik yang langsung ataupun tidak
langsung yang menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian Indonesia
atau memuat pembatasan yang menghambat kemampuan bangsa Indonesia
dalam menguasai dan mengembangkan teknologi.