Anda di halaman 1dari 9

Makalah Lembar Kerja Siswa IPA

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Lembar Kerja Siswa (LKS)

1.    Defenisi

Lembar Kerja Siswa adalah sumber belajar penunjang yang dapat meningkatkan pemahaman
siswa mengenai materi kimia yang harus mereka kuasai (Senam, 2008). LKS merupakan alat bantu
untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Menurut Sriyono (1992), LKS adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang
harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan
sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Sedangkan menurut Devi (Yunitasari, 2013) Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran berisi
tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. berdasarkan beberapa devinisi LKS di atas dapat disimpulkan bahwa LKS
merupakan salah satu sumber belajar yang dapat membantu guru dalam menyampaikan pesan
kepada siswa yang berisi langkah dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.

Menurut Hanafita (2012) LKS biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Bentuk-bentuk LKS terdiri dari LKS eksperimen dan LKS non eksperimen.
LKS eksperimen berupa lembar kerja yang memuat petunjuk praktikum yang menggunakan alat-alat
dan bahan-bahan. LKS non eksperimen berupa lembar kegiatan yang memuat teks yang menuntut
siswa melakukan kegiatan diskusi suatu materi pembelajaran. LKS menjadi sumber belajar dan
media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.

LKS sebagai sumber belajar dapat digunakan sebagai alternative media pembelajaran. LKS
termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak yang berupa buku berisi materi visual,
seperti yang diungkapkan oleh Arsyad (2011). LKS merupakan hand out yang dimaksudkan untuk
membantu siswa belajar secara terarah. Menurut Slamet (2003) pembelajaran dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal berupa kemampuan awal siswa dan faktor eksternal berupa pendekatan
pembelajaran. Pendekatan dapat dilakukan dengan menggunakan media LKS.

2.    Fungsi Lembar Kerja Siswa

Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2000), fungsi LKS adalah:

a.    Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b.    Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
c.    Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian-
pengertian yang diberikan guru.

d.   Siswa lebig banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi
lebih aktif dalam pembelajaran.

e.    Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa.

f.     Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan
lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

Adapun menurut Prianto dan Harnoko (1997), fungsi LKS antara lain:

a.    Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

b.    Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

c.    Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar.

d.   Membantu guru dalam menyusun pelajaran.

e.    Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

f.     Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar.

g.    Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan
belajar secara sistematis.

3.    Tujuan Lembar Kerja Siswa

Depdiknas dalam panduan pelaksanaan materi pembelajaran (2008), tujuan pengemasan materi
dalam bentuk LKS adalah

a.    LKS membantu siswa untuk menemukan suatu konsep LKS mengenai suatu fenomena yang bersifat
kongkrit, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. LKS memuat apa yang harus
dilakukan siswa seperti melakukan, mengamati dan menganalisis.

b.    LKS membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan.

c.    LKS berfungsi sebagai penuntun belajar, LKS berisi penyataan atau isian yang jawabannya ada dalam
buku. Siswa dapat mengerjakan LKS jika membaca buku.

d.   LKS berfungsi sebagai penguatan.

e.    LKS berfungsi sebagai petunjuk Praktikum.

4.    Manfaat Lembar Kerja Siswa

LKS memiliki beberapa manfaat dalam pembelajaran diantaranya mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran, membantu siswa dalam mengembangkan konsep, melatih siswa untuk
menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar, sebagai alat bantu guru dan siswa
dalam melaksanakan proses belajar mengajar, membantu siswa untuk menambah info tentang
konsep, membantu siswa memperoleh catatan materi yang dipelajari dalam melakukan kegiatan
pembelajaran, membantu guru dalam menyusun perangkat pembelajaran, oleh karena itu
pembelajaran disekolah juga perlu pengembangan perangkat pembelajaran, salah satunya LKS yang
dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dan pedoman pembelajaran, supaya siswa dapat ikut
berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar (Yunitasari, 2013). LKS dapat membantu siswa dalam
pembelajaran lebih menarik, seperti pernyataan dari Yildirim & Kurt (2011) lembar kerja siswa dapat
mempengaruhi faktor keseimbangan pada prestasi siswa.

Penggunaan LKS diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran, adapun
manfaat LKS menurut Arsyad (Yunitasari, 2013) yaitu:

a.    Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar semakin lancar dan dapat
meningkatkan hasil belajar.

b.    Meningkatkan motivsi siswa dengan mengarahkan perhatian siswa, sehingga memungkinkan siswa
belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

c.    Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

d.   Siswa akan mendapatkan pengalaman yang sama mengenai suatu peristiwa dan memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar.

Menurut Darmojo dan Kaligis (1991) mengajar dengan menggunakan LKS dalam proses belajar
mengajar memberikan manfaat antara lain memudahkan guru dalam mengelola proses belajar
mengajar, misalnya dalam mengubah kondisi belajar yang semula berpusat pada guru menjadi
berpusat pada siswa. Pada proses pembelajaran yang berpusat pada guru akan terjadi interaksi satu
arah dimana guru mendengar, mencatat dan mematuhi semua perintah guru. Pada proses
pembelajaran yang berpusat pada siswa akan terjadi interaksi antar siswa dengan guru, dan
antarsiswa karena dalam pola ini siswa memperoleh informasi dari berbagai sumber, misalnya dari
perpustakaan, luar sekolah atau pengamatannya sendiri.

5.    Peranan Lembar Kerja Siswa

LKS merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKS juga berperan sebagai media pembelajaran, karena
dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS
menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang
dirancang. LKS sebagai sumber belajar dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran. LKS
termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi
visual, seperti yang diungkapkan oleh Arsyad (Yunitasari, 2013).
LKS yang dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum dan karakteristik sasaran, serta sesuai
apa yang akan dikembangkan berdasarkan situasi dan kondisi pembelajaran yang dihadapi.
Pengembangan LKS memerlukan persiapan yang matang dalam perencanaan materi (isi) dan
tampilan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Tampilan LKS didesain dengan sedemikian rupa
yang nantinya untuk dimanfaatkan dan dijadikan pedoman belajar siswa secara mandiri, dan guru,
Jika desain LKS yang dikembangkan terlalu rumit bagi siswa, maka siswa akan kesulitan memahami
LKS. Materi LKS harus diturunkan dari standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang telah
ditetapkan, sedangkan penampilan yang dikembangkan harus memudahkan siswa berinteraksi
dengan materi yang diberikan (Yunitasari, 2013).

B. Media dan Sumber Belajar

1.    Definisi

a. Media Pembelajaran

Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Heinich, dkk (1982) mengemukakan istilah medium
sebagai perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film,
foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya
adalah media komunikasi. Apabila media tersebut membawa informasi yang bertujuan instruksional
atau mengandung maksud pengajaran maka media disebut dengan media pengajaran.

Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan
yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa  memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Jadi dalam pengertian ini media bukan hanya perantara seperti TV, radio, slide, bahan
cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau kegiatan semacam diskusi,
seminar, karyawisata, simulasi, dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, atau untuk menambah keterampilan.

Dari beberapa pengertian yang telah di sebutkan di atas Mahnun (2012) menyimpulkan
menjadi tiga batasan yaitu pertama, para ahli membatasi pengertian media dengan, orang, bahan,
tekhnologi, sarana, alat, dan saluran atau berupa kegitan yang dirancang untuk terjadinya proses
belajar. Kedua, para ahli membatasi pengertian media dengan pesan atau informasi, yang dibawa
atau disampaikan melalui hardware sebagaimana tersebut di atas. Batasan ketiga, bahwa pesan
yang dibawa diperuntukan sebagai perangsang terjadinya proses belajar (bahan ajar).

b. Sumber belajar

Asociation of Education Comunication Technology (AECT) (1977) mengartikan sumber belajar


sebagai semua sumber (data, manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu
sumber tersendiri atau dalam kombinasi untuk memperlancar belajar. Dalam hal ini sumber belajar
meliputi pesan, orang, material, alat, teknik, dan lingkungan.Sumber belajar bahkan berubah
menjadi komponen sistem instruksional apabila sumber belajar itu diatur sebelumnya
(prestructured), didesain dan dipilih lalu dikombinasikan menjadi suatu sistem Sumber belajar
sebagai semua sumber (data, manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu
sumber tersendiri atau dalam kombinasi untuk memperlancar belajar dan meliputi pesan, orang,
material, alat, teknik, dan lingkungan.

2.    Prinsip Media Pembelajaran

a.    Kesederhanaan

Bentuk media ini harus ringkas, sederhana dan dibatasi pada hal-hal yan penting saja.
Konsepnya harus tergambar dengan jelas serta mudah dipahami. Tulisan cukup jelas, sederhana dan
mudah dibaca. Hindarilah bentuk tulisan yang artistik, karena tidak setiap orang bisa membacanya.
Misal seperti dibawah ini.

b.    Kesatuan

Prinsip kesatuan ini adalah hubungan yang ada diantara unsur-unsur visual dalam kesatuan
fungsinya secara keseluruhan. Bentuk kesatuan ini dapat dinyatakan dengan unsur-unsur yang saling
menunjang, atau denganmenggunakan petunjuk seperti anak panah atau alat-alat visual seperti
garis, bentuk, warna, tekstur, dan ruang yang dilukiskan dalam satu halaman.

c.    Penekanan

Walaupun media ditunjukkan dengan gagasan tunggal, dikembangkan secara sederhana,


merupakan satu kesatuan, sering diperlukan penekanan pada bagian-bagian tertentu untuk
memusatkan minat dan perhatian. Penekanan tersebut dapat ditunjukkan melalui penggunaan
ukuran tertentu, gambar perspektif atau dengan warna tertentu pada unsur yang paling penting.

3.    Macam- macam Media Pembelajaran

Menurut Rahardjo (Mahnun, 2012) media dibedakan menjadi dua macam menurut kriteria
aksesibilitasnya, yaitu:

a.    Media yang dimanfaatkan (media by utilization), artinya media yang  biasanya dibuat untuk
kepentingan komersial yang terdapat di pasar bebas. Dalam hal ini, guru tinggal memilih dan
memanfaatkannya, walaupun masih harus mengeluarkan sejumlah biaya.
b.    Media yang dirancang (media by design) yang harus dikembangkan sendiri. Dalam hal ini, guru
dituntut untuk mampu merancang dan mengembang sendiri media tersebut sesuai dengan sarana
dan kelengkapan yang dimilikinya.

4.    Pemilihan Media dalam Pembelajaran

Pemilihan media dan sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional secara
keseluruhan. Oleh sebab itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti
siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta
prosedur penilaiannya perlu dipertimbangkan. Menurut Degeng (1993), faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih, mengembangkan, dan menggunakan media pembelajaran adalah:

a.       Tujuan instruksional. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang pencapaian tujuan
instruksional yang telah ditetapkan sebelumnya. Mungkin ada sejumlah alternative media yang
dianggap cocok untuk tujuan-tujuan itu. Sedapat mungkin pilihlah yang paling cocok. Kecocokan
banyak ditentukan oleh kesesuaian karakteristik tujuan dan karakteristik media pembelajaran yang
akan dipakai.

b.      Keefektifan. Dari beberapa alternative media yang sudah dipilih, mana yang dianggap paling efektif
(tepat guna) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Siswa. Apakah media yang dipilih sudah
sesuai dengan kemampuan, perbendaharaan pengalaman, dan menarik perhatian siswa? Digunakan
untuk siapa? Apakah secara individual atau kelompok kecil, kelas atau massa? Untuk kegiatan tatap
muka atau jarak jauh?

c.       Ketersediaan. Apakah media yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalau belum, apakah media itu
dapat diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya media ada beberapa alternatif yang dapat
diambil yaitu membuat sendiri, membuat bersama-sama siswa, meminjam, menyewa, membeli dan
mungkin dapat “dropping” dari pemerintah.

d.      Biaya pengadaan. Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah tersedia biaya untuk itu?
Apakah yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat dan hasil penggunaannya? Adakah media lain
yang mungkin lebih murah, tetapi memiliki keefektifan setara?

e.    Kualitas teknis. Apakah media yang dipilih itu kualitasnya baik? Jika menggunakan media gambar
misalnya, apakah memenuhi syarat sebagai media pembelajaran? Bagaimana keadaan daya tahan
media yang dipilih itu?

Implementasi pemilihan media merupakan hal terpenting yang harus dilakukan oleh guru.
Miarso (Mahnun, 2012) menyatakan bahwa hal pertama yang harus dilakukan guru dalam
penggunaan media secara efektif adalah mencari, menemukan, dan memilih media yang memenuhi
kebutuhan belajar anak, menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan kematangan dan
pengalamannya serta karakteristik khusus yang ada pada kelompok belajarnya. Karaketristik ini
antara lain adalah kematangan anak dan latar belakang pengalamannya serta kondisi mental yang
berhubungan dengan usia perkembangannya.

5.    Peranan Media dan Sumber Belajar

Media dan sumber belajar yang baik adalah yang mempunyai peranan dan manfaat dalam
penggunaannya. Adapun penjabarannya dapat dilihat pada pemaparan berikut:

a.    Peranan Media Pembelajaran

Ada beberapa peranan media pembelajaran menurut Ahmad Rohani (1997), diantaranya adalah:

1)   Media pembelajaran mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik.

2)   Media pembelajaran mengatasi batas-batas ruang kelas.

3)   Mengamati benda yang terlalu kecil.

4)   Mengamati benda yang bergerak terlalu cepat atau terlalu lambat.

5)   Mengamati suara yang halus untuk didengar.

6)   Mengamati peristiwa-peristiwa alam.

7)   Media pembelajaran berperan membangkitkan minat belajar yang baru.

Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa media pembelajaran berperan untuk membantu
mewujudkan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dapat mengatasi permasalahan yang
menyangkut pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sudjana (2005) bahwa media
pembelajaran berperan untuk mengatasi kesulitan proses pembelajaran.

b.    Peranan Sumber Belajar

Sama halnya seperti media pembelajaran, sumber belajar juga memiliki peranan, diantaranya adalah
sebagai berikut:

1)   Menjembatani anak atau siswa dalam memperoleh pengetahuan (belajar).

2)   Mentransmisi rangsangan atau informasi kepada anak atau siswa (ungkapan transmisi dalam
konteks ini mempunyai dimensi banyak dan dapat dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaan “apa,
siapa, di mana, dan bagaimana”; pertanyaan-pertanyaan ini amat berguna sebagai alat bantu
mengorganisasi dimensi sumber belajar.

BAB III
A.      Kesimpulan

Lembar Kerja Siswa adalah sumber belajar penunjang yang dapat meningkatkan pemahaman siswa
mengenai materi kimia yang harus mereka kuasai (Senam, 2008). LKS merupakan alat bantu untuk
menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. LKS
berperan sebagai media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber
belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran
tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang. Gagne (1970) menyatakan bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Heinich, dkk (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantarkan informasi
antara sumber dan penerima.

B.       Saran

Berdasarkan penulisan makalah ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1.         Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
sebagai bekal dalam mengajarkan mata pelajaran IPA di SD.

2.         Mahasiswa sebaiknya mengambil materi dari sumer-sumber terpercaya baik berupa buku, jurnal
maupun website yang  jelas dalam penulisan setiap makalah maupun karya ilmiah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
AECT “The Definition of Educational Technology”,. (1977) Edisi Indonesia Diterbitkan CV. Rajawali dengan
judul Definisi Teknologi Pendidikan. Ahmad Rohani. (1997). Media Instruksional Educatif. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Dewi Salma P,. (2007) Prinsip Desain Pembelajaran, Jakarta. UNJ

Mahnun, Nunu. 2012. MEDIA PEMBELAJARAN (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan
Implementasinya dalam Pembelajaran). Jurnal Pemikiran Islam; Vol.37, No. 1 Januari-Juni 2012

Nana Sudjana (2005) Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Rahardjo, R. Media Pembelajaran 1986. Dalam Yusufhadi Miarso dan kawankawan. Teknologi Komunikasi
Pendidikan. Rajawali. Jakarta, 1986

Slamet. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Yunitasari, Hanna Ully. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Ssiswa (LKS) IPA Terpadu Berpendaketan SETS
Dengan Tema Pemanasan Global untuk Siswa SMP. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Anda mungkin juga menyukai