Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SHOLAT DALAM KEHIDUPAN


Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Al Islam
Kemuhammadiyahan1

Disusun oleh :

Nama : Iis Widayati


Nim : 1904277015
Kelas : 2A D-III Farmasi

PROGRAM STUDI D III FARMASI

STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS

Jl.K.H.Ahmad Dahlan No. 20 Ciamis

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikankita
hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam keadaan sehat
wal’afiat. Serta salam dan shalawat kita kirimkan kepada Muhammad SAW, dimana nabi
yang membawa ummat-Nya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan
telah menjadi suri tauladan bagi ummat-Nya. Dalam makalah ini saya akan membahas
masalah mengenai ”Sholat dan Kehidupan“ karena sebagai seorang umat Islam maka kita
perlu mengetahui seluk beluk tentang Sholat. Penulis sangat mengharapkan agar pembaca
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan-Nya. Saran dan kritik yang membangun
tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Ciamis, 18 November 2020

Iis Widayati

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................................4
B. Perumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................5
D. Manfaat......................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
A. Pengertian Sholat.......................................................................................................................6
B. Sejarah Sholat............................................................................................................................6
C. Macam-macam Sholat...............................................................................................................6
D. Sholatnya Orang Beriman dan Orang Fasiq..................................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15

3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam. Begitu pentingnya arti sebuah
tiang dalam suatu bangunan yang bernama islam, sehingga takkan mungkin untuk
ditinggalkan. Makna bathin juga dapat ditemukan dalam sholat yaitu: kehadiran hati,
tafahhum (Kefahaman terhadap ma’na pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat), mahabbah,
raja’ (harap) dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu ditujukan kepada Allah
sebagai Ilaah.

Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah dan ta’lim yang
sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan
bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci.
Shalat merupakan tathbiq ‘amali (aspek aplikatif) dari prinsip-prinsip Islam baik dalam
aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap masjid
menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu terwujud
nyata. Terlihat pula dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan
yang paripurna dan keteraturan yang indah.

Karena itu semua maka masyarakat Islam pada masa salafus shalih sangat
memperhatikan masalah shalat, sampai mereka menempatkan shalat itu sebagai”mizan”
atau standar, yang dengan neraca itu ditimbanglah kadar kebaikan seseorang dan diukur
kedudukan dan derajatnya. Jika mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh mana
istiqamahnya maka mereka bertanya tentang shalatnya dan sejauh mana ia memelihara
shalatnya, bagaimana ia melakukan dengan baik. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah
SAW: “Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid, maka saksikanlah
untuknya dengan iman.” (HR. Tirmidzi).

Dalam kitab Jami’ush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu Tsauban, Ibnu Umar,
Salamah, Abu Umamah dan Ubadah r.a.telah meriwayatkan hadist 5 ini : ” Sholat adalah
sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk hambanya”. Begitupun dengan maksud
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu mas’ud dan Anas r.a.

Begitulah orang-orang yang beriman itu bukanlah orang yang melaksanakan ritual
dan gerakan-gerakan yang diperintahkan dalam sholat semata tetapi dapat
mengaplikasikannya dalam keseharianya. Sholat sebagai salah satu penjagaan bagi orang-
orang yang beriman yang benar-benar melaksanakannya.

4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-masalah yang akan dibahas
dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah pengertian sholat?

2. Bagaimanakah sejarah sholat?

3. Sebutkan macam-macam sholat?

4. Apakah manfaat sholat?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian sholat.

2. Untuk mengetahui sejarah sholat.

3. Untuk mengetahui macam-macam sholat.

4. Untuk mengetahui manfaat sholat.

D. Manfaat
Manfaat yang bisa didapat dalam makalah ini yaitu:

1. Dapat mengetahui pengertian sholat.

2. Dapat mengetahui sejarah sholat.

3. Dapat mengetahui macam-macam sholat.

4. Dapat mengetahui manfaat sholat.

5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat
Sholat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah adalah pekerjaan dan
ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri oleh salam.

Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah kebesaran Allah.


Yaitu musholi bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar, maka serempak jiwanya
bergerak menghadap ke Hadirat Allah Yang Mahatinggi- Mahamulia. Sementara musholi
meninggalakan seluruh urusan dunianya dan memusatkan pikirannya untuk menghadap
Allah SWT. Sehingga, sudah barang tentu ia putus hubungan dengan (makhluk) di bumi,
meskipun jasadiahnya ada di atas hamparan bumi.

Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan


keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan dan kesucian,
dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat, ketentuan waktunya dan kewajiban-
kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaanbacaan dan perbuatan-perbuatan, yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan ini semuanya maka shalat
mempunyai nilai lebih dari sekedar ibadah bumi, seraya berdoa selamat (mengucap salam)
kepada makhluk bumi, keselamatan dan kesejahteraan yang diperuntukkan bagi sesama
makhluk-Nya. Sebab itulah shalat berawal dengan takbir ihram, Allahu Akbar dan
berakhir dengan salam, ‘Assalamu’alaikum’.

B. Sejarah Sholat
Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang
dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana proses ini tidak
dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga dalam
sejarah digambarkan setelah Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu
terbagi tiga golongan, yaitu yang secara 7 terang-terangan menolak kebenarannya itu,
yang setengah – tengahnya, dan yang yakin sekali kebenarannya. Dilihat dari prosesnya
yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan shalat
dapat menentukan amal – amal yang lainnya, dan mendirikan sholat berarti mendirikan
agama dan banyak lagi yang lainnya.

C. Macam-macam Sholat
Sholat terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Sholat Fardhu
Yaitu sholat yang diwajibkan Alloh SWT kepada hamba-hamba-Nya sesuai
batasan-batasan yang telah dijelaskan-Nya, baik melalui perintah maupun
larangan. Dalam hal ini adalah sholat 5 waktu dalam sehari semalam, yaitu:
 Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari kearah barat sampai
panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya
 'Ashar, waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat dari panjang
benda aslinya sampai tenggelamnya matahari.

6
 Magrib, waktunya dari tenggelamnya matahari sampai hilangnya
mendung merah dilangit.
 'Isya', waktunya dari hilangnya mendung merah di langit sampai
munculnya fajar shodiq.
 Shubuh, waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai terbitnya
matahari.
2. Sholat Tathowwu'
Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat fardhu 5 waktu.
a. Sholat Tathowwu' Muthlaq
Yaitu sholat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak ditentukan oleh
syara'.
b. Sholat Tathowwu' Muqoyyad
Yaitu sholat yang batas dan ketentuannya telah ditentukan oleh syara'.
Ibnu Umar rodhiallohu anhuma berkata: "Aku mengahafal 10 rokaat (sholat)
dari Nabi sholallohu alaihi wa sallam. 2 rokaat sebelum Dzuhur dan 2 rokaat
sesudahnya, 2 rokaat setelah maghrib dirumahnya, 2 rokaat setelah isya'
dirumahnya, dan 2 rokaat sebelum shubuh disaat Nabi sholallohu alaihi wa
sallam tidak boleh dimasuki orang lain". (HR. Bukhori: 118, dan Muslim:
729)
Sholat lain yang disyariatkan dalam bagian ini antara lain, sholat-sholat
sunah seperti sholat tahajud, sholat witir dan rowatib, sholat istihoroh, sholat
dhuha, sholat taubat, sholat tahiyyatul masjid, dan sholat tasbih.

D. Sholatnya Orang Beriman dan Orang Fasiq


1. Sholatnya orang beriman

a) Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh
Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana
sabdanya: “Aku lakukan hal ini agar kalian dapat mengikuti aku (bermakmum) dan
agar kamu sekalian tahu shalatku” (HR. Bukhari-Muslim) “Shalatlah kalian
sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Bukhari-Muslim)
b) Orang yang beriman melakukan shalat tidak hanya berupa gerakan dan ucapan yang
telah dicontohkan Rasulullah melainkan menekankan pada esensi shalat yaitu
terdapatnya kekhusuan. “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
(yaitu) orang-orang yang khusu’ dalam shalatnya.” (Al Mu’minun: 9).

2. Sholatnya orang fasiq

a. Golongan pertama adalah golongan orang yang telah mengetahui ilmu tentang shalat,
yaitu mengenai syarat dan rukunnya, perkara-perkara yang membatalkannya, tentang
bersuci dari hadas, begitu juga bacaannya sudah betul dan lain sebagainya. Akan
tetapi golongan ini tidak mampu melawan nafsu. Sehingga godaan dan tarikan dunia
mudah memalingkan mereka daripada menunaikan kewajiban kepada Tuhannya
seperti perintah shalat ini. Bila mereka sedang ada mood maka ditunaikannya juga
shalat. Tetapi bila ada urusan pekerjaan, maka mereka lupakan saja shalat dan

7
mendahulukan apa saja tuntutan pekerjaan mereka walaupun mereka tahu perbuatan
itu berdosa. Dengan kata yang lain, mereka tidak istiqomah di dalam mengerjakan
perintah shalat. Golongan ini dihukumkan sebagai orang fasiq. Seperti firman Allah di
dalam Al Quran: “Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah
turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasiq”.
b. Golongan kedua yaitu orang –orang yang sudah mengerjakan shalat dan sudah tahu
ilmunya, akan tetapi tidak khusyuk dalam mengerjakannya. Yakni, jiwa dan
fikirannya tidak ditumpukan untuk mengingati Allah dengan menghayati bacaan-
bacaan dalam shalat. Fikirannya melayanglayang memikirkan hal-hal lain di luar
shalat, seperti perniagaannya, kerjanya, istrinya, anaknya, dan lain-lain lagi. Golongan
ini tidak menjiwai shalatnya, malah pekerjaannya di luar shalat itu yang dijiwai
sehingga mengganggu ibadah shalatnya. Mereka diancam oleh Allah SWT dengan
firmanNya: “Maka kecelakaanlah (neraka Wail) bagi orang-orang yang shalat, yaitu
orang-orang yang lalai di dalam shalatnya“ (Qs. Al Ma’un 4-5) Ciri orang yang
munafik juga dapat dilihat dari pelaksanaan sholat itu sendiri: “Sesungguhnya orang
munafik itu menipu Allah dan Allah membalas tipuan mereka dan apabila mereka
berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya(dengan
sholat) dihadapan manusia, dan tidaklah mereka menyebut Allah melainkan dengan
sedikit sekali“ 10 (Qs. Annisa ayat 142).

E. Manfaat Sholat

1. Sholat dapat menghapuskan dosa

Ibnu Mas’ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Kamu sekalian
berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh maka shalat itu membersihkannya,
kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka jika kamu melakukan shalat zhuhur, maka
shalat itu membersihkannya, kemudian berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat
‘asar maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu
melakukan shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa
lagi, maka jika kamu melakukan shalat isya’, shalat itu akan membersihkannya, kemudian
kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu bangun.” (HR. Thabrani)

2. Manfaat sholat bagi kesehatan

Berikut ini beberapa manfaat dari gerakan sholat yang baik untuk kesehatan:

 Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari sebuah latihan
pernapasan, pencernaan dan tulang.
 Takbir merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat pernapasan, Paru kita
terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang melengkung dan tulang
belakang yang mencembung, dengan begitu kita tidak mudah terserang penyakit, tulang
belakang juga akan lurus.

8
 Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya, hingga rongga dada
mengembang seperti halnya paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti meregangnya
otot-otot bahu hingga aliran darah yang membawa oksigen menjadi lancar.
 Ruku’ berarti memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena
sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar 11 bila ruku’ dilakukan
dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih tinggi daripada leher.
 Sujud juga melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah wasir. Sujud dengan
cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan tidak melatih tulang
belakang dan otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat Rasul menceritakan bahwa
Rasulullah sering lama dalam bersujud.
 Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena bertemunya
lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya pengapuran. Gerakan ini
menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang tubuh kita.
 Gerakan salam yang merupakan penutup sholat, dengan memalingkan wajah ke kanan
dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Gerakan ini juga akan
mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.
3. Mencegah perbuatan keji dan mungkar

“….sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar…” (Qs.
Al-Ankabut ayat 45).

Sholat adalah salah satu aplikasi dari keimanan yang diambil dari konsekuensi rukun
islam yang pertama. Sebagai muslim yang memiliki iltizam terhadap apa yang telah menjadi
konsekuensi pengakuannya terhadap keimanannya pada Allah, maka sholat akan menjadi
pencegah kemaksiatan dan kemungkaran dari dirinya sebagaimana telah disebutkan dalam
ayat tadi.

4. Dzikir, tilawah dan doa-doa dalam sholat sangat baik untuk membersihan jiwa dan
melunakkan perasaan, menenangkan pikiran dan perasaan.

Shalat dengan dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di dalamnya, sementara AL


Qur’an menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna telah memberikan bekal pada
akal dan fikiran dengan berbagai hakekat ilmu pengetahuan, sehingga orang yang shalat
dengan baik akan sehat tubuhnya, lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat gizi.

F. Bahaya Meninggalkan Sholat

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja diperlihatkan tentang
balasan orang yang beramal baik, tetapi juga diperlihatkan balasan orang yang berbuat
mungkar, diantaranya siksaan bagi yang meninggalkan Sholat fardhu.

Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu: “Rasulullah SAW,


diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali
benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan
mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai

9
Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat
fardhu” (Riwayat Tabrani).

Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke dalam Neraka Saqor. Maksud
Firman Allah Ta’ala: “..Setelah melihat orang-orang yang bersalah itu, mereka berkata:
“Apakah yang menyebabkan kamu masuk ke dalam Neraka Saqor ?”. Orang-orang yang
bersalah itu menjawab: “kami termasuk dalam kumpulan orang-orang yang tidak
mengerjakan Sholat” Al-ayat.

Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai orang yang
melalaikan Sholat, maka jawab Baginda SAW, “yaitu mengakhirkan waktu Sholat dari waktu
asalnya hingga sampai waktu Sholat lain. Mereka telah menyia-nyiakan dan melewatkan
waktu sholat, maka mereka diancam dengan Neraka Wail”. Ibn Abbas dan Said bin Al-
Musaiyib turut menafsirkan hadist di atas “yaitu orang yang melengah-lengahkan Sholat
mereka sehingga sampai kepada waktu Sholat lain, maka bagi pelakunya jika mereka tidak
bertaubat Allah menjanjikan mereka Neraka Jahannam tempat kembalinya”.

Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka sesungguhnya


dia telah kafir dengan nyata”. 13

Berdasarkan hadist ini, Sebagaian besar ulama (termasuk Imam Syafi’i) berfatwa:
Tidak wajib memandikan, mengkafankan dan mensholatkan jenazah seseorang yang
meninggal dunia dan mengaku Islam, tetapi tidak pernah mengerjakan sholat. Bahkan, ada
yang mengatakan haram mensholatkanya.

Tiga jenis siksa di dalam kubur yaitu:

1. Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat mungkin sehingga meremukkan tulang-tulang


dada.

2. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan membakar tubuhnya
siang dan malam tiada henti-henti.

3. Akan muncul seekor ular yang bernama “Sujaul Aqra” Ia akan berkata, kepada si mati
dengan suaranya bagai halilintar: “Aku disuruh oleh Allah memukulmu sebab meninggalkan
sholat dari Subuh hingga Dhuhur, kemudian dari Dhuhur ke Asar, dari Asar ke Maghrib dan
dari Maghrib ke Isya’ hingga Subuh”. Ia dipukul dari waktu Subuh hingga naik matahari,
kemudian dipukul dan dibenturkan hingga terjungkal ke perut bumi karena meninggalkan
Sholat Dhuhur. Kemudian dipukul lagi karena meninggalkan Sholat Asar, begitulah
seterusnya dari Asar ke Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu Subuh lagi.
Demikianlah seterusnya siksaan oleh “Sajaul Aqra” hingga hari Qiamat.

Barang siapa yang (sengaja) meninggalkan solat fardhu lima waktu:

 Subuh , Allah Ta’ala akan menenggelamkannya kedalam neraka Jahannam selama 60


tahun hitungan akhirat. (1 tahun diakhirat=1000 tahun didunia=60,000 tahun).
 Dhuhur, dosa sama seperti membunuh 1000 orang muslim.

10
 Asar, dosa seperti menghacurkan Ka’bah.
 Maghrib, dosa seperti berzina dengan ibu-bapak sendiri.
 Isya’, Allah Ta’ala akan berseru kepada mereka: “Hai orang yang meninggalkan
sholat Isya’, bahwa Aku tidak lagi ridha’ engkau tinggal dibumiKu dan menggunakan
nikmat-nikmatKu, segala yang digunakan dan dikerjakan adalah berdosa kepada
Allah Ta’ala”.

Kehinaan bagi yang meninggalkan sholat :

Di dunia

1. Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya.

2. Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (sholeh) dari pada (wajah) nya.

3. Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.

Ketika Sakaratul Maut

1. Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus.

2. Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh dicabut keluar.

3. Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah)

4. Ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya

Ketika di Alam Barzakh

1. Ia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap pertanyaan (serta menerima hukuman)
dari Malaikat Mungkar dan Nakir yang sangat menakutkan.

2. Kuburnya akan menjadi sangat gelap.

3. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang rusuknya berkumpul (seperti


jari bertemu jari).

4. Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular, kala jengking dan lipan.

G. Waktu Yang Dilarang untuk Sholat


1. Setelah shalat fajar hingga ukuran matahari setinggi tombak.
2. Setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam Tidak boleh dilaksanakannya shalat
sunnah setelah 2 waktu tersebut berdasarkan haditshadits berikut:
a) Hadits Ibnu Abbas, ia berkata “Saya diajari oleh banyak orang yang kejujuran dan
keagamaannya tidak diragukan lagi -termasuk didalamnya adalah Umar-
Sesunguhnya Nabi melarang melaksanakan shalat setelah Subuh hingga terbit
matahari dan setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam“. (HR Bukhari 581
dan Muslim 826) 15

11
b) Hadits Abu Sa’id, ia berkata bahwa Rasulullah r bersabda: “Tidak ada pelaksanaan
shalat setelah shalat subuh hngga matahari meninggi, dan tidak ada shalat setelah
shalat Ashar hingga matahari terbenam.” (HR Bukhari 586 dan Muslim 727)
3. Ketika tengah hari Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir, ia
berkata: “Tiga waktu yang dilarang oleh RAsulullah untuk melaksanakan shalat atau
mengubur mayit kami; Ketika matahari terbit dan bersinar terang hingga meninggi,
ketika tengah hari hingga matahari tergelincir, ketika matahari condong kebarat hingga
tengelam“. (HR Muslim 831)
H. Syarat Wajib Sholat
1. Islam

Syarat ini sudah pasti harus dipenuhi, karena orang yang tidak islam tidak wajib
mengerjakan Shalat, tetapi Ia pasti akan mendapatkan siksa di Akhirat.

2. Berakal

Karena sholat merupakan jalinan hubungan antara manusia dengan ALLAH maka
manusia yang bisa berfikir secara logislah yang diwajibkan menjalankan Shalat, orang-orang
yang tidak berakal atau orang yang tidak sehat akalnya seperti orang gila, orang yang baru
mabuk ( walaupun orang itu normal tapi saat itu sedang dalam keadaan diluar akalnya atau
diluar kesadarannya maka ia tidak bisa berpikir, sehingga orang yang mabuk juga termasuk
orang yang tidak berakal ), dan juga orang yang pingsan tidak diwajibkan Shalat karena
dalam kondisi yang tidak sadar.

3. Baligh (Dewasa)

Orang yang belum baigh tidak diwajibkan mengerjakan shalat, berikut adalah
beberapa ciri atau tanda-tanda orang yang sudah baligh :

a. Sudah menginjak umur kurang lebih 13-15 tahun

b. Mimpi bersetubuh (mimpi basah) untuk anak laki-laki

c. Mulai keluar darah haid atau sering disebut datang bulan untuk anak 16 perempuan

Berikut adalah salah satu cara/metode untuk melatih anak menjadi terbiasa untuk
melaksanakan Shalat. Bagi orang tua yang memiliki anak sudah berumur sekitar 7 tahun
orang tua harus sudah menyuruh untuk melaksanakan Shalat , apabila anaknya sudah
berumur 10 tahun dan belum mengerjakan Shalat maka orang tua itu wajib untuk menyuruh
dengan lebih keras (maksudnya lebih disiplin) bahkan orang tua diwajibkan memukulnya,
semua itu dilakukan agar tertanam dalam diri anak itu agar tidak meninggal kan shalat.

4. Telah sampainya dakwah kepadanya Orang yang belum pernah mendapatkan


dakwah/seruan agama, tidak wajib mengerjakan Shalat, dan dia tidak mendapat siksa
diakhirat, belum mendapat seruan disini dimaksudkan seperti seorang anak kecil/bayi
yang meninggal, bukan orang yang tidak mau mendapatkan seruan agama, karena
belajar Ilmu agama itu wajib.

12
5. Suci dari haid dan nifas

Seorang wanita yang sedang datang bulan atau habis melahirkan tidak diwajibkan
melaksanakan Shalat karena dalam kondisi yang tidak Suci

6. Jaga

Maksudnya orang yang sedang tidur tidak diwajibkan untuk melaksanakan Shalat.
( tanpa disengaja ).

I. Dalil-dalil yang Mewajibkan Sholat


 Al-Baqarah, 43

ْ ;‫الص;ل 􀔩 ة َواَقِ ْی ُم‬


‫;و‬ ْ ‫ َ ال; َّرا ِك ِعیْنَ ال َّز َكوةَ َو‬Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
ْ ;ُ‫ار َك ُع ْوا َم; َ;ع َوآت‬
َّ ‫;و‬
zakat dan rukulah beserta orang – orang yang ruku

 Al-Baqarah 110
ْ‫طع ْن ُد ت َِجد ُْو ه َخ ْی;;ر ِّمن‬
ِ ‫ص ْی ٌر تَ ْع َمل ُْونَ ب ََِ;ِما هلل اِنَّ الل ِھ‬ ِ َ‫صل َْوة َواَقِ ْی ُم ْو ◌َ ب‬ ُ ِ ‫ْنف‬
َّ ‫س ُك ْم َو َماتُق َِّد ُم ْوا َوآت ُْوال َّز َكوة ا ل‬
‫ِال‬
Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa – apa yang kamu
usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya 17 pada
sisi Allah sesungguhnya Allah maha melihat apa – apa yang kamu kerjakan
 Al –Ankabut : 45 ‫صل َوة َواَقِ ْی ِم‬ َّ ‫صل َوة اِنَّ ال‬ َّ ‫َوال ُُْ;ْم ْن َك َر ا ْلف َْحشَا ِء َع ِن تَ ْن َھى ال‬
Artinya: Kerjakanlah shalat sesungguhnya shalat itu bisa mencegah perbuatan
keji dan munkar.
 An-Nuur: 56 ‫صالَة َواَقِ ْی ُم ْو‬ ُ ‫ت ُْر َح ُم ْونَ ل َعل َُك ْم اال َّر‬
َّ ‫س ْو َل َواَ ِط ْی ُع ْو ة اَل َّز َكو َوآت ُْو ال‬
Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar
supaya kalian semua diberi rahmat

Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata – kata perintah shalat dengan
perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan “dirikanlah”. Dari unsur kata –
kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah sehingga banyak mereka yang Islam
dan melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar. Sementara kata
mendirikan selain mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila
shalat telah mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat

13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut
syarat – syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati
(jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di
dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan
kedua – duanya. Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Selain itu sholat juga mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia, untuk kesehatan
manusia itu sendiri, ketenangan hati dan pikiran, dan keselamatan di akhirat karena amal
yang pertama dihisab adalah sholat.

B. Saran
Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu luar biasa yang mengajarkan kebaikan
dalam segala aspek kehidupan, sebagai pencegah kemungkaran dan kemaksiatan, sebagai
pembeda antara orang yang beriman dan orang yang kafir, sholat sebagai syariat dari Allah
dalam kehidupan, semoga dapat difahami, diamalkan dan diaplikasikan dengan benar dalam
kehidupan kita. Kebenaran datang dari Allah semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas
dari kami sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan. Maka teruslah berusaha untuk
menjauhi segala yang menjadi larangannya dan melaksanakan segala perintahnya,
meneladani Nabi kita Nabi Muhammad SAW.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://abiyazid.wordpress.com/2008/03/06/waktu-yang-terlarang-untuk-shalat/
http://majelisvirtual.com/2010/04/15/dahsyatnya-siksa-bagi-orang-yang meninggalkan-
sholat/

http://islamic-indo.blogspot.com/2011/01/syarat-wajib-shalat.html

15

Anda mungkin juga menyukai