Anda di halaman 1dari 27

PEMERINTAH KABUPATEN PANGANDARAN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH
Jln. Karang Sari No.139 Rt.01 RW.02 Kec. Sidamulih Kab. Pangandaran
Tlp. 082219793689 Email: ciosmulih@gmail.com 46365

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH


NOMOR : / -SK/PKM/ /2019

TENTANG
PELAYANAN KLINIS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,

Menimbang a. bahwa Pelayanan Klinis Puskesmas dilaksanakan berdasarkan


: kebutuhan pasien yang dimulai dari pendaftaran sampai dengan
pemulangan pasien dan rujukan.
b. bahwa Pelayanan Klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu
dan keselamatan pasien.
c. bahwa untuk menjamin Pelayanan Klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu dan memperhatikan keselamatan
pasien.
d. berdasarkan butir a, b dan c tersebut diatas maka perlu
menetapkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas SIDAMULIH
Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis.
Mengingat : 1. Undang-Undang nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 Tentang
Akreditasi Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
Tentang Rekam Medis.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/MENKES/PER/VII/2011 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN KLINIS DI UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH
KESATU : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD Puskesmas SIDAMULIH
sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan atau
kesalahan di dalamnya, akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : SIDAMULIH
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,

SUHARTO
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS SIDAMULIH
NOMOR : 440/ -SK/PKM/ /2019
TANGGAL :
TENTANG :

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS DI UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH


KABUPATEN SIDAMULIH

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas berupa
SOP pendaftaran.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi
kriteria berdasarkan :
a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008
tentang Rekam Medis pasal 15 : pengolahan rekam medis
dilaksanakan sesuai dengan organisasi dan tata kerja sarana
pelayanan kesehatan.
b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 377/Menkes/2007 tentang
standar profesi perekam medis dan informasi kesehatan.
Persyaratan kompetensi petugas
pendaftaran :
a. Lulusan\ minimal SMA / Sederajat.
b. Telah mendapatkan pelatihan pelayanan prima baik dari eksternal
maupun internal.
c. Telah mendapatkan pelatihan tata cara pengelolaan rekam medis oleh
perekam medis.
3. Pendaftaran pasien harus memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan, minimal dengan dua cara sebagai
berikut : nama pasien, tanggal lahir pasien dan alamat.
5. Penyampaian informasi di UPTD Puskesmas Sidamulih.
- Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan
informasi lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif dan
jeni pelayanan.
- Penyampaian informasi dilakukan secara :
a. Langsung :
Petugas memberikan informasi kepada pasien.
b. Secara tidak langsung :
Leafleat, Banner dan brosur.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
 Hak pasien meliputi :
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Puskesmas.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, efektif dan
efisien.
e. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan.
f. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar Puskesmas.
g. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
h. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya
i. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
j. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
k. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Puskesmas.
l. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan yang
diterima.
 Kewajiban pasien meliputi :
a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya.
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk tenaga kesehatan.
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan
kesehatan (Puskesmas).
d. Melengkapi administrasi yang dibutuhkan.
▪ Hak dan kewajiban pasien disampaikan secara langsung dan
tidak langsung (Banner,Leaflet,dan Brosur).
▪ Pemasangan dan penempatan Banner atau Leaflet di tempat
yang dapat dibaca oleh pasien.
7. Hak dan Kewajiban Petugas.
 Hak petugas meliputi :
a. Petugas berhak mendapatkan peralatan yang dibutuhk an.
b. Petugas berhak mendapatkan perlindungan dalam melaksanakan
tindakan.
c. Petugas berhak untuk mendapatkan pendidikan, pelatihan,
keterampilan untuk meningkatkan pengetahuan petugas.
d. Petugas berhak untuk mendapatkan reward.
 Kewajiban petugas meliputi :
a. Petugasmemberikaninformasikepadapasiensesuaikebutuhan yang
diperlukan oleh pasien.
b. Petugasmemberikanpelayanan dan tindakan yang
sesuaistandaroperasionalprosedur.
c. Petugasmemberikan saran dan tanggapanataskeluhanpasien.
d. Petugasmenyimpanrahasiainformasipasien
8. Kendala fisik, bahasa dan budaya serta penghalang lain wajib
diidentifikasi dan ditindak lanjuti.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN

1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dan terpadu oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian perawatan, kajian kebidanan
dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
4. Kajian awal memberikan informasi untuk menetapkan diagnosa awal,
mengetahui riwayat pasien sebelumnya, memahami respon pasien
terhadap pengobatan sebelumnya dan memilih jenis pelayanan bagi
pasien serta rencana tindak lanjut dan evaluasi layanan klinis.
5. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu.
6. Informasi kajian medis, keperawatan, kebidanan dan profesi kesehatan
lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
7. Proses kajian dilakukan sesuai langkah – langkah SOAP.
8. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan.
9. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten.
10. Pelaksanaan layanan klinis dilaksanakan secara pripurna dan terpadu
untuk kasus yang perlu penanganan tim.
11. Jika pelayanan dilakukan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
tersedia. Pendelegasian wewenang dilakukan oleh TIM kesehatan inter
profesi dokter ke perawat / bidan.

1. Penanganan pasien HT a. Dokter


b. Perawat
c. Petugas Gizi
d. Laboratorium
2. Penanganan pasien DM a. Dokter
b. Perawat
c. Petugas gizi
d. Laboratorium
3. Penanganan pasien TB a. Dokter
b. Perawat
c. Petugas gizi
d. Promkes
e. Laboratorium
f. Petugas konseling TB paru
4. Penanganan pasien balita gizi kurang a. Dokter
atau buruk b. Bidan desa
c. Petugas gizi
d. Laboratorium
5. Penanganan pasien BUMIL dengan a. Dokter
keluhan medis b. Bidan
c. Laboratorium
6. Penanganan pasien BUMIL dengan a. Dokter
anemia b. Bidan
c. Laboratorium
d. Petugas gizi
7. Penanganan BUMIL dengan KEK a. Dokter
b. Bidan
c. Petugas gizi
8. Penanganan pasien Scabies a. Dokter
b. Perawat
c. Promkes
Jika ada kasus diluar penyakit tersebut maka penanganan tetap
dilakukan secara tim interprofesi.
12. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan
profesional yang memenuhi persyaratan.
13. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi.
14. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
15. Rencana layanan harus memuat pendidikan dan penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur
pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam
rekam medis.
5. Tindakan medis / pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan
kepada pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
6. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed concent)
wajib didokumentasikan.
7. Evaluasi terhadap pelaksanaan informed concent dan tindak
lanjutnya.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi dan
ditindaklanjuti.
9. Kasus – kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan
sesuai prosedur pelayanan pasien gawat darurat.

a. Penyeleksian Pasien
Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/
penyeleksian mana yang harus didahulukan mengenai
penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang
timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :

1) Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.


2) Dapat mati dalam hitungan jam
3) Trauma ringan
4) Sudah meninggal
b. Penilaian Pasien
Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Puskesmas
dapat dilakukan dengan :
1) Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
2) Menilai kebutuhan medis
3) Menilai kemungkinan bertahan hidup
4) Menilai bantuan yang memungkinkan
5) Memprioritaskan penanganan definitive
6) Tag warna
9. Kategori triase
Kegawatan pasien berdasarkan skala triase :

1) Segera - Immediate (Warna Merah)


Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang
kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Merah,
sebagai penanda korban yang membutuhkan stabilisasi segera
dan korban yang mengalami:
a) Syok oleh berbagai kausa
b) Gangguan pernapasan
c) Trauma kepala dengan pupil anisokor
d) Perdarahan eksternal massif.
Pemberian perawatan lapangan intensif ditujukan bagi
korban yang mempunyai kemungkinan hidup lebih besar, sehingga
setelah perawatan di lapangan ini penderita lebih dapat
mentoleransi proses pemindahan ke Rumah Sakit, dan lebih siap
untuk menerima perawatan yang lebih invasif. Triase ini korban
dapat dikategorisasikan kembali dari status “merah” menjadi
“kuning” (misalnya korban dengan tension pneumothorax yang
telah dipasang drain thoraks (WSD).

2) Perawatan segera (Warna Kuning)


Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada
ancaman jiwa segera. Kuning, sebagai penanda korban yang
memerlukan pengawasan ketat, tetapi perawatan dapat ditunda
sementara. Termasuk dalam kategori ini:
a) Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung,
b) Trauma abdomen
c) Fraktur multipel
d) Fraktur femur / pelvis
e) Luka bakar luas
f) Gangguan kesadaran / trauma kepala
g) Korban dengan status yang tidak jelas
h) Fraktur multipel
i) Fraktur femur / pelvis
j) Luka bakar luas
k) Gangguan kesadaran / trauma kepala
l) Korban dengan status yang tidak jelas
Semua korban dalam kategori ini harus diberikan infus,
pengawasan ketat terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi,
dan diberikan perawatan sesegera mungkin.

3) Tunda - Delayed (Warna Hijau)


Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan
menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Hijau, sebagai
penanda kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan
atau pemberian pengobatan dapat ditunda, mencakup korban
yang mengalami:
a) Fraktur minor
b) Luka minor, luka bakar minor
c) Korban dalam kategori ini, setelah pembalutan luka dan atau
pemasangan bidai dapat dipindahkan pada akhir operasi lapangan.
d) Korban dengan prognosis infaust, jika masih hidup pada akhir operasi
juga akan dipindahkan ke fasilitas kesehatan.

4) Expectant (Warna Hitam)


Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal
meskipun mendapat pertolongan. Hitam, sebagai penanda
korban yang telah meninggal dunia.

10. Alur Proses Triase


1) Pasien datang diterima petugas Ruang Tindakan
2) Di ruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan
cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh
perawat dan mencatat waktu datang pasien.
3) Bila jumlah penderita/ korban melebihi kapasitas ruangan Ruang
Tindakan, maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan
Ruang Tindakan)
4) Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapatkan
prioritas pelayanan dengan urutan warna merah, kuning, hijau,
hitam:
5) Pasien kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan
di Ruang Tindakan. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih
lanjut pasien dapat dirujuk ke rumah sakit setelah dilakukan
stabilisasi.
6) Pasien kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis
lebih lanjut dapat menunggu giliran setelah pasien kategori triase
merah selesai ditangani.
7) Pasien kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan atau
bila memungkinkan dapat dipulangkan.
8) Pasien kategori triase hitam jika sudah dinyatakan meninggal
dikembalikan keluarga

11. Petugas IGD yang melayani pasien, memiliki kompetensi di gawat


darurat.
12. Kasus – kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai prosedur
pelayanan kasus berisiko tinggi.
13. Kasus – kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap
terjadinya infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur
pencegahan.
14. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
pelayanan.
15. Keluhan pasien / keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindaklanjuti.
16. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana
untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu.
17. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat / tindakan, melakukan penyuluhan kepada pasien sampai
dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin
kesinambungannya.
18. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
19. Pasien berhak menolak untuk dirujuk ke sarana pelayanan
kesehatan lain.
20. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan
dipandu oleh prosedur baku.
21. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan
informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari
keputusan dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan
keputusan tersebut.
22. Petugas wajib melakukan penulisan lengkap rekam medis untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu.
23. Koordinasi dan komunikasi antar praktisi klinis

D. RUJUKAN

▪ RENCANA RUJUKAN

1. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan


proses rujukan.
2. Kriteria Pasein yang dirujuk :
• Hasil pemeriksaan fisik tidak mampu diatasi.
• Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis
tidak mampu diatasi.
• Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap.
• Apabila telah diobati tapi keluhan tidak membaik maka harus
dilakukan pengobatan dan perawatan disarana kesehatan yang
lebih tinggi.
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter
yang menangani.
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan
alternatif pelayanan.
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
6. Resume klinis meliputi : identitas pasien, hasil pemeriksaan
( anamnesis ), pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis
kerja, terapi dan tindakan yang telah diberikan, tujuan rujukan, nama
dan tanda tangan petugas.
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang
kompeten.
9. Untuk penanganan kasus gawat darurat atau berisiko tinggi, petugas
melakukan penanganan sesuai dengan standar operasional prosedur.

▪ PERSIAPAN RUJUKAN
1. Melakukan tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai indikasi medis serta
sesuai dengan kemampuan tujuan keselamatan pasien selama pelaksanaan
rujukan.
2. Melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa
penerima rujukan dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat
darurat.
3. Membuat surat rujukan untuk disampaikan kepada penerima rujukan.

E. PEMULANGAN PASIEN

1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur baku.


2. Dokter atau dokter gigi yang menangani bertugas untuk melaksanakan
proses pemulangan pasien.
3. Penanggung jawab dalam pemulangan pasein :
• Berdasarkan kompetensinya menentukan proses perwatan di
Puskesmas telah selesai dan pasien diperbolehkan pulang.
• Memberikan obat yang harus dibawa pulang oleh pasien.
• Menentukan kapan pasien harus kontrol ke puskesmas.
• Memberikan pendidikan kepada pasien tentang penyakit
termasuk diet dan gaya hidup yang mempengaruhi penyakit
yang diderita.
4. Kriteria pemulangan pasien umum:
 Pasien sudah mendapat izin pulang dari dokter.
 Pasien sudah tidak ada keluhan
 Pasien sudah mendapat edukasi dari petugas
 Pasien sudah menyelesaikan administrasi
 Pasien sudah mendapat obat untuk pulang
 Pasien sudah dijemput oleh keluarga
5. Kriteria pemulangan pasien di Ruang Persalinan
 Pasien sudah mendapat izin pulang dari dokter.
 Pasien pasca bersalin sudah diobservasi minimal 6 jam
diruangan observasi nifas.
 Tidak terdapat tanda-tanda kegawatan obstetri pasca
persalinan.
 Pasien sudah bisa buang air sendiri.
 Bayi yang dilahirkan sudah bisa BAK dan atau BAB.
 Tidak ada tanda-tanda kegawatan pada bayi paska dilahirkan
 Pasien sudah mendapat edukasi dari petugas
 Pasien sudah menyelesaikan administrasi
 Pasien sudah mendapat obat untuk pulang
 Pasien dan sudah dijemput oleh keluarga
6. Pada saat pemulangan, pasien / keluarga pasien harus diberi
informasi tentang tindak lanjut pelayanan.

Ditetapkan di : SIDAMULIH
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,

SUHARTO

20
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS SIDAMULIH
NOMOR : 440/ -SK/PKM/ /2019
TANGGAL :
TENTANG :9

DAFTAR PETUGAS PENDAFTARAN


DI UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH

NO NAMA PENDIDIKAN KETUGASAN


TERAKHIR
1 SYSCA DIII KEBIDANAN KOORDINATOR PENDAFTARAN
NOVARYSCA
RACHMAWATY
2 SANTI S1 KOORDINATOR PENDAFTARAN
MULIAWATI KEMASYARAKAT
HENDARTO AN
3 PIPIT DIII KEBIDANAN KOORDINATOR PENDAFTARAN
RIWAYANTI
4 MELA DIII KEBIDANAN BAGIAN PENGAMBILAN,
NURYANTI PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI
BERKAS REKAM MEDIS
5 LINDA DIII KEBIDANAN BAGIAN PENGAMBILAN,
NURSALAMAH PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI
BERKAS REKAM MEDIS
6 FITRIENI DIII REKAM MEDIS BAGIAN PENGAMBILAN,
PRIYANTI PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI
BERKAS REKAM MEDIS

Ditetapkan di : SIDAMULIH
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,

SUHARTO

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD


PUSKESMAS SIDAMULIH
NOMOR : 440/ -SK/PKM/ /2019
TANGGAL :
TENTANG :

POLA KETENAGAAN DI BAGIAN PENDAFTARAN


DI UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH
NO NAMA JENJANG TUGAS PELATIHA
PETUGAS PENDIDIKAN N
1 SYSCA DIII KEBIDANAN KOORDINATOR -
NOVARYSCA PENDAFTARAN
RACHMAWATY
2 SANTI S1 KOORDINATOR -
MULIAWATI KEMASYARAKATA PENDAFTARAN
HENDARTO N
3 PIPIT DIII KEBIDANAN KOORDINATOR -
RIWAYANTI PENDAFTARAN
4 MELA DIII KEBIDANAN BAGIAN -
NURYANTI PENGAMBILAN,
PENYIMPANAN DAN
DISTRIBUSI BERKAS
REKAM MEDIS
5 LINDA DIII KEBIDANAN BAGIAN -
NURSALAMAH PENGAMBILAN,
PENYIMPANAN DAN
DISTRIBUSI BERKAS
REKAM MEDIS
6 FITRIENI DIII REKAM MEDIS BAGIAN -
PRIYANTI PENGAMBILAN,
PENYIMPANAN DAN
DISTRIBUSI BERKAS
REKAM MEDIS

Ditetapkan di : SIDAMULIH
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,

SUHARTO
PEMERINTAH KABUPATEN PANGANDARAN
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH
Jln. Karang Sari No.139 Rt.01 RW.02 Kec. Sidamulih Kab. Pangandaran
Tlp. 082219793689 Email: ciosmulih@gmail.com 46365

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH


NOMOR : / -SK/PKM/ /2019

TENTANG
SURVEY KEPUASAN PASIEN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelayanan di unit


pelaksana teknis pusat kesehatan masyarakat
kecamatan Sidamulih maka perlu du lakukan evaluasi
melalui kepuasan pasien;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dalam huruf a diatas perlu di tetapkan dengan di
putuskan kepala untut pelaksana teknis pusat
kesehatan masyarakat di kecamatan Sidamulih;
Mengingat : 1. PermenPANRB Nomor 14 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Penyusunan Survey Kepuasan Masyarakat
Unit Penyelenggara Pelayanan Publik;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS


SIDAMULIH TENTANG KEPUASAN PASIEN DI
KECAMATAN SIDAMULIH.
KESATU : Menetapkan tentang kepuasan pasien di
Kecamatan Sidamulih;
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan
apabila terdapat kekeliruan di kemudian hari
akan di lakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : SIDAMULIH
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,

SUHARTO
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS SIDAMULIH
NOMOR : 440/ -SK/PKM/ /2019
TANGGAL :
TENTANG : SURVEY KEPUASAN PASIEN
DI PUSKESMAS SIDAMULIH

Pengertian
Menilai kepuasan pasien adalah prosedur yang digunakan untuk melakukan
evaluasi terhadap indeks kepuasan pasien.
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengevaluasi kepuasan
pasien baik internal daneksternal terhadappelayanan yang
diberikanmulaidaripendaftaran sampai pasien pulang.
Sasaran
Sasaran dari survey kepuasan pasien yaitu seluruh pasien yang berkunjung ke
UPTD Puskesmas Sidamulih, setiap pasien memiliki kesempatan untuk dapat
menilai atau mengisi survey kepuasan pasien. Jika pasien balita/anak-anak
survey kepuasan pasien dapat diwakilkan oleh orang tua/wali pasien, jika pasien
lansia dapat mengisi dengan di bantu oleh pihak keluarga/petugas puskesmas,
dan jika pasien dengan kebutuhan khusus biasa diwakilkan oleh keluarga/di
bantu oleh petugs puskesmas.
Prosedur
1. Menyimpan kotak saran yang disimpan di IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap,
PONED dan Farmasi yang akan dibuk asetiap seminggu sekali.
2. Menetapkan metode evaluasi kepuasan pelanggan.
3. Menyiapkan instrument untuk melakukan evaluasi kepuasan pelanggan.
4. Survey kepuasan pelanggan di Puskesmas Sidamulih ditempatkan di unit terakhir
pelayanan yaitu Farmasi.
5. Melakukan tabulasi dan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan.
6. Membuat laporan tentang hasil evaluasi kepuasan pelanggan.
7. Menyampaikan laporan kepada kepala Puskesmas Sidamulih.
8. Berdasarkan laporan evaluasi kepuasan pelanggan, Puskesmas Sidamulih
melakukan tindakan yang diperlukan.
9. Hasil survei dan kotak saran dievaluasi setiap 1 bulan sekali di acara lokmin
bulanan dan ditindak lanjuti

Ditetapkan di : SIDAMULIH
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,

SUHARTO

PEMERINTAH KABUPATEN PANGANDARAN


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH
Jln. Karang Sari No.139 Rt.01 RW.02 Kec. Sidamulih Kab. Pangandaran
Tlp. 082219793689 Email: ciosmulih@gmail.com 46365

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH


NOMOR : / -SK/PKM/ /2019

TENTANG
ALUR PELAYANAN PASIEN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengoptimalkan fungsi pusat


kesehatan masyarakat dalam mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, maka
perlu adanya Alur Pendaftaran puskesmas sebagai
kebijakan langkah-langkah pelayanan yang
digunajan sebagai acuan dalam penyelenggaraan
puskesmas;
Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN

Menetapka : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS


n SIDAMULIH TENTANG ALUR PELAYANAN
PASIEN.
KESATU : Kebijakan dasar sebagaimana di maksud agar
digunakan sebagai pedoman oleh puskesmas
Sidamulih dalam menyelenggarakan pusat
kesehatan masyarakat;
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila di kemudian hari
terdapat kesalahan akan di adakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : SIDAMULIH
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,

SUHARTO

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD


PUSKESMAS SIDAMULIH
NOMOR : 440/ -SK/PKM/ /2019
TANGGAL :
TENTANG : ALUR PELAYANAN PASIEN

Pengertian
Alur Pelayanan Pasien adalah proses urutan pelayanan pasien sejak mendaftar,
diperiksa sampai dengan meninggalkan tempat pelayanan dan mendapatkan
tindak lanjut sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Alur pelayanan dibuat sepaya mempermudah pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Sidamulih.
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam pembuatan
alur pelayanan pasien
Prosedur :
1. Pasien datang,petugas menyapa dan memberi salam lalu mempersilakan pasien
mengambil nomor antrian.
2. Bagi pasien dengan gawat darurat petugas mempersilakan pasien menuju ke UGD
dan menyuruh perwakilan pasien untuk mendaftar tanpa mengambil nomor antrian
3. Bagi pasien yang tidak gawat darurat petugas mempersilakan pasien menunggu di
ruang tunggu pendaftaran.
4. Petugas pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor urut antrian.
5. Petugas pendaftaran mencatat data pasien kedalam buku register dan menginput
data ke simpus.
6. Petugas pendaftaran membuatkan nomor rekam medik bagi pasien baru dan
menyerahkannya ke petugas rekam medik.
7. Petugas mengurutkan nomor sesuai antrian.
8. Petugas yang ditunjuk mengantarkan rekam medik ke ners station.
9. Petugas ruangan mengidentifikasi dan memeriksa pasien sesuai standar profesi.
10. Petugas membuatkan rujukan internal apabila pasien membutuhkan pemeriksaan
penunjang (laboratorium)
11. Petugas unit penunjang menerima rujukan internal, mengidentifikasi, menyuruh
pasien untuk melakukan pembayaran ke kasir, melakukan pemeriksaan
Menuliskan hasil pemeriksaan, memberikan hasil pemeriksaan dan
mempersilakan pasien kembali ke poli awal / dokter pengirim.
12. Bagi pasien yang tidak membutuhkan pemeriksaan penunjang, petugas
memberikan resep obat dan mempersilakan pasien menuju ke bagian farmasi.
13. Petugas farmasi menerima resep, mengidentifikasi, meracik obat, mengkroscek
obat dengan resep dan memberi tahu nama obat, dosis, indikasi serta efek samping
lalu memberikannya ke pada pasien.
14. Petugas mempersilakan pasien pulang setelah mendapatkan obat.

Ditetapkan di : SIDAMULIH
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,

SUHARTO

PEMERINTAH KABUPATEN PANGANDARAN


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH
Jln. Karang Sari No.139 Rt.01 RW.02 Kec. Sidamulih Kab. Pangandaran
Tlp. 082219793689 Email: ciosmulih@gmail.com 46365

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH


NOMOR : / -SK/PKM/ /2019

TENTANG
KOORDINASI DAN KOMUNIKASI ANTARA PENDAFTARAN DENGAN UNIT-
UNIT PENUNJANG TERKAIT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,

Menimbang : a. bahwa untuk mendukung pemberian pelayanan


pasen di Puskesmas, petugas pendaftaran dan
petugas terkait harus mengetahui mekanisme
koordinasi dan komunikasi;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut di atas
ditetapkan koordinasi dan komunikasi pendaftaran
dengan unit penunjang terkait dengan keputusan
kepala Puskesmas;
Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN

Menetapka : KEPUTUSAN KEPALA UPTDPUSKESMAS


n SIDAMULIH TENTANG KOORDINASI DAN
KOMUNIKASI ANTARA PENDAFTARAN
DENGAN UNIT-UNIT PENUNJANG TERKAIT.
KESATU : Ada koordinasi dan komunikasi dalam
penyerenggaraan pelayanan dan upaya
Puskesmas dengan pikhak terkait, sehingga
terjadi efisiensi dan menjamin keberlangsungan
pelayanan;
KEDUA : Mekanisme kereja, prosedur dan pelaksanaan
kegiatan di dokumentasikan;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal
penetapanya, dan apabila di kemudian hari
terdapat ada kekeliruan dalam penetapan ini
akan di adakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : SIDAMULIH
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,

SUHARTO

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD


PUSKESMAS SIDAMULIH
NOMOR : 440/ -SK/PKM/ /2019
TANGGAL :
TENTANG : KOORDINASI DAN
KOMUNIKASI ANTARA
PENDAFTARAN DENGAN
UNIT-UNIT PENUNJANG
TERKAIT

Pengertian
Koordinasi dan komunikasi antar pendaftaran dengan unit lain merupakan
komunikasi dan koordinsai yang terjadi dalam lingkungan pendaftaran dengan
unit lain di dalam Puskesmas dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan
pelayanan dalam Puskesmas

Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam koordinasi dan
komunikasi antara pendaftaran dengan unit-unitt penunjang terkait.
Prosedur
1. Rapat antar unit kerja;
2. Bagian TU membuat undangan rapat yang isinya tanggal dan tempat
pelaksanaan kegiatan rapat serta tema pembahasan rapat.
3. Bagian TU menyebarkan undangan ke unit yang terkait.
4. Hasil rapat didokumentasikan di buku notulen.
5. Transfer pasien.
6. Pasien datang ambil nomor antrian
7. Pasien dipanggil sesuai nomor antrian
8. Pasien didaftar sesuai poli yang dituju
9. Pasien diarahkan kepoli yang dituju
10. Agar petugas poli bisamengetahui bahwa pasien sesuai poli yang dituju dalam
berkas rekam medis lampiri kode poli:
a) Ruangan Pendaftaran dan Rekam Medis
b) Ruangan Pemeriksaan Umun
c) Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut
d) Ruangan KIA, KB dan Imunisasi
e) Laboratorium
6. Ruang Farmasi / Apotek
7. Fisioterapi
Ditetapkan di : SIDAMULIH
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH,
SUHARTO

Anda mungkin juga menyukai