Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat sebagai suatu profesi profesional yang merupakan bagian dari tim
kesehatan dan harus bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan klien baik
dalam keadaan sakit maupun sehat , untuk tercapainya kebutuhan dasar klien
secara optimal. Oleh karna itu di butuhkan cara atau metode dalam
memecahkan masalah klien dalam keperawatan. Metode yang dimaksud
adalah proses keperawatan. Dalam keperawatan seharusnya proses ini
sangatlah dibutuhkan karena degan melalui proses tersebut perawat akan
mampu memberikan pelayanan yang baik untuk klien (Melliany, 2018)
Tenaga kesehatan sebagai sumber daya manusia dalam memberikan
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan juga merupakan sumber daya yang
penting di butuhkan untuk mencapai kinerja yang optimal. Berhasil tidaknya
suatu perusahaan termasuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit tergantung pada kemampuan sumber
daya manusia dalam menjalankan aktivitasnya(Melliany, 2018)
Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis
dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok, dan
masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari
respos pasien terhadap penyakitnya. Proses keperawatan digunakan untuk
membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam
memecahkan masalah keperawatan.Proses keperawatan merupakan metode
ilmiah yang dipakai dalam memberikan asuhan keperawtan yang professional.
Perawat dimana saja ia bertugas, menghadapi klien pada semua tingkat usia
juga harus menggunakan proses keperawatan. Perawat diharapkan memahami
tentang konsep proses keperawatan dan mampu menerapkan serta
menyusunnya dalam sebuah dokumen status kesehatan klien (Rohmah, N dan
Walid, S. 2009) dalam [ CITATION Res18 \l 1057 ]

1
Asuhan professional dituntut untuk dapat melaksanakan proes
keperawatan dengan tepat dan benar. Pemahaman mahasiswa terhadap proses
keperawatan sangat penting, karena topic ini akan menjadi bagian yang amat
penting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. America Nurses Association
(ANA) mengembangkan proses keperawatan menjadi lima tahap, yaitu:
pengkajian, dianosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Asosiasi Diagnosa Keperawatan serta membantu menciptakan pola
komunikasi antarperawat dan memberikan batasan antara diagnose
keperawatan dengan diagnose medis[ CITATION Res18 \l 1057 ]
Sebagai seorang perawat proses keperawatan dapat digunakan sebagai
pedoman dalam pemecahan masalah klien, dapat menunjukkan profesi yang
memiliki profesionalitasyang tinggi, serta dapat memberikan kebebasan pada
klien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan kebutuhannya,
sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik dari perawat maupun klien dan
untuk mencapai kebutuhan secara umum pada pasien[ CITATION Res18 \l 1057 ]
Menurut Potter & Perry Proses keperawatan adalah suatu pendekatan
untuk pemecahan masalah yang membuat perawat dapat merencanakan dan
memberikan Asuhan Keperawatan. Pelayanan kesehatan di Indonesia,
khususnya pelayanan kesehatan di rumah sakit saat ini sedang mendapat
perhatian dari masyarakat. Berbagai keluhan dari masyarakat yang
menyangkut kualitas pelayanan di rumah sakit haruslah mendapat kepedulian
dari pihak pengelola dan penyelenggara layanan rumah sakit. Kendala
manajemen dan pelaksanaannya perlu untuk segera diatas atau diminimalkan
(Melliany, 2018)
Asuhan keperawatan ialah suatu tindakan perawat dalam memberikan
pelayanan kesehatan dalam bentuk kolaboratif , yaitu melakukan kerja sama
dengan tim medis lainnya ,dalam upaya memberikan asuhan keperawatan
yang holistic atau menyeluruh sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
perawat terhadap tatanan pelayanan. Metode proses asuhan keperawatan
sangat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang sistemik dan
rasional .Sehingga proses keperawatan dipahami sebagai : Cara berfikir dan
bertindakyang spesial, Pendekatan yang sistemik, kreatif untuk

2
mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah kesehatan aktual dan
potensial untuk mengidentifikasi kekuatan pasien dan mendukung
kesejahteraan dan kerangka kerja diman perawat menggunakan keterampilan
untuk mengekspresikan human caring.

B. Tujuan Penulisan
1. Perawat mampu membuat asuhan keperawatan dan memberikan asuhan
keperawatan yang sesuai dengan standr SDKI, SLKI, SIKI
2. Asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah
kebutuhan klien dapat teratasi. Untuk mencapai kebutuhan secara umum,
dalam proses keperawatan, diantaranya: dapat mengidentifikasi berbagai
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan, dapat menentukan diagnosis
keperawatan yang ada pada manusia setelah dilakukan identifikasi,
sehingga dapat melakukan pendekatan proses keperawatan dengan
memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi seluruh kebutuhan
perawatan kesehatan yang diperlukan oleh klien.

C. Manfaat penulisan
1. Mahasiswa Dapat mengetahui, mengerti, maupun memahami
menanggulangi masalah keperawatan
2. Tenaga Keperawatan mampu membuat asuhan keperawatan dan
memberikan asuhan keperawatan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Proses Asuhan Keperawatan


1. Sejarah Proses Keperawatan

Membahas perkembangan keperawatan tidak terlepas dari


perkembangan pendidikan keperawatan dan perkembangan layanan
keperawatan. Oleh karena itu perkembangan keperawatan, termasuk yang
kita ketahui saat ini, tidak dapat dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh
perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Kepercayaan
terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar dunis serta kondisi
social ekonomi masyarakat.

a. Perkembangan Keperawatan Masa sebelum Masehi


Pada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang,
disebabkan masyrakat lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan
merawat penyakit. Dukun dianggap lebih mampu untuk mencari,
mengetahui, dan ,mengatasi roh yang masuk ke tubuh orang sakit.
b. Perkembangan Keperawatan Masa Setelah Masehi
Kemajuan peradaban manusia dimulai ketika mengenal agama.
Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban
manusia, sehingga berdampak positif terhadap perkembangan.
c. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Islam
Pada pertengahan Abad VI Masehi, Agama Islam mulai berkembang.
Pengaruh Agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak
terlepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan
Agama Islam. Memasuki Abad VII Masehi Agama Islam tersebar ke
berbagai pelosok Negara. Pada masa itu di Jazirah Arab berkembanng
pesat ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene, dan
obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti
pentingnya menjaga keberhasilan makanan, air dan lingkungan
berkembang secara pesat. Tokoh keperawatan yang terkenal dari dunia
Arab pada masa tersebut adalah “Rafida” .

4
d. Perkembangan Keperawatan Masa Pertengahan
Pada zaman ini, terjadi perang besar antar-agama yang dikenal dengan
perang salib. Perang ini membawa banyak derita bagi rakyat: korban
luka dan terbunuh, kelaparan, berbagai penyakit, dll. Untuk mengatasi
kondisi tersebut, mulai didirikan sejumlah rumah sakit guna memberi
pertolongan dan perawatan pun terus mengalami kemajuan.
e. Perkembangan Keperawatan Zaman Baru
Pada permulaan zaman ini, muncul seorang tokoh keperawatan yang
bernama Florence Nightingle. Ia mengembangkan suatu model praktik
asuhan keperawatan yang menyatakan bahwa kondisi sakit seseorang
disebabkan oleh factor lingkungan. Karenanya, praktik keperawatan
ditekankan pada perubahan lingkungan yang memberi pengaruh pada
kesehatan.
f. Perkembangan Keperawatan Zaman Modern
Kiprah Florence Nightingale dalam keperawatan rupanya berpengaruh
besar pada perkembangan keperawatan di er berikutnya. Di Inggris,
terjadi kemajuan yang pesat dalam bidang keperawatan. Diantaranya
adalah pembangunan sekolah-sekolah perawat dan pendirian
perhimpunan perawat nasional Inggris (Britsh Nurse Association) oleh
Erenwick pada tahun 1887.

2. Pengertian Proses Keperawatan


Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan yang sistematis
berkesinambungan meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan individu atau kelompok baik yang actual maupun potensial
kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan, mengurangi, atau
mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan atau
menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan keperawatan serta
megevaluasi keberhasilan dari tindakan yang dikerjakan (Rohmah, N dan
Walid, S. 2009).

5
3. Tujuan Proses Keperawatan
a. Menggunakan metode pemecahan masalah
Pendekatan proses keperawatan memungkinkan perawat untuk
mengidentifikasi seluruh kebutuhan yang diperlukan klien.
Kebutuhan ini menggambarkan masalah yang terjadi pada klien baik
actual maupun risiko. Identifikasi masalah keperawatan yang ada
merupakan yang ada merupakan dasar bagi perawat untuk menetapkan
desain pemecahan masalahnya.
b. Menggunakan standar untuk praktek keperawatan
Standar praktek diperlukan untuk menjaga mutu asuhan yang
diberikan pada klien. Perawat yang bertugas di tempat pelayanan
dengan strata apapun, dan merawat klien dengan berbagai macam
kasus, selalu menggunakan standar yang sama, yaitu proses
keperawatan.
c. Memperoleh metode yang baku sesuai, rasional (logis) dan sistematis
(urut, rapi). Desain rencana tindakan keperawatan dalam pendekatan
proses keperawatan selalu ditetapkan berdasarkan prinsip-prinsip yang
ilmiah/rasional.
d. Memperoleh metode yang dapat dipakai dalam segala situasi
Sifat dari proses keperawatan yang fleksibel memungkinkan
dipakainya pendekatan ini dalam segala situasi.
e. Mempunyai hasil asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi
Hasil asuhan bergantung pada sejauh mana masalah yang terjadi pada
klien yang terjadi pada klien dapat diidentifikasi, kemudian dari
maslaah yang timbul bagaimana desain perencanaan yang ditetapkan
dapat membantu.

4. Manfaat Proses Keperawatan


a. Meningkatkan mutu layanan keperawatan
Proses keperawtaan merupakan metode sistematis yang menjadi panduan
bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatn.
b. Meningkatkan citra profesi keperawatan

6
Melalui penerapan proses keperawatan, mutu layanan keperawatan dapat
ditingkatkan ini merupakan salah satu upaya promosi yang paling efektif,
tepat, dan langsung untuk mengubah persepsi masyarakat dan profesi
tentang profesi keperawatan.
c. Menggambarkan otonomi dan tanggung jawab perawat
Proses keperawatan memberi arah bagi perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Salah satu
komponen proses keperawatan yang penting adalah perencanaan
tindakan keperawatan.
d. Mengembangkan keterampilan teknis dan intelektual perawat
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat sebaiknya
tidak terjebak pada kegiatan yang sifatnya rutinitas.
f. Meningkatkan rasa solidaritas dan rasa kesatuan perawat
Proses keperawatan dilakukan secara bersinambungan dan komprehensif.

5. Pengertian Asuhan Keperawatan


Proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan
secara langsung kepada klien/pasien di berbagai pelayanan kesehatan.
Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu profesi
yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic, dan
berdasarkan kepada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang
dihadapi oleh klien.
6. Fungsi Proses Keperawatan
a. Kerangka berpikir ilmiah untuk melaksanakan fungsi dan tanggung jawab
keperawatan.
b. Alat untuk mengenal masalah klien, merencanakan secara sistematis,
melaksanakan rencana dan menilai hasil.

7. Sifat Proses Keperawatan


a. Dinamis. Artinya, setiap langkah dalam proses keperawatan dapat
kita perbarui jika situasi yang kita hadapi berubah.

7
b. Siklus. Artinya, proses keperawatan berjalan menurut alur tertentu:
pengkajian, penetapan diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
c. Saling Ketergantungan. Artinya, masing-masing tahapan pada pross
keperawatan saling bergantung satu sama lain.
d. Fleksibilitas. Artinya, urutan pelaksanaan proses keperawatan dapat
berubah sewaktu-waktu, sesuai dengan situasi dan kondisi klien.

8. Teori yang Mendasari Proses Keperawatan


Menurut (Haryanto, 2007) Ada beberapa teori yang mendasari proses
keperawatan diantarnya:
1) Teori Sistem
Teori ini menjelaskan tentang input dan output yang merupakan energi dan
informasi yang saling tukar menukar antara manusia dan lingkungannya.
Feedback adalah proses dimana zat, energi, dan informasi dari sisten
output akan memberikan suatu hal yang timbal balik sebagai koreksi untuk
perubahan guna mencapai kestabilan (Neuman 1994). Model ini
digunakan pada praktik keperawatan individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas. Adapun tiga proses keperawatannya yaitu diagnosis
keperawatan, tujuan keperawatan dan hasil keperawatan.
2) Teori Proses Keperawatan
Menurut teori ini terdapat interaksi antara elemen perilaku klien, reaksi
perawat, dan tindaka keperawatan. Perawat harus mengetahui gangguan
fisik dan mental klien serta jangan menambah distress klien. Tindakan
keperawatan akan mempengaruhi perbaikan perilaku klien( Orlando1994 )
3) Teori Interaksi Simbol
Menurut Sinca (1994), perawat harus melihat tindakan dari sisi
individu,sehngga perawat secara eksplisitatau implisit mampu memahami
klien.Perawat juga harus dapat mengenali sumber-sumber kesulitan atau
diagnosis keperawatan . Proses inibersifat dinamis,selama terdapat
interaksi perawat dan klien.

8
9. Tahapan Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan bagian dari proses keperawatan yang dinamis dan
terorganisasi yang meliputi tiga aktivitas dasar, diantaranya: pengumpulan
data secara sistematis, memilih dan mengatur data yang akan dikaji , serta
melakukan dokumentasi data dalam format yang dapat dibuka kembali.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yang tepat dan jelas
mengenai status kesehatan klien atau masalah actual maupun resiko dalam
rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk
mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien.
Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mendapatkan identifikasi masalah
klien yang tepat sehingga pemilihan intervensi lebih akurat dan menjadi
pedoman dalam melakukan evaluasi.
c. Tahap intervensi
Pada intervensi atau perencanaan, ada empat hal yang harus diperhatikan
dalam memberikan asuhan keperawatan, yaitu : menentukan prioritas
masalah, menentukan tujuan, kriteria hasil, serta merumuskan intervensi
dan aktivasi perawatan.
d. Implementasi
Implementasi atau tahap pelaksanaan merupakan tindakan yang sudah
direncanakan dalam asuhan keperawatan. Tindakan keperawatan
mencakup tindakan independen (secara mandiri) dan juga kolaborasi antar
tim medis. Pada tindakan independen, aktivitas perawat didasarkan pada
kesimpulan atau keputusan sendri dan bukan berdasarkan dari keputusan
pihak lain. Sedangkan tindakan kolaborasi merupakan tindakan yang
didasarkan hasil keputusan bersama.
e. Tahap evaluasi
Evaluasi merupakan perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari
hasil pengkajian klien yang tujuannya adalah memberikan umpan balik
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
Langkah-langkah evaluasi adalah sebagai berikut :

9
a. Daftar tujuan-tujuan pasien
b. Lakukan pengkajian untuk melihat apakah pasien dapat melakukan
sesuatu.
c. Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien
d. Diskusikan dengan pasien apakah tujuan dapat tercapai atau tidak.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Menurut SDKI, SLKI, dan SIKI


a. Definisi Diagnosa Keperawatan
SDKI merupakan tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penegakan diagnosis keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
yang aman, efektif, dan etis (ppni, 2016). Tujuan dari penyusunan SDKI
bagi pelayanan keperwatan adalah untuk menjadi acuan penegakan
diagnose keperawatan, meningkatkan otonomi perawat, memudahkan
komunikasi intrapersonal, meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan
mengukur beban kerja dan reward perawat.

b. Referensi SDKI disusun berdasarkan :


1). Text book : ICNP DC, NANDA, Newfield  et.al, Doenges,Carpenito-
Moyet,Taylor & Ralp, Ackley
2). Jurnal Penelitian :
3). Sytematic review
4). Clinical validation
5). Descriptive

c. Kelebihan dari SDKI


1) Bahasa standar keperawatan indonesia
2) Diakui oleh persi dan kars
3) Direncanakan terintegrasi dengan sistem jaminan kesehatan nasional
(bpjs)

10
d. Penerapan SDKI saat ini
SDKI baru disosialisasikan 29 Desember 2016, dan belum banyak
layanan kesehatan yang menerapakannya dikarenakan sosialisasi belum
menyeluruh sampai ke tingkat perawat pelaksana sehingga mayoritas
masih menggunakan standar diagnosis keperawatan lain terutama
NANDA.

f. Bagaimana dengan hambatan hambatan SDKI


Sosialisasi yang belum merata ( Nuryani & Susanti, 2014;
Indrajati, Ummah, & Sumarsih, 2011. Jumlah diagnosis yang ada
mungkin belum memenuhi kebutuhan diagnosis keperawatan yang
diperlukan (149 Diagnosis), Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(SDKI) amatlah penting bagi perawat dalam menjalankan praktiknya pada
semua lingkup pelayanan keperawatan, karena diagnosa keperawatan
bagian dari pemberian asuhan keperawatan yang meliputi proses
keperawatan (Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi, dan
Evaluasi), sehingga dengan adanya standar diagnosa original buatan
perawat Indonesia diharapkan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan
yang terstandar. Harapan kedepannya standar diagnosa keperawatan ini
diakui dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) seperti halnya
profesi tenaga kesehatan lain (medis), hal ini perlu diperjuangkan karena
pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan perawat di Indonesia.

PENGERTIAN SLKI
PPNI telah mengeluarkan standar luaran keperawatan indonesia atau
disingkat dengan SLKI. SLKI adalah standar luaran keperawatan indonesia
yang akan menjadi standar luaran keperawatan untuk  seluruh perawat
diindonesia untuk digunakan di RS, PKM, dan fasilitas kesehatan
lainnya. Sebagai seorang perawat, penting bagi kita memahami,
menggunakan, dan mengaplikasikan SLKI tersebut. saat ini di akademik
masih menggunakan NOC sebagai standar luaran diindonesia, padahal harus

11
disadari bahwa NOC adalah standar intervensi keperawatan di dunia yang
tentunya sangat berbeda secara kultur dan kebutuhan masyarakat diindonesia.

Asuhan keperawatan merupakan pekerjaan mutlah seorang perawat, hanya


saja disadari bahwa sebagian besar perawat diindonesia masih bingung
menggunakan dan menetapkan standar intervensi keperawatan oleh karenanya
PPNI mengeluarkan buku SLKI sebagai standar luaran keperawatan indonesia
untuk perawat di indonesia.

Luaran (Outcome) Keperawatan Aspek-aspek yang dapat diobservasi dan


diukur meliputi kondisi, perilaku, atau persepsi pasien, keluarga atau
komunitas sebagai respons terhadap intervensi keperawatan. Luaran
keperawatan menunjukkan status diagnosis keperawatan setelah dilakukan
intervensi keperawatan (Germini et al, 2010; ICNP, 2015). Hasil akhir
intervensi keperawatan yang terdiri atas indikator-indikator atau kriteria-
kriteria hasil pemulihan masalah (ICN, 2009).

tujuan penyusunan slki Menjadi acuan penentuan luaran (outcome)


keperawatan Mengarahkan intervensi keperawatan Meningkatkan efektivitas
asuhan keperawatan Mengukur pencapaian level keberhasilan intervensi
keperawatan Meningkatkan mutu asuhan keperawatan

sistem klasifikasi Mengikuti klasifikasi diagnosis keperawatan International


Classification of Nursing Practice Diagnosis Classification (Wake, 1994) Doenges
& Moorhouse s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis (Doenges et al, 2013).
Standar asuhan keperawatan DPP PPNI Tanda & Gejala Faktor Risiko Kriteria
Hasil Diagnosis (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI) Observasi Terapeutik
Edukasi Kolaborasi 3S SDKI-SLKI-SIKI.

PENGERTIAN SIKI

Standar intervensi keperawatan merupakan salah satu standar profesi yang


yang dibutuhkan dalam menjalankan praktik keperawatan di Indonesia. Persatuan

12
perawat nasional Indonesia (PPNI) sebagai organisasi profesi yang berfungsi
sebagai pemersatu, Pembina, pengembang dan pengawas keperawatan di
Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam pasal 42 undang-undang No. 38 tahun
2014 tentang keperawatan berkewajiban menjawab kebutuhan tersebut dengan
menyusun standar intervensi keperawatan Indonesia.

Tujuan dari standar intervensi keperawatan Indonesia adalah untuk menjadi


panduan atau acuan bagi perawat dalam menyusun intervensi keperawatan,
meningkatkan otonomi perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan,
memudahkan komunikasi intraprofesional dan interprofesional dengan pengunaan
istilah intervensi keperawatan yang seragam dan terstandarisasi, dan
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh


perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan klien, individu, keluarga dan
komunitas.

Intervensi keperawatan yang diterapkan di beberapa instansi-instansi


pelayanan kesehatan di Indonesia telah mengacu kepada standar-standar dan
referensi internasional, namun karena belum distandarisasikan dan dibakukan,
maka diterapkan secara beragam. Padahal penggunaan terminology intervensi
keperawatan yang terstandar dapat secara signifikan meningkatkan akurasi,
efisiensi dan efektifitas asuhan keperawatan.

Standar intervensi keperawatan ini mencakup intervensi keperawatan secara


komprehensif yang meliputi intervensi pada berbagai level praktik (generalis dan
spesialis), berbagai kategori (fisiologis dan psikososial), berbagai upaya kesehatan
(kuratif, preventif, dan promotif), berbagai jenis klien (individu, keluarga,
komunitas), jenis intervensi (mandiri dan kolaborasi) serta intervensi
komplemnter dan alternative.

13
14
BAB III
PENUTUP

a. KESIMPULAN
Beberapa metode yang digunakan dalam proses keperawatan telah sering
digunakan, namun hasil belajar dari proses keperawatan belum memuaskan
secara keseluruhan, sehingga perlu disosialisasikan metode feedback dalam
pembelajaran proses keperawatan. Proses keperawatan memberikan kerangka
yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatankepada klien, keluarga, serta
komunitas dan merupakan metode efisien dalam membuat keputusan klinik
serta pemecahan masalah. Proses keperawatan yang berkualitas dapat dilahat
dari bagaimana seorang perawat melakukan pelayanan kesehatan terhadap
klien dan menerapkannya dalam setiap tindakan keperawatan dan semua
asuhan keperawatan dilakukan dengan sistematis.
b. Saran
Pada dasarnya setiap perawat harus mampu meningkatkan mutu dan kualitas
pelayanan keperawatan secara optimal. Agar pelayanan yang diberikan
kepada pasien maksimal dan pasien merasa nyaman atas tindakan yang
diberikan oleh perawat.

15
DAFTAR PUSTAKA

(Melliany, 2018.) KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN DALAM


MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN
( ASKEP)PENDAHULUAN.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

A.aziz Alimul Hidayat. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika

Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berfikir Kritis . Jakarta: Salemba Medika

Handayaningsih., Isti (2009). Dokumentasi Keperawatan. Yogyakarta: Mitra Cedikia


Ofset

Maria. Susanti (2008(. Keterampilan Keperawatan dasar. Jakarta: Erlangga


Nasution, M. I. (2019). Hubungan Dalam Proses Keperawatan Menjadi Model
Untuk Berpikir Kritis. osf.io.
Nursalam, & Efendi, F, (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Potter & Perry.(2009). Fundamental Of Nursing. 7th Ed. St. Louis, Missouri :
Mosby Elsevier
Rideout. E. (2006). Pendidikan Keperawatan Berdasarkan Problem-Based
Learning. Jakarta:EGC.
Simamora, R.H. (2019). Menjadi Perawat yang: CIH’HUY. Surakarta: Kekata
Publisher.
Sumijatun. (2009). Manajemen Keperawatan Konsep Dasar dan Aplikasi
Pengambilan Keputusan Klinis. Jakarta: Trans Info Media
Syahreni, E., & Waluyanti, F.T. (2007). Pengalaman Mahasiswa S1 Keperawatan
Program Reguler Dalam Pembelajaran Klinik. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 11(2), 47-53.
Tarwoto, & Wartonoh. (2006).Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.
Tucker. S. M. (1998). Perawtaan Pasien Proses Keperawatan, Diagnosis, dan
Evaluasi. Jakarta:BOC.

16

Anda mungkin juga menyukai