Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Perundang-
undangan
Disusun Oleh
FAKULTAS HUKUM
2020
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................4
1.1Latar belakang........................................................................................4
1.3Tujuan Penulisan...................................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................6
2.2..Amandemen UUD...............................................................................11
3.1Kesimpulan.........................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
M Rizqi Azmi,”Dinamika Perubahan Konstitusi Melalui Kebiasaan Ketatanegaraan dan
putusan hakim”,Jurnal Cahaya Keadilan Vol.7 No 2,2019,Hal 375.
2
Wawan Rosmawan,”Sejarah Perkembangan Konstituionalisme Dunia dan Indonesia”,Jurnal
Galuh Justisi Vol.3 No,2,2015,Hal 277.
4
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Proses Pembentukan Undang Undang Dasar 1945?
Berapa kali Amandemen yang terjadi terhadap UUD 1945?
5
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kementrian Kelautan dan perikanan Republik Indonesia,Materi Pengantar Soal UUD
1945,2015,hlm 11.
6
mendasar, baik jika ditelaah sendiri-sendiri maupun jika didalami secara
keseluruhan. Menurut catatan, dalam empat hari sidang pertama ini telah
berbicara 32 anggota BPUPKI, yaitu 11 orang pada tanggal 29 Mei, 10 orang
pada tanggal 30 Mei, 6 orang pada tanggal 31 Mei dan 5 orang pada tanggal 1
Juni 1945.4
Sungguh sayang hingga kini seluruh catatan stenografis pembicaraan pada
sidang pertama ini tidak ditemukan. Risalah yang selama ini sudah kita ketahui
dalam buku Mr. Muhammad Yamin, Naskah Persiapan Undang- Undang Dasar
1945 adalah pidato Mr. Muhammad Yamin tanggal 29 Mei 1945, Prof. Mr. Dr.
Soepomo tanggal 31 Mei 1945 dan pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.5
Sidang Kedua BPUPKI ini mempunyai arti penting dalam membahas dan
mematangkan persiapan kemerdekaan Indonesia, oleh karena dalam waktu satu
minggu ini lebih dimatangkan lagi pmbahasan mengenai dasar negara serta tiga
unsur negara, yaitu wilayah negara, warga negara serta pemerintahan negara.6
7
Berbeda dengan sarannya tanggal 31 Mei 1945 agar Islam menjadi Dasar
Negara, dalam Sidang Kedua ini Ki Bagoes Hadikoesoemo beserta Ki Sanusi
sampai empat kali mengusulkan agar anak kalimat itu dihapus saja. Ada dua
alasan yangbeliau ajukan. Pertama agar lebih tegas, yaitu jika tidak setuju negara
berdasar agama, negara harus netral terhadap agama. Kedua, beliau khawatir akan
terjadi perpecahan dalam masyarakat jika ada dua macam hukum yang berbeda.
Usul kedua anggota ini ditolak baik oleh Ketua BPUPKI Dr. Radjiman
Wedyodiningrat maupun oleh Ketua Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
Ir. Soekarno. Anak kalimat tersebut tetap sebagai semula.7
7
Ibid,.hlm.19.
8
Undang Dasar 1945, yaitu “Ketuhanan,dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” saja.8
8
Ibid,hlm.22.
9
Ibid,hlm.23.
10
Ibid,hlm.24.
9
Penetapan Undang Undang Dasar 1945
menurut Pasal 3 UUD 1945 wewenang untuk menetapkan UUD itu ada
pada MPR, maka kekuasaan atau wewenang untuk ‘menetapkan’ UUD tersebut
ada pada Presiden, bukan PPKI. PPKI hanya memiliki 2 (dua) kekuasaan atau
wewenang yang bersifat ‘einmalig’, yaitu : Pertama, berdasarkan Pasal I Aturan
Peralihan : Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengatur dan
menyelenggarakan kepindahan kepada Pemerintahan Indonesia. Jadi, kekuasaan
atau kewenangan PPKI menurut UUD 1945, hanya sebatas ‘mengatur dan
menyelenggarakan kepindahankepada Pemerintahan Indonesia’, tidak untuk
‘menetapkan’ UUD 1945. Presiden Soekarno sendiri(sebagai Ketua) dalam
Sidang Pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945 mengemukakan pandangannya,
bahwa UUD 1945 itu masih bersifat sementara.11
Kekuasaan atau kewenangan mengatur dan menyelenggarakan
kepindahan kepada Pemerintahan Indonesia oleh PPKI ini telah dijalankan oleh
PPKI dengan cara menuntaskan sidang pembahasan terhadap Naskah UUD 1945
yang dibuat BPUPKI agar dicapai kesepakatan/persetujuan seluruh anggota PPKI.
Tindakan PPKI ini merupakan tindakan hukum ketatanegaraan (staatsrecht
handeling) untuk mengatur dan menyelenggarakan perpindahan pemerintahan
kepada Pemerintahan Indonesia, walaupun tindakan berupa sidang naskah UUD
1945 itu tidak sampai pada tingkat PPKI ‘menetapkan’ UUD, karena memang
kewenangan untuk menetapkan UUD 1945 itu menurut UUD 1945 ada pada
MPR, atau preside,akan tetapi ternyata UUD 1945 itu berlaku (sah) setelah
adanya tindakan hukum ketatanegaraan (staatsrecht handeling) PPKI yang
menetapkannya.12
11
Ibid,hlm.28.
12
Ibid.,hlm.29.
10
Kelemahan dan ketidaksempurnaan konstitus yang merupakan hasil karya
manusia adalah sesuatu hal yang pasti. Bahakan hal itu telah diungkapkan oleh
Soekarno dalam pidatonya di dalam rapat PPKI, Perlunya perubahan terhadap
UUD 1945 sebenarnya adalah gagasan yang telah diungkapkan semenjak jaman
Orde Baru. UUD dipandang terlalu summier, terlalu banyak masalah-masalah
yang diserahkan kepada pembuat peraturan yang lebih rendah. Serta tidak
menjamin secara tegas tentang hak-hak asasi manusia (HAM).Untuk itu, wajarlah
jika terjadi perubahan-perubahan dalam konstitusi. Amandemen konstitusi
dimaksudkan agar negara Indonesia benar-benar merupakan pemerintahan yang
konstitusional (constitutional government).13
Berikut tahapan amandemen dari tahun 1999 sampai sekarang :
a. Amandemen pertama dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR tahun
1999 Tujuan utama perubahan ini adalah membatasi kekuasaan
Presiden dan memperkuat kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) sebagai lembaga legislatif.14
13
,hlm.,42.
14
Ibid.
15
Ibid.,hlm.43.
11
c. Amandemen ketiga ini terdiri dari 3 BAB dan 22 Pasal, ditetapkan
pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2001 Inti perubahan yang dilakukan
pada amandemen ketiga ini adalah Bentuk dan Kedaulatan Negara,
Kewenangan MPR, Kepresidenan, Impeachment, Keuangan Negara,
Kekuasaan Kehakiman dam ketentuan-ketentuan mengenai Pemilihan
Umum.16
BAB III
PENUTUP
16
Ibid.,hlm.44
17
Ibid.
12
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
13
M Rizqi Azmi,”Dinamika Perubahan Konstitusi Melalui Kebiasaan
Ketatanegaraan dan putusan hakim”,Jurnal Cahaya Keadilan Vol.7 No 2.2019.
Wawan Rosmawan,”Sejarah Perkembangan Konstituionalisme Dunia dan
Indonesia”,Jurnal Galuh Justisi Vol.3,No 2.,2015.
Sonia Ivana Barus,”Proses Mendasar Konstitusi Indonesia Pra dan Pasca
Amandemen”,UBELAJ,Vol.1,No 1,2017.
Buku
14