Anda di halaman 1dari 8

Badan Usaha Milik Negara atau lebih dikenal dengan sebutan BUMN pasti sudah tidak asing

di telinga kita. Banyak orang yang mendambakan untuk dapat bekerja dan meniti karirnya di
berbagai perusahaan yang termasuk ke dalam BUMN karena berbagai kenyamanan, terutama
dari sisi jenjang karir, yang bisa didapatkan apabila kita berhasil masuk ke salah satu BUMN.
Definisi BUMN menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.BUMN dapat juga bisa berupa
perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat.
Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian BUMN,
yang dipimpin oleh seorang Menteri BUMN. Perlu diketahui bahwa BUMN menjadi aset
penting bagi negara Indonesia, karena penghasilan dari bisnis ini akan masuk ke dalam kas
negara dan digunakan untuk membayar utang negara, membayar administrasi, dan
kelengkapan ketika melakukan ekspor dan impor atau kerja sama Internasional dengan
negara lain. Untuk masalah saham yang ada di BUMN, tidak hanya negara yang berhak
menguasainya. Namun pihak lain juga berhak memiliki saham yang ada di dalam BUMN.
Namun perlu diketahui bahwa kepemilikan saham oleh pihak luar ada sebuah batasan yakni
tidak boleh lebih dari 50% dari saham yang dimiliki oleh BUMN
(https://www.jurnal.id/id/blog/2017-jenis-dan-ciri-ciri-badan-usaha-milik-negara-bumn/)

Dasar hukum BUMN yaitu UU nomor 19 tahun 2003yang berisi maksud dan tujuan  dapat
diringkas di bawah ini:

1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan dapat memeberikan sumbangan


perekonomian. Maksudnya ialah dalam segi modal, sektoral serta pelayanan BUMN disubsidi
penuh oleh Negara, sehingga segala pengaturannya yang diregulatori pemerintah harus sesai
dengan kerja keras Negara dalam memberikan modal kepada BUMN. Mengingat kekayaan
Negara yang digunakan untuk memberikan modal kepada BUMN dipisahkan dari Anggaran
belanja Negara..
2. Sesuai dengan definisi dari BUMN itu sendiri bahwa BUMN menaungi banyak
perusahaan dari berbagai bidang dan bentuk untuk mencapai tujuan bersama yaitu mencari
keuntungan dengan sebesar-besarnya. Keuntungan yang sebesar-besarnya inilah yang
nantinya akan meningkatkan perekonomian nasional. Keuntungan dimaksud adalah
keuntungan Negara dan masyarakat.
3. BUMN menampung semua perusahaan di berbagai bidang dan bentu, sehingga
diharapkan perusahaan-perusahaan dibawah naungan BUMN dapat memaksimalkan
pelayanan jasa, maupun dalam mengolah ataupun membuat barang. Hal ini dilakukan unuk
memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Perusahaan dibawah naungan BUMN dapat dikembangkan lagi ke sector swasta
maupun koperasi. Hal ini dilakuakn karena BUMN diharapkan memiliki pula
kebermanfaatan bagi sector dibawah perusahaan . Walaupun nantinya sector swasta maupun
koperasi di bawah perusahaan tidak menguntungkan, maka disinlah peran BUMN dalam
merangkul sector ekonomi lemah, agar didorong menjadi sector yang berkembang, sehingga
BUMN tak hanya bermitra pada sector yang menguntungkan saja namun juga dengan sector
ekonomi yang kurang berhasil (https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/bumn/dasar-
hukum-bumn)
Perusahaan Umum BULOG (Perum BULOG), selanjutnya disebut
Perusahaan atau kami, adalah Badan Usaha Milik Negara yang berdiri pada
tanggal 21 Januari 2003. Pendiriannya berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
7 Tahun 2003 tentang Pendirian Perusahaan Umum (Perum) BULOG,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun
2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2003
tentang Pendirian Perusahaan Umum (Perum) BULOG.

Pendirian Perum BULOG tidak lepas dari keberadaan lembaga sebelumnya


yaitu Badan Urusan Logistik (BULOG). Sebab, Perum BULOG merupakan
hasil peralihan kelembagaan atau perubahan status hukum Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND) BULOG menjadi Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dalam bentuk Perusahaan Umum.

Sebagai LPND, Perum BULOG berada di bawah dan bertanggung jawab


langsung kepada Presiden RI. Perum BULOG didirikan berdasarkan
Keputusan Presidium Kabinet No. 114/U/Kep/5/1967 tanggal 10 Mei 1967,
terakhir dengan Keputusan Presiden (Keppres) No. 103 Tahun 2001 tanggal
13 September 2001.

Beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan status hukum Perum


BULOG adalah:
1. Perubahan kebijakan pangan Pemerintah dan pemangkasan tugas dan
fungsi Perum BULOG, sehingga hanya diperbolehkan menangani
komoditas beras dan penghapusan monopoli impor, seperti yang tertuang
dalam beberapa Keppres dan SK Menperindag sejak tahun 1998. Dalam
Keppres terakhir tentang Perum BULOG menegaskan bahwa Perum
BULOG harus beralih status menjadi BUMN selambat-lambatnya Mei
2003.
2. Diberlakukannya beberapa Undang-Undang, khususnya
UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan UU No. 22
Tahun 2000 tentang Otonomi Daerah yang membatasi kewenangan
Pemerintah Pusat dan dihapusnya instansi vertikal.
3. Masyarakat luas menghendaki agar Perum BULOG terbebas dari unsur-
unsur yang bertentangan dengan tuntutan reformasi bebas dari KKN dan
bebas dari pengaruh partai politik tertentu.
4. Perubahan ekonomi global yang mengarah pada liberalisasi pasar, dalam
Letter of Intent (LoI) yang ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan
IMF pada tahun 1998, secara khusus ditekankan perlunya perubahan status
hukum Perum BULOG agar menjadi lembaga yang lebih efisien,
transparan, dan akuntabel.

Sebagai BUMN, Perum BULOG mempunyai dua bidang tugas, yaitu tugas
publik dan tugas komersial. Dalam tugas publik, Perum BULOG
melaksanakan penugasan yang diberikan Pemerintah dalam hal
pengamanan harga pangan pokok, pengelolaan cadangan pangan
Pemerintah dan distribusi pangan pokok kepada golongan masyarakat
tertentu (rastra).

Maksud dan Tujuan Kegiatan Usaha


Sesuai Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2016 tentang Perum BULOG
maksud, tujuan, serta kegiatan usaha adalah sebagai berikut:
1. Perum BULOG memiliki maksud dan tujuan untuk turut melaksanakan
dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah dan Pemerintah
Daerah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya
terutama di bidang logistik pangan serta optimalisasi pemanfaatan
sumber daya perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa
berdasarkan prinsip pengelolaan Perusahaan yang sehat.
2. Dalam melaksanakan maksud dan tujuan, Perum BULOG melakukan
kegiatan usaha utama:
a. Produksi, yang meliputi:
• Budi daya pangan beras dan pangan lainnya; dan
• Industri berbasis pangan beras dan pangan lainnya.
b. Perdagangan, yang meliputi:
• Perdagangan hasil budi daya pangan beras dan pangan lainnya; dan
• Perdagangan hasil industri berbasis pangan beras dan pangan
lainnya serta turunannya.
c. Jasa, yang meliputi:
• Pengelolaan dan pengembangan logistik;
• Jasa pengolahan, jasa penyimpanan, jasa perawatan, dan jasa
distribusi pangan beras dan pangan lainnya;
3. Selain kegiatan usaha utama, sepanjang mendukung secara finansial
terhadap kegiatan usaha utama, Perum BULOG dapat melaksanakan
kegiatan usaha dalam rangka optimalisasi pemanfaatan potensi sumber
daya yang sudah dimiliki dan/atau dikuasai Perum BULOG
sebagaimana ditetapkan Menteri.

Selain itu, berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 2 Tahun 2005


tanggal 2 Maret 2005 tentang Kebijakan Perberasan Nasional dalam
instruksi No. 46 disebutkan bahwa pelaksanaan pembelian gabah oleh
pemerintah secara nasional dilakukan oleh Perum BULOG

Kinerja Manajemen
2016 2015 2014 2013 2012
SKOR PENILAIAN COMPANY KPI
KPI ASSESSMENT
PERUSAHAAN 96,8 97,4 88,2 86,6 84,1
9 4 0 4 7 SCORE

Laporan Manajemen

Laporan Dewan Komisaris


Untuk kinerja Public Service Obligation (PSO), pengadaan beras PSO dan
komersial mencapai 3,70 juta ton atau 78,79% dari target, termasuk
pengadaan gabah 183 ton atau 14,69% dari target; penyaluran raskin,
cadangan beras pemerintah (CBP) dan golongan anggaran mencapai 3,20
juta ton atau 99,70% dari target; stok beras akhir tahun sebanyak 1,62 juta
ton mampu mendukung 6,70 bulan penyaluran; dan, stabilitas harga beras
medium dapat dipertahankan dengan fluktuasi harga bulanan di bawah 5%.
Adapun pencapaian penugasan komoditas pangan lain, pengadaan jagung
sebesar 892.479 ton atau 143,95% dari target, pengadaan kedelai sebesar
88 ton atau 0,44% dari target, pengadaan gula mencapai 270.341 ton atau
901,14% dari target, pengadaan bawang mencapai 2.738 ton atau 273,80%
dari target, pengadaan cabai mencapai 0,60 ton atau 0,06% dari target, dan
komoditas lainnya mencapai 55,88% dari target.

Untuk Kinerja Komersial, realisasi penjualan komoditas tercatat mencapai


Rp6,26 triliun atau 71,96% dari target, realisasi Industri dan Onfarm
mencapai Rp129 Juta atau 0,01% dari target, realisasi bisnis dan jasa
Rp247,57 miliar atau 144,60% dari target, dan realisasi Anak Perusahaan
membukukan nilai Rp1,45 Triliun atau 139,77% dari target.

Ihwal kinerja keuangan, per 31 Desember 2016, Perum BULOG


membukukan total aset Rp34,88 triliun, naik 16,93% dibandingkan 31
Desember 2015 sebesar Rp29,83 triliun; liabilitas jangka pendek Rp22,68
triliun, naik 5,66% dibanding 31 Desember 2015 sebesar Rp21,46 triliun;
total ekuitas Rp11,32 triliun, naik 47,20% dibanding 31 Desember 2015
sebesar Rp7,69 triliun; dan, laba komprehensif setelah pajak sebesar
Rp920,91 miliar, turun 1,11% dibanding 31 Desember 2015 sebesar
Rp931,25 miliar.
Berkaitan dengan pencapaian tersebut di atas, Dewan Pengawas menilai
ada sejumlah hal yang patut mendapat perhatian Direksi, yakni sebagai
berikut:
1. Pengadaan gabah masih rendah, yakni 14,69% dari target, realisasi
perlu ditingkatkan begitu pula pengadaan bahan pangan lainnya.
2. Masih ada keluhan dari sebagian RTS-PM terhadap ketepatan kualitas
dan ketepatan kuantitas beras yang didistribusikan.
3. Masih ada keluhan petani terkait harga gabah jatuh di beberapa daerah
produksi.
4. Pencapaian target penjualan komoditas, Industri dan On Farm masih di
bawah target.
5. Pengadaan penugasan komoditas kedelai, cabai, dan komoditas lainnya
masih dibawah target.
6. Investasi pasca panen masih rendah.
7. Aset tetap perusahaan yang dapat digunakan untuk mempertahankan
dan meningkatkan kualitas beras masih banyak yang idle.
8. Biaya move agar lebih efisien.
9. Profesionalisme SDM di lapangan untuk mendukung kegiatan PSO dan
komersial masih perlu ditingkatkan.

10. Klaim kepada Perusahaan agar dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan Direksi
Tahun 2016 merupakan tahun yang penuh tantangan. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia mencapai 5,02%, lebih tinggi dibanding tahun 2015
sebesar 4,88%. Walau demikian, pencapaian tersebut masih di bawah target
yang ditetapkan pemerintah, seperti disampaikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun 2016, yakni 5,2%.

Walau pertumbuhan ekonomi tidak banyak dampaknya bagi Perum


BULOG yang sebagian besar berbisnis dengan basis regulasi, namun
Direksi tetap memantau dampak yang mungkin muncul dari pertumbuhan
ekonomi tersebut. Apalagi, pada tahun 2016, Perusahaan mendapat
penugasan untuk membantu menurunkan inflasi, terutama inflasi yang
dihasilkan oleh volatile food.

Langkah strategis yang ditempuh Perum BULOG agar bisa mengamankan


penugasan yang diberikan Pemerintah pada tahun 2016 adalah menata
struktur organisasi dan menempatkan orang yang tepat pada posisinya.
Penataan tersebut penting karena merupakan cikal bakal bagi Perum
BULOG agar bisa bergerak lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
Dalam melakukan penataan, semuanya dilakukan secara bertahap. Kami
juga memilih untuk memaksimalkan sumber daya manusia yang ada
dengan menggeser atau merotasi seseorang sehingga bisa berada pada
tempat yang tepat.
Upaya tersebut telah menunjukkan dampak yang positif bagi perusahaan.
Secara kuantitatif, keberhasilan itu bisa dilihat dari kinerja keuangan.
Sedangkan secara kualitatif, kami mulai melihat adanya kesadaran di
kalangan internal meski belum sempurna mengenai pasar, teman, kompetitor
dan sebagainya. Kesadaran itu penting agar insan Perum BULOG bisa
merumuskan langkah dan bergerak bersama untuk mewujudkan visi Perum
BULOG, yakni Menjadi Perusahaan Pangan yang Unggul dan Terpercaya
dalam Mendukung Terwujudnya Ketahanan Pangan
Analisis Kinerja Perusahaan
Periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2016, Perum BULOG
melaksanakan Pengadaan Gabah/Beras Dalam Negeri berdasarkan Inpres
Nomor 5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015 dengan Harga Pembelian
Pemerintah (HPP) ditetapkan sebesar Rp7.300/kg untuk beras dan Rp6.400/
kg untuk Gabah Kering Giling (GKG). Penyediaan gabah dan beras DN tahun
2016 sangat dipengaruhi oleh produksi gabah dalam negeri, harga gabah/beras
di pasaran, dan jumlah pagu RASKIN.

Selama periode tahun 2016, jumlah pengadaan gabah/ beras Dalam Negeri
(DN) mencapai 2.969.730 ton setara beras. Strategi dan upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan penyediaan gabah/beras BULOG selama
tahun 2016, antara lain, mengoptimalkan peran satgas pengadaan dan
UPGB, sinergi pengadaan dengan Kementerian dan pihak terkait, serta
memperbanyak pola kemitraan dengan petani/poktan dan gapoktan
Program kerja penyaluran Raskin Tahun 2016 sesuai RKAP Tahun 2016
telah ditetapkan sebanyak 2.795.561 ton. Realisasi penyaluran Raskin
Tahun 2016 sebanyak
2.782.326 ton atau 99,53% dari RKAP 2016. Selain penyaluran Raskin,
terdapat penyaluran untuk Golongan Anggaran dari rencana sebanyak
118.000 ton, terealisir sebanyak 110.120 ton atau sebesar 93,32% dari
rencana. Pemanfaatan CBP sebanyak 311.548 ton atau sebesar 103,85%
dari rencana sebesar 300.000 ton.

Kinerja kegiatan bidang Komersial pada tahun 2016 dilaksanakan melalui


kegiatan perdagangan, industri dan jasa. Realisasi omset Komersial tahun
2016 sebesar Rp7,96 triliun atau 64% dari target.

Untuk menopang kegiatan Komersial, Perum BULOG membangun dan


memperkuat jaringan distribusi khususnya produk beras dengan
membangun direct sales, memperkuat jaringan distributor dan langsung,
serta merintis jaringan outlet ritel melalui program Sahabat Rumah Pangan
Kita (RPK).

Hasil audit Laporan Keuangan Perum BULOG Tahun 2016 oleh KAP
Pieter, Uways dan rekan dinyatakan bahwa laporan keuangan
konsolidasian menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan Perum BULOG dan Entitas Anaknya tanggal 31
Desember 2016, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
di Indonesia.

Kinerja keuangan berdasarkan Laba (Rugi) Tahun 2016 (Audited), Perum


BULOG membukukan laba komprehensif sebesar Rp920,91 miliar atau
168,74% di atas target dibandingkan dengan target laba RKAP 2016
sebesar Rp545,74 miliar.

Realisasi hasil penjualan gabungan tahun 2016 sebelum eliminasi adalah


sebesar Rp36,27 triliun atau 86,16% dari RKAP sebesar Rp42,10 triliun.
Realisasi penjualan ditahun 2016 terjadi penurunan sebesar Rp6.372.389
juta atau turun 14,94% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015
sebesar Rp42.650.946 juta.
Dari sisi Pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), yang
telah dilaksanakan antara lain melakukan analisa kebutuhan SDM yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan perusahaan terutama untuk
memperkuat SDM di gudang yang merupakan ujung tombak perusahaan.
Perencanaan SDM yang telah dilaksanakan antara lain melakukan analisis
kebutuhan SDM yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan perusahaan.
Perhitungan dan analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan demografi
pegawai, struktur organisasi, dan rencana pengembangan organisasi ke
depan. Tahun 2016 telah dilakukan rekrutmen pegawai sebanyak 546 orang
dari tingkat pendidikan D3 sampai tingkat pendidikan S2 yang akan
ditempatkan diseluruh unit kerja.

Pada akhir tahun 2016, jumlah karyawan Perum BULOG mencapai 4.693
orang. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingankan pada posisi akhir tahun
2015 dengan rincian karyawan jenjang V berkurang sebanyak 9 orang dan
Jenjang I – IV bertambah sebanyak 145 orang. Selain itu juga pengembangan
SDM dilakukan melalui Pendidikan dan Pelatihan, yang telah direalisasikan
sebanyak 3.077 orang atau 147,32% dari target

(http://www.bulog.co.id/dokumen/annual_report/ANNUAL_REPORT_BULOG_2016.pdf)

Anda mungkin juga menyukai