DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas
Asung Kertha Wara Nugraha-Nya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pariwisata
Spiritual dan Religius tepat pada waktunya.
Tak lupa, saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ida Bagus Gede
Paramita,S.S.M.Si. selaku Dosen mata kuliah Pariwisata Spiritual dan Religius yang telah
membimbing saya dalam menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari bahwa isi tugas ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna untuk menyempurnakan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................7
3.2 Saran ....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
Di zaman sekarang ini memang sudah tidak asing lagi jika mendengar kata wisata spiritual
dan wisata religi. Wisata Spiritual adalah jenis wisata atau perjalanan wisata yang dilakukan oleh
seseorang dengan tujuan untuk mencari ketenangan, kedamaian dan keharmonisan dengan alam.
Sebagai contoh berkunjung ke tempat suci, gunung, pantai, monumen atau tempat lain yang
dirasakan mampu memancarkan vibrasi spiritualitas. Sedangkan Wisata Religi adalah jenis
wisata yang terkait dengan tuntutan atau perintah agama. Contohnya Muslim pergi ke Mekah,
Hindu ke India.
Menurut UU RI No. 10 Tahun 2009, Daya Tarik Wisata merupakan segala sesuatu yang
mempunyai keunikan, kemudahan dan nilai yang berwujud keanekaragaman, kekayaan alam,
budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan para wisatawan.
Daya Tarik Wisata dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu daya tarik wisata alamiah dan daya
tarik wisata buatan. Memiliki unsur-unsur seperti What to see, What to do, What to buy, What to
arrived, dan What to stay.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja unsur-unsur yang terdapat di Pura Ponjok Batu?
1.2.2 Bagaimana Bentuk dan struktur Pura Ponjok Batu?
1.2.3 Bagaimana sejarah Pura Ponjok Batu?
1.2.4 Apa Tujuan dan Fungsi Pura Ponjok Batu?
1.2.5 Apa filosofi yang terdapat di Pura Ponjok Batu?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui unsur-unsur Pura Ponjok Batu.
1.3.2 Mengetahui bentuk dan struktur Pura Ponjok Batu.
1.3.3 Mengetahui sejarah Pura Ponjok Batu.
1.3.4 Mengetahui tujuan dan fungsi Pura Ponjok Batu.
1.3.5 Mengetahui Filosofi Pura Ponjok Batu.
BAB II
PEMBAHASAN
Unsur-unsur yang terdapat di Pura Ponjok Batu, diantaranya adalah sebagai berikut :
A. What to See
Disana kita dapat melihat pemandangan yang indah dan unik yaitu perahu batu yang
berada ditengah laut. Perahu tersebut terlihat berdiri diatas sebuah batu karang.
B. What to Do
Terdapat gua kecil yang berlokasi di depan perahu batu, biasanya digunakan sebagai
tempat untuk melukat ooleh masyarakat hindu Bali, jadi ketika berkunjung kesana kita juga
dapat melukat disana. Selain itu kita juga dapat melaksanakan sembahyang disana.
C. What to Buy
Kita dapat membeli anekan makanan dan minuman karena disekitar pantai terdapat
banyak warung yang menyediakan makanan dan minuman, selain itu kita juga dapat
membeli canang.
D. What to Arrived
Untuk menuju Pura Ponjok Batu, bisa mengendarai motor atau mobil menuju Desa Julah
hingga sampai di lokasi wisata Pura Ponjok Batu di Tejakula tersebut. Atau juga bisa
mencari lokasinya dengan menggunakan google maps.
E. What to Stay
Di dekat wisata Pura Ponjok Batu terdapat banyak penginapan, jadi jika kita ingin
menginap disana kita dapat mencari hotel terdekat seperti Singaraja hotel.
Arsitektur lingkungan pura tersebut mencerminkan gaya khas buleleng yaitu seluruh
bangunan terbuat dari susunan batu-batu alam yang melambangkan kesucian.
2.3 Sejarah Pura Ponjok Batu
Lontar Dwijendra Tattwa merupakan suatu dari sedikit bukti sejarah yang menceritakan
tentang eksistensi Pura Ponjok Batu. Dalam lontar tersebut diceritakan kisah kedatangan Pendeta
SiwaSidanta, yakni Dahyang Nirartha pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong. Beliau
melakukan perjalanan spiritual menuju ke berbagai pura, diawali dengan Pura Pulaki. Dia pun
turut menghabiskan waktunya untuk singgah ke Pura Ponjok Batu dan bersemedi disana. Dalam
kedatangannya di Pura Ponjok Batu, Dahyang Nirartha dikisahkan menolong bendega serta awak
perahu yang berasal dari Lombok. Dalam kisah tersebit diceritakan bahwa awak perahu melihat
adanya batu bersinar di tengah laut. Ketika berusaha mendatanginya, perahu tiba-tiba mengalami
kerusakan dan tak dapat melanjutkan perjalanan. Selanjutnya, Dahyang Nirartha pun membantu
awak perahu sehingga bisa mrlanjutkan perjalannya kembali ke Pulau Lombok. Beliaupun ikut
serta berangkat bersama rombongan ke Lombok. Konon, nilai spiritual di lokasi Pura Ponjok
Batu terus meningkat, dibuktikan dengan sinar yang memancar secara terus menerus dari tempat
tersebut.
Dari latar belakang sejarah Pura Ponjok Batu serta kaitannya dengan kedatangan Dahyang
Nirartha, maka Pura Ponjok Batu ini merupakan Pura Dang Kahyangan untuk menghormati
orang-orang suci yang berhubungan perkembangan agama Hindu pada masa tersebut. Namun
demikian Pura Ponjok Batu memiliki rekaman sejarah panjang kalau ditelusuri, termasuk juga
kajian arkeologis, dikawasan ini ditemukan juga benda purbakala. Pura Ponjok Batu yang juga
merupakan salah satu objek wisata di kawasan Bali Utara atau Kabupaten Buleleng bisa
ditelusuri melalaui kebudayaan manusia pada masa lampau (arkeologi), berdasarkan prasasti
(efigrafi) dan cerita rakyat (folkklore).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di zaman sekarang ini memang sudah tidak asing lagi jika mendengar kata wisata spiritual
dan wisata religi. Menurut UU RI No. 10 Tahun 2009, Daya Tarik Wisata merupakan segala
sesuatu yang mempunyai keunikan, kemudahan dan nilai yang berwujud keanekaragaman,
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan para
wisatawan.
Daya Tarik Wisata dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu daya tarik wisata alamiah dan daya
tarik wisata buatan. Memiliki unsur-unsur seperti What to see, What to do, What to buy, What to
arrived, dan What to stay. Salah satu Daya Tarik Wisata Spiritual dan Religi yang ada di
Tejakula adalah Pura Ponjok Batu. Disana kita dapat melihat bentuk dan struktur, sejarah, tujuan
dan funsi, serta filosofinya.
3.2 Saran
Sebagai generasi penerus apalagi yang suka melakukan perjalanan wisata, bisa mampir ke Pura
Ponjok Batu yang ada di Tejakula ini untuk melakukan wisata spiritual. Sebagai generasi penerus
umat hindu Bali, kita seharusnya dapat memperkenalkan atau melestarikan daya tarik wisata
yang ada disektar kita seperti contohnya wisata Pura Ponjok Batu.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/pura-ponjok-batu-45
https://www.kintamani.id/pura-ponjk-batu-buleleng-pura-bersejarah-dengan-perahu-batu-yang-
unk-006768.html
https://www.balitourclub.net/pura-ponjok-batu-buleleng?
https://www-antvklik-com.cdn.amproject.org/v/s/www.antvklik.com/rehat/pura-ponjok-batu-
buleleng-bersinar-mistis/amp?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGGwASA
%3D#aoh=16038399772057&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=...