Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA

FONOLOGI

Dosen Pengampu;
Drs.I Made Sugata, M. Hum

Nama Kelompok II :

 Ata Ambu (2017.V.2.0011)


 Leonsius Budiarta (2017.V.2.0014)
 Ertha Saputri Rambu Yowa (2017.V.2.0015)
 Mersis Sari Ina (2017.V.2.0022)
 Viter Wacu Amah (2017.V.2.0043)
 Emilianus Candra (2017.V.2.0044)
 Novia Lunga Lalang (2017.V.2.0006)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI BALI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, atas rahmat dan
hidayahnyasehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan tugas ini. Tugas ini disusun
untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Fonologi dengan judul “ FONOLOGI ”. Harapan
saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pendidikan pada umumnya dan pendidikan
linguistik pada khususnya.

Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah dan dalam penulisan ini
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar dapat mengerjakan makalah yang lebih baik lagi. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Demikian penulisan makalah ini saya ucapkan terima kasih.

Denpasar, 12 Oktober 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. RUMUSAN MASALAH ..............................................................................1
1.2. TUJUAN .......................................................................................................1
1.3. KEGUNAAN ................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. FONOLOGI ..................................................................................................2
2.2. FONETIK .....................................................................................................2
2.3. SEGMENTAL ..............................................................................................4
2.4. FONEMIK ....................................................................................................6
BAB II PENUTUP
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................9
3.2 SARAN...........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mengajukan beberapa rumusan


masalah sebagai berikut :

1. Apa Pengertian Tentang Fonologi ?


2. Apa saja Pengertian Tentang Fonetik ?
3. Apa saja bagian-bagian dari Segmental ?
4. Apa saja yang Termasuk dalam Bagian Fonemik?
1.2 TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulis laporan buku ini adalah untuk mengetahui
dan mendeskripsikan :
1. Mengetahui Pengertian Tentang Fonologi ?
2. Memahami Pengertian Tentang Fonetik ?
3. Mengetahui bagian-bagian dari Segmental ?
4. mengetahui Termasuk dalam Bagian Fonemik?

1.3 KEGUNAAN
Laporan buku ini diharapkan mampu memiliki kegunaan baik secara teoritis maupun
secara praktis. Secara teoritis diharapkan laporan buku ini menambah khazanah tentang
ilmu bahasa Linguistik. Sedangkan secara praktis laporan buku ini menambah
pengetahuan, wawasan dan ilmu bagi penulis maupun pembaca.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 FONOLOGI

Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan


distribusinya.
Fonologi berbeda dengan fonetik. Fonetik mempelajari bagaimana bunyi-bunyi fonem
sebuah bahasa direalisasikan atau dilafazkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ
tubuh manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahasa. Terdiri dari,
huruf vokal, konsonan, diftong (vokal yang ditulis rangkap), dan kluster (konsonan yang
ditulis rangkap) .

2.2 FONETIK

Fonetik atau fonetika adalah bagian ilmu dalam linguistik yang mempelajari bunyi
yang diproduksi oleh manusia.

Di sisi lain fonologi adalah ilmu yang berdasarkan fonetik dan mempelajari sistem
fonetika. International Phonetic Association (IPA) telah mengamati lebih dari 100 bunyi
manusia yang berbeda dan mentranskripsikannya dengan International Phonetic Alphabet
mereka.
A. Sejarah Fonetik

Ilmu fonetika pertama kali dipelajari sekitar abad ke-5 SM di India Kuna oleh
Pāṇini, sang resi yang mempelajari bahasa Sansekerta. Semua aksara yang
berdasarkan aksara India sampai sekarang masih menggunakan klasifikasi Panini ini,
termasuk beberapa aksara Nusantara. Tulisan Yunani Kuno dinobatkan sebagai dasar
pertama penulisan lambang alfabet. Fonetika modern diawali oleh Alexander Melville
Bell melalui bukunya Visible Speech (1867) yang memperkenalkan suatu sistem
penulisan bunyi-bunyi bahasa secara teliti dan teratur.

Ilmu fonetik kemudian berkembang dengan pesat di akhir abad ke-19 akibat
ditemukannya fonograf, yang membantu perekaman bunyi-bunyi bahasa. Berkat alat
tersebut, fonetisi dapat mempelajari bunyi-bunyi bahasa dengan lebih baik, mudah,
dan akurat dari sebelumnya karena alat tersebut dapat mengulang-ulang tuturan yang
direkamnya sampai fonetisi dapat menganalisisnya dengan akurat. Dengan
menggunakan fonograf Edison, Ludimar Hermann menyelidiki sifat-sifat spektral
dalam bunyi vokoid dan kontoid. Dalam karya ilmiahnyalah istilah forman
diperkenalkan. Hermann juga memutar-mutar bunyi-bunyi vokoid menggunakan
fonograf Edison dalam berbagai kecepatan dalam rangka menguji teori Willis dan
Wheatstone mengenai produksi bunyi vokoid.

B. Fonetika memiliki tiga cabang utama:


 fonetik artikulatoris yang mempelajari posisi dan gerakan bibir, lidah dan organ-
organ manusia lainnya yang memproduksi suara atau bunyi bahasa
 fonetik akustik yang mempelajari gelombang suara dan bagaimana mereka
didengarkan oleh telinga manusia
 fonetik auditori yang mempelajari persepsi bunyi dan terutama bagaimana otak
mengolah data yang masuk sebagai suara
C. Fonetika Memiliki Tahapan, Proses dan Transkipsi Fonetis yaitu :

5
 Tahapan Komunikasi

Telah dikemukakan di depan bahwa fonetik adalah cabang fonologi yang


memandang bunyi bahasa sebagai fenomena alam.Ini berarti bunyi bahasa
dianggap sebagai substansi yang otonom dan universal,tanpa melihat fungsinya
sebagai,misalnya,pembeda makna,pembeda maksud,dan sebagainya,walaupun
secara linguistik ia merupakan “bahan mentah”bahasa.

 Proses Pembentukan Bunyi


 Bunyi apa saja,termasuk bunyi bahasa,pada dasarnya adalah getaran atas
benda apa saja karena adanya energi yang bekerja.Getaran ini disadari
sebagai bunyi apabila getaran itu cukup kuat dan dihantarkan ke alat
dengar oleh udara sekitar. Proses pembentukan bunyi bahasa juga
demikian.
1. Arus Udara
Arus udara yang menjadi sumber energi utama pembentukan bunyi
bahasa merupakan hasil kerja alat atau organ tubuh yang dikendalikan
oleh otot-otot tertentu atas perintahsaraf – saraf otak.
2. Pita Suara
Pita suara merupakan sumber bunyi.Ia bergetar atau digetarkan oleh
udara yang keluar atau masuk paru-paru. Pita suara terletak dalam
kerongkongan (larynx) dalam posisi mendapatkan dari muka (anterior)
ke belakang (posterior).
3. Alat-Alat Ucap
Apa yang disebut sebagai alat ucap sebenarnya mempunyai fungsi
utama untuk kelangsungan hidup kita. Paru-paru mempunyai fungsi
utama mengisap zat pembakar untuk disalurkan ke dalam darah dan
menyalurkan zat asam arang ke luar tubuh.
Organ-organ tubuh yang dipergunakan sebagai alat ucap dapat dibagi
menjadi tiga komponen, yaitu :
a. Komponen Supraglotal
b. Komponen Laring
c. Komponen Subglotal
 Transkipsi Fonetik
Transkripsi fonetis adalah perekaman bunyi dalam bentuk lambang
tulis.lambang bunyi atau lambang fonetis (phonetic symbol) yang sering
dipakai adalah lambang bunyi yang ditetapkan oleh The International
Phonetic Assosiation (IPA),yaitu persatuan para guru bahasa yang berdiri
sejak akhir abad ke-19, yang didirikan untuk mempopulerkan metode baru
dalam pengajaran bahasa yang lebih menekankan pada pengajaran bahasa
lisan
2.3 SEGMENTAL
a. Dasar Klasifikasi Bunyi Segmental. Klasifikasi bunyi segmental didasarkan berbagai
macam kriteria, yaitu:
1. Ada Tidaknya Gangguan
2. Mekanisme Udara
3. Arah Udara
4. Pita Suara
5. Lubang Lewatan Udara
6. Mekanisme Artikulasi

6
7. Cara Gangguan
8. Tinggi Rendahnya Lidah
9. Maju – mundurnya Lidah
10. Bentuk Bibir
b. Deskripsi Bunyi Segmental Bahasa Indonesia
Bunyi segmental,baik vokoid maupun kontoid,yang diucapkan oleh penutur
bahasa Indonesia sangat variatif, apalagi setelah diterapkan dalam berbagai distribusi
dalam lingkungan.
c. Bunyi Suprasegmental
Telah di jelas di muka bahwa bunyi-bunyi bahasa ketika diucapkan ada yang
bisa disegmen-segmenkan,diruas-ruaskan,atau dipisah-pisahkaan,misalkan semua
bunyi vokoid dan kontoid.Bunyi-bunyi yang bisa disegmantasikan ini disebut bunyi
segmental.Oleh para fonetisi,bunyi-bunyi suprasegmental ini di kelompokan menjadi
empat jenis,yaitu yang menyangkut aspek
1. Tinggi-rendah bunyi (Nada,Tona,pitch)
2. Keras-Lemah (Tekanan,Aksen,Stress)
3. Panjang-pendek (Durasi,Duration)
4. Kesenyapan (Jeda,Juncture)
d. Bunyi Pengiring
Bunyi pengiring adalah bunyi yang ikut serta muncul ketika bunyi utama
dihasilkan hal ini di sebabkan oleh ikut sertanya alat-alat ucap lain ketika alat ucap
pembentuk bunyi utama di fungsikan.
e. Diftong dan Kluster
1. Diftong
Masalah diftong atau vokoid rangkap ini berhubungan dengan sonoritas
atau tingkat kenyaringan suatu bunyi.ketika dua deret bunyi vokoid di ucapkan
dengan satu hembusan udara,akan terjadi ketidaksamaan sonoritasnya
2. Kluster
Dalam bahasa-bahasa tertentu,bunyi kluster atau konsonan rangkap (dua
atau lebih)ini merupakan bagian dari struktur fonetis atau fonotaksin yang disadari
oleh penuturnya
f. Silaba ( Suku Kata )
Silaba atau suku kata sudah lama di kenal,terutama dalam kaitannya dengan
sistem penulisannya.sebelum alfabet lahir,system penulisan di dasarkan atas suku kata
ini,yang disebut tulisan silabar.
g. Ciri Prosodi dalam Bahasa Indonesia
 Nada
Dalam penuturan bahasa Indonesia, tinggi-rendahnya (nada) suara tidak
fungsional atau tidak membedakan makna. Oleh karena itu, dalam kaitannya
dengan pembedaan makna, nada dalam bahasa Indonesia tidak fonemis.
Walaupun demikian,ketidakfonemisan ini tidak berarti nada tidak ada dalam
bahasa Indonesia.
 Tekanan

7
Berbeda dengan nada, tekanan dalam tuturan bahasa Indonesia berfungsi
membedakan maksud dalam tataran kalimat (sintksis), tetapi tidak berfungsi
membedakan makna dalam tataran kata (leksis).
 Durasi
Tidak jauh berbeda dengan tekanan,durasi atau panjang-pendek ucapan
dalam bahasa Indonesia tidak fungsional dalam tataran kata, tetapi fungsional
dalam tataran kalimat

 Jeda
Jeda atau kesenyapan ini terjadi di antara dua bentuk linguistic, baik
antarkalimat,antarfase, antarkata,antarmorfem, antarsilaba, maupun antarfonem.
 Intonasi
Berbeda dengan nada, intonasi dalam bahasa Indonesia sangat berperan
dalam pembedaan maksud kalimat,dengan dasar kajian pola-pola intonasi ini,
kalimat bahasa Indonesia dibedakan menjadi kalimat berita, kalimat Tanya, dan
kalimat perintah.
h. Perubahan Bunyi Dalam Bahasa Indonesia
 Asmilasi
Asimilasi adalah perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak sama menjadi
bunyi yang sama atau yang hampir sama. Hal ini terjadi karena bunyi-bunyi bahasa
itu diucapkan secara berurutan sehingga berpotensi untuk saling mempengaruhi
atau dipengaruhi.
 Dismilasi
Kebalikan dari asimilasi, disimilasi adalah perubahan bunyi dari dua bunyi
yang sama atau mirip menjadi bunyi yang tidak sama atau berbeda.
 Modivikasi Volak
Modifikasi vokal adalah perubahan bunyi vokal sebagai akibat dari
pengaruh bunyi lain yang mengikutinya. Perubahan ini sebenarnya bisa dimasukan
kedalam peristiwa asimilasi, tetapi karena ini tergolong khas, maka perlu
disendirikan.
 Netralisasi
Netralisasi adalah perubahan bunyi fonemis sebagai akibat pengaruh lingkungan.
 Zeorisasi
Zeorisasi adalah penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya
penghematan atau ekonomisasi pengucapan.
 Metatesis
Metatesis adalah perubahan urutan bunyi fonemis pada suatu kata sehingga
menjadi dua bentuk kata yang bersaing.
 Diftongisasi

8
Diftongisasi adalah perubahan bunyi vokal tunggal (monoftong) menjadi
dua bunyi vokal atau vokal rangkap (diftong) secara berurutan.
 Monoftongisasi
Kebalikan dari diftongisasi adalah monoftongisasi,yaitu perubahan dua
bunyi vokal atau vokal rangkap (diftong) menjadi vokal tunggal (monoftong).
 Anaptiksis
Anaptiksis atau suara bakti adalah perubahan bunyi dengan jalan
menambahkan bunyi vokal tertentu di antara dua konsonan untuk memperlancar
ucapan.

2.4 FONEMIK

a. Fonem dan Jenisnya


Fonem adalah kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi membedakan
makna.

b. Dasar-dasar Analisis Fonem


Dasar-dasar analisis fonem adalah pokok-pokok pikiran yang dipakai sebagai
pegangan untuk menganalisis fonem-fonem suatu bahasa.
Pokok-pokok pikiran atau premis-premis yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Bunyi-bunyi Suatu Bahasa Cenderung Dipengaruhi oleh Lingkungannyan
2. Sistem Bunyi Suatu Bahasa Berkecenderungan Bersifat Simetris
3. Bunyi-bunyi Suatu Bahasa Cenderung Berfluktuasi
4. Tidak Berkontras Apabila Berdistribusi Komplementer dan/atau Bervariasi Bebas
5. Bunyi-bunyi yang Mempunyai Kesamaan Fonetis Digolongkan ke Dalam Fonem
yang Berbeda
6. Apabila Berkontras Dalam Lingkungan yang Sama atau Mirip.

c. Prosedur Analisis Fonem


Banyak variasi langkah atau prosedur yang dilakukan para linguis dalam
analisis fonem terhadap bahasa yang diteliti.
 Pertama ,mencatat korpus data setepat mungkin dalam transkripsi fonetis.
 Kedua ,mencatat bunyi yang ada dalam korpus data ke dalam peta bunyi.
 Ketiga, memasangkan bunyi-bunyi yang dicurigai karena mempunyai kesamaan
fonis.
 Keempat, mencatat bunyi-bunyi selebihnya karena tidak mempunyai kesamaan
fonetis.
 Kelima, mencatat bunyi-bunyi yang berdistribusi komplementer.
 Keenam, mencatat bunyi-bunyi yang bervariasi bebas.
 Ketujuh, mencatat bunyi-bunyi yang berkontras dalam lingkungan yang sama
(identis).
 Kedelapan, mencatat bunyi-bunyi yang berkontras dalam lingkungan yang mirip
(analogis).
 Kesembilan, mencatat bunyi-bunyi yang berubah karena lingkungan.

9
 Kesepuluhan, mencatat bunyi-bunyi dalam inventori fonetis dan fonemis, condong
menyebar secara simetris.
 Kesebelas, mencatat bunyi-bunyi yang berfluktuasi.
 Kedua belas, mencatat bunyi-bunyi selebihnya sebagai fonem tersendiri.

d. Klasifikasi Fonem Bahasa Indonesia


Pengklasifikasian fonem bahasa Indonesia didasarkan pada pola
pengklasifikasian bunyi yang biasa dilakukan oleh fonetisi.Perlu diingat pula bahwa
karena fonem merupakan penamaan sistem bunyi yang membedakan makna, maka
jumlah fonem tentu lebih sedikit dari bunyi-bunyi yang ada.

e. Distribusi Fonem Bahasa Indonesia


Dalam pemakaiannya,fonem-fonem bahasa Indonesia menyebar ke posisi
onset silaba, nuklus silaba, dan koda silaba. Posisi onset diduduki fonem vocal.
f. Realisasi Fonem Bahasa Indonesia
Selama ini,penelitian fonem bahasa Indonesia yang dilakukan oleh para ahli
bahasa atau linguis kita didasarkan atas korpus data yang beragam. Mengingat bahwa
pada kenyataannya perkembangan bahasa Indonesia tidak bisa terhindar dari
pengaruh unsure serapan, analisis fonem bahasa Indonesia sebaiknya juga
memperhatikan korpus data dari kata-kata serapan.
g. Fonem dan Grafem Bahasa Indonesia
Grafem atau sistem pelambangan bunyi – alih-alih disebut sistem ejaan – ini
ada dua macam,yaitu grafem yang mengikuti sistem fonetis dan grafem yang
mengikuti sistem fonemik.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan distribusinya
Fonetik atau fonetika adalah bagian ilmu dalam linguistik yang mempelajari bunyi yang
diproduksi oleh manusia. Di sisi lain fonologi adalah ilmu yang berdasarkan fonetik dan
mempelajari sistem fonetika. International Phonetic Association (IPA) telah mengamati lebih
dari 100 bunyi manusia yang berbeda dan mentranskripsikannya dengan International
Phonetic Alphabet mereka.

3.2. SARAN
Apabila dalam penulisan makalah ini ada kesalahan, saya atas nama penulis memohon
untuk memberikan kritik, saran dan masukannya yang bersifat untuk membangun agar
menuju kepada kesempurnaan

11
DAFTAR PUSTAKA

Fromkin, Victoria, and Robert Rodman. 1988. An introduction to Fonology. NewYork: Holt,


Rinehart and Winston, Inc.
http//: www.google.com

12

Anda mungkin juga menyukai