Anda di halaman 1dari 14

Laporan Ekologi Hewan

Pendidikan Biologi 2015 April 2018


Pertumbuhan Populasi Lalat Buah (Drosophila melanogaster)

Azizah Nur Halimah*


*K4315010/B/ Pendidikan Biologi 2015
Email : azizahnu354@student.uns.ac.id

Abstrak : Praktikum ini bertujuan untuk mengenal lalat buah (Drosophila melanogaster), membedakan
seks lalat buah dewasa secara morfologi, mempelajari pertumbuhan populasi lalat buah. Prinsip
kerja praktikum yaitu pembuatan medium makanan sebagai medium kultur lalat buah (campuran
dari buah pisang, tape ketela, benzoat), eterisasi dan pengamatan, pengamatan pertumbuhan
populasi lalat buah. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah lalat yang hidup dan mati,
rasio jenis kelamin lalat. Pengamatan dilakukan setiap hari, selama 14 hari. Hasil analisis
menunjukkan bahwa nilai laju pertumbuhan instrinsik lalat buah pada botol kultur I adalah rN= 0,
sedangkan pada botol kultur II adalah rN=0. Pertumbuhan populasi lalat buah memiliki model
pertumbuhan tidak eksponensial, dipengaruhi faktor lingkungan seperti media, ketersediaan
makanan dan suhu.

Kata Kunci : populasi, pertumbuhan populasi, lalat buah (Drosophila melanogaster).

PENDAHULUAN
Populasi merupakan kelompok Dinamika populasi, pada hakikatnya
organisme sejenis yang hidup dan dapat adalah dengan mengukur keseimbangan
beranak/ fertile pada suatu kawasan dan antara kelahiran dan kematian pada populasi
waktu tertentu (Tobing, 2008). Populasi tersebut dalam upaya untuk memahami pola
memiliki sifat-sifat tertentu yang tidak dinamika populasi tersebut di alam
dimiliki individu yaitu kepadatan, kelahiran, (Naughton, 1973).
tingkat kematian, sebaran umur dan sex (rasio Populasi berdasarkan sifatnya menurut
bayi, anak, individu muda, dewasa dengan (Juhanudin, 2013) dapat digolongkan menjadi
jenis kelamin betina atau jantan), dll (Lestari, populasi homogen dan populasi heterogen.
2009). Populasi homogen merupakan sumber data
Sifat-sifat dalam populasi yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan
dimanfaatkan sebagai parameter mengetahui yang sama sehingga tidak perlu
kondisi suatu populasi secara alami maupun mempermasalahkan jumlahnya secara
perubahan kondisi populasi karena adanya kuantitatif. Sedangkan Populasi heterogen
pengaruh perubahan lingkungan. Sifat-sifat adalah sumber data yang unsurnya memiliki
tersebut terbentuk karena Ukuran populasi sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi)
dipengaruhi oleh waktu yang dinamakan sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik
sebagai Dinamika Populasi. Ukuran Dinamika secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
ini dipengaruhi oleh natalitas (kelahiran), Ukuran populasi selain itu digunakan
mortalitas (kematian), imigrasi dan emigrasi. untuk menentukan evolusi atribut populasi
(Kuswanda & Gersetiasih, 2016) tertentu. (Joshi & Muller, 1988). Hal ini
disebabkan Populasi mengalami pertumbuhan
Laporan Ekologi Hewan
Pendidikan Biologi 2015 April 2018
bila ukuran Natalitas lebih besar dari habitat yang terbuka dimana antar individu
Mortalitas per satuan waktu. mengalami persaingan. Bentuk pertumbuhan
Menurut Basukriadi, (2011) Eksponensial dengan Kurva J merupakan
pertumbuhan populasi dapat diketahui dari pertumbuhan suatu populasi yang berada pada
persamaan dN/dt = rN dalam bentuk grafik lingkungan ideal sehingga ketersediaan
yang dikenal sebagai Kurva Laju makan, ruang dan faktor lingkungan lain
pertumbuhan Eksponensial. Kurva ini pada terpenuhi dengan baik dan tidak membatasi
beberapa populasi dapat berbentuk J atau S pertumbuhan populasi (Safrizal, Erlita, &
(Sigmoid). Kurva sigmoid memiliki asimptot Humairani, 2013). Tetapi pada bentuk
atas (kurva tidak melebihi titik maksimal pertumbuhan sigmoid terjadi sebaliknya yaitu
tertentu) atau bernama Kurva Logistik. pertumbuhan populasi sangat lambat
(Begon, Mortimer, & Thompson, 1996). kemudian meningkat makin cepat dan
Penelitian penentuan evolusi dari mencapai Logaritmik, suatu ketika segera
atribut tertentu populasi pertama kali munurun secara perlahan dan mencapai
dilakukan oleh Mac Arthur and Wilson keadaan seimbang (Bakker, 1961).
(1967) yang mana menganalisis tekanan Faktor lingkungan yang
tertentu pada populasi pada densitas ekstrim. mempengaruhi pertumbuhan suatu populasi
Mereka mendesign tipe karakter pada densitas seperti adanya kompetisi antar individu dalam
yang rendah dan tinggi sebagai seleksi-r populasi, adanya pemangsa, tingkat komulatif
sebagai densitas independen dan seleksi-K toksin lingkungan (Istimuyasaroh, Hadi, &
sebagai densitas dependen regulasi populasi. Tarwotjo, 2009), iklim, dan faktor lingkungan
Teori dihadapkan pada akibat evolusi densitas yang lain. Populasi secara umum bersifat
populasi ektrim sehingga menghasilkan stabil jika mendekati suatu daya tampung
seleksi-K. Evolusi pada kemampuan yang dipengaruhi oleh batasan-batasan
kompetisi yang lebih tinggi pada populasi tertentu seperti tingkat kepadatan, tetapi
Drosophila melanogaster yang disubjekkan fluktuasi jangka pendek tidak tergantung
pada seleksi-K telah ditunjukkan (Joshi & kepadatan (Begon et al., 1996).
Muller, 1988). Seleksi-K disebut juga dengan Drosophila melanogaster merupakan
kesetimbangan populasi yang cenderung hewan yang berfilum Arthropoda, dan
hidup pada kepatan populasi yang mendekati termasuk kelas Insecta. (Strickberger, 1962).
batas sumber daya / daya tampung Penelitian (Begon et al., 1996) tentang
lingkungan. Seleksi-r disebut juga dengan kompetisi murni antar larva Drosophila
populasi oportunistik yang biasanya melanogaster terhadap sumber makanan
ditemukan pada lingkungan yang bervariasi menyebutkan Larva lalat buah memiliki
dimana kepatan populasi berubah-ubah dan densitas sekitar 2 larva per miligram yeast,
Laporan Ekologi Hewan
Pendidikan Biologi 2015 April 2018
natalitas sesudah itu tiba-tiba mencapai 100% permukaan meda setelah 24 jam dari
dan hal ini menjelaskan bahwa kompetisi Breeding, fase ini berlangsung sekitar 1 hari
antar larva sangat sedikit, tetapi pertumbuhan kemudian pada tahap berikutnya yaitu fase
larva sangat terpengaruh dari Berat Komulatif Larva. Fase larva. Fase larva dinamakan
Pupa. Penelitian tersebut membuktikan bahwa sebagai instar 1 yang makan dan tumbuh
pada pertambahan densitas larva maka terjadi dengan cepat kemuadian Molting (Instar 2)
penurunan ukuran produksi Dewasa yang kemudian pada Instar 3 Larva mempersiapkan
nantinya akan terjadi penurunan produksi diri menjadi Pupa yang sebelumnya
telur yang dihasilkan, pada saat mortalitas dipersiapkan selama 2-3 hari. Instar 3 pertama
larva sangat tinggi kebanyakan larva mati kali meninggalkan medium dan menempel
karena ukurannya terlalu kecil untuk menjadi pada permukaan yang kering. Fase Pupa
pupa. Larva Drosophila melanogaster memilik tekstur lembut dan putih dan secara
termasuk kedalam tipe petarung dan dapat bertahap akan mengeras dan berwarna gelap,
secara efektif mengkonsumsi makanan pada setelah waktunya tiba Imago akan muncul
waktu singkat. Pada saat sumber makanan melalui ujung anterior pupa. Fase dewasa /
terbatas, individu yang berbeda akan imago berukuran panjang dengan sayap yang
memperoleh kuantitas yang berbeda belum berkembang saat keluar dari pupa dan
tergantung kemampuan kompetisinya (Joshi tubuhnya lama-kelamaan membulat dan pada
& Muller, 1988). Kemampuan kompetisi fase dewasa yan berumur 10 jam terjadi
larva tergantung dari beberapa faktor seperti perkawinan. lalat buah betina tidak segera
kecepatan makan, waktu relatif untuk meletakkan telur sampai pada hari kedua
molting, makanan minimal yang digunakan setelah breeding. (Bakker & Nelissen, 1963;
untuk pupasi, berat yang diketahui, dan Begon et al., 1996)
ketahanan dalam berkerumun (Joshi & Penelitian Pertumbuhan Populasi pada
Muller, 1988). Drosophila melanogaster Drosophila melanogaster mudah dilakukan
mengalami metamorphosis sempurna yaitu karena Drosophila melanogaster memiliki
fase telur, larva, pupa dan dewasa atau imago beberapa keuntungan yaitu Drosophila
(Aini, 2008). melanogaster 1) berukuran kecil, mudah
Berikut adalah grafik siklus hidup lalat didapat dan mudah dipelihara, 2) memiliki
buah buah: siklus hidup sangat pendek, kurang lebih dua
minggu, 3) hanya memiliki sedikit kromosom
Fase Telur (delapan kromosom, terdiri dari enam
memiliki panjang autosom dan dua gonosom) sehingga mudah
setengah dihitung (Karyanto & Saputra, 2016). Selain
milimeter di itu, Drosophila melanogaster sangat peka
Laporan Ekologi Hewan
Pendidikan Biologi 2015 April 2018
terhadap lingkungan (Siburian, 2008). Selain 1. mengenal lalat buah (Drosophila
itu Drosophila melanogaster merukan hewan melanogaster),
kosmopolitan yang dapat hidup dimana saja, 2. membedakan seks lalat buah dewasa secara
lalat buah itu selain menyukai buah juga morphologik,
menyukai bunga yang sudah matang, tetapi 3. mempelajari pertumbuhan populasi lalat
pada larva akan tumbuh dan berkembang pada buah.
buah yang sudah membusuk yang artinya
sudah mengalami oksidasi dan adanya
METODE
kandungan fenol pada buah.
Lalat buah (Drosophila melanogaster) 1. Waktu dan Tempat praktikum
secara umum memiliki ciri-ciri bermata
Praktikum pertumbuhan populasi lalat
merah dan tubuh kuning atau coklat dengan
buah (Drosophila melanogaster) dilaksanakan
ciri fisik yang berbeda tergantung gender.
pada tanggal 6 April 2018 di ruang
Pada lalat buah jantan memiliki ukuran tubuh
Laboratorium Fistum dan KKC Kampus
yang relatif kecil, memiliki bentuk abdomen 5
FKIP UNS. Praktikum dimulai pada pukul
segmen dengan ujung posterior membulat dan
16.00 WIB dan berakhir pada pukul 18.00
gelap tetapi pada permukaan atasnya terdapat
WIB. Pengamatan dilakukan selama 14 hari
3 garis hitam, adanya sisir kelamin / sex comb
dari tanggal 6 sampai 20 April 2018.
yang berjumlah 10 pada sisi atas kaki depan
yang berupa bulu kaku pendek, dan memiliki 2. Alat dan Bahan
organ genital luar yang berupa clasper gelap
Alat yang digunakan dalam praktikum
dengan susunan melingkar di ujung ventral
antara lain: Mortar dan alu, digunakan untuk
tubuh. Pada lalat buah betina memiliki ukuran
menghaluskan buah pisang. Wadah berupa
yang lebih besar, ada 7 segemen abdomen
nampan, digunakan sebagai tempat
dengna ujung posterior meruncing terang, dan
mencampurkan buah pisang, tape ketela dan
organ genital luarnya berupa ovopasitor yang
benzoat. Panci dan kompor, digunakan untuk
meruncing.(Begon et al., 1996).
memasak campuran medium kultur lalat.
Rumusan masalah praktikum adalah:
Botol kultur, digunakan sebagai wadah
1. Bagaimanakah cara untuk mengenal lalat?
medium kultur lalat buah. Kertas merang,
2. Bagaimanakah cara membedakan seks lalat
dipasang dalam posisi berdiri pada medium di
buah dewasa secara morphologik?
dalam botol kultur. Kertas HVS, digunakan
3.Bagaimanakah cara mempelajari
untuk meletakkan lalat buah yang telah
pertumbuhan populasi lalat buah?.
dieterisasi. Alumunium foil, sebagai penutup
Tujuan praktikum untuk:
botol kultur. Kapas, digunakan untuk
Laporan Ekologi Hewan
Pendidikan Biologi 2015 April 2018
mengambil eter dan melakukan eterisasi pada medium kultur karena mengandung
lalat buah. Kuas halus, digunakan untuk khamir yang merupakan makanan lalat
mengambil lalat buah dan memasukkannya ke buah. Sedangkan benzoat digunakan
dalam botol kultur. Kertas label, digunakan sebagai pengawet agar medium tidak
untuk memberikan label pada botol kultur. cepat busuk selama pengamatan
Alat tulis dan kertas HVS, digunakan untuk berlangsung.
mencatat data hasil pengamatan. 2) Membuat medium makanan dengan
Bahan yang digunakan dalam tekstur agak padat, karena medium yang
praktikum antara lain: lembek akan menyulitkan pengamatan
Lalat buah (Drosophila melanogaster) dan penghitungan lalat buah.
normal jantan dan betina, digunakan sebagai 3) Memasak campuran ketiga bahan tersebut
hewan yang akan diamati pertumbuhan di dalam air yang mendekati mendidih.
populasinya. Eter, digunakan untuk 4) Mensterilkan botol kultur, kemudian
melakukan pembiusan (eterisasi) pada lalat memasukkan campuran mediumke dalam
buah. Pisang (50 gr), tape ketela (25 gr), botol.
benzoat (± 0.5 sendok teh), ketiganya 5) Meletakkan kertas merang dengan posisi
dicampurkan menjadi satu sebagai medium berdiri pada medium dalam botol kultur.
kultur lalat buah. Air secukupnya, digunakan 6) Menutup botol dengan alumunium foil
untuk memasak campuran medium kultur yang dilubangi kecil di tengahnya agar
lalat. udara dapat masuk.
b. Eterisasi dan pengamatan
3. Cara Kerja
1) Menyediakan kapas secukupnya, lalu
Cara kerja dalam praktikum yaitu membasahi kapas dengan sedikit eter.
pembuatan medium kultur lalat buah Jangan terlalu banyak karena lalat akan
(Drosophila melanogaster), eterisasi dan mati
pengamatan, pengamatan pertumbuhan 2) Memeriksa botol kultur dan memastikan
populasi lalat buah, analisis data hasil agar tidak ada lalat yang berada di dekat
pengamatan, penyusunan laporan. mulut botol. Jika ada, tepi botol diketuk
secara perlahan agar lalat tidak jatuh ke
a. Pembuatan medium makanan
media makanan.
(medium kultur)
3) Membuka sedikit tutup botol kultur,
1) Menghaluskan 50 gr buah pisang,
memasukkan kapas kemudian segera
kemudian mencampurkan dengan 25 gr
menutup kembali agar lalat tidak terbang
tape ketela dan ± 0.5 sendok teh benzoat.
keluar.
Tape ketela digunakan untuk pembuatan
Laporan Ekologi Hewan
Pendidikan Biologi 2015 April 2018
4) Setelah lalat terbius (30 detik), Pengamatan dilakukan setiap hari selama
mengambil kapas dan menuangkan lalat 15 hari.
di atas kertas HVS. Kemudian 5) Mencatat data ke dalam tabel
memisahkan lalat yang sudah mati dan pengamatan.
lalat yang masih hidup. Lalat yang sudah 6) Melakukan analisis data (diagram atau
mati sayapnya membuka dan kaki-kaki grafik) dan menyusun laporan.
mengarah ke samping. Lalat yang mati Analisis data berdasarkan data hasil
tidak diikutkan dalam penelitian. pengamatan secara kuantitatif dan kualitatif.
5) Biasanya lalat tetap dalam keadaan Analisis Kuantitatif menggunakan model
terbius selama 5-10 menit. Bila perlu pertumbuhan populasi logistik/sigmoid
memperpanjang waktu pengamatan, berdasar metode Verhulst untuk mengetahui
dilakukan eterisasi ulang tetapi hanya adanya kompetisi terhadap sumber makanan
dalam waktu beberapa detik agar lalat dan daya dukung lingkungan. (Kuswanda &
tidak mati. Gersetiasih, 2016). Analisis Kualitatif
6) Pengamatan sebaiknya menggunakan berdasarkan Kondisi perbandingan gender
kuas halus agar tidak terjadi kerusakan pertumbuhan populasi lalat buah secara
dan kaca pembesar agar pengamatannya deskriptif. Berikut adalah formula
lebih teliti. pertumbuhan populasi menurut Verhulst:
(Begon et al., 1996)
c. Pengamatan pertumbuhan populasi
1) Lalat yang masih terbius tidak
diperbolehkan untuk diletakkan langsung
di atas medium karena lalat akan
tenggelam di dalam medium. Caranya
dengan menggunakan kertas yang dibuat
seperti sendok atau botol dimiringkan.
2) Memberikan label pada botol kultur,
dengan mencantumkan: nama, jumlah
jantan, jumlah betina, tanggal.
3) Menutup botol kultur dengan kertas yang
dilubangi kecil-kecil.
4) Mengamati perkembangan lalat buah
dengan cara menghitung jumlah lalat
yang hidup dan jumlah lalat yang mati.
Laporan Ekologi Hewan
Pendidikan Biologi 2015 April 2018
HASIL DAN PEMBAHASAN
DATA PENGAMATAN

H Jumlah Lalat Jumlah Lalat RasioJenisKelamin


ar Buah pada Buah pada
i Botol Kultur Botol Kultur
ke I II
- Hidup Mati Hidup Mati Botol 1 Botol 2
Jantan Betina Jantan Betina
1 5 0 5 0 3 2 2 3
2 5 0 4 1 3 2 2 2
3 2 3 2 3 1 1 1 1
4 0 2 0 2 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0

ANALISIS KUANTITATIF
a. Populasi lalat buah pada botol kultur 1

d. Rasio Jenis Kelamin Lalat Buah Pada


botol kultur 2

b. Populasi lalat buah pada botol kultur 2

e. Rasio Jenis Kelamin Lalat Buah Jantan

c. Rasio Jenis Kelamin Lalat Buah Pada pada botol kultur 1 dan 2

botol kultur 1
Laporan Ekologi Hewan
Pendidikan Biologi 2015 April 2018

f. Rasio Jenis Kelamin Lalat Buah Betina


pada botol kultur 1 dan 2

Analisis Laju Pertumbuhan Populasi Lalat


Buah pada Botol I

Analisis Laju Pertumbuhan Populasi Lalat


Buah pada Botol II
Laporan Ekologi Hewan
Pendidikan Biologi 2015 April 2018
ke 4 lalat buah mengalami kematian total,
tidak ada yang hidup sampai hari ke 14.
Berdasarkan perhitungan
menunjukkan bahwa laju natalitas lalat buah
(Drosophila melanogaster) pada botol I dan II
sebesar 0 %. Sedangkan laju mortalitas lalat
buah (Drosophila melanogaster) pada botol I
dan II adalah 100%. Laju pertumbuhan lalat
(Drosophila melanogaster) pada botol I dan II
menunjukkan angka dibawah 0 hal tersebut
menunjukkan bahwa laju pertumbuhnnya
ANALISIS KUALITATIF tidak eksponensial. Serta Carrying capacity
Berdasarkan data pengamatan dan model laju pertumbuhannya
menunjukkan bahwa pada botol 1 tidak terjadi menunjukkan angka 0.
pertumbuhan lalat buah, dimana dari jumlah Rasio perbandingan jumlah lalat
awal terdapat 5 ekor dihari terakhir jantan dan betina pada botol kultur 1 yaitu
pengamatan menjadi 0 ekor lalat buah. Pada jantannya ada 0 ekor yang hidup sedangkan
hari ke 2 lalat buah jumlahnya masih sama 5 betinanya ada 0 ekor yng hidup. Pada botol
ekor, kemudian dihari ke 3 mengalami kultur 2 jantannya sebanyak 0 yang hidup
penurunan menjadi 2 ekor saja yaitu 1 ekor sedangkan betinanya sebanyak 0 ekor yang
lalat jantan dan 1 ekor lalat betina, terdapat 3 hidup.
ekor lalat buah yang mati. Mulai pada hari ke Berdasarkan hasil praktikum, setelah
4 lalat buah mengalami kematian total, tidak hari ke 4 lalat tidak dapat bertahan lama, lalat
ada yang hidup sampai hari ke 14. mengalami kematian total. Teori
Pada botol ke 2, tidak terjadi menyebutkan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan lalat buah, dimana dari jumlah pertumbuhan populasi lalat buah yaitu suhu
awal terdapat 5 ekor dihari terakhir dan makanan. Lalat yang tidak mampu
pengamatan menjadi 0 ekor lalat buah. Pada bertahan hidup lama dapat disebabkan karena
hari ke 2 lalat buah jumlahnya menurun dari 5 faktor suhu dan makanan. Berdasarkan teori
ekor menjadi 4 ekor yaitu 2 ekor lalat jantan kondisi ideal suhu pada botol biakan adalah
dan 2 ekor lalat betina, kemudian dihari ke 3 suhu sekitar 25-28°C. Faktanya suhu di dalam
mengalami penurunan menjadi 2 ekor saja biakan botol dapat lebih tinggi dibandingkan
yaitu 1 lalat jantan dan 1 ekor lalat betina, ada suhu lingkungan sekitar di luar botol, karena
3 ekor lalat buah yang mati. Mulai pada hari adanya peningkatan panas akibat fermentasi
ragi (Aini, 2008).
Laporan Ekologi Hewan
Pendidikan Biologi 2015 April 2018
Selain itu faktor yang mempengaruhi Pada praktikum ini jumlah awal lalat buah
pertumbuhan lalat adalah medium. Menurut pada botol kultur I (5 ekor) dan botol kultur II
Aini (2008), bahwa medium Drosophila (5 ekor). Jumlah lalat buah yang lebih banyak
melanogaster yang digunakan adalah pisang menyebabkan kerapatan di dalam botol kultur
pada kondisi ruangan 29°C, ternyata hari menjadi lebih tinggi sehingga lalat hanya
demi hari tumbuh jamur pada permukaan dapat bertahan hidup dalam waktu relatif
medium. Media makanan berpengaruh pada singkat. Pertumbuhan populasi menyebabkan
keberlangsungan hidup lalat. Adanya jamur peningkatan kerapatan yang berdampak
yang terdapat pada botol menjadi faktor yang terjadinya persaingan antarindividu, baik
menyebabkan penurunan kelangsungan hidup ruang maupun makanan, sehingga dengan
lalat. berjalannya waktu, pertumbuhan akan
Populasi lalat buah (Drosophila menurun dan berhenti tumbuh saat dicapai
melanogaster) mengalami perubahan jumlah batas daya dukung(Agustina, 2013).
dari waktu ke waktu (pertumbuhan populasi).
Berdasarkan analisis hasil praktikum yang
KESIMPULAN
dilakukan Pertumbuhan populasi lalat buah
Berdasarkan praktikum dan
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
perhitungan yang dilakukan didapatkan
lingkungan, antara lain suhu lingkungan,
simpulan bahwa Lalat buah (Drosophila
tingkat kepadatan botol kultur dan
melanogaster) termasuk ke dalam filum
ketersediaan media makanan. Rentang hidup
Arthropoda, kelas Insecta, ordo Diptera,
Drosophila tergantung pada besarnya
subordo Cyclorrhapha, familia Drosophilidae
pengaruh lingkungan tempat hidupnya.
dan genus Drosophila. Karakteristik Lalat
Kondisi ini meliputi jenis makanan yang
buah (Drosophila melanogaster) yaitu
tersedia, ukuran botol, jumlah lalat dalam
berukuran kecil, mudah didapat dan mudah
botol, tingkat perpindahan makanan dan lalat,
dipelihara, memiliki siklus hidup sangat
kondisi ekologis dimana lalat tersebut tumbuh
pendek, kurang lebih dua minggu, hanya
dan diamati, dan lain sebagainya. Studi
memiliki sedikit kromosom (delapan
tentang Drosophila lebih banyak dipengaruhi
kromosom, terdiri dari enam autosom dan dua
oleh faktor lingkungan.
gonosom) sehingga mudah dihitung, sangat
Berdasarkan teori yang ada
peka terhadap lingkungan, mudah didapat,
menyebutkan bahwa jumlah lalat buah akan
dan ekonomis. Perbedaan lalat buah jantan
mempengaruhi kerapatan di dalam botol
dan betina yaitu lalat buah jantan memiliki
kultur, dimana lalat buah dapat hidup lebih
ukuran tubuh yang relatif kecil, memiliki
lama apabila tersedia cukup ruang dan
bentuk abdomen 5 segmen dengan ujung
medium makanan yang tidak terlalu padat.
Laporan Ekologi Hewan
Pendidikan Biologi 2015 April 2018
posterior membulat dan gelap tetapi pada http://staff.ui.ac.id/internal/13147229
7/material/EKOSISTEM.pdf
permukaan atasnya terdapat 3 garis hitam,
Begon, M., Mortimer, M., & Thompson, D. J.
adanya sisir kelamin / sex comb yang (1996). Population Ecology: a
unified study of animals and plants.
berjumlah 10 pada sisi atas kaki depan yang
Imran, Tobing SL. (2008). Teknik Estimasi
berupa bulu kaku pendek, dan memiliki organ Ukuran Populasi Suatu Spesies
Primata. Vis vitalis 1(1), 43-52.
genital luar yang berupa clasper gelap dengan
Juhanudin, N. (2013). Distribusi Spasial
susunan melingkar di ujung ventral tubuh. Nyamuk Diurnal Secara Ekologi Di
Kabupaten Lamongan. Jurnal
Pada lalat buah betina memiliki ukuran yang
Biotropika, 124-128.
lebih besar, ada 7 segemen abdomen dengna Joshi, A., & Muller, L. (1988). Evolution of
Higher Feeding Rate in Drosophila
ujung posterior meruncing terang, dan organ
Due to Density- Dependent Natural
genital luarnya berupa ovopasitor yang Selection Author ( s ): Published by :
Society for the Study of Evolution
meruncing. Botol 1 dengan Populasi awal
Stable
berupa jantan (2 ekor) dan betina (3 ekor) Karyanto, Puguh & Saputra, Alanindra. (2017).
Modul Praktikum Ekologi Hewan.
termasuk dalam tipe tidak eksponensial, Botol
UNS. Surakarta: FKIP Biologi
2 dengan Populasi awal berupa jantan (3 ekor) Kuswanda, W., & Gersetiasih, R. (2016). Daya
Dukung dan Pertumbuhan Populasi
dan betina (2 ekor) termasuk dalam tipe tidak
Siamang (Hylobates syndactylus
eksponensial. Raffles, 1821) di Cagar Alam Dolok
Sipirok, Sumatera Utara. Bul Plasma
Nutfah, 22(1), 67–80.
Lestari, D. (2009). Model Pertumbuhan
DAFTAR PUSTAKA Populasi Berdasarkan Kelompok
Umur. Phytagoras, 5(1), 45–53.
Agustina, Elita, dkk. (2013). Perkembangan
Naughton. (1973). Ekologi Umum edisi Ke 2.
Metamorphosis Lalat Buah
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
(Drosophilla melanogaster) Pada
Press.
Media Biakan Alami Sebagai
Safrizal, Erlita, & Humairani, R. (2013).
Referensi Pembelajaran pada
Peningkatan Laju Pertumbuhan
Matakuliah Perkembangan Hewan.
Populasi Rotifera (Brachionus
Jurnal Biotik, 1 (1) : 12-18
plicatilis) Sesudah Diberikan
Aini, Nur. (2008). Kajian Awal Kebutuhan
Penambahan Makanan Pada Media
Nutrisi Drosophila melanogaster.
Perlakuan. Lentera, 13(2), 80–88.
Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan
Siburian, Jodion. (2008). Studi
Teknologi Pakan, Fakultas
Keanekaragaman Drosophila sp. di
Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Kota Jambi (Diversity of Drosophila
Bakker, K., & Nelissen, F. X. (1963). On the
sp at the Jambi City). Jurnal
relations between the duration of the
Biospecies. 1(2): 47-54.
larval and pupal period, weight and
Strickberger, M. W. (1962). Experiments in
diurnal rhythm in emergence in
Genetic with Drosophila. New York:
Drosophila melanogaster.
John Wiley and Sons Inc.
Entomologia Experimentalis et
Tobing, I. S. L. (2008). Teknik Estimasi
Applicata, 6(1), 37–52.
Ukuran Populasi Suatu Spesies
Basukriadi. (2011). Populasi, Ekosistem,
Primata. Vis Vitalis, 1(1), 43–52.
biosfer. Retrieved from
Laporan Ekologi Hewan
Pendidikan Biologi 2015 April 2018

LAMPIRAN
- 1 lembar laporan sementara
- 1 lembar foto dokumentasi praktikum
Laporan Ekologi Hewan
Pendidikan Biologi 2015 April 2018
LAPORAN SEMENTARA
Laporan Ekologi Hewan
Pendidikan Biologi 2015 April 2018
FOTO DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai