Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENJADI GURU YANG PROFESIONAL

DOSEN PEMBIMBING

Nur Rahmi Rusman, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH

Khusnul Bidariatul Aulia


191431021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL – GAZALI SOPPENG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat


rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang “Menjadi Guru yang Profesional”, shalawat
serta salam senantiasa kita limpah curahkan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Profesi
Keguruan. Dengan ini penulis berterima kasih kepada dosen dan teman – teman
yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari
didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi bahasa maupun dalam
hal pengkonsolidasian.

Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk lebih menyempurnakan
makalah kami di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca umumnya.

Watansoppeng, 19 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Syarat-syarat menjadi guru profesional............................................................3

B. Usaha meningkatkan profesionalisme..............................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

A. Kesimpulan......................................................................................................10
B. Saran................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru merupakan seorang yang memiliki peran sangat penting dalam dunia
pendidikan.Hal ini karena, sebagai seorang pengajar sekaligus pendidik generasi
bangsa, guru dituntut untuk  memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas
profesinya. Selain itu, guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar
mengajar, memiliki posisi sangat menentukan hasil pembelajaran, karena fungsi
utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran.Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru dituntut untuk
mengaplikasikan empat kompetensi guru yang dimilikinya, yakni pedagogik,
personal, sosial dan profesional.

Profesional berkaitan dengan kemampuan yang mengharuskan guru untuk


menguasi ketrampilan sesuai profesinya, yakni sebagai seorang guru. Sebagai
seorang yang profesional, tentu saja guru benar-benar menguasai tugasnya dan
tidak amatir dalam menjalankan tugas profesinya.

Seorang guru profesional harus memiliki “informed responsiveness”, atau


“ketanggapan yang berlandaskan kearifan” terhadap implikasi kemasyarakatan
atas objek kerjanya. Dengan kata lain seorang yang profesional harus memiliki
filosofi dalam melaksankan pekerjaannya.

Seiring dengan perkembangan zaman dan majunya ilmu pengetahuan dan


teknologi, seorang guru dituntut untuk selalu meng-upgrade kemampuannya
dalam mendidik anak didiknya. Seorang guru profesional tentu saja harus selalu
tanggap terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta harus mencapai beberapa kriteria guru profesional, sehingga guru
tersebut dapat dikatakan guru profesional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa syarat-syarat menjadi guru profesional

1
2. Bagaimana usaha meningkatkan profesionalisme
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui syarat-syarat menjadi guru profesional
b. Untuk mengetahui usaha meningkatkan profesionalisme

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Syarat-syarat menjadi guru profesional

Syarat-syarat menjadi guru profesional yaitu :

1. Dapat membangkitkan motivasi dan etos kerja secara profesional


2. Meningkatkan kompetensi akademik melalui, pelatihan, kelompok kerja maupun
belajar sendiri
3. Meningkatkan kompetensi professional keguruan melalui kependidikan, peer
teaching, pembimbingan, dan lain-lain.
4. Menerapkan sistem reward dan punishment
5. Menerapkan sistem imbalan yang memuaskan
6. Menerapkan sistem jenjang karier yang jelas.

Untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut memiliki minimal lima hal
sebagai berikut:

1. Memiliki komitmen pada siswa dan proses belajar. Ini berarti bahwa
komitmen tertinggi guru adalah pada kepentingan siswanya.
2. Menguasai secara mendalam bahan mata pelajaran yang diajarkan serta
cara mengajarkannya kepada para siswa.
3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik
evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil
belajar.
4. Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar
dari pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu untuk guru guna
mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya.
Untuk bisa belajar dari pengalaman ia harus tahu mana yang benar dan
mana yang salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar
siswa.

3
5. Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan
profesinya.

Syarat-syarat guru profesional antara lain.

1. Ahli (Expert)

Keahlian dalam hal ini adalah bidang pengetahuan yang diajarkan


dan ahli dalam tugas mendidik. Seorang guru tidak hanya menguasai isi
pengajaran yang diajarkan tetapi juga mampu menanamkan konsep
mengenai pengetahuan yang diajarkan. Pemahaman konsep dapat
dilakukan bila guru memahami psikologi belajar. Psikologi belajar
membantu guru menguasai cara membimbing subjek belajar dalam
memahami konsep yang diajarkan. Selain itu, guru juga harus
menyampaikan pesan-pesan pendidikan.

Guru yang ahli memiliki pengetahuan tentang cara mengajar (teaching is


knowledge), keterampilan (teaching is skill), dan mengajar adalah seni
(teaching is art). Selain itu terdapat pula istilah guru yang berhasil
(succesful teacher), guru yang efektif (an effective teacher), dan guru yang
baik (a good teacher). Oleh karena itu, guru harus menguasai prinsip-
prinsip ilmu mendidik selain ahli mengajar. 

2. Memiliki Rasa Kesejawatan (Etika Profesi)

Salah satu tugas organisasi adalah menciptakan rasa kesejawatan


sehingga ada rasa aman dan perlindungan jabatan. Etika profesi ini
dikembangkan melalui organisasi profesi diciptakan rasa sejawat, semangat
korps dikembangkan agar harkat dan martabat guru dijunjung tinggi baik
oleh korp guru maupun masyarakat pada umumnya.

Guru yang profesional punya pengetahuan yang luas, wawasan,


keterampilan, nilai dan sikap yang semuanya terpadukan untuk
terlaksananya pekerjaan profesional atau profesi yang dimaksud. Selain itu,
guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian

4
dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal atau dengan kata lain, guru
profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik serta
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.

Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya


memperoleh pendidikan formal tetapi juga harus menguasai berbagai
strategi pendekatan dan teknik dalam pembelajaran serta menguasai
landasan-landasan kependidikan seperti tercantum dalam kompetensi guru
yang beraneka ragam (Ramayulis, 2017: 43 –44).

3. Memiliki Otonomi dan Rasa Tanggung Jawab

Otonomi adalah suatu sikap yang profesional yang disebut mandiri


yang berdasarkan keahliannya. Ciri-ciri kemandirian antara lain 1) dapat
menguraikan nilai-nilai hidup, 2) dapat membuat pilihan nilai, 3) dapat
menentukan dan mengambil keputusan sendiri, dan 4) dapat
bertanggungjawab atas keputusan ini.

Guru yang profesional mempersiapkan diri sematang-matangnya sebelum


mengajar. Ia betul-betul menguasai materi yang akan diajarkan dan
bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya (Ramayulis, 2017: 45).

Ada tiga unsur penting dalam menentukan kejayaan yang disebut Triangle


of Success, yaitu ilmu pengetahuan, kemahiran, dan sikap. Ilmu
pengetahuan adalah kefahaman. Dalam kepemimpinan, kefahaman
terhadap apa yang diperlukan dan dijangkakan oleh pengikut-pengikut dari
para pemimpin merupakan pengetahuan kerja yang praktikal. Kemahiran
adalah aplikasi. Sikap adalah kehendak (desire) (Hooser dalam Ramayulis,
2013 : 45 –46).

Selain itu syarat-syarat guru profesional dalam Undang-Undang No.


8 tahun 1974 dan dalam Pidato Pembukaan Kongres PGRI VIII antara lain.

5
1. Selalu punya energi untuk siswanya. Seorang guru yang baik menaruh
perhatian pada siswa di percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang
baik juga punya kemampuan mendengar dengan seksama.

2. Punya tujuan jelas untuk pelajaran. Seorang guru yang baik menetapkan
tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi
tujuan tertentu dalam setiap kelas.

3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif. Seorang guru yang


baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa
mempromosikan  perubahan perilaku positif dalam kelas.

4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik. Seorang guru yang baik
memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan
perilaku siswa yang baik saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif,
membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen di
dalam kelas.

5. Bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang tua. Seorang guru yang
baik menjaga komunikasi terhadap orang tua dan membuat mereka selalu
tahu informasi terbaru mengenai yang terjadi di dalam kelas, dalam
kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu
bersedia  memenuhi panggilan telepon, rapat, email, atau twitter.

6. Punya harapan yang  tinggi pada siswanya. Seorang guru yang baik
memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa di
kelasnya untuk selalu bekerja dan mengarahkan potensi terbaik mereka.

7. Pengetahuan tentang kurikulum. Seorang guru yang baik memiliki


pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar
lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran mereka
memenuhi standar-standar itu.

8. Pengetahuan tentang subjek yang diajarkan. Seorang guru yang baik


memiliki pengetahuan luar biasa dan antuasiasme untuk subjek yang

6
mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan
bahan menarik bagi para siswa bahkan bekerja sama dengan bidang studi
lain demi pembelajaran kolaborasi.

9. Selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan proses


pengajaran. Seorang gru yang baik selalu bersemangat mengajar dan
mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak
atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang
dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.

10. Punya hubungan yang berkualitas dengan siswa. Seorang guru yang
baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat
menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat
dipercaya (Ramayulis, 2013 : 49 –50).

Menurut Oemar Hamalik dalam Martinis Yamin. Syarat-syarat profesional


guru adalah sebagai berikut:

1. Memiliki bakat sebagai guru.


2. Memiliki kirteria keahlian sebagai guru
3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi
4. Memiliki mental yang sehat.
5. Berbadan sehat.
6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.
7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila.
8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.
B. Usaha meningkatkan profesionalisme

Untuk meningkatkan mutu profesi guru dapat dilakukan dengan cara:

1) Sendiri-sendiri, yaitu dengan jalan:


a. Menekuni dan mempelajari sacara kontinu pengetahuan-pengetahuan
yang berhubungan dengan teknik atau cara atau proses belajar
mengajar secara umum. Misalnya, pengetahuan tentang PBM (Proses

7
Belajar Mengajar) atau ilmu-ilmu lainnya yang dapat meningkatkan
tugas keprofesiannya.
b. Mencari spesialisasi bidang ilmu yang diajarkan.
c. Melakukan kegiatan-kegiatan mandiri yang relevan dengan tugas
keprofesiannya.
d. Mengembangkan materi dan metodologi yang sesuai dengan
kebutuhan pengajaran.
2) Secara bersama-sama dapat dilakukan, misalnya dengan:
a. Mengikuti berbagai bentuk penataran dan lokakarya.
b. Mengikuti program pembinaan kekohesifan secara khusus, misalnya
program akta, sertifikasi, dan lain sebagainya.

Berbagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru


yang ditempuh oleh pemerintah, instansi pendidikan dan para guru
tentunya, antara lain:

1. Menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi sesuai


kualifikasi akademik.

Hal ini berdasarkan Undang-Undang Guru Dosen bahwa guru


untuk mendapatkan kompetensi profesional harus melalui pendidikan
profesi dan guru juga dituntut untuk memiliki kualifikasi akademik
minimal S-1 atau D4. Apalagi pada saat sekarang ini, perkembangan dunia
pendidikan dan sistem pendidikan semakin meningkat. Dengan
melanjutkan tingkat pendidikan diharapkan guru dapat menambah
pengetahuannya dan memperoleh informasi-informasi baru dalam
pendidikan sehingga guru tersebut mengetahui perkembangan ilmu
pendidikan.

2. Melalui Program Sertifikasi Guru

Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah


melalui sertifikasi dimana dalam sertifikasi tercermin adanya suatu uji
kelayakan dan kepatutan yang harus dijalani seseorang, terhadap kriteria-

8
kriteria yang secara ideal telah ditetapkan. Dengan adanya sertifikasi akan
memacu semangat guru untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas
ilmu, dan profesionalisme dalam dunia pendidikan.

3. Memberikan Diklat dan pelatihan bagi guru

Diklat dan pelatihan merupakan salah satu teknik pembinaan untuk


menambah wawasan / pengetahuan guru. Kegiatan diklat dan pelatihan
perlu dilaksanakan oleh guru dengan diikuti usaha tindak lanjut untuk
menerapkan hasil – hasil diklat dan pelatihan.

4. Gerakan Guru Membaca ( G2M )

Guru hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya membaca


untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuannya. Tidak lucu bukan
kalau guru menyuruh murid-muridnya rajin membaca sedangkan gurunya
enggan untuk membaca. Kita sebagai guru harus lebih serba tahu
dibandingkan peserta didik. Untuk itu perlu digalakkan Gerakan Guru
Membaca. Dalam hal ini guru bisa memanfaatkan buku-buku atau media
masa yang tersedia di perpustakaan, sekolah ataupun toko buku, atau bisa
juga dengan mengakses internet tentang hal-hal yang berhubungan dengan
spesialisasinya ataupun pengetahuan umum yang dapat menambah
wawasannya.

5. Melalui organisasi KKG (Kelompok Kerja Guru)

Salah satu wadah atau tempat yang dapat digunakan untuk


membina dan meningkatkan profesional guru sekolah dasar di antaranya
melalui KKG. KKG adalah wadah kerja sama guru – guru dan sebagai
tempat mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan kemampuan
profesional, yaitu dalam hal merencanakan, melaksanakan dan menilai
kemajuan murid.

6. Melalui organisasi MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)

9
MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau perkumpulan bagi
guru mata pelajaran yang berada  di suatu sanggar/kabupaten/kota yang
berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar dan bertukar
pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai
praktisi/perilaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas.

7. Senantiasa produktif dalam menghasilkan karya-karya di bidang


pendidikan.

Guru hendaknya memiliki kesadaran untuk lebih banyak menulis,


terutama mengenai masalah-masalah pendidikan dan pengajaran. Hal ini
termasuk salah satu metode untuk dapat meningkatkan kemampuan guru
dalam menuangkan konsep-konsep dan gagasan dalam bentuk tulisan. Setiap
guru harus sadar dan mau melatih diri jika ia benar-benar ingin menumbuhkan
kreativitas dirinya melalui karya tulis (Misalnya; PTK, bahan ajar, artikel,
dsb).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Dapat membangkitkan motivasi dan etos kerja secara profesional
 Meningkatkan kompetensi akademik melalui, pelatihan, kelompok
kerja maupun belajar sendiri
 Meningkatkan kompetensi professional keguruan melalui
kependidikan, peer teaching, pembimbingan, dan lain-lain.
 Menerapkan sistem reward dan punishment
 Menerapkan sistem imbalan yang memuaskan
 Menerapkan sistem jenjang karier yang jelas.

Usaha meningkatkan profesionalisme guru

10
 Menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi sesuai
kualifikasi akademik.
 Melalui Program Sertifikasi Guru
 Memberikan Diklat dan pelatihan bagi guru
 Gerakan Guru Membaca ( G2M )
 Melalui organisasi KKG (Kelompok Kerja Guru)
 Senantiasa produktif dalam menghasilkan karya-karya di bidang
pendidikan
B. Saran
Saya menyadari bahwa makalah yang disusun ini, masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu kritik, saran dan masukan sangatlah kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Husien, Latifah. 2017. Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Ramayulis. 2013. Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia.

Rugaiyah dan Sismiati, Atik. 2011. Profesi Kependidikan. Bogor: Ghalia


Indonesia.

Satori, Djam’an dkk. 2012. Profesi Keguruan. Banten: Universitas Terbuka.

Yamin, Martinis. 2006. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. (Jakarta:


Tim Gaung Persada Press). hlm.7.

Asdiqoh, Siti. 2013. Etika Profesi Keguruan. (Yogyakarta: TrustMedia


Publishing). hlm. 8.

11
Dewi, Ratna. 2013, 30 Juni. Peningkatan Profesionalisme Guru. Diakses pada
19 Juni 2020, dari https://ratnadewi87.wordpress.com/2013/06/30/peningkatan-
profesionalisme-guru/

12

Anda mungkin juga menyukai