Anda di halaman 1dari 6

1

A. Pengertian Filsafat
Dari segi asal-usul kata (etimologi), filsafat berasal dari dua suku kata, yaitu
philia, artinya Sahabat atau cinta dan sophia artinya kebijaksanaan atau
kebenaran. Penggabungan dua suku kata tersebut yaitu philosophia artinya :
cinta akan kebenaran atau cinta akan kebijaksanaan. Jadi, filsafat dari segi
etimologinya berarti cinta akan kebenaran atau cinta akan kebijaksanaan.

Berikut adalah berbagai pendapat para ahli tentang filasat :


1. lmu Pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran sejati (Plato, 427 – 348
SM) Kebenaran sejati maksudnya adalah kebenaran hakiki, tidak ada lagi
kebenaran yang lebih benar selain yang hakiki tersebut.

2. Kumpulan dari semua pengetahuan tentang Tuhan, tentang alam semesta dan
tentang manusia (Descartes, 1590 – 1650)

3. Ilmu pengetahuan yang mencakup apa yang dapat diketahui (metafisika) apa
yang harusnya kita ketahui (etika)dan siapakah manusia (antropologi) dan
sampai dimana harapan manusia (agama) (Immanuel Kant 1724 1804)

Dari tiga pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah
ilmu yang mengajarkan manusia berpikir secara radikal, menyeluruh dan
mendasar tentang apa yang dipikirkan.

Radikal artinya jawaban dijadikan sebagai dasar pertanyaan. Contoh : manusia


jatuh sakit. Mengapa manusia jatuh sakit? Manusia jatuh sakit karena terpapar
virus. Mengapa virus itu ada?

Menyeluruh artinya menghubungkan sebuah permasalahan dengan semua


aspek pengetahuan. Contoh, manusia jatuh sakit karena terpapar virus, virus ini
ada karena dihasilkan seekor binatang pemakan tikus dan karena tikus dimangsa
oleh binatang tersebut maka keseimbangan alam terjadi.

Mendasar artinya tidak mau percaya begitu saja terhadap sesuatu melainkan
pertama-tama meragukan sesuatu tersebut, yang lazim disebut “the omnibus
dubitandum” artinya semua harus diragukan.
2

B. Objek Filsafat
1. Objek materiil, yang dimaksud objek materiil adalah sasaran yang dipelajari.
Adapun objek materiil filsafat adalah Universal, yaitu segala sesuatu yang
ada dan mungkin ada, yaitu hakekat Tuhan, manusia dan alam semesta.
Dikatakan mungkin ada karena masih diragukan keberadaannya sekarang
atau sekarang belum ada tetapi besok menjadi ada. Manusia artifisial atau
robot kemarin tidak ada, tetapi sekarang menjadi ada.
2. Objek formal, yang dimaksud objek formal adalah cara yang digunakan
manusia untuk mengetahui objek material tersebut. Adapun objek formal
filsafat adalah radikal dan nonpragmatis. Radikal artinya sampai ke akar-
akarnya, nonpragmatis artinya adalah idealis. Radikal dan nonpragmatis
tersebut dilakukan dengan cara bertanya dan bertanya terus.

C. Metode Filsafat
Yang dimaksud metode filsafat adalah cara berpikir dan bertindak sesuai
pendapat khas tertentu yang terus berkembang. Metode digunakan untuk
memperoleh pengertian yang paling jernih. Berikut, antara lain metode filsafat :
1. Metode kritis : analitis, hermeneutik. Sebuah pendapat atau aliran misalnya,
dibedakan, ditafsirkan dan dibersihkan untuk kemudian menemukan
hakekat (sokrates dan plato)
2. Metode intuitif : pengalaman diluar indra dengan cara introspeksi untuk
membersihkan intelektual, sehingga mencapai penerangan intelektual
(Plotinus dan Bergson)
3. Metode skolastik : deduktif, sebuah ide disampaikan kemudian didefinisikan
oleh orang lain dan bertitik tolak dari definisi-definisi utk menarik
kesimpulan (Aristoteles, Thomas Aquinas)
4. Metode geometris atau matematik : deduksi secara matematis (Rene
Discartes)
5. Metode empiris : pengertian yang benar didapatkan dari pengalaman
(Hobbes, Locke, David Hume)
6. Metode transendental / neo skolastik: permenungan (imanuel Kant)
3

7. Metode fenomenologis : gejala atau menampakkan diri, kita tidak pernah


mempunyai pengetahuan sesuai apa adanya karena ia hanya tentang
sesuatu yang menampak kepada kita (Emanuel Kant dan Husserl)
8. Metode dialektis : tesa, anti tesa dan sintesa (Hegel) ada suatu ide yang
disebut tesa sebagai ide yang diterima pada awalnya, kemudian terhadap
ide ini ada pendapat lain atau bantahan yang disebut anti tesa, dari kedua
pendapat tersebut muncul suatu sintesa yaitu pendapat baru, kemudian
pendapat baru yang merupakan sintesa ini akan menemukan anti tesa lagi
yang pada akhirnya disintesakan lagi.
9. Metode nonpositivistis : kenyataan dipahami dgn cara menggunakan aturan
aturan
10. Metode analitika bahasa : menggunakan bahasa sebagai alat analisis,
kesimpulan didasarkan pada penelitian bahasa yang logis

D. Aliran/Mashab Filsafat
1. Idealisme : (Plato dan Hegel) Aliran ini berpendapat bahwa kenyataan sejati
adalah yang spiritual, sehingga aliran ini sering disebut aliran spiritualisme.
Sari-sari ajaran ini antara lain :
a. Ada kekuatan/kenyataan spiritual dibalik setiap apa yang tampak, yaitu
roh absolut yang disebut kenyataan sejati, sehingga gerakan setiap
planet misalnya dan hukum alam termasuk manusia, digerakkan oleh
kenyataan yang absolut tersebut.
b. Penganut idealisme mempunyai kesulitan dalam menjelaskan roh
absolut ini sehingga mereka menggunakan metafora (perumpamaan)
dalam menjelaskannya.
c. Agama, hukum, nilai dan ide memegang peran penting dalam kehidupan
sehari-hari
d. Penganut idealisme kebanyakan percaya akan hukum determinik, yaitu
segala sesuatu tidaklah bebas karena telah diatur oleh roh absolut,
namun ada sebagian menganut hukum non-determinitik yang akhirnya
membuat aliran sendiri yaitu personalisme
4

2. Materialisme : Adalah paham yang mengatakan bahwa esensi kenyataan


termasuk manusia, bersifat materi atau fisik, terbukti semua kejadian
menempati ruang dan waktu. Sari-sari ajaran ini adalah sebagai berikut :
a. Karena materi itu menempati ruang dan waktu maka bisa diobservasi.
b. Setiap gejala bisa diterangkan berdasarkan hukum sebab akibat yang
datang dari luar, oleh sebab itu mereka percaya akan hukum
deterministik yaitu hukum yang mengatakan telah ada yang
menyebabkan.
c. Semua yang bersifat spiritual tidak menempati ruang bukanlah
kenyataan sehingga ditolak keberadaannya. Manusia adalah daging saja
d. Jika ada peristiwa yang tidak diketahui maka hal tersebut terjadi karena
pengetahuan manusia belum dapat memahaminya dan bukan karena
ada roh dibalik kesulitan tersebut.
e. Penganut materialisme juga kesulitan menerangkan penggerak ini
sehingga mereka menggunakan metafor mesin atau mekanis
3. Eksistensialisme : tokohnya adalah Soren Aabye Kiergekard, keluar dari diri
(manusia) Menurut paham ini manusia harus dilihat dari kenyataan konkret
sebagaimana dia berada dalam dunianya. Sari-sari paham ini antara lain :
a. Hanya manusia yang punya eksistensi, sehingga manusia akan tetap
“menjadi” dan tema eksistensialisme berkisar pada pilihan bebas
manusia, kecemasan, kematian, ketiadaan dan kehidupan yang
otentik.
b. Ada tiga tahap eksistensi manusia di dunia, yaitu estetis, etis dan
religius
c. Pada tahap estetis, manusia dikuasai oleh nafsu hedonis seperti seks,
dan hedonis lainnya, etis mulai mengenal moral dan perkawinan dan
tahap religius yaitu kehidupan di dalam Tuhan, namun sekaligus
merasakan kecemasan, Nabi Ibrahim ditempatkan sebagai manusia
religius
5

4. Monisme : Monos = tunggal, tokohnya Thales (yunani Kuno). Aliran ini


berpendapat bahwa asal mula dari segala sesuatu berasal dari yang satu
yaitu air, dan suatu saat akan kembali menjadi air, bahkan bumi berasal dari
air dan terapung di atas air.
5. Dualisme : Menurut aliran dualisme kenyataan sejati yang ada dalam alam
semesta, bintang-bintang maupun manusia terdiri dari dua unsur yaitu yang
fisik yang material dan yang spiritual berupa roh. Sari-sari pendapat
dualisme antara lain :
a. Menolak bahwa kenyataan sejati terdiri dari materi saja, atau roh saja,
sebab dalam kenyataannya banyak kejadian di dunia tdk bisa dijawab
oleh yang material saja atau oleh ilmu namun sekaligus juga tidak bisa
disangkal adanya kekuatan materi yang nyata dihadapan manusia.
b. Menolak bahwa kenyataan sejati terdiri dari materi saja, atau roh saja,
sebab dalam kenyataannya banyak kejadian di dunia tdk bisa dijawab
oleh yang material saja atau oleh ilmu namun sekaligus juga tidak bisa
disangkal adanya kekuatan materi yang nyata dihadapan manusia.
c. Tubuh manusia dan juga materi yang lain merupakan halusinasi manusia
saja dan bisa kita ragukan, tetapi ada yang tidak bisa diragukan yaitu
pikiran atau roh. Saya berpikir maka saya ada.
6. Pluralisme : (Empedakles dan Anaxagoras) Realitas sejati adalah yang terdiri
dari banyak substansi yaitu api, udara, air dan
Tanah
6

E. Cabang-cabang filsafat
1. Filsafat pengetahuan / Epistemologi
2. Filsafat Moral
3. Filsafat Seni
4. Filsafat Meta Fisika
5. Filsafat Pemerintahan
6. Filsafat Agama
7. Filsafat Ilmu
8. Filsafat Pendidikan
9. Filsafat Hukum
10. Filsafat Sejarah
11. Filsafat Matematika

F. Tujuan Belajar Filsafat


a. Melatih berpikir secara rasional / logis, abstrak dan berbicara komunikatif,
sehingga suatu saat berdiskusi, argumen yang kita sampaikan mempunyai dasar
b. Pengetahuan kita akan lebih luas dan karenanya dapat melihat masalah dari
berbagai sisi

Anda mungkin juga menyukai