Anda di halaman 1dari 31

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 17 TAHUN 2019

Tentang Pengadaan
Barang/ jasa Pemerintah
untuk Percepatan
Pembangunan
Kesejahteraan di Provinsi
Papua dan Papua Barat
SUBSTANSI PERPRES 17/2019
Bab 1 Ketentuan Umum
Bab 2 Ruang Lingkup dan Jenis Pengadaan Barang/Jasa
Bab 3 Tujuan Dan kebijakan Pengadaan barang/Jasa
Bab 4 Penyusunan Rencana Umum Pengadaan barang/
jasa
Bab 5 Pelaku Pengadaan barang/Jasa
Bab 6 Peran Pelaku Usaha Dalam Pengadaan Barang/Jasa
Bab 7 Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik
Bab 8 Pengawasan
Bab 9 Pemantauan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Bab 10 Sanksi Adminstrasi
Bab 11 ketentuan Umum
Bab 12 Penutup
K E T E N T U AN U M U M

Pasal 1 (ayat 11)


Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat adalah kebijakan dan program pemerintah
yang dilakukan secara sistematis,
terencana,terukur,dansinergisgunamempercepatpelaksanaanpembangunandan

Pasal 1 ( ayat 13)


peningkatankesejahteraanmasyarakatdiProvinsiPapuadanProvinsiPapuaBarat

Pelaku Usaha Orang Asli Papua (OAP) adalah calon Penyedia


terencana,terukur,dansinergisgunamempercepatpelaksanaanpembangunandan

Barang/Jasa yang merupakan/dimiliki orang asli Papua dan


peningkatankesejahteraanmasyarakatdiProvinsiPapuadanProvinsiPapuaBarat

berdomisili/berkedudukan di Provinsi Papua atau Provinsi Papua


Barat
Pasal 1 (ayat 28)
Pengadaan Langsung adalah metode pemilihan untuk
mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
yang bernilai paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
atau untuk mendapatkan Penyedia Jasa Konsultansi yang bernilai
paling banyak Rp 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah)
D a s a r Pe r t i mb a n ga n

Dalam Rangka percepatan Pembangunan


Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat perlu Mengatur Pengecualian
pemberlakuan atas Perpres Nomor 16 tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah guan Peningkatan Peran UMKM
serta memeberikan kesempatan dan peran
yang lebih besar kepada Pelaku Usaha Orang
Asli papua
B ATAS AN P E N G AD AAN L AN G S U N G
PENGADAAN LANGSUNG PENGADAAN LANGSUNG
BERDASARKAN PERPRES BERDASARKAN PERPRES NO.17
NO.16 TAHUN 2018 ditetapkan TAHUN 2019 ditetapkan tanggal
16 Maret 2018 28 Maret 2019
Pasal 38 (ayat 3): Pasal 1 (ayat 31) :

Pengadaan barang/Pekerjaan Pengadaan barang/Pekerjaan


Konstruksi/Jasa Lainnya Konstruksi/Jasa Lainnya
yang bernilai sampai dengan yang bernilai sampai dengan
paling banyak Rp. paling banyak Rp.
200.000.000 ( Dua Ratus Juta 1000.000.000 ( satu
Rupiah) Milyar Rupiah)
PASAL 41 (ayat 3) : PASAL 1 ( ayat 31) :
Jasa Konsultansi yang Jasa Konsultansi yang
bernilai sampai dengan paling bernilai sampai dengan paling
banyak Rp.100.000.000,00 banyak Rp.200.000.000,00
(seratus juta rupiah). (dua ratus juta rupiah).
PASAL 1 ( ayat 31) TENDER TERBATAS

Tender Terbatas adalah Tender dengan pascakualifikasi yang pesertanya


terbatas pada Pelaku Usaha Papua untuk mendapatkan Penyedia Barang/
Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling sedikit di atas Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp 2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
PASAL 1 ( ayat 34) KEMITRAAN

Kemitraan adalah kerja sama dalam Pengadaan. Barang/Jasa baik langsung


maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan,
mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan Pelaku
Usaha dengan Pelaku Usaha Papua atau Pelaku Usaha Papua dengan Pelaku
Usaha Papua lain
*PA S A L 2 . R U A N G L I N G K U P D A N
JENIS PENG AD A A N BAR A NG JASA

Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan


Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang
menggunakan anggaran belanja dari APBN/APBD;

Termasuk Pengadaan Barang/Jasa yang sebagian atau


seluruh dananya bersumber dari pinjaman dalam negeri
dan/atau hibah dalam negeri yang di terima oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah daerah

Termasuk Pengadaan Barang/Jasa yang


sebagian atau seluruhnya dibiayai dari pinjaman
luar negeri atau hibah luar negeri
PASAL 3. PEMBERLAKUAN

Peraturan Presiden ini


berlaku di seluruh
kabupaten/kota
yang termasuk dalam wilayah
Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang undangan.
PA S A L 5 . T U J U A N
PASAL 7 .Dalam penyusunan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa, PA/ KPA:

a. menetapkan paket pekerjaan b. menetapkan paket


yang memberikan pekerjaan yang dilakukan
kesempatan bagi Pelaku melalui Swakelola.
Usaha Papua, tanpa
mengabaikan kualitas hasil
pekerjaan; dan
* PA SA L 8 P E L A K U P E N G A DA A N B A R A N G JA SA

1. PENGGUNA ANGGARAN 4. PEJABAT PENGADAAN 7. PEJABAT PEMERIKSA HASIL


PEKERJAAN (PjPHP) DAN PANITA
2. KUASA PENGGUNA ANGGARAN 5. POKJA PEMILIHAN PEMERIKSA HASIL PEKERJAAN
(PPHP)
3. PEJABAT PEMBUAT KOMITEN 6. AGEN PENGADAAN 8. PENYELENGGARA
SWAKELOLA
9.PENYEDIA
* PA SA L 9. TUGAS PPK

a. Menyusun Perencanaan d. Menetapkan Harga g. Menetapkan Tim Pendukung


Pengadaan ; Perkiraan Sendiri
e. Menetapkan besaran uang h. Menetapkan tim atau
b. Menetapkan tenaga ahli
spesifikasiteknis/Kerangka muka
Acuan Kerja (KAK); f. Mengusulkan peribahan i. Melaksannakan E-purchaing
jadwal kegiatan untuk nilai paling sedikit di atas
c. Menetapkan rancangan
Rp.1.000.000.000,00 ( satu
Kontrak; milyar rupiah)
* PA SA L 9. TUGAS PPK

j. Menetapkan surat penunjukan m.Menyerahkan hasil p. Melakukan tindakan yang


penyedia Barang/Jasa pekerjaan pelaksanaan mengakibatkan pengeluaran
kegaitan kepada PA/KPA anggaran belanja ;dan
dengan berita acara
k. Mengendalikan kontrak penyerahan q. Mengadakan dan mentapkan
perjanjian dengan pihak lain
n. Menyimpan dan menjaga dalam batas anggarn belanja
l. Melaporkan pelaksaan dan keutuhan selluruh dokumen yang telah di tetapkan
pelaksanaan kegiatan dan
penyelesaian kegiatan
kepada PA/KPA; o. Menilai Kinerja
PAS AL 11 . T U G AS P E J AB AT P E N G AD A AN

a) melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan.


Langsung;
b) melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan
Langsung untuk paket pengadaan Barang/ Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
c) melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan
Langsung untuk paket pengadaan Jasa Konsultansi yang
bernilai paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah); dan
d) melaksanakan E-purchasing yang bernilai paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
PAS AL 1 2 . T U G AS P O K J A P E M I L I H AN

o Tender Terbatas dengan peserta terbatas untuk Pelaku


Usaha Papua
o Tender/Penunjukan Langsung untuk Paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai
paling sedikit di atas Rp. 1.000.000.000 ( satu milyar rupah)
atau dengan nilai Pagu Anggaran paing banyak Rp.
100.000.000.000,00 ( seratus milyar rupiah atau
o Seleksi/Penunjukkan Langsung untuk paket pengadaan
Jasa Konsultansi yang bernilai paling sedikit di atas Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) atau dengan nilai
Pagu Anggaran paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
PAS AL 1 4 . T U G AS P j P H P d a n P P H P

o PjPHP memeriksa o PPHP memeriksa


administrasi hasil administrasi hasil
pekerjaan pengadaan pekerjaan pengadaan
Barang/Pekerjaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Konstruksi/Jasa
Lainnya yang bernilai Lainnya yang bernilai
paling banyak paling sedikit di atas
Rp1.000.000.000,00 Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah) (satu miliar rupiah)
dan Jasa Konsultansi dan Jasa Konsultansi
yang bernilai paling yang bernilai paling
banyak sedikit di atas
Rp200.000.000,00 (dua Rp200.000.000,00
(dua ratus juta
ratus juta rupiah).
rupiah).
Pasal 17
PERAN PELAKU USAHA DALAM PENGADAAN BARANG/JASA
Untuk memberikan kesempatan kepada Usaha Mikro dan
Usaha Kecil di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
PPK dalam menyusun perencanaan membuat paket
Pengadaan Langsung yang diperuntukkan bagi Pelaku
Usaha kategori Usaha Mikro dan Usaha Kecil, dengan
mengutamakan Pelaku Usaha Papua kategori Usaha
Mikro dan Usaha Kecil.
PAS AL 1 8 . P E M B E R D AYA AN

o Pelaku Usaha Non o Kemitraan di pimpin


Kecil wajib melakukan oleh Pelaku Usaha
pemberdayaan kepada
Papua
Pelaku Usaha Papua
o Pemeberdayaan
o Sub Kontrak
dilakukan terhadap ditetapkan oleh PPK
Pelaku Usaha Papua dan dicatumkan
yang telah aktif dalam Dokumen
melakukan kegiatan Pemilihan
usha selama paling
sedikit 1 ( satu) tahun
o Pemberdayaan
dilakuakn dalam
bentuk
(1) Kemitraan dan
(2) Sub Kontrak
PAS AL 1 9 . L AR AN G AN

o melakukan o mengalihkan/
Kemitraan mensubkontrakan
dengan Pelaku sebagian maupun
Usaha Papua seluruh pekerjaan
yang tidak kepada pihak lain
berperan aktif secara tidak sah
dalam
pelaksanaan
Pengadaan
Barang/Jasa; dan
PAS AL 2 0

o Dalam hal tidak ada o Tahapan dan tata cara


Pelaku Usaha Papua pelaksanaan Tender
yang memenuhi Terbatas
syarat kualifikasi sebagaimana
pada Tender dimaksud pada ayat
Terbatas dan Tender (1), dilakukan sesuai
Terbatas dinyatakan dengan tahapan dan
gaga', Pokja tata cara pelaksanaan
Pemilihan Tender dengan
melakukan Tender Pascakualifikasi
dengan sebagaimana
pascakualifikasi. dimaksud dalam
ketentuan peraturan
perundang-undangan
di bidang pengadaan
barang/jasa
pemerintah
PAS AL 2 1

o Penyelenggaraan o Dalam hal Pengadaan


Pengadaan Barang/Jasa Barang/Jasa dilakukan
dilakukansecara secara elektronik tidak
elektronik dapat dilaksanakan,
menggunakan sistem UKPBJberkonsultasi
informasi yang terdiri dengan Aparat Pengawas
atas Sistem Pengadaan Intern Pemerintah dan
Secara Elektronik Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah untuk
melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa
secara manual.
PAS AL 2 2

o Dalam rangka o Kementerian/


peningkatan Lembaga memberikan
kapasitas Pelaku dukungan
Usaha Papua, pelaksanaan
Pemerintah Daerah pembinaan bagi
Provinsi dan Pelaku Usaha Papua
Pemerintah Daerah yang dilakukan oleh
Kabupaten/Kota Pemerintah Daerah
melakukan Provinsi dan
pembinaan bagi Pemerintah Daerah
Pelaku Usaha Papua. Kabupaten/Kota.
PAS AL 2 3

o Menteri/kepala o Pengawasan dapat dilakukan


lembaga/kepala daerah sejak perencanaan,
Wajib melakukan persiapan, pemilihan
pengawasan untuk Penyedia, pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa di Kontrak, dan serah terima
Provinsi Papua dan pekerjaan.
Provinsi Papua Barat;

o Pengawasan dapat
dilakukan melalui kegiatan
audit, reviu, pemantauan,
evaluasi, dan/atau
penyelenggaraan
whistleblowing system.
PAS AL 2 4

o Menteri PPN/Kepala 1. Melakukan


BAPPENAS, Menteri pendampingan atas
Dalam Negeri, pelaksanaan Pengadaan
KepalaBPKP, dan Kepala Barang/Jasa dan
LKPP bersama dengan
2. Melakukan pemantauan,
Menteri/Kepala Lembaga
monitoring, dan evaluasi
terkait lainnya dan
atas pelaksanaan
Pemerintah Daerah
Pengadaan Barang/Jasa
sesuai dengan tugas dan
di Provinsi Papua
fungsi masing-masing
danProvinsi Papua Barat;
berupa
PAS AL 2 4

o Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah melaporkan pelaksanaan pemantauan,
monitoring, dan evaluasi skepada Presiden melalui
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) Tahun Anggaran
dan sewaktu-waktu diperlukan
PAS AL 2 5
S AN K S I AD M I N I S T R AS I

(Ayat 1) Perbuatan Tindakan Penyedia YANG DI


KENAKAN SANKSI DALAM PELKSANAAN
KEMITRAAN YAKNI
o terindikasimelakukan Kemitraan dengan Pelaku
Usaha Papua yang tidak berperan aktif dalam
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa; dan

o tidak melaksanakan ketentuan dalam Kontrak terkait


dengan pelaksanaan subkontrak.
PAS AL 2 5
S AN K S I AD M I N I S T R AS I

(ayat 2) Perbuatan atau tindakan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), dikenakan:
a. Sanki teguran:dan/atau
b. Sanksi Pemutusan Kontral
(ayat 3) Pelanggaran atas ketentuan pada ayat (1):
a. huruf a, dikenakan sanksi teguran oleh PPK dan/atau
pemutusan Kontrak; dan
b. huruf b, dikenakan sanksi pemutusan Kontrak.
PAS AL 2 6

o Tahapan dalam Pengadaan Barang/Jasa


yang sedang dilakukan dan belum
ditetapkan Pemenangnya tetap dilakukan
berdasarkan Perpres No. 84/2012

o Perjanjian
No.84/2012 tetap berlaku sampai
dengan berakhirnya Perjanjian/Kontrak
PAS AL 2 7 , PAS AL 2 8 D AN PAS AL 2 9

o Pada saat Perpres ini mulai berlaku, ketentuan


mengenai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Perpres No. 16/2018
semua peraturan pelaksanaan Perpres No. 16/2018,
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
diatur lain dalam Peraturan Presiden ini.
o Pada saat Perpres ini mulai berlaku, Perpres 84/2012
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
o Perpres ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
(tanpa batasan waktu).
YUSTUS FONATABA
Profesi ASN

2011-2015 Bidang Bina marga Dinas Pekerjaan Umum Kota


Jayapura
2015-2020 Bagian Pengadaan Barang Jasa Setda Kota Jayapura

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai