Anda di halaman 1dari 13

JURNAL READING

Comparison of One Injection to Three Monthly


Injections of Anti-Vascular Endothelial Growth Factor
Agents for Macular Oedema Associated with Branch
Retinal Vein Occlusion

Dokter Pembimbing :
Dr Werlinson Tobing, SpM

Disusun Oleh:
MOHD SHAHMIN BIN MAT GHANI
112018108

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA


RSUD TARAKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2020
REFERAT BLEFARITIS

Dokter Pembimbing :
Dr Werlinson Tobing, SpM

Disusun Oleh:
MOHD SHAHMIN BIN MAT GHANI
112018108

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA


RSUD TARAKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2020
Pendahuluan

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak
merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi
kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan
pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang
merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan di kulit.
Blefaritis dapat dibedakan menjadi blefaritis anterior dan posterior. Blefaritis
anterior melibatkan kulit, bulu mata, dan folikel. Sedangkan blefaritis posterior
melibatkan orificium kelenjar meibom, tarsal plate, dan blepharo-conjunctival
junction. Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis
atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia, iritatif,
dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau
beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Demodex folliculorum selain dapat
merupakan penyebab vektor untuk terjadinya infeksi stapilokokus.1,2
Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat
lengket dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis.
Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkannya dengan garam fisiologik hangat,
dan kemudian diberikan antibiotik yang sesuai. Penyulit blefaritis yang dapat timbul
adalah kongjuntivitis, keratitis, hordeolum, kalazion, dan madarosis.1-3

Anatomi Mata

Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan
sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Palpebra
merupakan alat penutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap
trauma, sinar dan pengeringan mata.4,5
Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Kulit palpebral
memiliki karakteristik yang berbeda dengan kulit di bagian tubuh lainnya
Pada kelopak terdapat bagian-bagian :
i. Lapisan Superfisial (pada bagian depan)
 Lapisan tipis, kaya vaskularisasi

1
 Kelenjar keringat
 Kelenjar keringat yang termodifikasi (kelenjar Moll) dan kelenjar minyak
(kelenjar Zeis)
 Serat otot dari m.orbicularis occuli (innervasi N VII)
 Serat otot dari m.levator palpebra (innervasi N.III)
M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan
terletak di bawah kulit kelopak. M. Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang
dipersarafi N. fasial. M. Levator palpebra berfungsi untuk mengangkat kelopak mata
atau membuka mata dan dipersarafi oleh N.III.

A) B)

C)

A. Otot orbicularis , B. Arteri periorbital, C. Anatmi kelopak mata4,5

2
ii. Lapisan Profunda
 Tarsal plate
 Otot polos dari m.levator palpebra yang berinensersi di tarsal plate
 Kongjungtiva mata, melekat erat dengan tarsal plate. Pada setiap kedipan
mata, kongjungtiva palpebra berfungsi meratakan sekresi airmata.
 Kelenjar sebasea (kelenjar tarsal atau Meibomian), berfungsi untuk lubrikasi
margo palpebra sehingga air mata tidak lolos dari margo serta berperan
dalam pembetukan lapisan minyak dari air mata sehingga air mata tidak
mudah menguap. Serat otot dari M.Riolan berada di sisi inferior dari kelenjar
ini dan berfungsi memerah duktus pada setiap kedipan mata.4,5
Definisi
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak
merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi
kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan
pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang
merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan di kulit. Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya
berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan
kimia, iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman
streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas.1

Klasifikasi Blefaritis
Berdasarkan Lokasi1,6
a. Blepharitis Anterior
Blepharitis anterior biasanya mengenai area disekitar basis bulu mata.
Berdasarkan etiologinya, blepharitis anterior dapat dibedakan menjadi blepharitis
staphyloccocal yang terutama disebabkan oleh bakteri staphyloccocus aureus.
Jenis kedua dari blepharitis anterior adalah blepharitis seborrhoik. Kedua jenis
blepharitis ini juga dapat muncul secara bersamaan sebagai suatu blepharitis
anterior tipe campuran.
Peradangan pada blepharitis staphyloccocal diduga timbul sebagai akibat dari
adanya respon sel yang abnormal terhadap komponen dinding sel bakteri
Staphyloccocus aureus. Blefaritis staphyloccocal ini turut menyebabkan mata
merah dan adanya infiltrat di periferal kornea.

3
Blepharitis seborheik sering berhubungan dengan kelainan seborheik general
yang dapat mengenai lapisan kulit kepala, lipat nasolabial, bagian belakang telinga
dan juga sternum.

b. Blepharitis Posterior
Blepharitis Posterior merupakan peradangan pada kelopak mata akibat adanya
disfungsi dari kelenjar meibom. Seperti blepharitis anterior, penyakit ini bersifat
bilateral, kondisi kronik. Blepharitis anterior dan posterior dapat terjadi
bersamaan.
Blepharitis posterior disebabkan oleh adanya disfungsi kelenjar meibom dan
perubahan sekresi kelenjar meibom. Enzim Lipase yang dilepaskan oleh bakteri
menyebabkan pembentukan asam lemak. Keadaan ini menyebabkan peningkatan
titik lebur (melting point) meibom sehingga menghambat pengeluarannya dari
kelenjar.
Hal ini berpengaruh terhadap timbulnya iritasi permukaan okuler dan
memungkinkan terjadinya pertumbuhan bakteri terutama jenis Staphylococcus
aureus. Hilangnya komponen posfolipid film air mata yang seharusnya berperan
sebagai surfaktan mengakibatkan peningkatan osmolaritas dan penguapan air mata
dan ketidakstabilan air mata.Posterior blefaritis ini dianggap lebih persistant dan
keadaan infalmasi yang lebih kronik jika dibandingkan dengan blefaritis
anterior.1,6

Berdasarkan Etiologi6
a. Blefaritis Alergi/ Urtikaria
Blefaritis alergi dapat disebabkan oleh rangsangan kronik / menahun akibat dari
alergenseperti obat dan makanan pada pasien yang rentan. Untuk mengurangi
keluhan umum diberikan steroid topikal ataupun sistemik, dan dicegah
pemakaian steroid lama. Obat antihistamin dapat mengurangi gejala alergi.6

b. Blefaritis Bakterial
 Infeksi bakteri pada kelopak dapat ringan sampai sangat berat. Diduga sebagian besar
infeksi kulit superfisial kelopak diakibatkan streptococcus. Bentuk infeksi kelopak
dikenal sebagai folikulitis, impetigo, dermatitis eksematoid. Pengobatan pada infeksi

4
ringan ialah dengan memberikan antibiotik lokal dan kompress hangat. Infeksi yang
berat perlu diberikan antibiotik sistemik.6
1) Blefaritis superfisial
Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan
yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan
sulfisolksazol. Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah.
Bila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual kelenjar
Meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom (Meibormianitis), yang
biasanya menyertai.6

2) Blefaritis Seboroik
Blefaritis seboroik merupakan peradangan kelenjar kulit di daerah bulu mata,
sering pada orang yang kulitnya berminyak, penyebabnya biasanya kelainan
metabolik atau jamur. Ada hubungannya dengan penyakit kulit karena jamur,
contohnya ketombe pada kepala. Blefaritis seboroik dapat merupakan bagian
dermatitis seboroik. Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun), dengan
keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar
dari kelenjar meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia, dan
hipertropi pupil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion,
hordeolum, madarosis, poliosis, dan jaringan keropeng.
Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar
penanganngannya. Pengobatannya adalah dengan membersihkan menggunakan
kapas lidi hangat. Kompres hangat sela 5-10 menit. Kelenjar meibom ditekan dan
dibersihkan dengan shampo bayi. Yang terpenting adalah hidup bersih dan
perbaiki higiene.
Gejala yang timbul :
- Tepi kelopak mata yang hiperemis dn berminyak, disertai kerontokan bulu
mata
- Skuama yang terbentuk halus dan dapat berlokasi dimana saja pada tepi
kelopak mata, maupun menempel pada bulu mata.
Penyulit yang dapat timbul berupa flikten, keratitis marginal, ulkus kornea,
hordeolum dan madarosis.6

5
3) Blefaritis Skumosa
            Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai adanya skuama atau krusta pada
pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit.
Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit didaerah akar bulu
mata dan sering terdapat pada orang yang kulit berminyak. Blefaritis ini berjalan
bersama dengan dermatitis sebore. Penyebabnya adalah kelainan metabolik ataupun
oleh jamur.
Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa gatal dan panas. Pada blefaritis
skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai
madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya tanpa mengakibatkan pendarahan.
Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan
shampo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki
metabolisme pasien.
Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis dan
konjungtivitis.6
 
4) Blefaritis Ulseratif
            Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi
staphylococcus.
Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan merekat
bulu mata menjadi satu yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan mudah
berdarah disekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat
kering dan keras, yang bila diangkat akan terjadi luka dngan disertai pendarahan.
Penyakit bersifat sangat infeksius. Ulserasi berjalan lanjut dan lebih dalam dan
merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok (madarosis).
Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik sedangkan pada blefaritis
ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Apabila ulseratif
mengalami peluasan, pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi
roboransia.
  Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak folikel
rambut, trikiasis, keratitis superficial, keratitis pungtata, hordeolum, dan kalazion.
Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut yang juga
dapat berakibat trikiasis.6

6
5) Blefaritis Angularis
         Merupakan infeksi staphlococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau
kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan
internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum lakrimal.
Blefaritis angularis disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Morax Axenfield
bersifat rekurens.
Befaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan seng sulfat.
Penyulit pada punctum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat
duktus lakrimal.6
 
c. Blefaritis Virus
1) Herpes Zoster
  Virus ini dapat memberikan infeksi pada ganglion saraftrigeminus Biasanya.virus
ini akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila yag terkena ganglion cabang
oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata
atas. Gejala tidak akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda yang
terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan terasa
demam. Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea bila mata terkena.
Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf trigeminus superfisial merupakan gejala yang
khusus pada infeksi herpes zoster mata.
Pengobatan herpes zoster tidak merupakan obat spesifik tapi hanya simptomatik.
Pengobatan steroid superfisial tanpa masuk ke dalam mata akan mengurangkan
radang. Terdapat berbagai pendapat mengenai pengobatan sistemik. Pengobatan
steroid dosis tinggi akan mengurangkan gejala yang berat. Hati-hati kemungkinan
terjadinya viremia pada penderita dengan penyakit menahun. Infeksi herpes zoster
diberi analgesik untuk mengurangkan rasa sakit.
Penyulit yang terjadi pada zoster oftalmik adalah uveitis, parase oto penggerak
mata, glaukoma dan neuritis optik.6
      
2) Herpes Simplex
            Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang
sama pada bibir merupakan tanda herpes simplex kelopak. Dikenal bentuk blefaritis

7
simplex yang merupakan radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta
kuning basah pada tepi bulu mata, yang mengakibatkan kedua kelopak lengket.6

d. Blefaritis Jamur
 Infeksi superfisial
 Infeksi jamur dalam
 Blefaritis pedikulosis : kadang-kadang pada penderita dengan higiene yang buruk
akan dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.
Pengobatan pedikulosis adalah dengan aplikasi salep merupakan amoniated 3%.
Salep fisotigmin dan tetes mata DFP cukup efektif untuk tuma dan kutu ini.6
Patofiologi
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal ini
mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan, kerusakan sistem
imun atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri, sisa buangan dan
enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat ditingkatkan dengan adanya dermatitis
seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.6

Manifestasi Klinik
Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, mata gatal, rasa
kelilipan, mata bengkak, mata berair, keropeng ditepi kelopak, bulu mata rontok,
penglihatan kadang/kadang terganggu, nyeri, eksudat lengket, dan epiforia. Pada laki/
laki lanjut usia biasanya terjadi blefaritis seboroik dengan keluhan mata kotor, panas,
eksudat berminyak, dan rasa kelilipan.1,6

DIAGNOSA
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata.
Difokuskan pada pemeriksaan kelopak mata
a. Inspeksi :
 Pada kasus blefaritis ini diinspeksi bulu mata rontok sehingga menyebabkan
pasien fotofobi
 Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada
bulu mata atau terdapat skuama.
 Jika sisik dilepas tampak ulkus-ulkus kecil di tepian palpebra
 Palpebra merah atau tidak terlalu merah.

8
 Terjadi pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke dalam atau kearah bola
mata (trikiasis) yang akan menyebabkan ulserasi kornea.
b. Palpasi
 Terdapat penebalan palpebra, nyeri tekan daerah palpebra (kelopak mata)
c. Pemeriksaan penunjang ( pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui
penyebabnya):
i. Uji Laboratorium.
ii. Radiografi
- Fluorescein Angiografi
- Computed Tomografi
d. Pemeriksaan dengan slit lamp
Diagnosis Banding1,6
Blefaritis Hordeolum Chalazion
Etiologi Blefaritis merupakan Peradangan supuratif Radang
peradangan bilateral subakut kelenjar kelopak mata akibat granulomatosa
atau menahun pada kelopak infeksi Staphylococcus kelenjar Meibom
mata yang biasanya ditepi yang tersumbat
kelopak dan pangkal bulu Eksternum- infeksi pada
mata yang disebabkan oleh kelenjar Zeis atau Moll -->
infeksi, alergi, jamur, penonjolan --> dapat keluar
maupun virus dan dapat nanah
menjadi radang yang
bertukak. Internum - Ukuran lebih
besar dari eksternum

Gejala kelopak mata merah,


mata gatal, Rasa sakit, merah, panas, Benjolan pada
rasa kelilipan, mata bengkak, gatal, rasa silau, mata berair, kelopak,
mata berair, rasa kelilipan tidak hiperemis,
keropeng ditepi kelopak, Pseudoptosis (+) Tidak ada nyeri
bulu mata rontok, tekan,
penglihatan kadang/kadang Pseudoptosis(+)
terganggu,
nyeri,
eksudat lengket, dan epiforia.

Kelenjar KGB Preurikel membesar KGB Preurikel


Getah tidak membesar
Bening

9
Penatalaksanaan1,6,7
Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkannya dengan garam fisiologik hangat,
dan diberi anti biotic yang sesuai. blefaritis dapat menimbulkan konjungtifitis,
keratitis, hordeolum, kalazoin dan madarosis. Untuk penatalaksanaan keperawatannya
dapat dilakukan-.
A. Higience Kelopak1,6
 Dapat dilakukan 1-2 kali sehari
 Diawali dengan kompress hangat untuk beberapa menit untuk melembutkan
krusta yang menempel pada dasar bulu mata
 Bersihkan krusta dan kotoran dengan menggunakan cotton bud
 Beri air mata buatan
Cara membersihkan kelopak mata dengan shampoo dan air hangat-.
i. Bersihkan tangan dengan baik
ii. Basahkan saputangan dengan air hangat
iii. Tutup mata dan letakan sampai panas pada kelopak selama 5 menit
iv. Ulangi beberapa kali dalam sehari
B. Antibiotik1,6
 Topikal Eritromisin, bacitracin, azitromisin, atau chloramphenicol
 Oral antibiotik seperti Doksisiklin (50-100ng 2 kali sehari selama 1 minggu
dan 1 kali sehari selama 6-24 minggu), azitromisin (500mg setiap hari selama
3 hari), tetrasiklin.
 Eritromisin (250 mg 1-2 kali sehari)
C. Steroid Topikal1,6
 Fluoromethalone 0,1% atau loteprednol 4 kali sehari selama 1 minggu
D. Obat tetes mata1,6
 Digunakan terutama untuk mata kering
Prognosis
Prognosis pasien yang menderita blefaritis umumnya baik. Blefaritis sangat
jarang memberikan komplikasi gangguan penglihatan dan morbiditas yang signifikan.
Namun, masalah blefaritis yang dihadapi oleh seseorang harus dilakukan penilaian
secara teliti serta waspada terhadap penyakit-penyakit yang sering menyertai
blefaritis, seperti penyakit mata kering, dan lainnya. Penyakit-penyakit penyerta serta
sifat blefaritis itu sendiri yang kronis dan sering rekuren dapat menimbulkan keadaan

10
rasa tidak nyaman yang berkepangjangan pada mata sehingga dapat berakibat pada
kualitas hidup dan aktifitas sehari-hari.2,7,8
Kesimpulan
Blefaritis merupakan peradangan bilateral subakut atau menahun pada kelopak mata
yang biasanya ditepi kelopak dan pangkal bulu mata yang disebabkan oleh infeksi,
alergi, jamur, maupun virus dan dapat menjadi radang yang bertukak.
Blefaritis pada dasarnya disebabkan oleh empat hal yaitu bakteri,virus, jamur dan
alergi. Bakteri yang biasa menginfeksi adalah streptococcus. Virus penyebab blefaritis
adalah herpes zoster dan herpes simpleks. Untuk blefaritis jamur disebabkan oleh
infeksi superfisial atau sistemik. Dan blefaritis karena alergi dapat disebabkan oleh
debu, asap, bahan kimia iritatif, atau bahan kosmetik. blefaritis dapat dibagi menurut
penyebabnya ada 4 jenis yaitu blefaritis bakterial, blefaritis virus, blefaritis jamur, dan
blefaritis alergi.

Daftar Pustaka
1. Bowling, B., & Kanski, J. J. (2016). Kanski's clinical ophthalmology: a systematic
approach.
2. Tonk R, Hossain K. Blepharitis. American Academy of Ophtalmology. 2016.
Diunduh dari: http://eyewiki.aao.org/Blepharitis. Diakses tanggal 25 Oktober 2020
3. Sthein R, Trobe J, Libman H. Blepharitis. UpToDate. 2017. Diakses dari:
https://www.uptodate.com/contents/blepharitis. Diakses tanggal 25 Oktober 2020
4. Lang GK. Ophthalmology: A Pocket Textbook Atlas; revised and enlarged-With 510
illustrations & 50 tables. Thieme; 2007.
5. American Acadeny of Opthalmology. Orbit,Eyelids, and Lacrimal System ; 2014-
2015
6. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata edisi kelima. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2014.
7. American aritis. Academy of Ophtalmology Cornea/External Disease Panel.
Preffered Practice Pattern Guideline: BlephCalifornia: 2013.
8. Lowery S, Law S, Dahl A. Adult blepharitis. Medscape. 2015. Diakses dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1211763. Diakses tanggal 28 Oktober 2020

11

Anda mungkin juga menyukai