A. Pengantar
Sumber : DKP RI
6
pariwisata meliputi pariwisata pantai dan pariwisata bahari,
sedangkan arahan kegiatan perikanan tangkap (Siregar, 2005).
Untuk acuan penerapan kebijakan memajukan pulau terdepan
tersebut, ada semacam formulasi kebijakan publik yang menjadi
modelnya, yaitu antara lain prinsip pemanfaatan sumberdaya pesisir
dan laut di Enggano akan dapat berhasil jika dikelola secara terpadu
(Integrated Coastal Zone Management atau model ICZM. Unsur
utama IZCM adalah integrasi dan koordinasi. Pengelolaan atau
pemanfaatan kawasan pesisir yang dilakukan secara sektoral tidaklah
efektif dan perlu diubah menjadi cara sinergis. Selain itu pemanfaatan
sumberdaya pesisir dan laut seharusnya dilakukan dengan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pengelolaan sumberdaya
wilayah pesisir dan laut Pulau Enggano secara terpadu dan
berkelanjutan, maka perlu dirumuskan suatu perencanaan pengelolaan
(strategic plan) yang mengintegrasikan setiap kepentingan dalam
keseimbangan (proporsionality) antar dimensi ekologis, dimensi
sosial, antar sektoral, disiplin ilmu dan segenap pelaku pembangunan
(stakeholders) (Dahuri. dkk.1996).
Untuk mendukung Pengembangan Kawasan Tepi Barat Sumatera,
maka Propinsi Bengkulu menyusun rencana Pengembangan Pulau
Enggano sebagai Kawasan Andalan yang Berbasis pada Industri
Perikanan dan Parawisata Bahari. Bunyi VISI PENGEMBANGAN
PULAUENGGANO yaitu “Terwujudnya Pulau Enggano Menjadi
Sentra Industri Berbasis Perikanan dan Kelautan Tepi Barat Sumatra
pada Tahun 2010”.
Untuk itu perlu dikembangkan konsep Pengembangan Pulau Enggano
Sebagai Pusat Industri Berbasis Maritim dan Pariwisata.Master Plan
Kawasan Andalan Pulau Enggano Propinsi Bengkulu. Renstra
Khusus Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Studi Daya
Dukung Lingkungan di Pulau Enggano Propinsi Bengkulu.
Membangun Kesepahaman Membangun Kesepahaman Multi Pihak
Terhadap Pengelolaan Pulau Enggano. Studi Kondisi Oseanografi
7
Perairan Laut Kawasan Pulau Enggano Propinsi Bengkulu.
Kesesuaian Lahan Pengembangan Pertanian.7
wisata bahari, potensi Enggano sama dengan Mentawai, Simeulue dan Nias.
Lokasi wisata bahari terdapat di perairan Pulau Dua, Pulau Merbau,
Kahyapu, Pantai Teluk Harapan, TelukLabuho, Teluk Berhawe, Tanjung
Kioyo, Tanjung Koomang, dan pantai di Kaana.Potensi wisata bahari lainnya
yang belum banyak terungkap adalah wisata sejarah di perairan Tanjung
Laksaha – Teluk Berhau, tempat dimana harta karun berada.
10
Selain itu ada juga potensi kerawanan Tsunami yang perlu
diantisipasi agar ada rasa aman dan nyaman, 9 juga ada persoalaan
ketersediaan air minum karena belum ada unit pengolah air minum
yang memadai. Begitu juga reaksi masyarakat adat terhadap rencana
membangun LP (Lembaga Pemasyarakatan) di Pulau Enggano, 10 yang
dinilai akan mengganggu tanah ulayat, ruang pulau yang sempit serta
stigma negatif terhadap pulau tersebut, 11 jika dibandingkan yang
dikembangkan adalah pariwisata, perikanan, perdagangan hasil laut.
Untuk pariwisata pun perlu belajar banyak dengan pengalaman pulau
Gili Trawangan di NTB atau Karimun Jawa di Jawa Tengah.
9http://kabarpolitik.com/2012/04/30/pulau-enggano-rawan-tsunami/
10http://m.liputan6.com/news/read/2167942/pulau-enggano-
bengkulu-disiapkan-sebagai-pengganti-nusakambangan
11http://www.aktual.co/nusantara/warga-tolak-enggano-pengganti-
nusakambangan. Masyarakat adat yang berdiam di Pulau Enggano
Kabupaten Bengkulu Utara menolak rencana Kementerian Hukum dan Hak
Azasi Manusia (HAM) mendirikan lembaga pemasyarakatan di pulau itu,
menggantikan fungsi Pulau Nusakambangan."Jangankan untuk membangun
lembaga pemasyarakatan, tanah untuk masyarakat yang tinggal di Pulau
Enggano saja lahannya terbatas," menurut Kepala Suku Kaitora Pulau
Enggano, Raffli Zen Kaitora.
11
Sumber: Dokumentasi penulis dan Soffian Rafflesia, 2015.
Suasana Pulau Dua di Pulau Enggano begitu terasa dengan vegetasi
yang didominasi oleh kelapa yang menjulang tinggi, tidak heran
karena dulunya Pulau Dua memang penghasil kopra terbesar di
Kepulauan Enggano, selain dulunya juga merupakan salah satu
perkampungan yang penting.Namun sekarang hanya terdapat
beberapa pondok nelayan dan pondok pemilik kebun kelapa. Karena
lokasi ini dulunya bekas perkampungan, maka bisa dijumpai beberapa
makam kuno dan tempat pemandian yang pernah digunakan oleh
pemuka masyarakat di zamannya.12
Banyak aktifitas kelautan yang bisa dilakukan di Pulau Enggano
diantaranya mandi matahari, memancing, snorkling, tracking,
menanam rumput laut dan terumbu karang, atau hanya sekedar
menikmati suasana yang jauh dari kebisingan pemukiman.Pada
malam hari yang cerah sangat cocok untuk bercengkerama di bawah
sinar bulan yang terang sembari menikmati hasil tangkapan ikan yang
mudah didapat disekitar pulau. Untuk itu diperlukan promosi ‘wisata
terang bulan’ di Pantai Kaana dan Meok, sebagai paket wisata khusus
bagi turis domestik dan mancanegara.13
12https://pardedejabijabi.wordpress.com/2013/07/01/di-enggano-
adat-masa-lalu-jadi-pegangan-masa-kini/
13http://kiramnews.com/berita-950-keindahan-pulau-enggano-
memikat-hati-.html
12
Pesona Pasir Putih Enggano, (Sumber: Dokumentasi penulis, 2015)
Untuk ke depan, tempat ini akan mudah dikunjungi warga dunia jika
dibangun bandara perairan, selain Bandara Enggano di desa
Banjarsari. Untuk kepentingan wisata kelautan perlu diajukan
13
proposal oleh Pemda Bengkulu ke IPTN/PT Dirgantara Indonesia
untuk membuat pesawat CN 235 versi amfibi yang bisa mendarat di
darat dan perairan atau helikopter angkut berbadan besar, dengan rute
Bandara Fatmawati Bengkulu ke salah satu spot pantai di Enggano di
desa Banjarsari merupakan kabar baik untuk memajukan Enggano.
Pemanfaatan jenis pesawat buatan IPTN perlu dirancang oleh wakil
rakyat DPRD Bengkulu Utara APBD Bengkulu dan APBN sektor
memajukan industri kreatif pariwisata kelautan, dalam Daftar Isian
pelaksanaan Anggaran (DIPA) keuangan pemerintah pusat dan daerah
di tahun-tahun mendatang.
Konsep homestay, berwisata dengan menginap di cottage milik
penduduk local di desa Meok dengan kolam alam Blakblau yang
berair jernih dan segar, menjadi peluang pemberdayaan ekonomi
lokal dan nasional dalam konteks pengembangan pariwisata dunia.
Berikut ini adalah lokasi Blakblau di desa Meok yang direncanakan
oleh Yudi Kaitora dan masyarakat adat Desa Meok Enggano untuk
dibangun home-stay, wisata alam yang berbasis adat dan lingkungan,
yang rencananya membangun semacam cotttage bernuansa rumah
adat Enggano, melingkari kolam alam tersebut:
14
Blakblau dan rumah adat Kaitora ds. Meok
(sumber: Dokumentasi penulis 2015).
15
Bandara di Banjarsari,memerlukan penambahan panjang landasan pacu
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2015).
17
Kecewa, tapi “Bahagia” (dalam Bahasa Portugis: Bahagia = Feliz,
Puas = Satisfeitio). “Feliz Engano! Satisfeitio Engano!)
Sejarah mengungkap traktat London yang berisi pertukaran wilayah
antara Bengkulu dan Singapura antara Belanda dan Inggris. Sekarang,
bila kita melihat Singapura yang telah didekontruksi ulang oleh Lee
Kwan Yew sebagai ‘Singapore Incorporated’, kota yang
dikendalikan layaknya sebuah perusahaan. Kota yang masyarakatnya
berpenghasilan tinggi dan tingkat pengangguran yang relatif
rendah.Bidang-bidang pelayanan publik dimiliki oleh pemerintah tapi
dikelola secara komersial dan sosial oleh warga dengan prinsip “Maju
Bersama Singapura”. Singapura dan Inggris adalah negara bahari dan
bagian pros maritim dunia, yang perlu dilanjutkan ke Bengkulu,
Indonesia. Berikut ini model kerja sama Kapal Pesiar tiga kota di tiga
negara:
42
19
Doc. Syafuan Rozi, Enggano, Sept. 2015.
Pada tahun 2000-an, jika orang dari Kota Bengkulu hendak ke Pulau
Enggano, masih sulit dilakukan.Dengan menyewa Pelayaran rakyat
dari pelabuhan samudra Pulai Bai atau Pelabuhan Tapak Padri yang
bersebelahan dengan situs benteng Inggris Malborough. Kondisi
perbatasan yang terbatas masih menjadi wajah Pulau Enggano, yang
mestinya menjadi perhatian Kementerian BPN/Bappenas,
Kementerian Pekerjaan Umum, Perhubungan, Kementerian
Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Kementerian Pariwisata
dan industri kreatif.
Di masa yang akan datang, mestinya pulau Enggano, Bengkulu Utara
ini dapat dan menarik secara bisnis untuk disinggahi oleh kapal pesiar
dengan rute Jakarta, Bengkulu, Enggano, Aceh dan Singapura. 14
Selain itu, mestinya ada rute penerbangan berkapasitas besar ke
pulau ini, dengan menggunakan pesawat menengah yang mendarat di
lapangan atau teluk di pesisir pantai, selain penerbangan perintis Susi
Air yang hanya memuat penumpang optimal 12 orang. 15Jika akses
22
2.Kebijakan Optimalisasi Perikanan Tangkap
23
Ada beberapa persoalan ketersedian kapal tangkap bertonase besar
dan bagaimana memasarkannya ke luar negeri dalam bentuk segar
dalam optimalisasi pemanfaatan perikanan tangkap di Pulau Enggano.
Upaya yang perlu dilakukan Negara dan pengusaha dengan (1)
penyediaan sarana dan prasarana perikanan tangkap dan budidaya
berupa bantuan kapal tangkap sedang dan besar untuk menangkap
ikan besar yang lewat pada musim tertentu, (2) peningkatan
pendapatan hasil usaha perikanan berupa wirausaha kuliner perikanan
laut dan lobster, dan (3) koordinasi antar instansi dalam pengelolaan
usaha perikanan, misalnya mendorong agar kapal tanki yang
membawa minyak ke Bengkulu dibersihkan dan diisi air laut untuk
membawa ikan segar ekspor ke Singapura, Malaysia dan Taiwan.
Simulasi penelitian Hartono (2009) menemukan bahwa pembangunan
industri perikanan di Pulau Enggano akan mengalami kemajuan yang
sangat baik jika ditandai dengan bertambahnya jumlah unit kapal
motor yang meningkat. Selain itu peningkatan sarana dan prasarana
perikanan juga dapat dilakukan dengan mengembangkan skim-skim
perkreditan usaha perikanan yang mudah diakses nelayan. Kegiatan
peningkatan pendapatan hasil usaha perikanan membina usaha
produksi perikanan yang berorientasi pasar, membina manajemen
usaha perikanan skala rumah tangga, dan mengembangkan sistem
pengolahan hasil perikanan yang hiegienis untuk meningkatkan nilai
tambah. Sementara itu kegiatan koordinasi antar instansi dalam
pengelolaan usaha perikanan dilakukan dengan mengembangkan
sistem informasi pasar dan mengembangkan wadah komunikasi antar
stake holder dalam pengelolaan perikanan (Hartono 2009).
Pembelian BBM Mahal di toko eceran, belum ada POM SPBU di Enggano
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2015)
26
Radio komunitas Dayee FM dipancarkan dari rumah adat Kaitora
di ds.Meok.Sumber Dokumentasi penulis 2015).
Di rumah adat suku Kaitora di desa Meok sudah dibangun radio
komunitas atas inisiatif Yudi Kaitora dan Bapak Zen, bernama
Dayee, yang berarti ‘raja’. Namun sayangnya hanya siaran pada pukul
18-21 malam, tergantung listrik genset kecamatan.Radio ini
memerlukan dukungan perbaikan studio, penambahan tinggi
pemancar (masih menggunakan tiang bambu), akibatnya hanya
menjangkau beberapa desa saja (Meok, Apoho dan Banjar Sari).
27
eksotis”. Juga merawat nilai Prinsip pembangunan
berkelanjutan (sustainable development), partisipatif, berfikir
positif dan bertindak konstruktif dalam memajukan Enggano.
Caranya lewat seminar, kuliah umum, rapat kerja, public
hearing dengan DPRD/DPR RI/DPD RI, worksohop ToT,
iklan layanan masyarakat di RRI Bengkulu, artikel opini di
koran Rakyat Bengkulu, pers release melalui kantor berita
nasional (KB Antara, KB 68H). Pembangunan ‘Kebun Raya
Enggano” adalah salah satu opsi untuk memperbaiki citra
Enggano sebagai pulau berwawasan lingkungan dan
pariwisata. Pelaksana: LIPI, BAPPEDA, AMAN, UNIB,
Pemuda/Intelektual Enggano, dan seterusnya.
b. Dukungan Untuk Radio Komunitas Enggano. Di rumah adat
suku Kaitora di Desa Meok sudah dibangun instalasi radio
komunitas atas inisiatif dan pendanaan swadaya pemuda
Enggano bernama Yudi Ariawan Kaitora dan dukungan
mantan Pabuki Enggano pak Imam Rafli Zen, bernama
Radio Dayee FM, yang berarti ‘Radio Raja’. Namun
sayangnya hanya siaran pada pukul 18-21 malam, tergantung
listrik genset dari koperasi listrik di kecamatan. Radio ini
memerlukan dukungan perbaikan studio, penambahan tinggi
pemancar (masih menggunakan tiang bambu), akibatnya
hanya menjangkau beberapa desa saja (Meok, Apoho dan
Banjar Sari).
c. Memperbaiki Konektifitas Laut. Usulan membuat surat
rekomendasi beserta press release ke media melalui kantor
berita dan media lokal/nasional ditujukan kepada wakil rakyat
di Bengkulu Utara, Bengkulu dan DPR RI di Jakarta yang
mewakili daerah pemilihanBengkulu, agar membantu
memajukan Enggano dengan cara: a) bersinergi melakukan
koordinasi rapat kerja, mengalokasikan anggaran dan
mengawasi Dirjen Perhubungan Laut dalam urusan
kementerian terkait untuk menambah kapal Ro Ro/Fery yang
beroperasi Enggano-Bengkulu dalam jangka waktu setahun
ke depan. b). Mengeluarkan peraturan pelaksana penambahan
28
jadwal ferry yang biasanya duakali seminggu menjadi 2 hari
sekali, di luar jadwal pengangkutan BBM dalam waktu
tigabulan ke depan. Berkaitan dengan pemasaran pisang
kepok dan memudahkan turis domestik mengunjungi Pulau
Enggano dalam bentuk kunjungan singkat (1-2 hari).Alasan
lainnya banyak pisang yang membusuk dan penumpang
tertahan, sehingga merugikan mata pencaharian warga pulau
tersebut.
d. Membangun Desa Wisata Berbasis Adat dan
Lingkungan.Usulan dengan membuat program Capacity-
Building bagi warga Enggano dalam mempersiapkan dalam
memanfaatkan potensi alam Enggano berkaitan dengan
pariwisata berbasis adat dan lingkungan. Caranya antara lain
alokasi anggaran crash program APBD dan Bantuan
Pemerintah Pusat untuk renovasi dan pembangunan rumah
adat Enggano di Desa Meok dan beberapa desa lainnya.
67
29
dapat diusulkan proyek percontohan bisa dilakukan di seputar
Blakblau di Desa Meok, Enggano yang memiliki potensi
keindahan kolam alam biru yang menghijau, dengan
membuat rumah homestay berbentuk bangunan adat bagi
para wisatawan –khususnya wisatawan pendidikan dan
sejarah dari manca-negara. Rumah homestay ini dapat
dibangun dengan memanfaatkan kayu kelapa, kayu kopi,
bambu, tali ijuk, atap daun keladi raksasa, yang banyak
terdapat di daerah tersebut.
Yudi Ariawan Kaitora dkk. Pemuda Enggano, sudah
menyiapkan lahan di seputar Blakblau di desa Meok untuk
pariwisata berbasis adat dan lingkungan. Selanjutnya dalam
satu tahun ke depan menambah minimal 12 penginapan
(homestay) untuk turis menginap di Enggano. Saat inibaru
terdapatsatudi dekat pelabuhan Malakoni.Sebagai tempat
penginapan dengan swadaya masyarakat perlu didorong
adanya arisan bedah rumah untuk dikembangkan menjadi
‘turis menginap di keluarga’ atau home-stay sebagai ikon
utama untuk tempat menginap bagi para turis. Pemasukan
home-stay ini diharapkan bisa langsung meningkatkan
income perekonomian setiap keluarga secara langsung.
Walaupun demikian, sudah ada bangunan hotel di Kahyapu,
milik wiraswatawan lokal. Ada opsi bagi turis untuk memilih
hotel atau homestay sesuai kondisi dan selera mereka masing-
masing.
f. Kegiatan Capacity-Building warga Enggano dalam mempersiapkan
dalam memanfaatkan potensi alam Enggano berkaitan dengan
pariwisata berbasis adat dan lingkungan. Caranya antara lain
pelatihan tentang Hospitality Standard (Jasa Pelayanan)
Pariwisata. Pelatihan bagi para ibu untuk membuat oleh-oleh
Khas Enggano; mengundang guru/maestro seni dari Ubud-
Gianyar, Bali dan masetro seni dari manca negara untuk
tinggal setahun di Enggano dalam persiapan mendirikan
30
Koperasi Kerajinan dan Pasar Seni Enggano; Pusat Kuliner
Enggano di setiap desa.
g. Membuka jalan ada alokasi beasiswa dari Pusat, Pemda dan
filantropist bagi pemuda dan pelajar SLTA Enggano untuk
memasuki sekolah Diploma Pariwisata di Bali dan Jakarta,
sebagai persiapan SDM Pariwisata Enggano.
h. Membangun prasarana fisik Enggano dan angkutan umum
pulau antara lain: menyelesaikan jalan lingkar pulau dengan
konstruksi tepat tempat dan kuat cuaca (betonisasi, pelapis
hotmik aspal karet) dan jasa angkutan umum dan rental
kendaraan (mobil, motor, sepeda). Pelaksana: Dinas PU dan
Prasarana Wilayah dan partisipasi kewirausahaan masyarakat.
i. Kemandirian Energi Enggano: Perancangan pembuatan Bio-
Premium dan Bio-Solar sendiri. Caranya warga Enggano
didampingi pakar dan fasilitasi instansi terkait dilatih
mengembangkan etanol dari bahan ubi kayu, pisang, buah
camplong, sebagai bahan bakar Bio-Premium
(80:20).Memanfaatkan CPO Sawit hasil perkebunan di
daratan Bengkulu sebagai bahan pencampur bio-diesel,
diharapkan membantu pasokan solar bagi para nelayan
tangkap Enggano di masa mendatang. Di waktu mendatang
perlu dibuka kemungkinan pembangunan pembangkit listrik
tenaga sampah dan pasang surut air samudra untuk memasok
listrik pulau ini.
31
b. Menuntaskan Krisis Listrik. Listrik PLN diharuskan dapat
masuk ke Enggano lewat koordinasi pengawan legislatif dan
eksekutif di Bengkulu dan Jakarta. Selain adanya program sel
surya yang terbatas jumlahnya dari Kementerian ESDM, ada
beberapa usulan pengadaan listrik berkapasitas sedang dan
besar bagi Enggano dengan opsi PLTD Terapung,
Pembangkit Listrik kincir angin, membangun PLTU dengan
Pembangkit Sampah Plastik Laut, PLN Pasang Surut Ombak
Samudra, yang terkenal kuat di seputar perairan Enggano.
Dalam jangka menengah perlu pengadaan kapal pembangkit
listrik terapung tenaga diesel PLN, dengan alokasi anggaran
yang disetujui Komisi VII DPR RI dan Kementrian ESDM
RI.
c. Penyempurnaan Kurikulum Pendidikan Dsar dan Menengah
di Enggano. Kebutuhan khusus untuk pemgenbangan
pembangunan yang berbasis wisata lingkungan dan adat serta
pengembangan value added hasil pertanian, menuntut
keahlian-keahlian khusus. Oleh karenanya pendidikan rendah
dan mengah yang terdapat di Enggano harus memiliki
pengajaran yang bisa memenuhi kebutuhan ini. Kerja seperti
ini perlu melibatkan Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah
Kab. Bengkulu Utara dan ProvinsiBengkulu.Pelatihan-
pelatihan singkat berkaitan dengan pelestarian budaya dan
pariwisata berbasis adat dan lingkungan seperti Pelajaran
Bahasa Enggano, Percakapan Dasar Bahasa Asing, Seni
Pertunjukan (lagu, tari, drama, silat, sulap-Sirkus Enggano),
kuliner khas Enggano, batik Enggano sangat diperlukan.
d. Mengoptimalkan Pemanfaatan Potensi Kelautan Enggano.
Hasil riset Pusat PenelitianOceanografi (P2O)-LIPI
menyarankan budi daya perikanan tangkap (ikan tuna/karang)
dan budi daya kerang mutiara di Enggano karena arus kuat
yang kaya plankton. Caranya: a.Pemuda Enggano didukung
untuk membuat sendiri kapal tangkap kayu fiber besar,
semacam penisi, dengan mengundang guru pembuat kapal
dari Bulukumba, Sulawesi Selatan, dengan koordinasi
32
jaringan AMAN dan dukungan Pemda Prov. Bengkulu.b.
Ada pelatihan kepada wakil warga Enggano oleh UPT LIPI
Pamenang, Lombok, NTB dan maestro/pelaku dan konsumen
mutiara dalam transformasi pengetahuan budi daya mutiara,
standar pemrosesan, pengolahan produk, hingga teknik
pemasaran.
23
33
3. Jangka Panjang (6-15 Tahun):
41
34
Enggano disarankan dengan pengembangan konsep Triple
Cities-Kota Segi Tiga Dunia (London-Singapore-Bengkulu)
kegiatan dengan mendatangkan para pelancong dunia maka
diadakan festival rakyat secara berkala, terutama
menyesuaikan waktu dengan liburan di Eropah, Amerika dan
Asia.
42
F. Kesimpulan
Dari pengamatan dan wawancara dengan warga pulau ini, ada
sejumlah saran atau rekomendasi dalam memajukan Enggano yaitu
membangun pariwisata Enggano yang ramah lingkungan dan berbasis
partisipasi kearifan lokal masyarakat adat setempat. Mereka menolak
kebijakan pusat peluncuran roket LAPAN atau mendirikan ‘Lapas
Koruptor’ yang akan menurunkan citra positif dan pelibatan peran
masyarakat setempat. Ada usulan sebagian warga Enggano untuk di
sampaikan ke Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bengkulu dan
Nasional untuk memajukan wisata Enggano dalam jangka menengah.
Dalam jangka pendek kepada masyarakat Enggano disarankan agar
ada program bedah pondok atau paviliun rumah adat untuk
homestay turis berwisata kebun dan pantai di pulau tersebut. Selain
itu perlu dibuat program pemberian bibit durian kultuvar stemsel agar
cepat berbuah bersamapihak LIPI, pupuk cair organik, jati intan
untuk di tanam di sepanjang jalan antara Kahyapu hingga Bandara
36
Banjarsari. Juga ke ladang-ladang penduduk sehingga dalam lima
tahun ke depan Pulau Enggano jadi tempat eksotis wisata buah
Sumatera,bersaing dengan Thailand, terutama durian, mangga,
rambutan, nangka dan jambu air Cincelo manis dan seterusnya.
Jika Enggano kian tertinggal, itulah wajah Indonesia, juga
sebaliknya.Model Triple Cities London-Singapura-Bengkulu ini
bertujuan untuk membangun kembali rajutan masa lalu untuk
kepentingan kekinian dan masa depan untuk mulai menjaring potensi,
inisiatif, ekspresi kebutuhan dan usulan solusi permasalahan dari
bawah. Apabila proses membangun kolaborasi negara dan masyarakat
di kota segitiga tersebut dilakukan dengan sinergis tentu pada
akhirnya suatu cita-cita pengembangan pariwisata, investasi dan
perdagangan di tiga wilayah tersebut akan bisa memenuhi tujuan
bersama: memajukan ekonomi berbasis keluarga.
Untuk meningkatkan pendapatan setiap keluarga di Pulau Enggano
disarankan agar ada penjajakan Pemda Bengkulu dan Bengkulu Utara
untuk audiensi ke DPR RI dan Kementrian Pariwisata, Perhubungan
dan Industri Kreatif, untuk kemudian audiensi dengan Kedutaan
Inggris dan Singapura di Jakarta dan para pemilik travel global
dengan proposal pengembangan konsep Triple Cities-Kota Segi Tiga
Dunia (London-Singapore-Bengkulu) kegiatan dengan mendatangkan
kapal pesiar dunia dengan ikon Sir Stamford Raffles, untuk para
pelancong maka diadakan festival rakyat secara berkala di Bengkulu
dan Enggano, terutama menyesuaikan waktu dengan liburan di
Eropah. Sebagai tempat penginapan, maka dikembangkan
‘penginapan desa wisata’ atau ‘etnic home-stay’ sebagai ikon utama
untuk tempat menginap bagi para turis. Pemasukan home-stay ini
diharapkan bisa langsung meningkatkan income perekonomian setiap
keluarga secara langsung.Untuk itu diperlukan dasar hukum dan
anggaran berupa politik kebijakan publik berupa formulasi dan
implementasi perda (peraturan daerah) di tingkat kabupaten dan
Provinsi Bengkulu.
37
Daftar Pustaka
Dahuri, Rohkmin J. Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu.1996.
Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara
Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita,
D. Hartono.2009“Model Pembangunan Pulau Enggano dengan
Pendekatan System Dinamics”. Jurnal Mitra Bahari 3(2).
Hendrapati, Marcel. 2011. Pengaruh Putusan Mahkamah
Internasional dalam kasus Pulau Sipadan dan Ligitan
terhadap garis pangkal Kepulauan Indonesia. Makasar:
FHUNHAS.
Jafferson, Thomas.2003. Raffles Sang Pejuang. Jakarta, Taramedia
Laporan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Propinsi
Bengkulu dan Pusat Penelitian Lingkungan Universitas
Bengkulu. 2005. Studi Daya Dukung Lingkungan Pulau
Enggano. Bengkulu: Bapedalda-UNIB.
Laswel, Harold J. 1936. Who Gets What, When and How.Chicago:
Ilinois.
Nugroho, Dedy Ari.2012.Analisis Putusan Mahkamah Internasional
Terkait Konflik Indonesia - Malaysia (Pulau Ligitan dan
Pulau Sipadan). Surakarta: Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret.
Siregar, Parpen. 2015.Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Pulau
Enggano Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Progam
Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Peraturan Perundangan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar.
38
Sumber Internet
http://kabarpolitik.com/2012/04/30/pulau-enggano-rawan-tsunami/
http://m.liputan6.com/news/read/2167942/pulau-enggano-bengkulu-
disiapkan-sebagai-pengganti-nusakambangan
http://www.aktual.co/nusantara/warga-tolak-enggano-pengganti-
nusakambangan
https://pardedejabijabi.wordpress.com/2013/07/01/di-enggano-adat-
masa-lalu-jadi-pegangan-masa-kini/
http://kiramnews.com/berita-950-keindahan-pulau-enggano-memikat-
hati-.html
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/7752
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/12/02/140159726/Susi.
Air.Terbangi.Pulau.Terluar.Bengkulu
Situs RSF (Rafflesia Society Foundation). http://masyarakat-bengkulu.
blogspot.com/2006/08/membangun-masyarakat-bengkulu.html
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/12/02/140159726/Susi.
Air.Terbangi.Pulau.Terluar.Bengkulu
https://pardedejabijabi.wordpress.com/2013/07/01/di-enggano-adat-
masa-lalu-jadi-pegangan-masa-kini/
http://m.liputan6.com/news/read/2167942/pulau-enggano-bengkulu-
disiapkan-sebagai-pengganti-nusakambangan
http://www.aktual.co/nusantara/warga-tolak-enggano-pengganti-
nusakambangan
http://kiramnews.com/berita-950-keindahan-pulau-enggano-memikat-
hati-.html
http://kabarpolitik.com/2012/04/30/pulau-enggano-rawan-tsunami/
39
40