Anda di halaman 1dari 40

AGENDA POLITIK KEBIJAKAN PUBLIK

UNTUK MEMAJUKAN PULAU ENGGANO:


MERAWAT KEDAULATAN NEGARA DAN
MENEMBUS PARIWISATA DUNIA
Oleh: Syafuan Rozi Soebhan1

A. Pengantar

P ulau Enggano adalah sebuah pulau terdepan di bagian Barat


Bengkulu, Sumatera. Pulau ini bukanlah pulau kosong yang
tidak berpenghuni. Ada sekitar 3700 orang penduduk yang
mendiaminya. Kedaulatan dan kehadiran Negara mestinya hadir di
pulau ini. Enggano sekarang merupakan pulau di halaman depan
Indonesia bagian Barat yang memerlukan penanganan khusus karena
posisinya, utamanya dari segi politis, tetapi juga dari segi sosial dan
budaya.
Pengelolaan pulau-pulau kecil terdepan, termasuk Enggano,
dilakukan dengan tujuan antara lain: a. menjaga keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, keamanan nasional, pertahanan
negara dan bangsa serta menciptakan stabilitas kawasan b.
memanfaatkan sumberdaya alam dalam rangka pembangunan yang
berkelanjutan; c. memberdayakan masyarakat dalam rangka
peningkatan kesejahteraan. Prinsip pengelolaan pulau-pulau kecil
terdepan: a. Wawasan Nusantara; b. berkelanjutan; c. berbasis
masyarakat. Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar mengacu pada
Rencana Tata Ruang Wilayah dalam hal ini Perda RTRW Provinsi
1Syafuan Rozi Soebhan lahir di Curup, Kab. Rejang Lebong
Bengkulu ini adalah Periset di Pusat Penelitian Politik- P2P LIPI dan
anggota tim dosen program S1 dan S2 matakuliah Politik Kebijakan Publik
(PKP) di Departemen Ilmu Politik, FISIP, Universitas Indonesia (UI), juga
pendiri dan aktif di Lembaga Kajian Pengembangan Partisipasi Masyarakat
(LKPPM). Email: syafuanrozi@ yahoo.com.sg, syaf004@lipi.go.id
1
Bengkulu.Skenario terburuk pulau Enggano dikelola oleh pihak asing,
perlu dihindari.Untuk itu diperlukan serangkaian politik kebijakan
publik dalam memajukan Pulau Enggano.

B. Politik Kebijakan Publik Memajukan Enggano


Politik kebijakan publik adalah keputusan-keputusan yang mengikat
bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang
dibuat oleh pemegang otoritas publik. Sebagai keputusan yang
mengikat publik maka kebijakan publik haruslah dibuat oleh otoritas
politik, yakni mereka yang menerima mandat dari publik atau orang
banyak, umumnya melalui suatu proses pemilihan untuk bertindak
atas nama rakyat banyak.
Selanjutnya, kebijakan publik akan dilaksanakan oleh Pemda yang di
jalankan oleh birokrasi bersama parapihak terkait, termasuk
masyarakat. Fokus utama kebijakan publik dalam negara modern
adalah pelayanan publik, yang merupakan segala sesuatu yang bisa
dilakukan oleh negara untuk mempertahankan atau meningkatkan
kualitas kehidupan orang banyak (Endom Onia).
Dasar hukum atau rencana strategis kebijakan publik yang terkait
dengan Pulau Enggano adalah Perpres (Peraturan Presiden). Sesuai
Pasal 6 dan 7, Peraturan Presiden RI Nomor 78 Tahun 2005 tanggal
29 Desember 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar, 2
terdapat 2 (dua) pulau kecil terdepan di provinsi Bengkulu yaitu:
Pertama bernama Pulau Mega (5,7 ha) yang dinyatakan tidak
berpenghuni, lokasinya ada dikoordinat 04°01‘12“LS, 101°01‘49“
BT. Secara administratif terletak di kabupaten Bengkulu Utara, jarak
dari Provinsi Bengkulu 80 mil laut ke arah Samudera Hindia. Kedua
bernama Pulau Enggano (40.200 ha), berpenghuni (penduduknya di

2Lihat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun


2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar. Istilah terluar saat ini
sebenarnya sudah diganti dengan ‘terdepan,’ tetapi karena peratutan lama
masih menggunakan istilah terluar, dalam bab ini Kami menggunakan kedua
istilah ini.
2
tahun 2015 sekitar 3700 orang).Lokasi koordinatnya: 5,17°-5,31° LS,
102,05 °-102,25° BT. Secara administratif terletak di Kabupaten
Bengkulu Utara, jaraknya dari Provinsi Bengkulu 95 mil laut ke arah
Samudera Hindia. Jarak tempuh dengan kapal ‘Roro’ atau ‘Ferry’
bernama Pulau Tello dari pelabuhan Pulau Baai Bengkulu ke
Pelabuhan Kahyapu, Enggano, sekitar 12jam tergantung cuaca dan
gelombang.3
Selanjutnya, sebagai bagian rencana strategis memajukan Enggano,
dasar arah pemikiran pengembangan Pulau Enggano ada dalam visi
dan misi Bappeda Bengkulu. Dengan mengingat geo-strategi wilayah
Provinsi Bengkulu yang memanjang di tepi Barat Sumatera dengan
panjang pantai 525 km dan 35,22% dari wilayah darat merupakan
hutan lindung, sehingga pengembangan ke arah laut merupakan
pilihan terbaik. Dasar kebijakan pengembangan Pulau Enggano
menurut penjelasan Kepala Bappeda Bengkulu, Ir. Sorjum Ahyan,
MT, antara lain adalah:4
Pertama,Perpres RI nomor 78 tahun 2005. Pulau Enggano
merupakan salah satu dari 92 pulau kecil terdepan yang perlu
diperhatikan oleh Negara Republik Indonesia. Hal itu merupakan
perintah presiden kepada Pemda Bengkulu, yang dikeluarkan sejak
tahun 2005, dengan dasar Perpres RI Nomor 78 tahun 2005, yang
ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam rangka menjaga keutuhan wilayah Negara, serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan, perlu dilakukan
pengelolaan pulau-pulau kecil terdepan dengan memperhatikan
keterpaduan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, budaya,
hukum, sumber daya manusia, pertahanan dan keamanan.Pulau-pulau
kecil terdepan Indonesia seperti Enggano di Bengkulu ini memiliki
nilai strategis sebagai Titik Dasar dari Garis Pangkal Kepulauan

3Sumber: Kepala BAPPEDA Bengkulu, EKSPOSE PULAU-


PULAU KECIL TERLUAR PROVINSI BENGKULU, dalam FGD Tim Ewin
IPSK di ruang Pola, Kantor Gubernur Bengkulu, September 2015.
4Ibid
3
Indonesia dalam penetapan wilayah Perairan Indonesia, Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan Landas Kontinen Indonesia.
Pengelolaan pulau-pulau kecil terdepan, termasuk Enggano dilakukan
secara terpadu antara Pemerintah Pusat di Jakarta, dalam hal ini
Pengelolaan pulau-pulau kecil terdepan dikoordinasikan oleh Tim
Koordinasi Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar, yang selanjutnya
disebut Tim Koordinasi.5Selain kementerian ada juga lembaga
negara non departemen yaitu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) sebagai lembaga riset nasional, dan Pemerintah Daerah
provinsi dalam hal ini Bappeda dan Pemda Bengkulu Utara serta
Kecamatan Enggano. Pengelolaannya meliputi bidang-bidang: a.
sumberdaya alam dan lingkungan hidup; b. infrastruktur dan
perhubungan; c. pembinaan wilayah; d. pertahanan dan keamanan; e.
ekonomi, sosial, dan budaya.Tim koordinasi bersama lembaga
departemen dan non departemen tersebut merupakan wadah
koordinasi non-struktural yang berada di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Presiden.
Tim Koordinasi mempunyai tugas mengkoordinasikan dan
merekomendasikan penetapan rencana dan pelaksanaan pengelolaan
pulau-pulau kecil terluar dan melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar.Penyelenggaraan
tugas Tim Koordinasi sehari-hari dibantu oleh Tim Kerja yang

5Tim ini diketuai oleh: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum


dan Keamanan. Wakil Ketua merangkap anggota: 1. Wakil Ketua I: Menteri
Kelautan dan Perikanan 2. Wakil Ketua II: Menteri Dalam Negeri. Anggota:
1. Menteri Pertahanan 2. Menteri Luar Negeri 3. Menteri Perhubungan 4.
Menteri Pekerjaan Umum 5. Menteri Energi dan Sumber daya Mineral 6.
Menteri Kesehatan 7. Menteri Pendidikan Nasional 8. Menteri Keuangan 9.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia 10. Menteri Kehutanan 11. Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS 12.
Menteri Negara Lingkungan Hidup 13. Menteri negara Pembangunan
Daerah Tertinggal 14. Sekretaris Kabinet 15. Panglima Tentara Nasional
Indonesia 16.Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia 17. Kepala
Badan Intelejen Negara (BIN).
4
dikoordinasikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Tim Kerja
terdiri dari dua tim, yaitu Tim Kerja I membidangi sumber daya alam,
lingkungan hidup, infrastruktur dan perhubungan, ekonomi, sosial,
dan budaya; Tim Kerja II membidangi wilayah, pertahanan dan
keamanan. Tim Kerja I diketuai oleh Direktur Jenderal Kelautan,
Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil, Departemen Kelautan dan
Perikanan.Tim Kerja II diketuai oleh Direktur Jenderal Pemerintahan
Umum, Departemen Dalam Negeri.
Kedua, adanya kebijakan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP
RI) masa kepresidenan Jokowi-JK tentang: rencana strategis
pengembangan ekonomi wilayah berbasis kelautan dan perikanan di
tepi barat Sumatera. Dengan skenario pemetaan pengembangan
integrasi spasial sebagai berikut6:

Sumber : DKP RI

Perencanaan pengembangan ekonomi wilayah terpadu wilayah pesisir


dan pulau kecil Sumatera Bagian Barat pada dasarnya adalah upaya
penerapan konsep-konsep pembangunan ekonomi pada dimensi
keruangan, sehingga perencanaan pengembangan wilayah merupakan
akumulasi yang tidak terputus dari konsep pembangunan ekonomi

6Lihat juga Hartono, D. “Model Pembangunan Pulau Enggano


dengan Pendekatan System Dinamics”. Jurnal Mitra Bahari 3(2) 2009.: hlm.
51-68.
5
yang melihat peluang dan penawaran (opportunity and supply side),
yaitu dari kemampuan atau potensi wilayah itu untuk dikembangkan,
dan dari segi permintaan sebagai peluang (demand side – market
opportunity), termasuk untuk membangun Pulau Terdepan seperti
Enggano yang berada dalam zone pengembangan selatan yang
berwarna merah jambu, dengan keterkaitan horisontalnya dengan
Bengkulu. Namun, skenario ini belum memasukan rencana
pengembangan Enggano dengan Singapura dan Inggris sebagai
bagian masa lalu dan potensi ke depan.
Ketiga, adanya kerja sama pemda propinsi Bengkulu dengan
Konsorsium Nelayan Belanda,dengan Dr. Mannuputhy Beher sebagai
investor bidang perikanan. Namun, dalam pelaksanaannya kurang
berkembang. Peneliti sempat bertemu dengan nelayan dari kelompok
Muntahan Paus di Desa Meok, Enggano yang mengalami kendala
bahan bakar dan pemasaran hasil tangkapan. Ia bercerita pernah
mengerjakan keramba untuk budi daya ikan dan pembesaran di
wilayah “Sebalik”. Namun usaha perikanan laut tersebut sekarang
cenderung mati suri.
Keempat, Keputusan gubernur tentang pengembangan Pulau
Engganomelalui Surat Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor 408
Tahun 2003 tanggal 23 April 2003 tentang Program Pengembangan
Pulau Enggano Secara Terpadu dan Berkelanjutan (Lihat laporan SK
Bapedalda Propinsi Bengkulu, 2006).
Kelima, adanya naskah akademis yang dilakukan oleh Bapedalda
Propinsi Bengkulu dan P2L UNIB, 2005. Hasilnya antara lain
menyatakan daya dukung lingkungan, pemanfaatan dan
pengembangan Pulau Enggano hendaknya berupa pembangunan yang
berwawasan lingkungan, mengingat pulau ini merupakan ekosistem
yang unik dan rentan terhadap gangguan. Kegiatan yang
memungkinkan dilakukan dalam pengembangan Pulau Enggano
adalah kegiatan pariwisata, perikanan, pertanian dan perkebunan, dan
kegiatan industri tepat guna lainnya. Dalam rangka pemanfaatan
wilayah pesisir dan laut Pulau Enggano, maka arahan kegiatan

6
pariwisata meliputi pariwisata pantai dan pariwisata bahari,
sedangkan arahan kegiatan perikanan tangkap (Siregar, 2005).
Untuk acuan penerapan kebijakan memajukan pulau terdepan
tersebut, ada semacam formulasi kebijakan publik yang menjadi
modelnya, yaitu antara lain prinsip pemanfaatan sumberdaya pesisir
dan laut di Enggano akan dapat berhasil jika dikelola secara terpadu
(Integrated Coastal Zone Management atau model ICZM. Unsur
utama IZCM adalah integrasi dan koordinasi. Pengelolaan atau
pemanfaatan kawasan pesisir yang dilakukan secara sektoral tidaklah
efektif dan perlu diubah menjadi cara sinergis. Selain itu pemanfaatan
sumberdaya pesisir dan laut seharusnya dilakukan dengan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pengelolaan sumberdaya
wilayah pesisir dan laut Pulau Enggano secara terpadu dan
berkelanjutan, maka perlu dirumuskan suatu perencanaan pengelolaan
(strategic plan) yang mengintegrasikan setiap kepentingan dalam
keseimbangan (proporsionality) antar dimensi ekologis, dimensi
sosial, antar sektoral, disiplin ilmu dan segenap pelaku pembangunan
(stakeholders) (Dahuri. dkk.1996).
Untuk mendukung Pengembangan Kawasan Tepi Barat Sumatera,
maka Propinsi Bengkulu menyusun rencana Pengembangan Pulau
Enggano sebagai Kawasan Andalan yang Berbasis pada Industri
Perikanan dan Parawisata Bahari. Bunyi VISI PENGEMBANGAN
PULAUENGGANO yaitu “Terwujudnya Pulau Enggano Menjadi
Sentra Industri Berbasis Perikanan dan Kelautan Tepi Barat Sumatra
pada Tahun 2010”.
Untuk itu perlu dikembangkan konsep Pengembangan Pulau Enggano
Sebagai Pusat Industri Berbasis Maritim dan Pariwisata.Master Plan
Kawasan Andalan Pulau Enggano Propinsi Bengkulu. Renstra
Khusus Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Studi Daya
Dukung Lingkungan di Pulau Enggano Propinsi Bengkulu.
Membangun Kesepahaman Membangun Kesepahaman Multi Pihak
Terhadap Pengelolaan Pulau Enggano. Studi Kondisi Oseanografi

7
Perairan Laut Kawasan Pulau Enggano Propinsi Bengkulu.
Kesesuaian Lahan Pengembangan Pertanian.7

Sumber: Dokumentasi Penulis


Pemda dan masyarakat Enggano cenderung mendukung perkebunan
pisang kepok, kakao, kelapa, namun menolak kebun kelapa sawit
yang menyerap air tanah luar biasa.Hal yang kurang digalakkan di
pulau ini adalah penananam bibit buah-buahan tropis.Pohon durian
ada namun jarang, begitu pula buah nangka, mangga, rambutan, duku,
nanas, jambu air, dan sebagainya belum optimal. Padahal Enggano
yang relatif subur ini bisa menjadi tujuan wisata berburu buah-buahan
tropis oleh turis domestik dan manca negara
Dalam waktu lalu dan berjalan, ada beberapa rancangan kebijakan
publik yang menuai pro dan kontra penduduk Enggano antara lain
rencana pembangunan pusat peluncuran roket LAPAN, Lembaga
Pemasyarakatan (LAPAS) khusus koruptor, pulau Kasino yang
diajukan oleh Group Artha Graha- Tommy Winata, pangkalan
angkatan laut Armada Barat (Armabar), taman berburu dan yang
terakhir adalah penanaman kebun kelapa sawit. Sementara itu,
rancangan membangun desa wisata berbasis adat, pendirian pabrik
tepung pisang dan oleh-oleh, budi daya mutiara, teripang/lobster serta

7Kepala BAPPEDA Bengkulu, EKSPOSE PULAU- PULAU


KECIL TERLUAR PROVINSI BENGKULU, dalam FGD Tim Ewin IPSK di
ruang Pola kantor Gubernur Bengkulu, September 2015.
8
penangkapan/pemasaran ikan laut dalam dan ikan karang hidup ke
luar negeri, tampaknya relatif kurang menuai kontroversial karena
memiliki visi lingkungan dan melibatkan masyarakat adat setempat.
Selanjutnya, membahas politik kebijakan publik akan tidak lepas dari
soal Kedaulatan Negara (state sovereignity).Kedaulatan Negara
adalah kata penting dalam dunia politik nasional dan antarbangsa.Ia
terkait dengan kemampuan suatu Negara untuk menentukan sendiri
apa yang diinginkan dan apa yang akan dilakukan menyangkut
kepentingan nsionalnya. Selain issue Kedaulatan Negara, berbicara
Politik Kebijakan Publik juga terkait dengan mekanisme “siapa,
mendapat apa, kapan dan bagaimana?” Dalam pengertian domaian
politik menurut ilmuwan Harold J. Laswell (1936), ‘siapa,’ dalam hal
ini masyarakat Pulau Enggano dan Bengkulu. Mendapat apa,
mendapatkan perhatian khusus. Kapan, sekarang dan ke depan.
Bagaimana, menunjukkan cara terbaik dalam memajukannya.
Potensi pariwisata di pulau terdepan Indonesia bagian barat, Enggano,
BengkuluBarat “mutiara terpendam dalam lautan”, yang belum
diketahui dunia karena lokasinya belum mudah dicapai wisatawan.
Padahal di sanapotensi wisata alam seperti berselancar, wisata
berburu, wisata konservasi terumbu karang dan hewan laut.
Pulau Enggano terkenal dengan ular laut dan burung
endemiknya.Wisata berburu dapat dilakukan di Taman Buru Gunung
Nanua.Wisata alam daratan lebih banyak berupa kegiatan
penjelajahan hutan wisata (hutan suaka alam) yang keasliannya tetap
terjaga. Beberapa obyek wisata alam berupa kawasan konservasi
antara lain Hutan Suaka Alam Kioyo I dan Kioyo II,Hutan Suaka
Alam Teluk Klowel, Hutan Wisata Alam Tanjung Laksaha, Hutan
Suaka Alam Bahuewo. Bahkan keberadaan suku-suku yang mendiami
Pulau Enggano dengan kekhasan budayanya tidak menutup
kemungkinan merupakan potensi wisata budaya.8

8Kawasan Pulau Enggano juga berpotensi untuk dikembangkan


sebagai obyek wisata bahari seperti selancar, memancing, wisata selam,
snorkeling, wisata pantai, berenang, dan wisata desa binaan. Dalam hal
9
57

Sumber: Koran Suara Rakyat Bengkulu, 2015.


Namun ada sejumlah persoalan Enggano antara lain berupa
penambangan pasir oleh Dinas Trasmigrasi, banyaknya sampah
plastik yang terdampar ke sana. Ada pemikiran suatu saat untuk
membangun pembangkit listrik tenaga sampah yang ramah
lingkungan di sana. Namun untuk jangka menengah (10-15 tahun)
memerlukan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) kapal
terapung PLN. Dewasa ini sebagian besar pulau masih gelap gulita,
kecuali di pusat kecamatan yang memanfaatkan koperasi yang
menyedian generator listrik untuk pukul 18 hingga 22 malam. Itu pun
terkendala oleh langka dan mahalnya bahan bakar minyak di pulau
ini. Ada beberapa rumah yang mendapatkan bantuan Kementeriaan
ESDM dan BPPT berupa panel listrik sel surya yang berdaya 100
-300 watt, tergantung kapasitas accu penyimpan yang dimiliki.

wisata bahari, potensi Enggano sama dengan Mentawai, Simeulue dan Nias.
Lokasi wisata bahari terdapat di perairan Pulau Dua, Pulau Merbau,
Kahyapu, Pantai Teluk Harapan, TelukLabuho, Teluk Berhawe, Tanjung
Kioyo, Tanjung Koomang, dan pantai di Kaana.Potensi wisata bahari lainnya
yang belum banyak terungkap adalah wisata sejarah di perairan Tanjung
Laksaha – Teluk Berhau, tempat dimana harta karun berada.
10
Selain itu ada juga potensi kerawanan Tsunami yang perlu
diantisipasi agar ada rasa aman dan nyaman, 9 juga ada persoalaan
ketersediaan air minum karena belum ada unit pengolah air minum
yang memadai. Begitu juga reaksi masyarakat adat terhadap rencana
membangun LP (Lembaga Pemasyarakatan) di Pulau Enggano, 10 yang
dinilai akan mengganggu tanah ulayat, ruang pulau yang sempit serta
stigma negatif terhadap pulau tersebut, 11 jika dibandingkan yang
dikembangkan adalah pariwisata, perikanan, perdagangan hasil laut.
Untuk pariwisata pun perlu belajar banyak dengan pengalaman pulau
Gili Trawangan di NTB atau Karimun Jawa di Jawa Tengah.

9http://kabarpolitik.com/2012/04/30/pulau-enggano-rawan-tsunami/
10http://m.liputan6.com/news/read/2167942/pulau-enggano-
bengkulu-disiapkan-sebagai-pengganti-nusakambangan
11http://www.aktual.co/nusantara/warga-tolak-enggano-pengganti-
nusakambangan. Masyarakat adat yang berdiam di Pulau Enggano
Kabupaten Bengkulu Utara menolak rencana Kementerian Hukum dan Hak
Azasi Manusia (HAM) mendirikan lembaga pemasyarakatan di pulau itu,
menggantikan fungsi Pulau Nusakambangan."Jangankan untuk membangun
lembaga pemasyarakatan, tanah untuk masyarakat yang tinggal di Pulau
Enggano saja lahannya terbatas," menurut Kepala Suku Kaitora Pulau
Enggano, Raffli Zen Kaitora.
11
Sumber: Dokumentasi penulis dan Soffian Rafflesia, 2015.
Suasana Pulau Dua di Pulau Enggano begitu terasa dengan vegetasi
yang didominasi oleh kelapa yang menjulang tinggi, tidak heran
karena dulunya Pulau Dua memang penghasil kopra terbesar di
Kepulauan Enggano, selain dulunya juga merupakan salah satu
perkampungan yang penting.Namun sekarang hanya terdapat
beberapa pondok nelayan dan pondok pemilik kebun kelapa. Karena
lokasi ini dulunya bekas perkampungan, maka bisa dijumpai beberapa
makam kuno dan tempat pemandian yang pernah digunakan oleh
pemuka masyarakat di zamannya.12
Banyak aktifitas kelautan yang bisa dilakukan di Pulau Enggano
diantaranya mandi matahari, memancing, snorkling, tracking,
menanam rumput laut dan terumbu karang, atau hanya sekedar
menikmati suasana yang jauh dari kebisingan pemukiman.Pada
malam hari yang cerah sangat cocok untuk bercengkerama di bawah
sinar bulan yang terang sembari menikmati hasil tangkapan ikan yang
mudah didapat disekitar pulau. Untuk itu diperlukan promosi ‘wisata
terang bulan’ di Pantai Kaana dan Meok, sebagai paket wisata khusus
bagi turis domestik dan mancanegara.13

12https://pardedejabijabi.wordpress.com/2013/07/01/di-enggano-
adat-masa-lalu-jadi-pegangan-masa-kini/
13http://kiramnews.com/berita-950-keindahan-pulau-enggano-
memikat-hati-.html
12
Pesona Pasir Putih Enggano, (Sumber: Dokumentasi penulis, 2015)
Untuk ke depan, tempat ini akan mudah dikunjungi warga dunia jika
dibangun bandara perairan, selain Bandara Enggano di desa
Banjarsari. Untuk kepentingan wisata kelautan perlu diajukan
13
proposal oleh Pemda Bengkulu ke IPTN/PT Dirgantara Indonesia
untuk membuat pesawat CN 235 versi amfibi yang bisa mendarat di
darat dan perairan atau helikopter angkut berbadan besar, dengan rute
Bandara Fatmawati Bengkulu ke salah satu spot pantai di Enggano di
desa Banjarsari merupakan kabar baik untuk memajukan Enggano.
Pemanfaatan jenis pesawat buatan IPTN perlu dirancang oleh wakil
rakyat DPRD Bengkulu Utara APBD Bengkulu dan APBN sektor
memajukan industri kreatif pariwisata kelautan, dalam Daftar Isian
pelaksanaan Anggaran (DIPA) keuangan pemerintah pusat dan daerah
di tahun-tahun mendatang.
Konsep homestay, berwisata dengan menginap di cottage milik
penduduk local di desa Meok dengan kolam alam Blakblau yang
berair jernih dan segar, menjadi peluang pemberdayaan ekonomi
lokal dan nasional dalam konteks pengembangan pariwisata dunia.
Berikut ini adalah lokasi Blakblau di desa Meok yang direncanakan
oleh Yudi Kaitora dan masyarakat adat Desa Meok Enggano untuk
dibangun home-stay, wisata alam yang berbasis adat dan lingkungan,
yang rencananya membangun semacam cotttage bernuansa rumah
adat Enggano, melingkari kolam alam tersebut:

14
Blakblau dan rumah adat Kaitora ds. Meok
(sumber: Dokumentasi penulis 2015).

Selama ini, kehadiran wisatawan di Bengkulu hanya dimiliki oleh


pengelola hotel dari kalangan investor menangah dan besar seperti
Hotel Santika, Splash Hotel, Hotel Pantai Panjang, dan seterusnya.
Sudah saatnya juga ada politik kebijakan publik setempat berupa
Perda Desa Wisata Pulau Enggano yang melibatkan keluarga
setempat untuk turut menawarkan jasa tempat tinggal dengan
menyediakan home stay bagi wisatawan, adanya zonausaha kerajinan
rakyat, zone rekreasi festival rakyat berkala, zone gudang dan
bongkar muat di pelabuhan laut, wisata air di Pantai Panjang, Pulau
Tikus dan Enggano. Tenru saja sanitasi wilayah bidang persampahan,
drainase, jaringan distribusi pemasaran wisata, hingga sistem
komunikasi modern (internet, jaringan nir-kabel) juga harus
dikembangkan untuk menjadi daya pikat dan prasyarat infrastruktur
untuk bangkitnya daerah Bengkulu, menjadi “Bali baru” bagi
Indonesia.

15
Bandara di Banjarsari,memerlukan penambahan panjang landasan pacu
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2015).

C. Mengubah Potensi Enggano: Menembus Pariwisata


Dunia
Futurolog terkenal John Naissbitt dalam bukunya tentang Megatrend
2000 telah meramalkan akan terjadi revolusi Triple-T yaitu perubahan
cepat di bidang Transportation, Telecomuniaction dan Tourism
setelah milenium ke-2. Hal ini patut disambut baik dan dijakdikan
peluang untuk mengembangkan wilayah dan perekonomian berbasis
keluarga, khususnya pengembangan bisnis wisata budaya, kerajinan
dan pemberdayaan ekonomi keluarga. Daerah Bengkulu sengaja
dipilih karena daerah ini jarang sekali mendapatkan perhatian
walaupun relatif dekat dari Jakarta sebagai pusat ibu kota negara.
Daerah ini kaya akan potensi alam seperti bahan tambang dan
mineral, pegunungan (hutan, ladang kopi, jahe, kelapa dan kebun
teh), pantai dan beberapa pulau kecil (Pulau Tikus dan Enggano).
Enggano kaya dengan tanaman pisang, melinjo, kelapa, kakao, vanila
dan merica.

Pelabuhan Kahyapu (sumber: dokumentasi penulis 2015).

1. Model dan Kebijakan Publik untuk Memajukan Enggano


Eksplorasi Historiografi perlu dilakukan lebih lanjut mulai denan
kajian literatur atau desk-review kehidupan dan perjalanan Sir
Stamford Raffles dari London ke Bengkulu dan Singapura(Jafferson,
16
2003). Model triple-cities atau kota segitiga hal ini terkait dengan
sejarah masa lampau menyangkut Bengkulu-Singapura dan London.
Singapura sekarang adalah Singapura yang maju, sebagai salah satu
negara dengan penghasilan per kapita tertinggi di dunia. Kota itu
dahulu ada kaitannya dengan Bengkulu, karena negara kota (city
state) di Ujung Semanjung Malaka itu juga awalnya dibangun oleh
Sir Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Inggris. Orang yang sama
ini, juga pernah menetap di Bengkulu, sehingga daerah ini kerap
disebut Bumi Rafflesia.

Doc. Foto pribadi milik sahabat Soffian Rafflesia,


Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10203056017827494&
set=a.1083497013779.2013992.1416979848&type=3&theater
Hutan Bukit Barisan Bumi Bengkulu terkenal dengan habitat bunga
raksasa yang terbesar di dunia. Selain itu bila kita ingat nama Raffles
asal Inggris yang beribukota London ini, selain koleksi botaninya,
kita juga akan mengingat peradaban Inggris di Bengkulu, yaitu suatu
benteng berbentuk hewan penyu yang mengarah ke Tapak Padri di
pelabuhan tua Bengkulu yang bernama Malborough Fortres. Salah
satu ruang di benteng itu pernah dihuni oleh Presiden Pertama RI, Ir.
Soekarno yang akrab dipanggil “Bung Karno” yang beristrikan gadis
Bengulu, ibu Fatmawati.Potensi alam Enggano dan sejarah dengan
Portugis, juga perlu dijadikan icon pariwisata Enggano. Saya
bermimpi di Enggano ada baleho besar Anda ke Enggano tak akan

17
Kecewa, tapi “Bahagia” (dalam Bahasa Portugis: Bahagia = Feliz,
Puas = Satisfeitio). “Feliz Engano! Satisfeitio Engano!)
Sejarah mengungkap traktat London yang berisi pertukaran wilayah
antara Bengkulu dan Singapura antara Belanda dan Inggris. Sekarang,
bila kita melihat Singapura yang telah didekontruksi ulang oleh Lee
Kwan Yew sebagai ‘Singapore Incorporated’, kota yang
dikendalikan layaknya sebuah perusahaan. Kota yang masyarakatnya
berpenghasilan tinggi dan tingkat pengangguran yang relatif
rendah.Bidang-bidang pelayanan publik dimiliki oleh pemerintah tapi
dikelola secara komersial dan sosial oleh warga dengan prinsip “Maju
Bersama Singapura”. Singapura dan Inggris adalah negara bahari dan
bagian pros maritim dunia, yang perlu dilanjutkan ke Bengkulu,
Indonesia. Berikut ini model kerja sama Kapal Pesiar tiga kota di tiga
negara:
42

MODEL TRIPLE CITIES


Pe m a sa ra n Pe m a sa ra n Pa riwisa ta Ka p a l Pe sia rt Ko ta Se g itig a Dunia :
De ng a n Ic o n Sir Sta m fo rd Ra ffle s

Sumber: Diolah oleh Syafuan Rozi, P2P-LIPI.


Untuk mengungkap keterkaitan Bengkulu dan Singapura, di
Singapura, ada jalan raya, mesjid, hotel, public-residence yang
bernama “Bencoelen”, di sekitar jalan Victoria-Beras Basah, yang
asal-usul nama jalan tersebut diambil dari kata Benkulen, Bencoelen
atau Bengkulu. Mengingatkan kita, akan adanya ‘ikatan warisan
sejarah dan fakta sosial hubungan masa lalu Inggris, Singapura dan
18
Bengkulu. Suatu kebetulan yang sayang untuk dibiarkan berlalu
begitu saja.Untuk itu Pemda Bengkulu dan DPRD-nya perlu membuat
politik anggaran daerah dan nasional untuk membangun Jaringan dan
Infrastruktur Kota Segitiga. Model ini menyarankan sinergi pelaku
wisata dan birokrasi terkait di London Inggris, Bengkulu dan
Singapura untuk membuat paket terusan perjalanan wisata yang
didukung oleh perusahaan penerbangan seperti Air Asia, British Air
Ways, Singapore Airline dan kapal pesiar Sea Cruise antar benua.
Pemda Bengkulu perlu didukung untuk mempersiapkan bandara
internasional, pelabuhan dan transportasi udara yang nyaman dan
aman. Untuk itu diperlukan berbagai pendekatan agar ada kapal
pesiar yang memutar pulau setengah dan penuh Pulau Sumatera
dengan rute Inggris-Singapura-Sabang-Nias-Mentawai-Mandeh-
Enggano, dan balik lagi ke Singapura, atau memutar penuh
Singapura-Babel-Jakarta-Krakatau-Enggano dan lanjut ke Utara
hingga Sabang dan kembali ke Singapura.
Setelah mengkaji beberapa tempat maka dapat diusulkan proyek
percontohan bisa dilakukan di seputar benteng Inggris Duke
Malborough-Tapak Paderi dan Pulau Enggano yang memiliki potensi
keindahan alam laut yang perlu diperbaiki, rawa dan perbukitan yang
menghijau, dengan membuat rumah contoh untuk homestay bagi para
wisatawan –khususnya wisatawan pendidikan dan sejarah dari manca-
negara. Rumah homestay ini dapat dibangun dengan memanfaatkan
kayu kelapa, kayu kopi, bambu, tali ijuk, atap daun keladi raksasa,
yang banyak terdapat di daerah tersebut.Yudi Kaitora dkk.sudah
menyiapkan lahan di Desa Meok untuk pariwisata berbasis adat dan
lingkungan. Selain itu perlu disiapkan para guru/seniman untuk
mengajarkan kepada warga Enggano untuk membuat pasar seni, seni
pertunjukan, pusat jajanan, pabrik kata-kata untuk t-shirt, tas, dan
lain-lain.

19
Doc. Syafuan Rozi, Enggano, Sept. 2015.
Pada tahun 2000-an, jika orang dari Kota Bengkulu hendak ke Pulau
Enggano, masih sulit dilakukan.Dengan menyewa Pelayaran rakyat
dari pelabuhan samudra Pulai Bai atau Pelabuhan Tapak Padri yang
bersebelahan dengan situs benteng Inggris Malborough. Kondisi
perbatasan yang terbatas masih menjadi wajah Pulau Enggano, yang
mestinya menjadi perhatian Kementerian BPN/Bappenas,
Kementerian Pekerjaan Umum, Perhubungan, Kementerian
Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Kementerian Pariwisata
dan industri kreatif.
Di masa yang akan datang, mestinya pulau Enggano, Bengkulu Utara
ini dapat dan menarik secara bisnis untuk disinggahi oleh kapal pesiar
dengan rute Jakarta, Bengkulu, Enggano, Aceh dan Singapura. 14
Selain itu, mestinya ada rute penerbangan berkapasitas besar ke
pulau ini, dengan menggunakan pesawat menengah yang mendarat di
lapangan atau teluk di pesisir pantai, selain penerbangan perintis Susi
Air yang hanya memuat penumpang optimal 12 orang. 15Jika akses

14Penulis sudah mengembangkan konsep Triple-Cities: London-


Singapore-Bencollen, untuk memajukan wisata kelautan di Bengkulu. Lihat
situs RSF (Rafflesia Society Foundation). http://masyarakat-bengkulu.
blogspot. com/2006/08/membangun-masyarakat-bengkulu.html
15 Lihat http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/12/02/
140159726/ Susi. Air.Terbangi.Pulau.Terluar.Bengkulu
20
transportasi mudah dari jembatan udara dan laut, maka mudah pula
bagi Enggano untuk menembus pariwisata dunia16.

Penerbangan ke Enggano akan dilayani pesawat udara perintis jenis


casa. Meski harga tiket pesawat lebih tinggi dari kapal laut, tapi masyarakat
yang akan Enggano lebih senang naik pesawat karena jarak tempuhnya dari
Kota Bengkulu hanya 30 menit. Sedangkan naik kapal laut ditempuh selama
12 jam dengan harga tiket Rp125.000 per orang. Apalagi pesawat perintis
akan menerbangi Enggano - Kota Bengkulu setiap hari, sehingga masyarakat
semakin tertarik menggunakan angkutan udara. Sedangkan kapal laut
berangkat ke Enggano seminggu dua kali. Jadwal ini kalau gelombang di
perairan Bengkulu tidak tinggi, tapi kalau badai dan gelombang tinggi di
wilayah Bengkulu, kapal laut berminggu-minggu baru bisa berlayar ke pulau
terluar ini.
16Persiapan Indonesia untuk bangkit dari krisis, termasuk daerah
Bengkulu, menuju perekonomian pasar bebas AFTA dan revolusi T3, perlu
dimanfaatkan oleh anak bangsa dan menjadi beralasan pula Kota Bengkulu
berpeluang untuk ikut dibangun. Jumlah dan kualitas fasilitas kota (public
goods) di wilayah Bengkulu masih jauh dari harapan. Bandara Fatmawati
yang dulunya bernama Padang Kemiling, perlu diarahkan menjadi bandara
internasional, Pelabuhan Pulai Baai hendaknya dimanfaatkan untuk
merapatnya kapal wisata (sea cruise) internasional, sekaligus suatu saat nanti
bisa kembali menjadi jalur alternatif pelayaran berhaji melalui pantai Barat
Sumatera menuju Arab Saudi dan peluang wisata pula dari kalangan bangsa
Arab.
21
Durian, Rafflesia dan Pantai Komang Enggano.
Sumber:https://www.facebook.com/photo.php?
fbid=10202178910300354&set=a.
1083497013779.2013992.1416979848&type=3&theater

22
2.Kebijakan Optimalisasi Perikanan Tangkap

Sumber:WALHI dan AMAN Bengkulu, 2015.

Desa Meok (Sumber Dokumentasi penulis. 2015)

23
Ada beberapa persoalan ketersedian kapal tangkap bertonase besar
dan bagaimana memasarkannya ke luar negeri dalam bentuk segar
dalam optimalisasi pemanfaatan perikanan tangkap di Pulau Enggano.
Upaya yang perlu dilakukan Negara dan pengusaha dengan (1)
penyediaan sarana dan prasarana perikanan tangkap dan budidaya
berupa bantuan kapal tangkap sedang dan besar untuk menangkap
ikan besar yang lewat pada musim tertentu, (2) peningkatan
pendapatan hasil usaha perikanan berupa wirausaha kuliner perikanan
laut dan lobster, dan (3) koordinasi antar instansi dalam pengelolaan
usaha perikanan, misalnya mendorong agar kapal tanki yang
membawa minyak ke Bengkulu dibersihkan dan diisi air laut untuk
membawa ikan segar ekspor ke Singapura, Malaysia dan Taiwan.
Simulasi penelitian Hartono (2009) menemukan bahwa pembangunan
industri perikanan di Pulau Enggano akan mengalami kemajuan yang
sangat baik jika ditandai dengan bertambahnya jumlah unit kapal
motor yang meningkat. Selain itu peningkatan sarana dan prasarana
perikanan juga dapat dilakukan dengan mengembangkan skim-skim
perkreditan usaha perikanan yang mudah diakses nelayan. Kegiatan
peningkatan pendapatan hasil usaha perikanan membina usaha
produksi perikanan yang berorientasi pasar, membina manajemen
usaha perikanan skala rumah tangga, dan mengembangkan sistem
pengolahan hasil perikanan yang hiegienis untuk meningkatkan nilai
tambah. Sementara itu kegiatan koordinasi antar instansi dalam
pengelolaan usaha perikanan dilakukan dengan mengembangkan
sistem informasi pasar dan mengembangkan wadah komunikasi antar
stake holder dalam pengelolaan perikanan (Hartono 2009).

D. Aspirasi Warga Untuk Memajukan Enggano


Ada sejumlah aspirasi warga Enggano yang perlu didengar oleh
pemda dan pemerintah pusat dalam memajukan pulau terdepan
tersebut. Ada warga yang memohon disampaikan kepada pihak yang
berwenang, terutama pada wakil rakyat di Bengkulu Utara, Bengkulu
dan DPR RI di Jakarta yang mewakili daerah pemilihanBengkulu,
agar mendorong Dirjen Perhubungan Laut dan kementerian terkait
24
untuk menambah ferry yang beroperasi dalam jangka menengah atau
jangka pendek setahun ke depan untuk menambah jadwal ferry yang
biasanya dua kali seminggu menjadi duahari sekali, diluar jadwal
pengangkutan BBM. Alasannya banyak pisang yang membusuk dan
penumpang tertahan, sehingga merugikan warga pulau tersebut.
Kalau tidak dibenahi percuma saja ada program pariwisata Enggano
ke depan karena akan mati suri akibat sulitnya turis mencapai pulau
terdepan tersebut.
32

Ket: Penambahan Rute Ferry dan pesawat berpenumpang


banyak menjadi aspirasi warga.
Warga Enggano juga memerlukan penguatan untuk membangun
rumah adat, homestay dan promosi wisata Tanjung Koman dengan
karang bolong dan suasana Alpen-nya, pantai Kaana, Bakblau Meok
yang bekuala bersih jernih, yang berbasis masyarakat adat dan
lingkungan. Sudah ada yang mengusahakan namun orientasinya
kepentingan bisnis pribadi. Untuk itu penambahan runway bandara
Enggano di Desa Banjarsari agar bisa di darati pesawat menengah
seperti pesawat baling-baling Wing Air atau Fokker Citylink menjadi
sangat dinantikan untuk membawa wisatawan melihat keindahan
Enggano. Jika jembatan udara ini tidak dibenahi kapasitasnya maka
rencana untuk memajukan Enggano akan jalan di tempat. Sulit
25
memajukan Enggano, kalau konektivitas ke pulau ini sulit dicapai
oleh wisatawan nasional apalagi turis internasional.Pendaratan
dengan pesawat amfibi merupakan salah satu solusi untuk
meningkatkan konektivitas ke Enggano.
Warga Enggano sangat memerlukan SPBU Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU) karena kelangkaan bensin dan solar yang
sangat parah. Selama ini koperasi hanya mampu mendatangkan BBM
dengan drum yangg dibawa lewat kapal Ferry Pulau Bai-Kahyapu
sebanyak 3000 liter perminggu. Harga di Enggano seliter bensin Rp
14.000, dan itupun langka, sehingga nelayan sulit mendapatkannya
dan akibatnya sering tidak melaut. Bahan bakar Bensin terserap habis
untuk penggunaan sepeda motor warga sehari-hari, pick up dan truk
pengangkut pisang. Mereka memerlukan SPBU yang diuusulkan
berada di tengah pulau yaitu Desa Meok, ada sebidang tanah dekat
mesjid dan sungai kecil di antara Desa Meok-Apoho yang siap
dikontrakkan tahunan, jika Pertamina dan investor mau membangun
SPBU di sana. Mereka akan mereka dukung dan sambut dengan
‘gegap gempita’,karena Enggano selama ini ini krisis bahan bakar
yang ‘sangat parah’.

Pembelian BBM Mahal di toko eceran, belum ada POM SPBU di Enggano
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2015)

26
Radio komunitas Dayee FM dipancarkan dari rumah adat Kaitora
di ds.Meok.Sumber Dokumentasi penulis 2015).
Di rumah adat suku Kaitora di desa Meok sudah dibangun radio
komunitas atas inisiatif Yudi Kaitora dan Bapak Zen, bernama
Dayee, yang berarti ‘raja’. Namun sayangnya hanya siaran pada pukul
18-21 malam, tergantung listrik genset kecamatan.Radio ini
memerlukan dukungan perbaikan studio, penambahan tinggi
pemancar (masih menggunakan tiang bambu), akibatnya hanya
menjangkau beberapa desa saja (Meok, Apoho dan Banjar Sari).

E. Rencana Strategis, Peta Jalan dan Usulan Politik


Kebijakan Pembangunan Enggano
1. Jangka Pendek (1 tahun):
a. Pengembangan paradigma baru Enggano dan Citra enggano.
Enggano adalah “Pulau Terdepan-Etalase Indonesia”.
Enggano bukan Pulau Kosong namun “berpenduduk dan
beradat-istiadat”. “Enggano yang ramah, indah, khas dan

27
eksotis”. Juga merawat nilai Prinsip pembangunan
berkelanjutan (sustainable development), partisipatif, berfikir
positif dan bertindak konstruktif dalam memajukan Enggano.
Caranya lewat seminar, kuliah umum, rapat kerja, public
hearing dengan DPRD/DPR RI/DPD RI, worksohop ToT,
iklan layanan masyarakat di RRI Bengkulu, artikel opini di
koran Rakyat Bengkulu, pers release melalui kantor berita
nasional (KB Antara, KB 68H). Pembangunan ‘Kebun Raya
Enggano” adalah salah satu opsi untuk memperbaiki citra
Enggano sebagai pulau berwawasan lingkungan dan
pariwisata. Pelaksana: LIPI, BAPPEDA, AMAN, UNIB,
Pemuda/Intelektual Enggano, dan seterusnya.
b. Dukungan Untuk Radio Komunitas Enggano. Di rumah adat
suku Kaitora di Desa Meok sudah dibangun instalasi radio
komunitas atas inisiatif dan pendanaan swadaya pemuda
Enggano bernama Yudi Ariawan Kaitora dan dukungan
mantan Pabuki Enggano pak Imam Rafli Zen, bernama
Radio Dayee FM, yang berarti ‘Radio Raja’. Namun
sayangnya hanya siaran pada pukul 18-21 malam, tergantung
listrik genset dari koperasi listrik di kecamatan. Radio ini
memerlukan dukungan perbaikan studio, penambahan tinggi
pemancar (masih menggunakan tiang bambu), akibatnya
hanya menjangkau beberapa desa saja (Meok, Apoho dan
Banjar Sari).
c. Memperbaiki Konektifitas Laut. Usulan membuat surat
rekomendasi beserta press release ke media melalui kantor
berita dan media lokal/nasional ditujukan kepada wakil rakyat
di Bengkulu Utara, Bengkulu dan DPR RI di Jakarta yang
mewakili daerah pemilihanBengkulu, agar membantu
memajukan Enggano dengan cara: a) bersinergi melakukan
koordinasi rapat kerja, mengalokasikan anggaran dan
mengawasi Dirjen Perhubungan Laut dalam urusan
kementerian terkait untuk menambah kapal Ro Ro/Fery yang
beroperasi Enggano-Bengkulu dalam jangka waktu setahun
ke depan. b). Mengeluarkan peraturan pelaksana penambahan
28
jadwal ferry yang biasanya duakali seminggu menjadi 2 hari
sekali, di luar jadwal pengangkutan BBM dalam waktu
tigabulan ke depan. Berkaitan dengan pemasaran pisang
kepok dan memudahkan turis domestik mengunjungi Pulau
Enggano dalam bentuk kunjungan singkat (1-2 hari).Alasan
lainnya banyak pisang yang membusuk dan penumpang
tertahan, sehingga merugikan mata pencaharian warga pulau
tersebut.
d. Membangun Desa Wisata Berbasis Adat dan
Lingkungan.Usulan dengan membuat program Capacity-
Building bagi warga Enggano dalam mempersiapkan dalam
memanfaatkan potensi alam Enggano berkaitan dengan
pariwisata berbasis adat dan lingkungan. Caranya antara lain
alokasi anggaran crash program APBD dan Bantuan
Pemerintah Pusat untuk renovasi dan pembangunan rumah
adat Enggano di Desa Meok dan beberapa desa lainnya.

67

 Untuk m e ning ka tka n p e nd a p a ta n se tia p ke lua rg a d i


Pula u Eng g a no d isa ra nka n d e ng a n p e ng e m b a ng a n
ko nse p Trip le C itie s- Ko ta Se g i Tig a Dunia (Lo nd o n-
Sing a p o re - Be ng kulu) ke g ia ta n d e ng a n m e nd a ta ng ka n
p a ra p e la nc o ng m a ka d ia d a ka n fe stiva l ra ky a t se c a ra
b e rka la , te ruta m a m e ny e sua ika n wa ktu d e ng a n lib ura n
d i Ero p a h.
 Se b a g a i te m p a t p e ng ina p a n, m a ka d ike m b a ng ka n
ho m e - sta y se b a g a i ic o n uta m a untuk te m p a t m e ng ina p
b a g i p a ra turis. Pe m a suka n ho m e - sta y ini d iha ra p ka n
b isa la ng sung m e ning ka tka n inc o m e p e re ko no m ia n
se tia p ke lua rg a se c a ra la ng sung .
 Untuk itu d ip e rluka n d a sa r hukum d a n a ng g a ra n b e rup a
p o litik ke b ija ka n p ub lik b e rup a fo rm ula si d a n
im p le m e nta si Pe rd a (Pe ra tura n d a e ra h) d i ting ka t
ka b up a te n d a n p ro vinsi Be ng kulu.

e. Mendukung Pendirian Percontohan Homestay dan


Pengembangan Seni Pertunjukan di Sekitar Blakbaau (Kolam
alam) di Desa Meok. Setelah mengkaji beberapa tempat maka

29
dapat diusulkan proyek percontohan bisa dilakukan di seputar
Blakblau di Desa Meok, Enggano yang memiliki potensi
keindahan kolam alam biru yang menghijau, dengan
membuat rumah homestay berbentuk bangunan adat bagi
para wisatawan –khususnya wisatawan pendidikan dan
sejarah dari manca-negara. Rumah homestay ini dapat
dibangun dengan memanfaatkan kayu kelapa, kayu kopi,
bambu, tali ijuk, atap daun keladi raksasa, yang banyak
terdapat di daerah tersebut.
Yudi Ariawan Kaitora dkk. Pemuda Enggano, sudah
menyiapkan lahan di seputar Blakblau di desa Meok untuk
pariwisata berbasis adat dan lingkungan. Selanjutnya dalam
satu tahun ke depan menambah minimal 12 penginapan
(homestay) untuk turis menginap di Enggano. Saat inibaru
terdapatsatudi dekat pelabuhan Malakoni.Sebagai tempat
penginapan dengan swadaya masyarakat perlu didorong
adanya arisan bedah rumah untuk dikembangkan menjadi
‘turis menginap di keluarga’ atau home-stay sebagai ikon
utama untuk tempat menginap bagi para turis. Pemasukan
home-stay ini diharapkan bisa langsung meningkatkan
income perekonomian setiap keluarga secara langsung.
Walaupun demikian, sudah ada bangunan hotel di Kahyapu,
milik wiraswatawan lokal. Ada opsi bagi turis untuk memilih
hotel atau homestay sesuai kondisi dan selera mereka masing-
masing.
f. Kegiatan Capacity-Building warga Enggano dalam mempersiapkan
dalam memanfaatkan potensi alam Enggano berkaitan dengan
pariwisata berbasis adat dan lingkungan. Caranya antara lain
pelatihan tentang Hospitality Standard (Jasa Pelayanan)
Pariwisata. Pelatihan bagi para ibu untuk membuat oleh-oleh
Khas Enggano; mengundang guru/maestro seni dari Ubud-
Gianyar, Bali dan masetro seni dari manca negara untuk
tinggal setahun di Enggano dalam persiapan mendirikan

30
Koperasi Kerajinan dan Pasar Seni Enggano; Pusat Kuliner
Enggano di setiap desa.
g. Membuka jalan ada alokasi beasiswa dari Pusat, Pemda dan
filantropist bagi pemuda dan pelajar SLTA Enggano untuk
memasuki sekolah Diploma Pariwisata di Bali dan Jakarta,
sebagai persiapan SDM Pariwisata Enggano.
h. Membangun prasarana fisik Enggano dan angkutan umum
pulau antara lain: menyelesaikan jalan lingkar pulau dengan
konstruksi tepat tempat dan kuat cuaca (betonisasi, pelapis
hotmik aspal karet) dan jasa angkutan umum dan rental
kendaraan (mobil, motor, sepeda). Pelaksana: Dinas PU dan
Prasarana Wilayah dan partisipasi kewirausahaan masyarakat.
i. Kemandirian Energi Enggano: Perancangan pembuatan Bio-
Premium dan Bio-Solar sendiri. Caranya warga Enggano
didampingi pakar dan fasilitasi instansi terkait dilatih
mengembangkan etanol dari bahan ubi kayu, pisang, buah
camplong, sebagai bahan bakar Bio-Premium
(80:20).Memanfaatkan CPO Sawit hasil perkebunan di
daratan Bengkulu sebagai bahan pencampur bio-diesel,
diharapkan membantu pasokan solar bagi para nelayan
tangkap Enggano di masa mendatang. Di waktu mendatang
perlu dibuka kemungkinan pembangunan pembangkit listrik
tenaga sampah dan pasang surut air samudra untuk memasok
listrik pulau ini.

2. Jandka Menengah (2-5 Tahun):


a. Menuntaskan Krisis BBM.Krisis BBM yang disebabkan
pengiriman yang terbatas dari daratan pulau Sumatera,
khusunya Bengkulu harus segera diselesaikan. Pendirian
SPBU dan pengiriman yang lebih banyak/sering adalah
langkah-langkah yang harus dilakukan. Langkah ini tidak
hanya akan meningkatkan mobilitas dan produktifita
masyarakat tetapi juga menurunkan harga BBM.

31
b. Menuntaskan Krisis Listrik. Listrik PLN diharuskan dapat
masuk ke Enggano lewat koordinasi pengawan legislatif dan
eksekutif di Bengkulu dan Jakarta. Selain adanya program sel
surya yang terbatas jumlahnya dari Kementerian ESDM, ada
beberapa usulan pengadaan listrik berkapasitas sedang dan
besar bagi Enggano dengan opsi PLTD Terapung,
Pembangkit Listrik kincir angin, membangun PLTU dengan
Pembangkit Sampah Plastik Laut, PLN Pasang Surut Ombak
Samudra, yang terkenal kuat di seputar perairan Enggano.
Dalam jangka menengah perlu pengadaan kapal pembangkit
listrik terapung tenaga diesel PLN, dengan alokasi anggaran
yang disetujui Komisi VII DPR RI dan Kementrian ESDM
RI.
c. Penyempurnaan Kurikulum Pendidikan Dsar dan Menengah
di Enggano. Kebutuhan khusus untuk pemgenbangan
pembangunan yang berbasis wisata lingkungan dan adat serta
pengembangan value added hasil pertanian, menuntut
keahlian-keahlian khusus. Oleh karenanya pendidikan rendah
dan mengah yang terdapat di Enggano harus memiliki
pengajaran yang bisa memenuhi kebutuhan ini. Kerja seperti
ini perlu melibatkan Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah
Kab. Bengkulu Utara dan ProvinsiBengkulu.Pelatihan-
pelatihan singkat berkaitan dengan pelestarian budaya dan
pariwisata berbasis adat dan lingkungan seperti Pelajaran
Bahasa Enggano, Percakapan Dasar Bahasa Asing, Seni
Pertunjukan (lagu, tari, drama, silat, sulap-Sirkus Enggano),
kuliner khas Enggano, batik Enggano sangat diperlukan.
d. Mengoptimalkan Pemanfaatan Potensi Kelautan Enggano.
Hasil riset Pusat PenelitianOceanografi (P2O)-LIPI
menyarankan budi daya perikanan tangkap (ikan tuna/karang)
dan budi daya kerang mutiara di Enggano karena arus kuat
yang kaya plankton. Caranya: a.Pemuda Enggano didukung
untuk membuat sendiri kapal tangkap kayu fiber besar,
semacam penisi, dengan mengundang guru pembuat kapal
dari Bulukumba, Sulawesi Selatan, dengan koordinasi
32
jaringan AMAN dan dukungan Pemda Prov. Bengkulu.b.
Ada pelatihan kepada wakil warga Enggano oleh UPT LIPI
Pamenang, Lombok, NTB dan maestro/pelaku dan konsumen
mutiara dalam transformasi pengetahuan budi daya mutiara,
standar pemrosesan, pengolahan produk, hingga teknik
pemasaran.

23

Me m b a ng kitka n Po te nsi Ke la uta n Eng g a no


 Eng g a no ya ng a d a d i te ng a h
sa mud ra b e rp o te nsi untuk:
 Ha sil rise t Puslit Oc e a nog ra fi LIPI
me nya ra nka n Bud i d a ya
p e rika na n ta ng ka p (ika n
tuna / ka ra ng ) d a n b ud i d a ya
ke ra ng m utia ra d i Eng g a no .
 Pe mud a Eng g a no d id ukung
untuk me mb ua t se nd iri ka p a l
ta ng ka p ka yu+fib e r b e sa r,
se ma c a m p e nisi, d e ng a n
me ng und a ng g uru p e mb ua t
ka p a l d a ri Bulukumb a , Sula we si
Se la ta n, d e ng a n ko o rd ina si
ja ring a n AMAN d a n d ukung a n
Pe md a Prov. Be ng kulu.

33
3. Jangka Panjang (6-15 Tahun):
41

Ke b ija ka n p ub lik p e m a sa ra n w isa ta m o d e l Wo rld Trip le C itie s- Ko ta Se g i


Tig a Dunia (te m ua n ha k c ip ta inte le ktua l: Sya fua n Ro zi, P2P LIPI, 2015)

 Mo d e l ini m e m b a ng un sine rg i  Un tu k itu d ip e rlu ka n


p e la ku w isa ta d a n b iro kra si te rka it b e rb a g a i p e n d e ka ta n a g a r
d i Lo nd o n Ing g ris, Be ng kulu d a n a d a ka p a l p e sia r ya n g
Sing a p ura untuk m e m b ua t p a ke t m e m u ta r p u la u se te n g a h
te rusa n p e rja la na n wisa ta d a n p e n u h p u la u Su m a te ra
b e rsa m a . d e n g a n ru te In g g ris-
 Ad a ke rja sa m a y a ng d id ukung Sin g a p u ra -Sa b a n g -Nia s-
o le h p e rusa ha a n p e ne rb a ng a n Me n ta w a i-Ma n d e h -
se p e rti A ir Asia , British A ir Wa y s, En g g a n o , d a n b a lik la g i ke
Sing a p o re A irline ke d a n d a ri Sin g a p u ra .
Eng g a no .  Ata u m e m u ta r p e n u h
 Ad a ka p a l p e sia r Se a C ruise a nta r Sin g a p u ra -Ba b e l-Ja ka rta -
b e nua d a n m e m uta r a ta u Kra ka ta u -En g g a n o d a n
se te ng a h Sum a te ra d e ng a n titik la n ju t ke u ta ra h in g g a
sing g h Sing a p ura -Ja ka rta - Sa b a n g d a n ke m b a li ke
Be ng kulu/ Eng g a no . Sin g a p u ra .

a. Kebijakan dalam bentuk Peraturan Darah Provinsi maupun


Kabupaten untuk Pemasaran Wisata Triple Cities Berbasis
Adat dan Kingkungan.Model Triple Cities London-
Singapura-Bengkulu ini bertujuan untuk membangun kembali
rajutan masa lalu Inggris dan Portugis di Bengkulu untuk
kepentingan kekinian dan masa depan pemasaran global
pariwisata dan perdagangan Enggano, Bengkulu dan
Sumatera umumnya. Eksplorasi Historiografi perlu dilakukan
lebih lanjut berupa desk-review kehidupan dan perjalanan Sir
Stamford Raffles dari London ke Bengkulu dan Singapura.
Singapura sekarang adalah Singapura yang maju, sebagai
salah satu negara dengan income tertinggi di dunia. Kota itu
dahulu ada kaitannya dengan Bengkulu, karena negara kota
(city state) di Ujung Semanjung Malaka itu juga awalnya
dibangun oleh Sir Stamford Raffles, gubernur jenderal
Inggris. Orang yang sama ini, juga pernah menetap di
Bengkulu, sehingga daerah ini kerap disebut Bumi Rafflesia.
Untuk meningkatkan pendapatan setiap keluarga di Pulau

34
Enggano disarankan dengan pengembangan konsep Triple
Cities-Kota Segi Tiga Dunia (London-Singapore-Bengkulu)
kegiatan dengan mendatangkan para pelancong dunia maka
diadakan festival rakyat secara berkala, terutama
menyesuaikan waktu dengan liburan di Eropah, Amerika dan
Asia.
42

Pe m a sa ra n Wisa ta Ko ta Se g itig a Dunia : De ng a n Ic o n Sir Sta m fo rd Ra ffle s

Sumber: Google Searching Engine, 2015.

b. Pengembangan Model Paket Wisata Bersama antara Tiga


Pihak. Caranya dengan membuat sinergi pelaku wisata dan
pihak negara (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,
kedutaan Inggris, Singapura, dan seterusnya.) terkait dengan
para pihak di London Inggris, Bengkulu dan Singapura untuk
membuat paket terusan perjalanan wisata bersama. Ada
kerjasama yang didukung oleh perusahaan penerbangan
seperti Air Asia, British Air Ways, Singapore Airline ke dan
dari Enggano. Diadakannya pesawat amfibi mendarat di
perairan Enggano.Ada kapal pesiar Sea Cruise antar benua
dan memutar atau setengah Sumatera dengan titik singgah
Singapura-Jakarta- Bengkulu/Enggano. Untuk itu diperlukan
berbagai pendekatan agar ada paket pertama: kapal pesiar
35
yang memutar pulau setengah dan penuh pulau Sumatera
dengan rute Inggris-Singapura-Sabang-Nias-Mentawai-
Mandeh-Enggano, dan balik lagi ke Singapura. Paket kedua,
kapal pesiar dari London ke Singapura-Babel-Jakarta-
Krakatau-Enggano dan lanjut ke utara hingga Sabang dan
kembali ke Singapura.
c. Program Lintas Lembag untuk Pengankutan Ikan
Hidup/Segar dengan Kapal Tanker Ke Jakarta-Singapura-
Hongkong-Taiwan.Perairan Enggano adalah jalur
pelayarankapal-kapal tanker yang masuk dan kelaur dari
Indonesia. Pada saat-saat tertentu, kapal-kapal itu kosong,
karenanya pemanfaatan kapal-kapal itu untuk pengankutan
ikan akan menguntungkan banyak pihak. Untuk ini perlu
melibatkan kelompok nelayan lokal tangkap dan budi daya
jaring terapuk di Teluk Kanin, Enggano, calon pembeli di
luar negeri dan Jakarta, Menteri KKP, Kementerian ESDM,
Pertamina dan Pemda.

F. Kesimpulan
Dari pengamatan dan wawancara dengan warga pulau ini, ada
sejumlah saran atau rekomendasi dalam memajukan Enggano yaitu
membangun pariwisata Enggano yang ramah lingkungan dan berbasis
partisipasi kearifan lokal masyarakat adat setempat. Mereka menolak
kebijakan pusat peluncuran roket LAPAN atau mendirikan ‘Lapas
Koruptor’ yang akan menurunkan citra positif dan pelibatan peran
masyarakat setempat. Ada usulan sebagian warga Enggano untuk di
sampaikan ke Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bengkulu dan
Nasional untuk memajukan wisata Enggano dalam jangka menengah.
Dalam jangka pendek kepada masyarakat Enggano disarankan agar
ada program bedah pondok atau paviliun rumah adat untuk
homestay turis berwisata kebun dan pantai di pulau tersebut. Selain
itu perlu dibuat program pemberian bibit durian kultuvar stemsel agar
cepat berbuah bersamapihak LIPI, pupuk cair organik, jati intan
untuk di tanam di sepanjang jalan antara Kahyapu hingga Bandara
36
Banjarsari. Juga ke ladang-ladang penduduk sehingga dalam lima
tahun ke depan Pulau Enggano jadi tempat eksotis wisata buah
Sumatera,bersaing dengan Thailand, terutama durian, mangga,
rambutan, nangka dan jambu air Cincelo manis dan seterusnya.
Jika Enggano kian tertinggal, itulah wajah Indonesia, juga
sebaliknya.Model Triple Cities London-Singapura-Bengkulu ini
bertujuan untuk membangun kembali rajutan masa lalu untuk
kepentingan kekinian dan masa depan untuk mulai menjaring potensi,
inisiatif, ekspresi kebutuhan dan usulan solusi permasalahan dari
bawah. Apabila proses membangun kolaborasi negara dan masyarakat
di kota segitiga tersebut dilakukan dengan sinergis tentu pada
akhirnya suatu cita-cita pengembangan pariwisata, investasi dan
perdagangan di tiga wilayah tersebut akan bisa memenuhi tujuan
bersama: memajukan ekonomi berbasis keluarga.
Untuk meningkatkan pendapatan setiap keluarga di Pulau Enggano
disarankan agar ada penjajakan Pemda Bengkulu dan Bengkulu Utara
untuk audiensi ke DPR RI dan Kementrian Pariwisata, Perhubungan
dan Industri Kreatif, untuk kemudian audiensi dengan Kedutaan
Inggris dan Singapura di Jakarta dan para pemilik travel global
dengan proposal pengembangan konsep Triple Cities-Kota Segi Tiga
Dunia (London-Singapore-Bengkulu) kegiatan dengan mendatangkan
kapal pesiar dunia dengan ikon Sir Stamford Raffles, untuk para
pelancong maka diadakan festival rakyat secara berkala di Bengkulu
dan Enggano, terutama menyesuaikan waktu dengan liburan di
Eropah. Sebagai tempat penginapan, maka dikembangkan
‘penginapan desa wisata’ atau ‘etnic home-stay’ sebagai ikon utama
untuk tempat menginap bagi para turis. Pemasukan home-stay ini
diharapkan bisa langsung meningkatkan income perekonomian setiap
keluarga secara langsung.Untuk itu diperlukan dasar hukum dan
anggaran berupa politik kebijakan publik berupa formulasi dan
implementasi perda (peraturan daerah) di tingkat kabupaten dan
Provinsi Bengkulu.

37
Daftar Pustaka
Dahuri, Rohkmin J. Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu.1996.
Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara
Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita,
D. Hartono.2009“Model Pembangunan Pulau Enggano dengan
Pendekatan System Dinamics”. Jurnal Mitra Bahari 3(2).
Hendrapati, Marcel. 2011. Pengaruh Putusan Mahkamah
Internasional dalam kasus Pulau Sipadan dan Ligitan
terhadap garis pangkal Kepulauan Indonesia. Makasar:
FHUNHAS.
Jafferson, Thomas.2003. Raffles Sang Pejuang. Jakarta, Taramedia
Laporan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Propinsi
Bengkulu dan Pusat Penelitian Lingkungan Universitas
Bengkulu. 2005. Studi Daya Dukung Lingkungan Pulau
Enggano. Bengkulu: Bapedalda-UNIB.
Laswel, Harold J. 1936. Who Gets What, When and How.Chicago:
Ilinois.
Nugroho, Dedy Ari.2012.Analisis Putusan Mahkamah Internasional
Terkait Konflik Indonesia - Malaysia (Pulau Ligitan dan
Pulau Sipadan). Surakarta: Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret.
Siregar, Parpen. 2015.Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Pulau
Enggano Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Progam
Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Peraturan Perundangan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar.

38
Sumber Internet
http://kabarpolitik.com/2012/04/30/pulau-enggano-rawan-tsunami/
http://m.liputan6.com/news/read/2167942/pulau-enggano-bengkulu-
disiapkan-sebagai-pengganti-nusakambangan
http://www.aktual.co/nusantara/warga-tolak-enggano-pengganti-
nusakambangan
https://pardedejabijabi.wordpress.com/2013/07/01/di-enggano-adat-
masa-lalu-jadi-pegangan-masa-kini/
http://kiramnews.com/berita-950-keindahan-pulau-enggano-memikat-
hati-.html
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/7752
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/12/02/140159726/Susi.
Air.Terbangi.Pulau.Terluar.Bengkulu
Situs RSF (Rafflesia Society Foundation). http://masyarakat-bengkulu.
blogspot.com/2006/08/membangun-masyarakat-bengkulu.html
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/12/02/140159726/Susi.
Air.Terbangi.Pulau.Terluar.Bengkulu
https://pardedejabijabi.wordpress.com/2013/07/01/di-enggano-adat-
masa-lalu-jadi-pegangan-masa-kini/
http://m.liputan6.com/news/read/2167942/pulau-enggano-bengkulu-
disiapkan-sebagai-pengganti-nusakambangan
http://www.aktual.co/nusantara/warga-tolak-enggano-pengganti-
nusakambangan
http://kiramnews.com/berita-950-keindahan-pulau-enggano-memikat-
hati-.html
http://kabarpolitik.com/2012/04/30/pulau-enggano-rawan-tsunami/

39
40

Anda mungkin juga menyukai