Anda di halaman 1dari 4

TIMUN MAS

Hiduplah seorang janda tua bernama Mbok Srini. Ia hidup sebatang kara. Mbok Srini
ingin sekali memiliki seorang anak, agar dapat merawat dirinya yang sudah mulai tua.
Namun, itu semua mustahil karena ia tidak mempunyai suami.
Setiap hari Mbok Srini pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Pada suatu hari, di
tengah hutan. Ia bertemu dengan seorang raksasa yang sangat menyeramkan. Tubuh raksasa
itu lebih tinggi dari pohon. Kulitnya penuh dengan bulu yang kasar. Kulitnya gelap, jelek dan
bau. Mulutnya terdapat sepasang taring yang sagat tajam.
Mbok Srini sangat ketakutan. Tubuhnya gemetaran melihat mahluk yang sangat besar
itu. Raksasa itu berkata dengan suara yang sangat membahana," Hei, perempuan tua? Dimana
anakmu! Aku lapar, akan kujadikan santapan!!.” Mbok Srini menjawab dengan rasa
ketakutan dan tubuh bergemetar “Aku... tidak punya anak, kalau kau mau makan saja aku!”.
Raksasa menjawab dengan tertawa, “aku tidak akan memakanmu. Kamu sudah terlalu tua.
Dagingmu keras, tidak enak dan keriput!!. Aku datang kesini hanya ingin memberikan
sesuatu padamu."
Raksasa itu memberikan beberapa butir benih biji timun dan berkata, "Tanamlah
benih biji timun ini dan rawatlah dengan baik.. kau akan mendapatkan semua yang kau
inginkan selama ini.. tapi ingat, setelah enam tahun kau harus memberikannya kepadaku,
akan ku jadikan santapan yang lezat.”
Mbok Srini hanya mengangguk. Ia langsung pulang ke rumahnya. Setiba Mbok Srini
dirumah, sesuai dengan petunjuk si raksasa itu, di tanamlah benih tersebut. Ajaibnya,
keesokan harinya, benih biji timun itu telah tumbuh menjadi tanaman mentimun. Buah-
buahnya besar-besar. Jika terkena sinar matahari, warnanya besinar seperti emas.
Karena penasaran dengan dengan buah mentimun itu, akhirnya di petiklah satu yang
paling besar. Ketika di belah, Mbok Srini sangat terkejut. Di dalam timun tersebut ada
seorang bayi perempuan yang sangat cantik.
"Wah bayi... cantik sekali bayi ini." ujarnya dalam hati.
Betapa senangnya Mbok Srini. Tidak pernah terbayangkan akan mempunyai seorang
anak perempuan yang sangat cantik dan cekatan. Karena lahir dari buah mentimun berwarna
keemasan. Anak itu di beri nama Timun Mas.
Keesokan harinya, di hutan .. Ketika Timun Mas pergi ke pasar, Raksasa
menghampiri rumah Mbok Srini untuk menagih janjinya. Raksasa itu berkata, " Engkau
sudah mendapatkan apa yang kau inginkan selama ini. Sesuai dengan janjimu, engkau harus
mengembalikannya kepadaku. Anak itu akan menjadi santapanku."
Mbok Srini bingung, ia bertanya, " Timun Mas masih sangat kecil.. dagingnya belum
enak untuk dimakan..”
Mbok Srini dan raksasa membuat sebuah perjanjian kembali, Mbok Srini meminta
kepada raksasa untuk mengambil Timun Mas dua tahun lagi. Akhirnya raksasa menyetujui
perjanjian tersebut, dan mereka sepakat untuk perjanjian itu.
"Baiklah aku akan memakan Timun Mas dua tahun lagi!" ujar Raksasa.
Timun Mas tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat baik hati dan cantik jelita.
Kulitnya kuning langsat. Tubuhnya tinggi semampai. Rambutnya hitam berkilau. Semakin
hari kecantikannya, semakin terlihat.
Ketika malam hari, Mbok Srini bermimpi bertemu dengan seorang petapa tua, ia pergi
menemui seorang petapa tua yang sakti tinggal di gunung. Petapa tua sakti itu memberikan
sebuah empat kantung untuk melindungi Timun Mas.
Setelah pagi harinya, Mbok Srini memberitahu dan menyuruh Timun Mas untuk
menemui petapa tua sakti itu di gunung.. Timun Mas yang menurutinya, langsung pergi ke
gunung untuk bertemu dengan petapa tua sakti. Timun Mas berjalan mendaki gunung, dan
akhirnya bertemu dengan seorang petapa tua yang diceritakan oleh Mbok Srini. Ia
menceritakan semua bencana yang iua alami dihidupnya.
“Ambillah empat kantung ini untuk melinduingi dirimu dari raksasa jahat itu Timun
Mas, lemparkan kepada raksasa isi dari kantung-kantung ini!” perintah si petapa tua.
Empat kantung itu berisi benih mentimun, sebuah jarum, sebutir garam, dan sepotong
terasi. Kemudian Timun Mas kembali kerumahnya dengan membawa kantung yang diberikan
oleh petapa tua sakti itu. Sesampainya dirumah, Timun Mas kaget karena sudah ada raksasa
yang menunggunya sedang menagih janji kepada Mbok Srini. Timun Mas pun mengumpat
dibalik pohon dan mendengarkan teriakan si Raksasa jelek itu.
"Hai perempuan tua! Mana anak perempuanmu yang telah kau janjikan untukku ?"
teriak raksasa itu."Ia masih belum enak untuk dimakan raksasa... kembalilah untuk 7 hari lagi
raksasa..." Ujar Mbok Srini.
"Tidak!! Kamu bohong! Dimana anak itu. Aku sudah lapar." Ujar raksasa.
Pada saat itu, raksasa melihat Timun Mas yang ternyata mengumpat dibalik pohon
besar. “Hai kau jangan lari” teriak raksasa dengan sangat marah. Mbok Srini pun menyuruh
Timun Mas untuk berlari, “Lari Timun Mas... Lariiiii!!”. Seketika itu Timun Mas berlari dan
dikejar kejang oleh raksasa. Meskipun panik. Timun Mas berlari dengan sangat panik dan
ketakutan. Ketika itu iya mengingat perintah dari si petapa tua sakti itu untuk melempar
empat kantung yang dibawanya.
Timun Mas melemparkan kantung yang pertama yang berisi biji mentimun, ia
melemparkannya ke raksasa lalu benih mentimun itu langsung berubah menjadi lading
mentimun dengan buah yang besar-besar. Karena kelaparan, si raksasa memakan mentimun-
mentimun di ladang itu. Setelah keyang. Ia kembali mengejar Timun Mas. Meskipun
perutnya yang kekenyangan membuat jalannya menjadi lambat. Raksasa itu tetap bisa
mengejar Timun Mas karena langkah kakinya yang panjang.
Ketika si raksasa sudah dekat. Timun Mas melemparkan kantung yang kedua yang
berisi sebuah jarum. Jarum itu berubah menjadi sebuah hutan bambu yang tajam. Hutan
bambu yang tajam itu memperlambat jalan raksasa itu. Tubuhnya menjadi penuh luka karena
tertusuk batang bambu.
Namun, raksasa itu tidak menyerah. Ia tetap mengejar mangsanya. Kali ini, Timun
Mas melemparkan sebutir garam. Garam itu berubah menjadi sebuah lautan yang luas.
Raksasa itu harus berenang untuk mengejar Timun Mas. Dengan kakinya yang sangat sakit
karena tertusuk batang bambu berduri, raksasa tetap melewati lautan itu. “Hai kau tunggu
aku, jangan lari!”.
Raksasa itu terus mengejar Timun Mas meskipun sudah kelelahan dan tertusuk duri di
kakinya. Timun Mas berlari ketakutan dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, “Ya
Allah, lingungilah aku.” Seketika itu Timun Mas melempar kantung yang terakhir yang berisi
sepotong terasi. Kali ini terasi tersebut berubah menjadi lumpur hisap yang ganas. Raksasa
itu berteriak meminta tolong ketika tubuhnya terhisap lumpur yang ganas itu.
Tubuh raksasa yang besar tidak mampu melawan hisapan lumpur karena kelelahan. Ia
pun tewas terhisap lumpur. Maka, tamatlah riwayat raksasa jahat itu. Setelah bebas dari
raksasa jahat itu, Timun Mas berlari menuju kerumah untuk bertemu Mbok Srini dengan air
mata bahagia.
Sesampainya dirumah Mbok Srini yang sudah menunggu Timun Mas, memeluknya.
Akhirnya mereka hidup bahagia sebagai ibu dan anak tanpa adanya gangguan dari si raksasa.
Mereka hidup bahagia selamanya.
Pesan Moral dari Cerita Legenda Timun Mas dari Jawa Tengah adalah kita sebagai anak
harus menuruti perintah orangtua, tidak boleh melawan orangtua. Janganlah kita
bertindak serakah terhadap orang lain. Karena hal itu akan membawa akibatnya bagi diri
sendiri. Dan kita harus berani melawan kejahatan.
SINOPSIS
CERITA
LEGENDA
TIMUN MAS

Anda mungkin juga menyukai