Anda di halaman 1dari 12

Bersuci dan Haid

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi &


Pembelajaran Fikih MI
Dosen Pembimbing : Hairidah, M. Pd

Oleh :
Siti Masmuliada (2018150057)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

DARUL ULUM KANDANGANPRODI PENDIDIKAN GURU

MADRASAH IBTIDAIYAH

2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
dengan judul bersuci dan haid

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulisan makalah ini yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan pengetahuan dan sumber-
sumber yang ada sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Kandangan, 07 Oktober 2020

Siti Masmuliada

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A.Latar Belakang...............................................................................................................4
B.Rumusan Masalah..........................................................................................................5
C.Tujuan............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
A.Pengetian mandi ............................................................................................................5
B. Hukum mandi setelah haid............................................................................................5
C. Tata cara mandi wajib...................................................................................................5
D. Macam_macam mandi .................................................................................................9
E.Hal_halyang dimakruhkan ketika mandi............................................................10

BAB III PENUTUP.........................................................................................................12


A.Kesimpulan..................................................................................................................12
Daftar Pustaka ...................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Mandi wajib adalah hal yang sangat penting dalam melakukan ibadah. Keabsahan
ibadah seseorang ditunjang oleh hal-hal seperti wudhu dan mandi. Hingga saat ini
masih banyak orang-orang yang kurang memperhatikan hal-hal kecil seperti
wudhu dan mandi sehingga ibadah yang dikerjakannya kurang absah.

Dengan permasalahan di atas maka sebagai seseorang yang beriman dan mengerti
akan hal itu, kita diwajibkan untuk mengingatkan atau menasehati orang-orang
yang pengetahuannya kurang tersebut.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian mandi


2. Apa Hukum mandi setelah haid
3. Bagaimna Tata cara mandi wajib
4. Apa Macam_macam mandi
5. Apa Hal_hal yang dimakruhkan ketika mandi

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian mandi


2. Untuk mengetahui Hukum mandi setelah haid
3. Untuk mengetahui Bagaimna Tata cara mandi wajib
4. Untuk mengetahui Macam_macam mandi
5. Untuk mengetahui Hal_hal yang dimakruhkan ketika mandi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mandi

Mandi menurut arti bahasa adalah: mengalirkan air secara mutlak terhadap
sesuatu. Menurut arti syara’ adalah: sampainya air yang suci keseluruh badan
dengan cara tertentu.

Sedangkan menurut ulama’ bermadzhab Sayafi’I mendefisikan mandi yaitu:


mengalirkan air keseluruh badan disertai dengan niat. Adapun ulama’ bermadzhab
Maliki juga membuat suatu pengertian yaitu: sampainya air keseluruh badan
disertai dengan proses menggosok dengan niat diperbolehkannya untuk
melakukan shalat.

Adapun tujuan dari mandi itu sendiri yaitu selain kita melaksanakan suatu ‘ibadah
yang berupa bersuci dari hadats besar, tapi kita juga membersihkan tubuh kita dari
segala kotoran dan itu sangat dianjurkan oleh nabi.seperti dlm haditsnya:

‫الطهور شطر اإليمان‬

Artinya;

“ Kesucian adalah sebagian dari iman “

B. Hukum mandi setelah haid

Hukum mandi setelah haid adalah wajib. Seorang perempuan yang telah selesai
masa haid, hendaknya ia segera mandi. Mandi setelah masa haid selesai biasa
disebut mandi besar. Mandi besar adalah meratakan air keseluruh tubuh dari
rambut sampai kaki. Mandi besar bertujuan untuk mensucikan diri dari hadas
besar.

C. Tata cara mandi wajib


5
Mandi atau “gasl” artinya meratakan air keseluruh tubuh. Ada tiga hal yang
diperhatikan ketika mandi wajib, diantaranya:

1. Berniat kepada Allah untuk menyucikan diri dari hadas besar.

2. Menyirami air keseluruh tubuh sampai merata.

Ketika menyiramkan air keseluruh tubuh, usahakan tidak ada bagian tubuh kita
yang tidak terkena air, mulai rambut sampai ujung kaki. Selanjutnya, menggosok
bagian-bagian yang dapat digosok dan menyiramkan air kebagian-bagian yang
tidak bisa digosok sampai kita yakin bahwa air telah mengenai seluruh tubuh.

3.Mengalirkan air ke jari dan rambut

Ketika mengalirkan air ke jari-jari dan rambut, kita juga harus mencermati
tempat-tempat yang tidak terkena air, seperti sela-sela jari kaki dan ketiak.
Rasulullah Saw memberikan cara mandi wajib dengan urutan sebagai berikut:

1.Membaca basmalah bersamaan dengan niat mandi

2.Membersihkan kedua telapak tangan sebelum memasukkannya ke tempat air.

3.Menghilangkan kotoran yang ada pada badan, yang menghalangi datangnya air
sampai pada kulit.

4.Apabila ada sesuatu yang menghalangi sampainya air ke kulit. Kotoran yang ada
wajib dihilangkan terlebih dahulu.

5.Membersihkan kemaluan atau beristinja. Ketika beristinja gunakan tangan


kanan.

6.Berwudhu dengan sempurna sebelum mandi, termasuk berkumur dan


memasukkan air ke hidung (Istinsyah)

7.Apabila telah berwudhu sebelum mandi kemudian berhadas, kita tidak usah
mengulangi wudhu. Hal ini dikarenakan kita telah melakukan sunahnya mandi.

8.Mencelupkan kedua tangan ke dalam air dan siramkan air ke akar-akar rambut
kepala.

9.Menyiram atau mengugurkan air ke kepala untuk yang pertama sebanyak 3x.

10.Mendahulukan anggota-anggota badan sebelah kanan.

11.Mengugurkan air ke seluruh tubuh sebanyak 3x.

12.Tidak meminta tolong orang lain kecuali ada uzur atau halangan.
6
13.Mandi dilakukan di tempat yang sekiranya tidak terkena percikan air mandi.

14.Tidak berbicara kecuali ada keperluan penting ketika sedang mandi.

Secara umum hal-hal yang disunahkan dalam mandi wajib adalah sebagai berikut:

1.Membaca Basmalah.

2.Berwudu sebelum mandi.

3.Mengosok seluruh anggota badan.

4.Mendahulukan anggota badan yang kanan dari pada yang kiri.

5.Berturut-turut sebanyak 3x.

D.Hal-hal yang menyebabkan seseorang wajib melaksanakan mandi besar


yaitu:

a.Haid

b.Nifas

c.Melahirkan

d.Kaluar mani

e.Meninggal dunia

f.Orang kafir bila masuk Islam

Perkara-perkara yang mewajibkan mandi Perkara-perkara yang mewajibkan


seseorang harus mandi ada tiga yaitu:

a. Janabah

Seseorang dalam keadaan jinabat adakalanya:

Keluarmani, adapun mani seseorang bisa diketahui lewat cara keluarnya disertai
dengan rasa yang enak, baunya yang seperti adonan roti ketika basah dan seperti
putih telur ketika kering. Jadi apabila tidak ditemukan sifat-sifat yang seperti
diatas maka tidak wajib untuk mandi Memasukkan penis (baik keseluruh ataw
sebagian) kedalam farji, meskipun farjinya orang yang sudah mati atau hewan,
baik disertai paksaan atau dalam keadaan tidur, baik keluarnya terasa enak atau
tidak dan meski tanpa keluar mani.Tapi imam Abu Hanifah dan Imam Maliki
berpendapat bahwa apabila mani tersebut keluarnya tanpa ada rasa enak maka
tidak wajib mandi.

7
b.Haid

Masa sedikitnya haidh yaitu sehari semalam, umumnya 6-7 hari , sedangkan masa
maksimalnya 15 hari terkadang ada juga yang 29 tapi jarang terdapat pada istilah
perempuan suci antara dua haid cuma 1-2 suci

c. Nifas

Masa paling banyaknya yaitu 60 hari masa sedikitnya nifas seketika, umumnya 40
hari dan Syarat – Syarat Mandi Islam.

Tamyiz (berakal sehat).

Mengetahui pekerjaan yang fardlu dalam mandi.

Air yang digunakan harus dengan air yang suci dan mensucikan (air mutlak).

Tidak ada sesuatu pada lahirnya yang menghalangi sampainya air ke seluruh kulit
tubuh.

Tetap niatnya hingga akhir sempurnanya mandi.

Tidak ada sesuatu akibat yang dapat merubah sifat air sampai ke kulit tubuh.

Mengalir airnya sampai ke seluruh tubuh.

Fardlu Mandi

Fardlunya mandi ada dua yaitu:

a. Niat melaksanakan mandi wajib atau menghilangkan hadats besar di sertai


dengan mengalirkan air kesekujur badan . jika seorang melaksanakan niat setelah
melaksanakan basuhan mandi maka ia wajib untuk mengulangi basuhannya.

b.Meratakan air keseluruh badan sampai pada sela-sela badan serta bagian bawah
rambut yang tebal. Supaya air dapat benar-benar merata, maka orang yang mandi
harus melepaskan pilinan rambut supaya air bias masuk pada kulit rambut.
Adapun mandi bias di lakukan dengan berbagai cara. Bisa dengan menyilam di
air, mengucurkan air kesekujur badan, atau dengan cara apapun sekiranya air bisa
masuk ke seluruh tubuh.

Sunnah Mandi

8
Sunnah mandi ada banyak sekali, diantaranya adalah:

Membaca basmalah pada permulaan mandi.

berkumur.

Menghirup air kedalam hidung.

Menghilangkan kotoran yang berada pada badan.

Berwudlu sebelum mandi.

Meneliti lekukan seperti dua telinga atau meneliti bawah kuku, supaya tidak ada
sesuatupun yang menghalangi air masuk pada kulit.

Menggosokkan tangan keseluruh badan, imam malik berpendapat bahwa


menggosokkan tangan keseluruh badan hukumnya wajib.

Mengulang tiga kali.

Menghadap kiblat.

E. Macam-macam Mandi

a. Mandi Wajib / Mandi Junub :

Mandi yang dilakukan setelah bersetubuh (melakukan hubungan suami istri)

Setelah Haid/Menstruasi (Wanita)

Setelah Melahirkan/Nifas (Wanita)

Meninggal Dunia

b. Mandi Sunat/Sunah :

1.Mandi untuk Shalat jum’at

2.Mandi untuk Shalat hari raya

3.Sadar dari kehilangan kesadaran akibat pingsan, gila, dbb

4.Muallaf (baru memeluk/masuk agama islam)

5.Setelah memendikan mayit/mayat/jenazah

9
6.Saat hendak Ihram, sa’i, thawaf, dan lain sebagainya.

F. Hal-Hal yang Dimakruhkan ketika Mandi

1.Berlebih-lebihan dalam menggunakan air. Rasulullah saw. mandi dengan air


satu sha’ (sekitar 3,5 liter).

2.Mandi di tempat yang najis, karena dikhawatirkan akan terkena najisnya.

3.Mandi dengan air sisa bersucinya wanita. Rasulullah saw. melarang mandi
dengan air sisa bersucinya wanita,

4.Mandi tanpa penutup, misalnya dengan tembok atau yang lainnya. Berdasarkan
dalil-dalil berikut. Maimunah r.a, berkata, “Aku persiapkan air untuk Rasulullah
saw. dan menutupi beliau, kemudian beliau mandi.” (HR Bukhari). Jika sekiranya
mandi tanpa menggunakan penutup tidak dimakruhkan, pasti Maimunah tidak
menutupi Rasulullah saw. ketika sedang mandi. Rasulullah saw. bersabda,
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla bersifat malu, dan menutup (kesalahan
hamba-Nya), menyukai sifat malu. Maka, jika salah seorang dari kalian mandi,
hendaklah menggunakan penutup.” (HR Abu Dawud).

5.Mandi dengan air yang tidak mengalir. Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah
seseorang di antara kalian mandi di air yang tidak mengalir, sedang dia junub.”
(HR Muslim).

Yang diharamkan bagi orang yang junub ( berhadas besar ) dan kepada orang
yang haid dan nifas.

Bagi yang sedang junub, mereka diharamkan :

1.Haram shalat

2.Haram Thawaf

3.Haram menyentuh Al-Qur'an

4.Haram membawa Al-Qur'an

5.Haram berdiam didalam mesjid

6.Haram membaca Al-Qur'an

10
Yang tidak diperbolehkan bagi perempuan yang haid dan nifas :

1.Haram shalat

2.Haram thawaf

3.Menyentuh Al-Qur'an

4.Membawa Al-Qur'an

5.Berdiam didalam mesjid

6.Membaca Al-Qur'an

7.Puasa

8.Di talaq ( diceraikan )

9.Lewat didalam mesjid, karena ditakutkan darahnya menetes.

10.Bercumbu dengan suami antara pusar dan lututnya ( jima )

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

11
Berdasarkan beberapa keterangan yang telah kami uraikan diatas, dapat kita tarik
kesimpulan, Kita menyarankan sebagai umat islam dan khususnya sebagai calon
pendidik, haruslah mulai banyak belajar dalam mengkaji tentang masalah fiqih
ibadah terutama masalah Thaharah ( bersuci ). Hal ini sebagai upaya perbaikan
pendidikan pada anak didik kita, agar supaya mereka mampu melakukan tata cara
bersuci yang baik menurut ajaran Baginda Rasulullah SAW.

DAFTAR PUSTAKA

1.Azzuhaily Wahbah,Al Fiqhul Islamy wa Adillatuhu,Dar El Fikr, Beirut, 1984

2.Zainuddin bin Al-Malibari Aziz Abdul, Fat-hul Mu’in, Al-Hidayah, Surabaya,


1993

3.Muhdlor Zuhdi, Kamus Kontemporer Arab, Multi Karya Grafika, Yogyakarta,


2008

4.Mustahik Team, Fiqh Praktisal Badi’ah, Pustaka Al Muhibbin, Jombang, 2014

12

Anda mungkin juga menyukai