Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK 7

KAPITA SELECTA II (KEWIRAUSAHAAN)


TENTANG KEPRIBADIAN TEMPERAMEN DAN WATAK DALAM
WIRAUSAHA

Dosen Pembimbing : Aris Budiarti, S.S.T., MM

Oleh :

Herlina Huwa Pogu 2018740058


Intan Rambu Kaita 2018740064
Liviyanti 2018740075
Maria Apolonia Kalli Ghoba 2018740082

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN WIRA HUSADA NUSANTARA
MALANG
2020
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penyusun untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Kepribadian Temperamen dan Watak Wirausaha.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Selekta II di Akademi
Kebidanan Wira Husada Nusantara Malang. Selain itu, penyusun juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Wirausaha.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Aris Budiarti, S.S.T.,M.M
selaku dosen pada mata kuliah ini. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penyusun. Penyusun juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penyusun terima demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 10 November 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. PENGERTIAN................................................................................................................................2
1. Kepribadian.................................................................................................................................2
2. Kepribadian yang produktif.........................................................................................................4
3. Temperamen................................................................................................................................7
4. Watak...........................................................................................................................................8
B. PERBEDAAN TEMPERAMEN, WATAK, DAN KEPRIBADIAN..............................................9
C. KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK UTAMA KEPRIBADIAN...........................................10
BAB III......................................................................................................................................................11
PENUTUP.................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membicarakan tentang manusia tidak lepas dari membahas tentang kepribadiannya.
Karena memang manusia bisa diterima atau tidaknya di lingkungannya masyrakatnya
tergantung dengan kepribadiannya. Kalau kepribadiannya baik, maka orang-orang yang
hidup di sekelilingnya akan menerimanya dan menyenanginya. Begitu juga sebaliknya, jika
kepribadiannya tidak baik ia tidak disenangi atau bahkan tidak diterima untuk hidup di
lingkungan mereka. Maka, untuk mengukur apakah kepribadian kita baik atau tidak baik
sebaiknya kita mempelajari tentang kepribadian manusia itu sendiri.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mempelajari tentang kepribadian, watak , dan tempramen manusia
2. Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang kepribadian manusia.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan.

C. Rumusan Masalah
Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Kepribadian, Temperamen, dan Watak itu?
2. Bagaimana cara mengukur Kepribadian itu? Dan siapa yang paling dominan dalam
pembentukan Kepribadian seseorang?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

1. Kepribadian
Menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin
personare, yang berarti mengeluarkan suara. Istilah ini digunakan untuk menunjukan
suara dari percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng yang dipakainya. Pada
mulanya istilah personare adalah topeng yang dipakai pemain sandiwara, dimana suara
pemain sandiwara itu diproyeksikan. Kemudian kata personare itu berarti pemain
sandiwara itu sendiri.
Dari sejarah pengertian tersebut tidak heran kita jika kata personare yang mulanya
berarti topeng kemudian diartikan pemainnya itu sendiri yang memperankan peranan
seperti yang digambarkan dalam topeng tersebut. Akhirnya kata personare itu
menunjukan tentang kualitas dari watak atau karakter yang dimainkan dalam sandiwara
itu. Kini kata personare atau dalam bahasa Indonesianya sering disebut dengan kata
Personal itu oleh ahli Psikologi dipakai untuk menunjukan sesuatu yang nyata dan dapat
dipercaya tentang individu untuk menggambarkan bagaimana dan apa sebenarnya
individu itu.
Adapun Gordon W. Allport (1937) memberikan definisi kepribadian sebagai berikut:
Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophsical system that
determine his unique adjustment to his environment.“Kepribadian ialah organisasi sistem jiwa
raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap
lingkungannya.”Namun kami menyimpulkan bahwa pengertian kepribadian adalah: keseluruhan
pola (bentuk) tingkah laku, sifat-sifat, kebiasaan, kecakapan, bentuk tubuh serta unsur-unsur
psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam kehidupan seseorang.

Kepribadian seorang tidak persis sama dengan kepribadian orang lain.


Kepribadian ini adalah sangat unik, demikian yang dikanyatakan oleh para ahli. Dengan
kepribadian yang dimiliki oleh seseorang dia dapat memikat orang lain, orang menjadi
simpati padanya, orang tertarik dengan pembicaraannya, orang terkesima olehnya.

2
Wirausahawan yang memiliki kepribadian seperti ini seringkali berhasil dalam
menjalankan usahanya.
Adapula wirausahawan yang secara fisik tidak meyakinkan, tidak menarik, tetapi
setelah mengobrol (lobby) rasanya tersimpan suatu daya tarik, sehingga calon relasi tadi
makin tertarik, akhirnya menjurus ke arah hubungan yang lebih dekat dan saling memberi
harapan.
Kepribadian semacam inilah yang perlu dikembangkan oleh wirausaha. Sekarang
timbul pertanyaan, apakah kepribadian itu? Dapatkah kepribadian itu diperbaiki? Bagian-
bagian manakah dari unsur kepribadian yang dapat diperbaiki dan manakah yang sudah
pembawaan sejak lahir.
Uraian ini kami kemukakan dengan menampilkan sebuah definisi kepribadian
yang dalam bhasa inggris disebut personality dikemukakan oleh Erich Fromm (1975) :
By personality I understand the totality of inherited aquired psycihic qualities which are
charactteristic of one individual and which make the individual uniqe.
Bila diartikan secara bebas diatas berbunyi : Kepribadian adalah merupakan
keseluruhan kualitas psikis yang diwarisi atau diperoleh yang khas pada seseorang yang
membawanya unik. Mengenai bagian mana dari kepribadian yang diwarisi dan bagian
mana yang diperoleh akan dibahas pada bagian selanjutnya.
Sutan Takdir alisyahbana mencoba membedakan pengertian personality dengan
pengertian individu dan person. Perkataan individu berasal dari individu (latin) = Atomon
yang diartikan sebagai indivisible entity, the living organism neutrally as a unit. Jadi,
individu itu merupakan hal yang hidup suatu organisme yang bulat dan utuh sebagai
suatu kesatuan.
Person berasal dari persona yaitu a theatrical mask, atau merupakan topeng
seperti orang main di panggung. Jadi, person ialah person behind the mask = orang yang
dibelakang topeng.
Sebagai kesimpulan tentang rumusan personality ini: Personality is the total of
human mind (Sutan takdir Alisyahbana, 1975). Mind di sini diartikan sebagai keseluruhan
karakteristik dari diri seseorang, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati, berupa
temperamen, watak (karakter).

3
2.

4
2. Kepribadian yang produktif

Seorang wirausaha adalah soerang yang memiliki kepribadian yang produktif.


Apakah yang dikatakan produktif? Produktif ialah kegiatan yang menimbulkan atau
meningkatkan kegunaan (utility). Kita mengenal beberapa macam utility, yaitu :

1. Utility of Place (kegunaan tempat)


2. Utility of Time (kegunaan waktu)
3. Utility of Form (keguanaan bentuk)
4. Utility of Ownership/Possesion (kegunaan kepemilikan), dan sebagainya.

Jadi segala bentuk kegiatan yang meningkatkan kegunaan suatu benda disebut
produktif. Misalnya beras diangkut dari desa ke kota (nilainya bertambah), kursi di ruang
kuliah berserakan, lalu disusun rapih (nilai gunanya bertambah), ini disebut place utility.
Bahan makanan disimpan untuk menghadapi musim paceklik (time utility). Karet mentah
diubah bentuk menjadi ban mobil (form utility). Kepemilikan barang berpindah dari
penjual ke pembeli (ownership utility).

Gilmore menyatakan bahwa pribadi yang produktif (produktive person) ialah


individu yang menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungannya). Seorang
wirausaha jelas selalu memberi kontribusi positif bagi lingkungannya, antara lain
menampung tenaga kerja, memberi sumbangan sosial, menjaga kebersihan, bergaul
dengan sesama, dan sebagainya. Seorang wirausaha memiliki perasaan tanggung jawab
sosial yang tinggi terhadap lingkungannya.

Ada dua dimensi pokok dari social responsibility, yaitu :

1. Skill of Social Interaction, yaitu adanya keterampilan berinteraksi dalam masyarakat.


 Qualities of Spontaneity
 Friendliness
 Tolerance
 Open Relationship
2. Value Structure, memiliki struktur nilai:
 Deep empaty

5
 Concern for Others
Seorang wirausaha memiliki tanggung jawab sosial, untuk itu ia harus senang
berinteraksi, bergaul, toleransi, terbuka sesama teman. Dia harus memiliki rasa empati,
menolong orang lain yang membutuhkan potolongannya.
Tidak semua orang sama produktifnya,. Umumnya ada variasi:
 Produktif tinggi
 Produktif rata-rata
 Produktif rendah

Pribadi produktif rendah ini adalah orang yang emotionally and mentally
handicapped and whose relationship to society is essentially a dependent one (Gilmore).
Jadi dia secara emosional dan mentalnya cacat dan sangat tergantung kepada orang lain.
Lain halnya dengan seseorang yang produktif, ia memiliki sikap percaya diri,
kapabilitas, self esteemnya tinggi. Self esteem is more basic and comprehenshive
psychological traits which fundamental to the productive personality in general
(Rosenberg).
Gilmore menyatakan self esteem may be briefly defined as the individual’s
evaluate attitude toward him self (Gilmore).
Sebagai kesimpulan, pribadi yang produktif ialah seseorang yang memberikan
kontribusi kepada lingkungannya, dia imajinatif, dan inovatif, bertanggung jawab dan
responsif dalam berhubungan dengan orang lain. Seorang yyang produktif ini adalah
individu yaang matang (maturiry). Matang disini bukan berarti dewasa secara fisik, tetapi
lebih banyak mengandung aspek psikologisnya. Ciri-ciri pribadi yang matang ialah :
1. Tidak banyak tergantung pada orang lain.
2. Memiliki rasa tanggung jawab.
3. Obyektif dan kritis (tidak asal terima issu).
4. Emosinya stabil
5. Sociability, artinya dalam lingkungan yang cocok ia akan tampil ke depan. Dalam
lingkungan yang tidak cocok, ia akan menjaga jarak.

6
6. Keyakinan agama : yang terakhir ini adalah aspek paling tinggi dalam jenjang
kematangan yang dicapai seseorang, yaitu pengakuan akan pertolongan dan
kekuasaan Allah SWT.

Selanjutnya jika ada pribadi yang produktif, tentu ada pula pribadi yang non
produktif. Ciri pribadi yang non produktif ialah:
1. Pribadi yang hanya senang mendengar saja, dia pendengar yang baik. Tidak pernah
mengemukakan ide. Dia tidak bisa mengatakan “tidak”, dia lebih senang mengatakan
“ya”.
2. Dia lebih senang mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan pribadinya.
3. Dia lebih senang menyimpan segala macam informasi yang pernah ia terima, tidak
pernah ia keluarkan kembali informasi yang pernah ia terima
4. Sifatnya sentimentil, suka merenung masa lalu.
5. Dia banyak mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak bisa mengungkapkan buah
pikirannya.
6. Dia suka memasarkan pribadinya dengan memperoleh imbalan/balas jasa/honor.
7. Self esteemnya goyang, dia lebih senang mengikuti anggapan orang lain
terhadapnya. I am as you desire me ! (Erich Fromm).

Tipe priibadi non produktif ini adalah pribadi yang immaturity (belum matang).
Pribadi immaturity mempunyai ciri-ciri:
1. Lebih bersikap pasif.
2. Ketergantungan kepada orang lain.
3. Tidak punya pandangan ke depan.
4. Posisinya selalu dibawah
5. Kurang menghargai dirinya, kurang mencintai dirinya.
Seseorang tidak akan bisa mencintai orang lain apabila ia tidak respek dan tidak
mencintai dirinya sendiri. Konsep cinta yang dikemukakan disini ialah konsep cinta
yang disebut erotic love, maternal love, the feeling of human solidarity, and also self
love. (Erich fromm).

7
Jelas tipe pribadi yang non produktif ini bukan tipe seorang wirausaha. Pribadi
wirausaha adalah mutlak tipe pribadi produktif, sebagaimana yang telah diuraikan di atas.

3. Temperamen.

Istilah temperamen menunjukan cara bereaksi atau bertingkah laku yang bersifat
tetap, sedangkan istilah watak dibentuk oleh pengalaman-pengalaman semasa kanak-
kanak dan dapat berubah pada batas-batas tertentu karena diperolehnya pengalaman-
pengalaman baru.
Hippocrates membedakan 4 macam temperamen:
1. Ckoleric
2. Sanguine
3. Melancholic
4. Phlegmatic (Erich Fromm, 1975).
Secara simbolik dapat disamakan : choleric = api, panas, cepat, dan kuat = easily
angered = gampang marah. Sanguine = udara, panas dan lembab, cepat dan lemah,
dalam istilah lain = over estimated = terlalu optimis. Melancholic disimbolkan dengan
bumi, dingin, kering, lemah dan kuat, dan pendiam. Jadi tipe ini kuat dalam
kelemahannya yang bersifat pendiam (depressed). Phleegmatic, simbolnya air, dingin,
lembab dan lemah (too slow).
Temperamen ini menunjukan pada cara bereaksi yang bersifat tetap dan tidak
berubah. Temperamen ini akan diimbangi oleh watak, yaitu suatu pola tingkah laku yang
khas yang terdapat pada seseorang. Seorang yang bertamperamen choleric cara
bereaksinya sangat cepat. Bila ia berwatak produktif dan pecinta keadilan, maka ia akan
mencintai dan berlaku adil. Tetapi bila wataknya sadistik maka iaa cepat menganiaya dan
merusak.

8
4. Watak

Menurut ahli psikologi behavioristik, sifat-sifat watak dapat disamakan dengan


sifat tingkah laku (behavior). Sedangkan menurut socio-psikologis manusia selalu
berhubungan dengan sesamanya, berhubungan dengan alam, dan berhubungan dengan
dirinya sendiri. Cara manusia berhubungan itu bermacam-macam, senang, marah,
kasihan, benci, sayang, cina, bekerja sama, bersaing, dan sebagainya. Dengan segala cara
berhubungan itu, manusia berusaha menyesuaikan diri, mencoba berorientsi dengan
sesama, dengan alam, bahkan dengan diri sendiri. Oleh sebab itu, dikatakan bahwa inti
dari watak ialah orientasi.
Seorang wirausahawan yang sukses, sebagai salah satu kuncinya ia harus
mempunyai kepribadian yang menarik. Dengan melihat adanya kekurangan yang terdapat
pada dirinya, ia harus berusaha belajar dari sesama manusia atau lingkungannya. Bakat
seorang wirausaha akan bertambah dan berkembang berkat pengetahuan, pengalaman
yang diperoleh daari hasil interaksi dengan lingkungan.

Faktor-faktor yang dapat dipelajari untuk mengembangkan bakat yang kita miliki
diantaranya:
a. Pikiran.
b. Perasaan
c. Pertimbangan.
d. Sikap.
Dengan cara mengasah pikiran, diharapkan daya ingat menjadi tajam dan kreatif,
berwujud menjadi cepat berpikir, sistematis, dan terarah pada tujuan di samping
terbukanya kemungkinan bertaambahnya pengetahuan.
Perasaan kan berkembang menjadi lapang dan leluasa, memiliki jiwa besar,
sehingga tumbuh daya energi yang agresif, berani, sabar, dan penuh perhitungan daalam
menguji perasaan orang lain.
Setiap wirausaha harus dapat menberikan ketrangan-keterangan kepada relasi
dengan jelas dan menarik. Setiap kata dan kalimatnya harus meyakinkan dan setiap
keberatan orang lain harus dapt dijawab dengan tepat dan memuaskan. Memang seorang

9
wirausaha itu perlu mempunyai kecakapan untuk memberikan pertimbangan-
pertimbangan kearah proses lancarnya pembicaraan.
Sikap yang serius dibubuhi dengan humor pada tempatnya, maka seorang
wirausaha sudah menempatkan dirinya untuk mendapatkan perhatian. Pada saat-saat
menentukan ia harus dapat mengambil keputusan yang matang. Sehingga, setiap
keputusan yang diambil dapat memuaskan kedua belah pihak dan hubungan dengan relasi
akan semakin harmonis.
Dengan demikian, wirausaha dapat membuka hati dan pikirannya lebar-lebar
dalam menerima tambahan pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilan sehingga
membentuk pribadi yang betul-betul teruji dan menyenangkan.

B. PERBEDAAN TEMPERAMEN, WATAK, DAN KEPRIBADIAN

Tempramen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan Emosi (perasaan), misalnya


pemarah, penyabar, periang, pemurung, dan lain sebagainya. Sifat-sifat emosional adalah
bawaan (warisan/turunan), sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinan untuk dapat
berubah.
Tempramen selalu menunjukkan hubungan/perpaduan yang erat antara rohaniah
dengan jasmaniah. Seseorang yang memiliki temperamen tinggi adalah seseorang yang
mudah emosi (naik darah/marah) diiringi dengan gerakan-gerakan tangan, kaki, mata, mulut
serta raut muka marah, pucat dan sebagainya. Sedangkan orang yang penyabar dengan wajah
tenang serta berbicara lambat serta irama yang mantap. Watak (karakter, tabiat) adalah sifat-
sifat yang berhubungan dengan nilai-nilai, misalnya jujur, pembohong, rajin, pemalas,
pembersih, penjorok dan lain sebagainya. Sifat-sifat itu bukan bawaan lahir, tetapi diperoleh
setelah lahir, yaitu hasil dari kebiasaan sejak dari kecil, atau sebagai hasil dari pengaruh
pendidikan/lingkungan sejak kecil. Sifatr-sifat seperti ini terbentuk terutama pada masa-masa
anak-anak sampai umur 5 tahun (balita), dan berkembang terus sampai masa sekolah dan
remaja.
Berbeda halnya dengan temperamen, yang sangat sukar dipengaruhi/ diubah, maka
watak besar kemungkinannya untuk diubah. Sifat jujur, pembohong, rajin, pemalas, percaya

10
pada diri sendiri (optimis), pesimis dan sebagainya, semuanya itu adalah hasil tempaan orang
tua dan pengaruh lingkungan sejak kecil.
Kepribadian adalah keseluruhan aspek yang terdapat di dalam diri seseorang,
termasuk di dalam temperamen dan watak. Di samping itu, termasuk juga ke dalam
kepribadian semua pola tingkah laku, kebiasaan, sikap kecakapan, serta semua hal yang
selalu muncul dari seseorang. Dengan demikian, kepribadian mengandung arti yang lebih
luas dari temperamen dan watak, karena temperamen dan watak adalah sebagian dari
kepribadian.

C. KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK UTAMA KEPRIBADIAN

Kepribadian tumbuh dan berkembang sepanjang manusia, terutama sejak lahir


sampai masa remaja yang selalu berada di lingkungan keluarga, diasuh di rumah dan hanya
beberapa jam saja berada di sekolah atau tempat lainnya di luar rumah. Karena itu, dapat
dipahami cukup besar pengaruh dan peranan keluarga serta orang tua dalam membentuk
pribadi seorang anak.
Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani manusia, berlangsung dari bayi
hingga remaja, terutama kanak-kanak yaitu masa yang paling baik dalam pembentukan
kepribadian. Pada masa ini (usia 2-5 tahun) anak-anak sudah mulai dapat berkomunikasi
secara lisan (bahasa inteligensinya mulai berkembang dan mengerti perintah dan larangan).
Selain alasan berkomunikasi, pada usia yang sangat muda ini, kemampuan anak
untuk membantah/menolak perintah relatif masih kecil dan sebaliknya sangat mudah dibujuk
untuk melakukan sesuatu karena kondisi jiwanya yang sedang tumbuh dan masih lemah itu.
Pada masa bayi (0,0 – 1.0 tahun), pembentukan kepribadian berlangsung
dengancarapembiasaan-pembiasaan. Pembentukan kepribadian harus dilakukan dengan
kontinu dan diadakan pemeliharaan sehingga menjadi matang dan tidak mungkin berubah
lagi. Misalnya anak sewaktu masih kecil tergolong rajin belajar dan membantu orang tua di
rumah, tetapi setelah remaja berubah menjadi pemalas.
Hal ini mungkin karena kurangnya pemeliharaan, tidak pernah diberi imbalan atau
dengan kata lain motivasi belajar anak dibiarkan rusak. Seharusnya, semua sifat atau

11
kebiasaan yang baik harus dipelihara dan dipupuk terus sampai dewasa agar tidak berubah
lagi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin
personare, yang berarti mengeluarkan suara. Istilah ini digunakan untuk menunjukan suara
dari percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng yang dipakainya. Pada mulanya
istilah personare adalah topeng yang dipakai pemain sandiwara, dimana suara pemain
sandiwara itu diproyeksikan. Kemudian kata personare itu berarti pemain sandiwara itu
sendiri.
Temperamen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan Emosi (perasaan),
misalnya pemarah, penyabar, periang, pemurung, dan lain sebagainya. Sifat-sifat emosional
adalah bawaan (warisan/turunan), sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinan untuk
dapat berubah. Watak (karakter, tabiat) adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan nilai-
nilai, misalnya jujur, pembohong, rajin, pemalas, pembersih, penjorok dan lain sebagainya.
Sifat-sifat itu bukan bawaan lahir, tetapi diperoleh setelah lahir. Kepribadian tumbuh dan
berkembang sepanjang manusia, terutama sejak lahir sampai masa remaja yang selalu berada
di lingkungan keluarga, diasuh hari berada di rumah dan hanya beberapa jam saja berada di
sekolah atau tempat lainnya di luar rumah. Karena itu, dapat dipahami cukup besar pengaruh
dan peranan keluarga serta orang tua dalam membentuk pribadi seorang anak.

B. Saran

Dari penjelasan tentang kepribadian di atas tadi, setidaknya kita sudah mengetahui
sedikit tentang kepribadian manusia. Kita bisa mengukur bagaimana kepribadian diri kita dan
kepribadian orang-orang yang ada di sekitar kita. Semoga dengan sedikit pengetahuan

12
tentang kepribadian ini kita bisa merubah kepribadian kita yang kurang baik dan bisa
mengingatkan orang yang kepribadiannya kurang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Abu Ahmadi dan Drs. M. Umar M.A. Psikologi Umum. PT. Bina Ilmu: Surabaya 2004.
Tim Silabus Gontor. Psikologi Pendidikan. Darussalam Press: Ponorogo tt.
Drs. H. Ahmad Fauzi. Psikologi Umum Untuk IAIN, STAIN, PTAIS Fakultas Tarbiyah. Pustaka
Setia: Bandung 2008.

13

Anda mungkin juga menyukai