Anda di halaman 1dari 31

Materi Inti 2

Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

Materi Inti 2
PERENCANAAN KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU
DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA

I. Deskripsi singkat
Pemberdayaan keluarga merupakan upaya kesehatan yang dilakukan puskesmas dalam
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan serta meningkatkan kemampuan
individu, keluarga dan masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup sehat. Hal ini sesuai dengan
amanat Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 11 ditetapkan bahwa
setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan
memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya. Selanjutnya, dalam Rencana Strategis
Pembangunan Kesehatan Tahun 2015-2019, juga ditetapkan bahwa tujuan pembangunan
kesehatan adalah meningkatkan status kesehatan masyarakat, dengan salah satu indikator
keberhasilannya adalah meningkatnya perilaku hidup sehat di masyarakat.

Perilaku Hidup Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Puskesmas
sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan (Peraturan Menteri Kesehatan No.
75, Tahun 2014 tentang Puskesmas), berkewajiban melakukan pemberdayaan keluarga.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan proses pemberian informasi secara terus-menerus
dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar
sasaran tersebut berubah dari belum tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu
menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (aspek practice). Proses perubahan perilaku di masyarakat dapat terjadi jika ada
komunikasi yang strategis didasarkan pada segmentasi khalayak sasaran, pesan-pesan yang
disesuaikan, pendekatan yang berbeda, baik saluran antarpribadi, saluran masyarakat, atau
saluran media massa. Strategi komunikasi memengaruhi perubahan perilaku individu, keluarga
dan masyarakat termasuk, membangun norma-norma masyarakat yang baru dan setelah
beberapa waktu akan mendukung kebijakan dan program yang lenih kuat dan efektif. Merancang
komunikasi perubahan perilaku (KPP) sangatlah penting untuk memberdayakan individu, keluarga
dan masyarakat berperilaku hidup sehat.

KPP dalam pemberdayaan keluarga merupakan pendekatan strategis dan komprehensif untuk
menyampaikan pesan dengan menggunakan berbagai saluran (media), berdasarkan segmentasi
khalayak sasaran serta kondisi sosial budaya setempat, sebagai upaya intervensi meningkatkan
perilaku sehat dalam lingkungan keluarga/masyarakat. Untuk itu tenaga promosi kesehatan
puskesmas harus memiliki kemampuan untuk melakukan KPP dalam Pemberdayaan Keluarga.
Perencanaan KPP merupakan langkah awal dalam pengelolaan kegiatan (terintegrasi dengan
fungsi manajemen puskesmas) yang dapat menentukan keberhasilan tujuan yang akan dicapai.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 59
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

Perencanaan pada dasarnya merupakan proses penetapan tujuan, sasaran, strategi serta cara
pencapaian tujuan tersebut dalam jangka waktu tertentu.

Pada pokok bahasan ini, ruang lingkup yang akan dibahas adalah perencanaan KPP Pemberdayaan
Keluarga Sehat, meliputi : konsep dasar perencanaan KPP dalam pemberdayaan keluarga, analisis
masalah kesehatan keluarga serta merencanakan KPP dalam pemberdayaan keluarga di
puskesmas.

II. Tujuan Pembelajaran


A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta mampu merencanakan kegiatan KPP
dalam pemberdayaan keluarga.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar perencanaan KPP dalam pemberdayaan keluarga.
2. Melakukan analisis masalah kesehatan keluarga.
3. Merencanakan kegiatan KPP dalam pemberdayaan keluarga.

III. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut:
Pokok bahasan 1. Konsep Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga
Sub pokok bahasan:
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Manfaat
d. Ciri-ciri Perencanaan yang baik
e. Jenis Perencanaan

Pokok bahasan 2. Analisis Masalah Kesehatan Keluarga


Sub pokok bahasan:
a. Identifikasi masalah
b. Penetapan masalah prioritas
c. Kajian Formatif

Pokok bahasan 3. Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga


Sub pokok bahasan:
a. Komponen Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (segmentasi, positioning, diferensiasi,
branding), pengembangan pesan kunci dan pemilihan saluran komunikasi dan jenis media.
b. Penyusunan Strategi KPP
c. Penyusunan Rencana Aksi KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas.
Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 60
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

IV. Metode
a. Ceramah tanya jawab
b. Curah pendapat
c. Diskusi kelompok
d. Latihan

V. Media dan Alat bantu


a. Bahan tayang
b. Modul
c. Laptop
d. LCD projector
e. Whiteboard
f. Flipchart
g. Spidol
h. Panduan diskusi
i. Panduan Latihan
j. Form Perencanaan

VI. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 7 jam pelajaran (T=2 JPL, P=5) @45 menit
untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
sebagai berikut.
A. Langkah 1
Pengkondisian (10 menit)
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja dan judul materi yang akan
disampaikan.
2. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima materi
dengan menyepakati proses pembelajaran.
3. Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi singkat, tujuan pembelajaran
serta ruang lingkup pokok bahasan yang akan dibahas pada sesi ini.

B. Langkah 2
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang konsep dasar perencanaan KPP
Pemberdayaan Keluarga Sehat (60 menit)
Langkah Pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada
peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang konsep dasar perencanaan. Ada

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 61
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

beberapa pertanyaan yang diajukan kepada peserta tentang konsep dasar perencanaan
yaitu : 1) pengertian. ; 2) tujuan; 3) manfaat serta 4) ciri-ciri perencanaan yang baik.
2. Fasilitator mencatat semua pendapat peserta dikertas flipchart. Selanjutnya merangkum
dan menyampaikan paparan materi konsep dasar perencanaan KPP Pemberdayaan
Keluarga Sehat, meliputi pengertian, tujuan, manfaat, ciri-ciri perencanaan yang baik
serta jenis perencanaan sesuai urutan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan
tayang.
3. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
4. Fasilitator mereview kembali tentang ruang lingkup jenis kegiatan KPP Pemberdayaan
Keluarga di Puskesmas yang telah dibahas pada Materi Inti 1; KPP dalam Pemberdayaan
Keluarga. Selanjutnya, fasilitator menyampaikan penjelasan materi tentang langkah-
langkah menyusun perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat yang mengacu pada
ruang lingkup jenis kegiatan KPP tersebut, dengan menggunakan bahan tayang.
5. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.

C. Langkah 3
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang analisis masalah kesehatan
keluarga dengan Sub Pokok Bahasan (75 menit)
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang analisis masalah kesehatan keluarga pada
kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga, dengan menggunakan bahan tayang.
2. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
3. Fasilitator melakukan praktek dikelas tentang analisis masalah kesehatan keluarga yang
diawali dengan penjelasan secara singkat tentang analisis Data Keluarga Sehat dan data
perilaku terkait Indikator Keluarga Sehat (12 indikator) yang bersumber dari Puskesmas
tempat PKL yang disampaikan oleh Puskesmas sebelum analisis data. Selanjutnya,
peserta dibagi dalam 3 kelompok dan menugaskan agar setiap kelompok menetapkan
satu prioritas masalah kesehatan di tingkat desa wilayah kerja Puskesmas, kemudian
dipresentasikan.
4. Fasilitator menyampaikan penjelasan kegiatan analisis selanjutnya yaitu melakukan
Kajian Formatif untuk mengidentifikasi perilaku saat ini dan perilaku yang diharapkan
sebagai faktor penyebab terjadinya masalah kesehatan keluarga .
5. Fasilitator menugaskan kepada setiap kelompok untuk melakukan kajian formatif
masalah kesehatan prioritas pertama, dengan menggunakan Lembar kerja 1. Hasil kajian
formatif yang dikerjakan oleh setiap kelompok tersebut, ditulis pada kertas flipchart.
Setelah itu, setiap kelompok diminta untuk menyajikan hasil kajian formatif tersebut di
depan kelas. Fasilitator menyampaikan tanggapan terhadap hasil penyajian setiap
kelompok tersebut dan memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau
Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 62
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

menyampaikan klarifikasi tentang hal-hal yang kurang dipahami, kemudian fasilitator


menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
6. Fasilitator bersama peserta merangkum kegiatan analisis kesehatan keluarga secara
keseluruhan dan memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi tentang hal-hal yang kurang dipahami, kemudian fasilitator menyampaikan
jawaban atau tanggapan yang sesuai.
7. Fasilitator menutup sesi tentang analisis masalah kesehatan keluarga, dengan
memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah berperan aktif dalam proses
pembelajaran.

D. Langkah 4
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang penyusunan perencanaan KPP
dalam pemberdayaan keluarga dengan Sub Pokok Bahasan; Komponen Strategi KPP (80
menit)
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan penjelasan singkat tentang langkah-langkah penyusunan
perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat, yang diawali dengan pengenalan
komponen strategi KPP, penyusunan strategi KPP dan penyusunan rencana aksi kegiatan
KPP Pemberdayaan Keluarga, dengan menggunakan bahan tayang.
2. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi tentang hal-hal yang kurang dipahami, kemudian fasilitator menyampaikan
jawaban atau tanggapan yang sesuai.
3. Fasilitator meminta peserta tetap berada dalam 3 kelompok. Fasilitator menjelaskan
pedoman diskusi tentang memahami pentingnya komponen strategi KPP untuk menjadi
dasar penyusunan strategi KPP dalam Pemberdayaan Keluarga. Diskusi menggunakan
Lembar Kerja 1 A
4. Fasilitator menugaskan setiap kelompok untuk melakukan diskusi kelompok untuk
menjabarkan komponen Strategi KPP berdasarkan hasil Kajian Formatif, kemudian
menjelaskan pedoman diskusi dan menggunakan Lembar kerja 2.

E. Langkah 5
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang penyusunan perencanaan KPP
dalam pemberdayaan keluarga dengan Sub Pokok Bahasan (90 menit)
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menjelaskan kegunaan hasil dari Kajian Formatif yang akan dijabarkan ke
dalam komponen strategi KPP untuk kemudian diterapkan pada penyusunan strategi KPP
dan penyusunan rencana aksi kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga, dengan
menggunakan bahan tayang.
2. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi tentang hal-hal yang kurang dipahami, kemudian fasilitator menyampaikan
jawaban atau tanggapan yang sesuai.
Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 63
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

3. Fasilitator meminta peserta tetap berada dalam 3 kelompok. Fasilitator menjelaskan


pedoman diskusi tentang penyusunan strategi KPP Pemberdayaan Keluarga berdasarkan
hasil kajian formatif (menggunakan data keluarga sehat Puskesmas tempat PKL).
4. Fasilitator menugaskan setiap kelompok untuk melakukan diskusi kelompok menyusun
strategi KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat, dengan menggunakan Lembar kerja 3.
5. Waktu diskusi 30 menit. Hasil diskusi setiap kelompok ditulis pada kertas flipchart atau
soft file, kemudian disajikan di depan kelas.
6. Fasilitator menyampaikan tanggapan terhadap hasil penyajian kelompok tersebut,
selanjutnya memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi tentang hal-hal yang kurang dipahami, kemudian fasilitator menyampaikan
jawaban atau tanggapan yang sesuai.
7. Fasilitator menugaskan kembali kepada setiap kelompok untuk menyusun rencana
aksi/kegiatan KPP dalam Pemberdayaan Keluarga, mengacu pada strategi KPP yang telah
dibuat, dengan menggunakan Lembar kerja 4. Waktu diskusi 20 menit. Hasil diskusi setiap
kelompok ditulis pada kertas flipchart atau soft file, kemudian disajikan di depan kelas.
8. Fasilitator menyampaikan tanggapan terhadap hasil penyajian kelompok tersebut,
selanjutnya memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi tentang hal-hal yang kurang dipahami, kemudian fasilitator menyampaikan
jawaban atau tanggapan yang sesuai.

F. Langkah 6
Penyampaian rangkuman tentang perencanaan KPP dalam Pemberdayaan Keluarga Sehat
di puskesmas (10 menit).
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali beberapa hal penting
tentang perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat di puskesmas yang telah
dibahas pada sesi ini, mengacu pada tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator menutup proses pembelajaran pada sesi ini, dengan mengucapkan terima
kasih serta memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif
sehingga tujuan pembelajaran pada sesi ini dapat tercapai.

VII. Uraian Materi

POKOK BAHASAN 1
KONSEP PERENCANAAN KPP DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA

A. Pengertian
Perencanaan menurut Tjokroamidjojo (1992, 12-14) merupakan suatu cara bagaimana mencapai
tujuan sebaik-baiknya (maximum output) dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien
dan efektif. Dengan demikian, maka terdapat 5 (lima) hal pokok yang perlu diketahui dalam

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 64
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

perencanaan, yaitu: 1) permasalahan yang ada, 2) ketersediaan sumberdaya, 3) tujuan serta


sasaran yang ingin dicapai, 4) kebijakan yang ada serta 5) jangka waktu pencapaian tujuan.
Perencanaan menurut Abe (2001, 43) tidak lain dari susunan (rumusan) sistematik mengenai
langkah (tindakan-tindakan) yang akan dilakukan di masa depan, yang didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan yang seksama atas potensi, faktor-faktor eksternal dan pihak-pihak
yang berkepentingan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam pengertian ini,
memuat hal-hal yang merupakan prinsip perencanaan, yakni : 1) apa yang akan dilakukan, yang
merupakan jabaran dari visi dan misi; 2) bagaimana mencapai hal tersebut; 3) siapa yang akan
melakukan; 4) lokasi aktivitas; 5) kapan akan dilakukan, berapa lama; dan 6) sumber daya yang
dibutuhkan.

Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan


yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langlah praktis untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.

B. Tujuan
a. Tujuan umum
Mengarahkan sumberdaya yang ada untuk melakukan upaya pemberdayaan keluarga dalam
mencegah dan mengatasi masalah kesehatannya, serta meningkatkan status/indeks
kesehatan keluarga melalui upaya promotif dan preventif.
b. Tujuan khusus
1) Adanya masalah kesehatan prioritas yang perlu diintervensi melalui kegiatan KPP dalam
pemberdayaan keluarga.
2) Adanya hasil kajian formatif sebagai dasar pengembangan strategi KPP Pemberdayaan
Keluarga.
3) Tersusunnya strategi KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di puskesmas.
4) Tersusunnya rencana aksi kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat di puskesmas.

C. Manfaat
a. Kegiatan KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas, dikembangkan sesuai dengan
kondisi atau data kesehatan keluarga yang riil.
b. Rencana aksi kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat di Puskesmas dapat disusun lebih
realistik untuk diimplementasikan.
c. Mengurangi resiko ketidak pastian terhadap proses pelaksanaan kegiatan KPP dalam
Pemberdayaan Keluarga yang harus dilakukan di Puskesmas .
d. Mencegah pemborosan sumberdaya, dan mengoptimalkan penggunaan sumberdaya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pemberdayaan keluarga yang ingin dicapai.
e. Kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat dapat terorganisir dengan baik
f. Menjadi dasar bagi pelaksanaan, pengawasan, pemantauan dan penilaian upaya KPP
Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas.
Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 65
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

D. Ciri-ciri Perencanaan yang Baik


a. Disusun berdasarkan pada landasan yang tepat, yaitu hasil pendataan kesehatan
keluarga/Indeks Keluarga Sehat, kajian formatif serta strategi KPP pemberdayaan keluarga
sehat di wilayah setempat.
b. Direncanakan oleh Tim KPP Pemberdayaan Keluarga yang terbentuk di puskesmas.
c. Mengacu pada intervensi perubahan perilaku yang sesuai dengan masalah kesehatan
keluarga, sosial budaya serta potensi yang dimiliki oleh mayarakat setempat dan melibatkan
peran serta tokoh masyarakat yang ada di wilayah tersebut.
d. Melibatkan berbagai pihak potensial dalam mendukung upaya KPP dalam Memberdayakan
Keluarga menjadi Keluarga Sehat.
e. Memiliki batas toleransi bila ada penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatannya nanti.
f. Bersifat fleksibel, artinya memungkinkan diadakan perubahan-perubahan di dalam rencana
tanpa mengganggu hasil akhirnya. Perencanaan dapat sewaktu-waktu berubah karena adanya
tuntutan situasi dan kondisi yang ada.
g. Memperhatikan kendala-kendala yang ada, baik yang datang dari luar maupun dari dalam,
termasuk adanya peraturan-peraturan pemerintah, kondisi masyarakat dan lingkungan
(keadaan sosial budaya masyarakat, di daerah perdesaan/perkotaan, kepulauan, terpencil,
perbatasan, dll).

E. Jenis Perencanaan
Ada beberapa jenis KPP Pemberdayaan Keluarga, yaitu:
a. Perencanaan berdasarkan alokasi waktu (jangka pendek, menengah dan panjang).
b. Perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga berdasarkan kondisi wilayah garapan (masalah
kesehatan prioritas, geografi, sosial budaya serta ketersediaan sumberdaya/ potensi
masyarakat yang ada di wilayah garapan tersebut.
c. Perencanaan berdasarkan target cakupan program kesehatan yang ada di puskesmas dan
mendukung tercapainya indikator SPM kabupaten/kota.
d. Perencanaan dalam menghadapi keadaan darurat.

Langkah-langkah perencanaan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat


a. Persiapan Internal Puskesmas
1) Penyiapan petugas kesehatan yang akan melaksanakan kegiatan KPP pemberdayaan keluarga.
Penyiapan meliputi penyamaan pemahaman serta peningkatan kompetensi pelaksanaan
kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat, meliputi memahami hasil pendataan keluarga
sehat, analisis data, menetapkan prioritas masalah kesehatan, menetapkan sasaran KPP,
melakukan kajian formatif, menyusun strategi KPP, menyusun rencana aksi KPP,
membuat/mengembangkan media KPP, melaksanakan intervensi perubahan perilaku melalui
pendekatan KPP, melakukan pemantauan dan penilaian kegiatan KPP serta menyusun rencana
tindak lanjut.
2) Membangun kesepakatan atau komitmen untuk melaksanakan serangkaian kegiatan
pemberdayaan keluarga melalui pendekatan KPP.
Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 66
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

3) Menyiapkan data rekam medik /data pasien yang ada di puskesmas, terutama data pasien
yang mempunyai masalah kesehatan bersifat sensitif yang perlu dijaga kerahasiaannya,
diantaranya adalah: TB, dan Gangguan Jiwa, dll. Data ini, sangat penting dalam pelaksanaan
kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat, karena keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan yang sensitif ini, akan mendapat perlakuan intervensi khusus dari tenaga promosi
kesehatan puskesmas.

b. Pembentukan Tim KPP Pemberdayaan Keluarga


1) Kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga, harus dilakukan oleh Tim KPP yang terdiri dari Lintas
Program Puskesmas dan lintas sektor seperti; bidan poskesdes/polindes/BPS, Tokoh
Masyarakat, Kader Posyandu, Kader PKK/ Kelompok Dasawisma, Kader Desa/Kelurahan Siaga,
Organisasi Profesi serta Organisasi Kemasyarakatan yang ada di wilayah kerja puskesmas. Tim
KPP di tingkat Kecamatan maupun Tingkat Desa/Kelurahan dapat menggunakan atau
mengoptimalkan Tim yang sudah ada, misalnya : Tim Desa/Kelurahan Siaga Aktif Tingkat
Kecamatan/ Desa/Kelurahan. Apabila harus membentuk Tim KPP yang baru, maka tenaga
promosi kesehatan puskesmas terlebih dahulu, harus melakukan identifikasi kelompok
potensial yang akan menjadi Tim KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat di wilayah kerja
Puskesmas.

Identifikasi Tim KPP Pemberdayaan Keluarga Puskesmas............

No. Tim KPP Potensi Peran


1 Lintas program
 .....
 .....
2. Lintas sektor
 ......
 ......
3. Organisasi Profesi:
 ......
 .......
4. Organisasi kemasyarakatan
 ........
 ........
5. Lainnya:
 Bidan poskesdes
 Kader Posyandu
 Kelompok Dasawisma
 Kader jumantik

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 67
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

 Media komunikasi massa/


tradisional
 Aparat desa/kelurahan
 Ketua
RT/RW/Lingkungan/Dusun
 Tokoh masyarakat
 Dll

Catatan cara pengisian :


- Kolom nomor diisi dengan nomor urut
- Kolom Tim KPP diisi dengan individu atau kelompok potensial yang akan menjadi Tim KPP.
- Kolom potensi diisi dengan dukungan atau kemampuan kelompok potensial dalam
pelaksanaan kegiatan KPP yang akan dilakukan di tingkat kecamatan maupun di tingkat
desa/kelurahan, misalnya: melakukan pendataan, menyusun rencana kegiatan,
melakukan intervensi perubahan perilaku keluarga, pembuatan media KPP,
penyebarluasan informasi kesehatan / KIE, pemantuan, penilaian kegiatan KPP, dll
- Kolom Peran diisi dengan peran individu/kelompok tersebut dalam kegiatan KPP
Pemberdayaan Keluarga Sehat sesuai dengan potensi/kemampuan yang dimilikinya.

2) Pengorganisasian Tim KPP, yaitu menetapkan seksi-seksi beserta uraian tugasnya dalam
mendukung kegiatan KPP, misalnya: Ketua, Sekretaris, Seksi Pendataan, Seksi Informasi, Seksi
Pembuatan Media KIE, Seksi Penyuluhan, dll. Tim KPP ini, sebaiknya ditetapkan dalam Camat,
dalam bentuk SK Tim KPP. Hal ini dimaksudkan ada kejelasan peran dan tanggung jawab
anggota Tim KPP dalam mendukung kegiatan KPP di Kecamatan. Demikian pula, Tim KPP di
tingkat Desa/Kelurahan yang ditetapkan oleh Kepala Desa/Lurah dalam bentuk Surat
Keputusan.

3) Peningkatan kapasitas Tim KPP, melalui forum komunikasi, pertemuan orientasi, pelatihan,
lokakarya, dll. Tujuannya adalah agar Tim KPP memahami jenis kegiatan KPP serta mau dan
mampu terlibat dalam kegiatan KPP yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas.

c. Analisis situasi masalah kesehatan keluarga


d. Penetapan masalah kesehatan keluarga yang prioritas
e. Kajian formatif
f. Penyusunan strategi KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat
g. Penyusunan rencana aksi KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 68
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

POKOK BAHASAN 2
ANALISIS MASALAH KESEHATAN KELUARGA

A. Identifikasi Masalah
1. Tujuan identifikasi masalah kesehatan keluarga adalah untuk mengetahui:
a. Gambaran permasalahan kesehatan yang ada pada setiap keluarga.
b. Indikator keluarga sehat setiap keluarga/rumah tangga.
c. Gambaran permasalahan kesehatan yang ada pada tingkat RT, RW, Desa/Kelurahan
/Kecamatan/Puskesmas.
d. Indikator Keluarga Sehat (IKS) tingkat RT, RW, Desa/Kelurahan/Kecamatan /Puskesmas.
e. Masalah kesehatan prioritas yang ada di tingkat RT, RW, Desa/Kelurahan/Kecamatan
/Puskesmas

2. Kegiatan identifikasi masalah kesehatan keluarga


Kegiatan ini dilakukan oleh Tim KPP, bersama dengan berbagai pihak potensial yang ada di
wilayah kerja puskesmas. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Memahami hasil pendataan kesehatan keluarga yang ada di wilayah Puskesmas
berdasarkan desa/kelurahan, Dusun/RW, RT meliputi : jumlah keluarga dan alamat/
domisili.
b. Melakukan identifikasi masalah kesehatan berdasarkan 12 Indikator Keluarga Sehat
yang ada di pendataan kesehatan keluarga agar mudah mengetahui mana perilaku
prioritas yang akan diintervensi sehingga akan berdampak pada perubahan perilaku
keluarga.
12 indikator Keluarga Sehat, yaitu:
a) Keluarga mengikuti KB (keluarga berencana)
b) Ibu melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
c) Bayi mendapat Imunisasi dasar lengkap
d) Bayi diberi ASI Eksklusif selama 0-6 bulan
e) Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
f) Penderita TB/TBC berobat sesuai standar
g) Penderita hipertensi berobat teratur
h) Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
i) Tidak ada anggota keluarga yang merokok
j) Keluarga memiliki/memakai sarana air bersih
k) Keluarga memiliki/memakai jamban sehat
l) Sekeluarga menjadi anggota JKN/Askes

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 69
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

Contoh Rekapitulasi Pendataan Keluarga Sehat berdasarkan wilayah kerja Puskesmas

Rekapitulasi Data Keluarga Sehat Tingkat Puskesmas

Indikator Desa A Desa B Desa C Desa D Puskesmas


Keluarga mengikuti program KB 79.1 56.3% 62.7% 68.9% 66,75%
Ibu hamil memeriksakan ANC sesuai standar 24.9 87.4% 95.4% 90.1% 74,45%
Balita mendapat Imunisasi lengkap 68.7 62.2% 71.3% 68.8% 67,75%
Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan 39.3 74.2% 73.9% 77.6% 66,25%
Pemantuan pertumbuhan balita 82.8 45.0% 70.1% 54.3% 63,05%
Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 44.9 53.7% 78.0% 64.5% 60,27%
Penderita hipertensi yang berobat teratur 36.6 13.4% 8.3% 6.2% 16,12%
Tidak ada anggota keluarga yang merokok 49.7 85.5% 75.3% 74.5% 71,25%
Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN 66.1 69.9% 51.2% 64.6% 62,95%
Mempunyai sarana air bersih 68.7 89.4% 92.9% 94.4% 86,35%
Menggunakan jamban keluarga 44.9 48.5% 56.7% 90.1% 60,05%
Anggota keluarga akses dalam pelayanan
94.1 78.9% 85.9% 85.1%
kesehatan jiwa 86,00%
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 10.80% 11.30% 5.20% 3.70% 7.6%

B. Penetapan Masalah Prioritas


Penetapan masalah kesehatan keluarga prioritas, dilakukan berdasarkan pada hasil rekapitulasi
data kesehatan keluarga tingkat puskesmas. Cara penetapan prioritas masalah kesehatan
keluarga adalah dengan melihat nilai persentase yang paling kecil. Dari hasil rekapitulasi contoh
data diatas, dapat diketahui bahwa :
a. Masalah kesehatan keluarga prioritas di Desa A adalah :
 Ibu hamil memeriksakan ANC sesuai standar (24,9%).
 Penderita hipertensi yang berobat teratur (36,6%)
b. Masalah kesehatan keluarga prioritas di Desa B, adalah :
 Penderita hipertensi yang berobat teratur (13,4%).
 Pemantauan pertumbuhan balita (45,0%)
c. Masalah kesehatan keluarga prioritas di Desa C, adalah :
 Penderita hipertensi yang berobat teratur (8,3%).
 Keluarga menjadi anggota JKN (51,2%)
d. Masalah kesehatan keluarga prioritas di Desa D, adalah :
 Penderita hipertensi yang berobat teratur (6,2%).
 Pemantauan pertumbuhan balita (54,3%)
e. Masalah kesehatan keluarga prioritas di Puskesmas, adalah:
 Penderita hipertensi yang berobat teratur (16,12%)
Dengan demikian, masalah kesehatan keluarga yang menjadi prioritas di seluruh desa
wilayah kerja Puskesmas adalah penderita hipertensi yang berobat teratur masih rendah.
Namun, sebaiknya semua masalah kesehatan keluarga yang menjadi prioritas di Desa A,
B, C, D di Puskesmas, mendapat perhatian Tim KPP Puskesmas sebagai masalah
kesehatan prioritas lainnya yang akan diintervensi melalui pendekatan KPP dalam
pemberdayaan keluarga.
Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 70
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

C. Kajian Formatif
Kajian formatif merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi perilaku setiap segmentasi sasaran,
baik individu dan keluarga, sasaran pelaksana serta sasaran pedukung program KPP
pemberdayaan keluarga yang berkaitan dengan terjadinya masalah kesehatan prioritas. Melalui
kajian formatif dapat diketahui adanya kesejangan antara perilaku sasaran saat ini dengan
perilaku yang diharapkan agar masalah tersebut dapat diatasi atau dicegah. Selain itu, melalui
kajian formatif juga diperoleh informasi tentang hambatan dan motivasi setiap segmentasi
sasaran tersebut dalam melakukan perilaku sehat.
a. Tujuan kajian formatif
Tujuan melakukan kajian formatif adalah untuk mengetahui:
1) Adanya kesenjangan antara perilaku sasaran saat ini dengan perilaku yang diharapkan
untuk mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan yang ada.
2) Hambatan sasaran dalam melakukan perilaku hidup sehat untuk mencegah atau
mengatasi masalah kesehatan prioritas
3) Motivasi sasaran dalam melakukan perilaku hidup sehat.

b. Metode dan teknik kajian formatif


Metode kajian formatif yang biasa digunakan, diantaranya yaitu wawancara mendalam,
pengamatan, diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD), dan riwayat
lisan. Riwayat lisan merupakan upaya untuk memperoleh informasi dari informan yang
pernah mengalami peristiwa yang menjadi topik kajian. Riwayat lisan juga merupakan
wawancara yang tidak terstruktur, cerita mengalir begitu saja dari informan, sifatnya lebih
murni, alami, dan tidak dibuat-buat berdasarkan pengalaman nyata. Pewawancara/pengamat
lebih banyak mendengar dan mencatat informasi yang disampaikan informan.

Kajian formatif dapat dilakukan melalui teknik kajian formatif secara kuantitatif maupun
kualitatif. Teknik melakukan kajian formatif secara kuantitatif merupakan kajian formatif yang
bertujuan untuk menjawab pertanyaan seberapa banyak atau seberapa sering tingkat
kejadian. Pengumpulan data dapat diperoleh melalui kunjungan rumah dan mendapatkan
informasi dari responden dengan jalan melakukan:
1) Wawancara secara formal, dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan, beserta
alternatif jawaban (bentuk kuesioner tertutup) atau bisa juga disertai ruang jawaban
terbuka berupa penjelasan singkat atau alasan yang dikemukakan oleh responden
tentang suatu topik tertentu dan ditujukan kepada satu orang responden serta jawaban
dicatat secara rinci.
2) Pengamatan atau observasi secara terbuka, untuk melengkapi informasi yang
disampaikan oleh responden.

Teknik melakukan kajian secara kualitatif merupakan kajian formatif yang bertujuan untuk
mengungkap mengapa dan bagaimana suatu kelompok sasaran berpikir dan berperilaku.
Dengan kata lain bisa lebih memahami perilaku kelompok sasaran, karena metode ini lebih
Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 71
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

mampu menyikap motivasi dan berbagai aspek terkait lainnya dibalik perilaku kelompok
sasaran. Pengumpulan data dapat diperoleh melalui informan dengan jalan melakukan:
1) Wawancara mendalam secara formal, dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan, tertulis, membahas topik spesifik, ditujukan kepada satu orang informan
kunci serta jawaban dicatat secara rinci.
2) Wawancara mendalam secara informal (terbuka), dilakukan dengan tidak menggunakan
daftar pertanyaan yang lengkap, mungkin hanya pokok-pokok informasi penting saja
yang ditulis, membahas topik tertentu dan dapat berkembang, ditujukan kepada satu
orang informan kunci dan hasil jawaban tidak perlu dicatat secara rinci pada saat itu
(ditulis secara lengkap nanti seusai wawancara selesai).
3) Pengamatan atau observasi secara terbuka, dimana petugas membuka identitasnya
secara jelas, melakukan pengamatan perilaku masyarakat secara terang-terangan,
petugas tidak merahasiakan proses pengamatannya dan menyampaikan hasil
pengamatannya apa adanya. Kelemahan teknik ini, perilaku masyarakat saat itu dapat
direkayasa.
4) Pengamatan atau observasi secara tertutup, dimana petugas melakukan pengamatan
perilaku masyarakat senyatanya secara diam-diam, tidak membuka identitasnya dan hasil
pengamatannya akan lebih konkrit atau realistis.
5) Pengamatan atau observasi secara terlibat yaitu merupakan kombinasi antara teknik
pengamatan terbuka dengan tertutup, dimana petugas juga melibatkan masyarakat
untuk melakukakan pengamatan perilaku masyarakat di wilayahnya, disamping itu
petugas sendiri melakukan pengamatan secara diam-diam.
6) Diskusi kelompok terarah (DKT) adalah diskusi yg dilakukan dalam kelompok kecil (antara
6-10 orang) yang mempunyai karakteristik homogen/mirip (misalnya kelompok ibu-ibu
yang punya anak balita atau kelompok kader posyandu). Diskusi dipandu oleh petugas
selaku moderator, dan di dampingi oleh seorang penulis atau pencatat. DKT bagus sekali
untuk menggali norma sosial, pandangan dan berbagai perilaku masyarakat serta
dipergunakan untuk memverifikasi kesimpulan, rekomendasi atau penerimaan kelompok
terhadap perilaku tertentu. Kelemahan, DKT adalah kurang cocok bila difokuskan pada
tujuan untuk mengidentifikasi perilaku individu. Kelamahan lainnya adalah kualitas hasil
DKT sangat ditentukan oleh kemampuan moderator dalam menggali informasi dan
mengendalikan proses diskusi serta kemampuan pencatat dalam menulis hasil diskusi.

Hasil kajian formatif akan diolah dan dianalisa dengan menggunakan lembar kerja untuk
mengetahui kesenjangan antara perilaku yang diharapkan dan perilaku saat ini, serta
hambatan dan motivasi untuk melakukan perilaku yang diharapkan tersebut.

c. Langkah-langkah melakukan kajian formatif, yaitu:


1) Identifikasi sasaran yang terkait dengan upaya mengatasi masalah kesehatan prioritas.
2) Identifikasi perilaku saat ini dan perilaku yang diharapkan terkait dengan upaya
mengatasi masalah kesehatan prioritas.
Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 72
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

3) Identifikasi motivasi dan hambatan yang terkait dengan upaya mengatasi masalah
kesehatan prioritas.

Lembar Kerja Kajian Formatif

No Sasaran Perilaku yang Perilaku saat ini Motivasi Hambatan


diharapkan

Contoh : Kajian formatif untuk pengendalian penyakit TB secara kuantitatif.

N Perilaku yang Perilaku saat ini Ju Keterangan


o diharapkan R R RT m Motiva Hambatan
T T 3 lah si
1 2
Sasaran primer/utama : penderita dan anggota keluarga lain yang serumah
1 Minum obat secara Belum minum obat V V V 3 Dapat Letih dan
teratur sesuai sesuai standar sembu bosan
anjuran/ h total minum obat
Standar dan dalam jangka
tidak lama
kambu
h lagi
2 Mengingatkan/menga Belum selalu - V V 2 Agar Sering lupa
wasi/membantu mengingatkan/menga pender karena sibuk
penderita makan obat wasi/membantu ita dengan
sesuai aturan /standar penderita minum obat sembu kegiatan
agar tidak ada obat sehingga penderita h total rutin harian
yang terlewatkan sering lupa minum dan lainnya
diminum obat sesuai standar dapat
mence
gah
penula
ran
kepada
anggot
a

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 73
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

rumah
tangga
lain
3 Menggunakan masker Tidak/belum V - V 2 Agar Tidak/ blm
jika bersama menggunakan masker tidak punya
penderita/anggota sesuai situasi dan menula masker
keluarga lain di rumah kondisi rkan karena
maupun di tempat kepada merasa
umum anggot bukan
a kebutuhan
keluarg utama
a
maupu
n
orang
lainnya
diluar
rumah
4 Membuka jendela/ Jarang membuka - - V 1 Agar Malas dan
lubang angin/ jendela/ lubang angin/ sinar merepotkan
ventilasi rumah agar ventilasi udara di matah jika harus
sinar matahari masuk rumah ari rutin
untuk sirkulasi udara masuk membuka
dalam membantu dan dan
mengurangi dapat menutup
perpindahan kuman memb sumber
TB unuh ventilasi di
kuman rumah
TB
serta
udara
luar
dapat
masuk
ke
ruanga
n
tempat
tinggal
pender

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 74
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

ita/
anggot
a
keluarg
a lain.
5 Menutup mulut jika Tidak menutup mulut V V V 3 Agar Tidak peduli
batuk/bersin jika batuk/bersin tidak dengan
dimanapun berada dimanapun berada menjad kesehatan
agar tdk menebarkan i orang lain
kuman TB penula sehingga
r malas/tdk
penyak mau
it TB menutup
karena mulut saat
meneb batuk/bersin
arkan
kuman
TB
melalui
batuk
dan
bersin
Sasaran sekunder/pelaksana program: petugas promkes, bidan, kader, toma, dll
6 Kader tidak/belum rutin Kader rutin V V V 3 Mencega Belum
melaksanakan PMO melakukan PMO h /tidak ada
(pengawasan minum kekambu pengorgan
obat) han isasian
penyakit kegiatan
TB PMO
dengan
keluarga/
masyaraka
t lain
Sasaran tertier/pendukung-penguat program : Ketua RT, RW, Kades, dll
7 Kepala Desa membuat Tidak ada SK untuk V V V 3 Agar Belum/kur
SK pengorganisasian melakukan kegiatan penderita ang peduli
kegiatan pengendalian yang terstruktur dan sembuh terhadap
dan penularan TB di terorganisiir dalam total dan pengendal
Desa, menunjukan pengendalian TB tidak ian
komitmen yang tinggi menjadi penyakit

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 75
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

penular TB yg
lagi sangat
sehingga mudah
tidak menular
muncul dan dpt
kasus mematika
baru n

Contoh : Kajian formatif untuk mengatasi masalah penderita hipertensi yang tidak berobat
secara teratur (secara kualitatif). Kajian dilakukan melalui diskusi kelompok.

Lembar Kerja Kajian Formatif Peningkatan Perilaku Hidup Sehat Bagi Penderita
Hipertensi di Puskesmas A, Tahun 2016

No Sasaran Perilaku saat ini Perilaku yang Motivasi Hambatan


diharapkan
1 Sasaran primer/utama
Suami Merokok Berhenti Mau berhenti Lingkungan
merokok merokok agar kerja / temanya
tidak hipertensi adalah perokok
Makan tinggi Makan rendah Mau makan Dirumah dan di
lemak rendah lemak tinggi makanan sehat kantin kantor
serat serat agar tidak selalu tersedia
hipertensi menu masakan
tinggi lemak-
rendah serat
Tidak berobat Memeriksakan Mau berobat Sering lupa
secara teratur diri dan minum secara teratur minum obat,
obat secara biar sehat sibuk bekerja,
teratur pulang kerja
sudah capek
Ibu RT Tidak melarang Melarang suami Suami menjadi Suami
suami berhenti berhenti lebih sehat mengacuhkan /
merokok merokok tidak mau
menurut
anjuran isteri
untuk berhenti
merokok
Menyediakan Menyediakan Mau Sibuk mengurus
makanan tinggi makanan sehat menyediakan rumah tangga,

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 76
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

lemak dan dirumah: rendah menu sehat tidak sempat


rendah serat lemak dan tinggi dirumah agar masak, beli
serat suami sehat, makanan di
karena sayang warung
suami
Tidak Menyediakan Mau Sibuk urusan
menganjurkan obat hipertensi menganjurkan rumah tangga,
suami berobat dan minta suami suami minum lupa
teratur untuk minum obat secara
obatnya secara teratur, karena
teratur. dia pencari
nafkah utama
Keluarga dekat Tidak Menganjurkan Agar suami Waktu
menganjurkan suami berhenti tersebut berkomunikasi
suami berhenti merokok menjadi lebih dengan suami
merokok sehat dan anak terbatas
Tidak Menyuruh
menganjurkan suami untuk
suami berobat berobat teratur
teratur
2 Sasaran sekunder/pelaksana program
Teman Tidak Menemani Sahabat yang Sibuk
menganjurkan berobat teratur baik
berobat teratur
Bidan Poskesdes Tidak Melakukan Bidan mempuyai Yang datang
melakukan penyuluhan tugas dan penyuluhan
penyuluhan pentingnya tanggung jawab hanya ibu-ibu
pentingnya berobat teratur memberi saja
berobat teratur bagi penderita penyuluhan di
bagi penderita hipertensi luar gedung
hipertensi
Bidan Pelayanan Pelayanan Tugas Tidak ada waktu
puskesmas penderita penderita puskesmas
hipertensi hipertensi hanya adalah
dilakukan di dalam gedung meningkatkan
melalui puskesmas status kesehatan
kunjungan masyarakat
rumah
Kader Tidak Memantau Keluarga binaan Tidak
Dasawisma memantau keadaan menjadi ditugaskan oleh

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 77
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

keadaan kesehatan tanggung Ketua TP.PKK


kesehatan setiap keluarga jawabnya Desa
keluarga binaannya
Kader Hipertensi Pengendalian Jumlah kasus Belm menjadi
Pemberdayaan belum menjadi hipertensi hipertensi cukup prioritas, karena
Masyarakat program menjadi salah banyak ada KLB DBD
(KPM) prioritas di desa satu program
siaganya prioritas
Tokoh Belum Melakukan Agar Hipertensi
masyarakat melakukan penyuluhan masyarakatnya belum menjadi
penyuluhan tentang sehat prioritas
tentang pentingnya
pengendalian penderita
hipertensi hipertensi agar
berobat secara
teratur.
Ormas/ IBI Belum Melakukan aksi Jumlah Target program
melakukan aksi khusus - penderita nya adalah KIA
pengobatan pengobatan hipertensi
gratis bagi gratis bagi semakin
penderita penderita meningkat
hipetensi hipetensi
3 Sasaran pendukung/ penguat
Ketua TP PKK Belum Membuat dan Jumlah Hipertensi
Desa mengatifkan mengedarkan penderita belum menjadi
kader PKK dan surat instruksi hipertensi prioritas
Kelompok agar kader PKK semakin
Dasawisma dan Kelompok meningkat
untuk Dasawisma
melakukan melakukan
pemantauan pemantauan
dan dan penyuluhan
penyuluhan pengendalian
pengendalian hipertensi
hipertensi kepada keluarga
kepada binaannya
keluarga binaan
Ketua TP PKK Belum Menyusun dan Kesehatan Hipertensi
Kec melakukan melakukan keluarga adalah belum menjadi
upaya program tupoksinya prioritas

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 78
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

pengendalian pemberdayaan
hipertensi di keluarga dalam
wilayah pengendalian
kerjanya. hipertensi di
wilayah
kerjanya.
Ketua RT Belum Mengajak pihak Jumlah Mengatasi
melakukan puskesmas / penderita peningkatan
upaya poskesdes hipertensi dan kasus DBD di
pengendalian melakukan stroke RT menjadi
hipertensi di penyuluhan dan meningkat prioritas
wilayah pengobatan
kerjanya. bagi penderita
hipertensi di RT.

Membuat surat
edaran adanya
pengobatan
gratis bagi
penderita
hipertensi di RT
Ketua RW Belum Mengajak pihak Jumlah Pengendalian
melakukan puskesmas / penderita hipertensi
upaya poskesdes hipertensi dan belum menjadi
pengendalian melakukan stroke program
hipertensi di penyuluhan dan meningkat prioritas
wilayah pengobatan Karena saat ini
kerjanya. bagi penderita sibuk dengan
hipertensi di kegiatan
RW. penilaian lomba
posyandu
Membuat surat
edaran adanya
pengobatan
gratis bagi
penderita
hipertensi di RW
Kepala Desa Belum menjadi Pengendalian Jumlah Jumlah kasus
program hipertensi penderita hipertensi tidak
prioritas Desa menjadi hipertensi dan meresahkan

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 79
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

program stroke masyarakat


prioritas dan meningkat
diberikan Ada dana desa
dukungan dana yang dapat
untuk dialokasikan
melakukan untuk kegiatan
upaya pengendalian
pengendalian hipertensi
hipertensi di
wilayah
kerjanya.
Camat Belum menjadi Memberikan Tugas camat Pengendalian
program surat edaran adalah hipertensi
prioritas hasil kepada Kepala meningkatkan belum menjadi
Musyawarah Desa yang status kesehatan program
Perencanaan mempunyai masyarakatnya prioritas
Pembangunan kasus hipertensi Dan program
Kecamatan banyak agar KIA masih
memberikan menjadi
dukungan dana prioritas yang
desa untuk memerlukan
melakukan dukungan dana.
upaya / program
pengendalian
hipertensi

Hasil kajian formatif digunakan sebagai dasar penyusunan rencana kegiatan KPP dalam
Pemberdayaan Keluarga, meliputi penyusunan atau pengembangan strategi KPP serta
penyusunan perencanaan kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga tersebut.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 80
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

POKOK BAHASAN 3
PERENCANAAN KPP DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA

A. Komponen Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (segmentasi, positioning, diferensiasi,


branding)
Merancang komunikasi strategis memerlukan penyusunan strategi KPP yang akan membantu
mencapai tujuan peningkatan kesehatan secara signifikan dan berkesinambungan dengan
memberdayakan keluarga dan masyarakat untuk merubah perilaku dan memfasilitasi perubahan
sosial. Untuk menyusun strategi KPP, perlu dipahami komponen yang menjadi kerangka
memadukan keselarasan penggunaan strategi komunikasi. Komponen yang diperlukan dalam
penyusunan strategi KPP adalah:
a. Segmentasi khalayak sasaran
Segmentasi sasaran merupakan proses memanfaatkan peluang dengan membagi kelompok
sasaran menjadi beberapa segmen. Khalayak sasaran dipetakan berdasarkan karakteristik
tertentu sehingga perencana program atau Tim KPP dapat memahami lebih jelas upaya
intervensi yang hendak dilakukan (kepada siapa dan bagaimana serta oleh siapa). Khalayak
biasanya dibagi menjadi 3 kelompok sasaran yaitu: 1) primer/utama (kelompok yang akan
dirubah perilakunya), 2) sekunder/pelaksana program (kelompok yang mempengaruhi
perilaku kelompok sasaran primer) merupakan penggerak, penyelenggara pelayanan seperti:
kader, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama), 3) tersier/pendukung penguat
program (kelompok yang posisinya dapat mempengaruhi kebijakan program). Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah merencanakan upaya intervensi yang sesuai karakteristik
setiap segmentasi sasaran.

Contoh: Lembar kerja penyusunan segmentasi khalayak sasaran; Pemberian ASI Eksklusif 0-6
bulan

Khalayak Khalayak Perkiraan Sikap thd perubahan Cara Dari mana khalayak
berpengaruh sasaran tingkat perilaku mempengaru sasaran potensial
yang potensial utama yg pengaruh hi/ saluran mendapatkan
dipengaruhi informasi
Kader, petugas Ibu, ayah Kuat Bisa menerima Konseling Pelatihan Konselor
kesehatan,Tom ortu/mertu manfaat ASI eksklusif menyusui
a/ Toga a/ nenek bagi bayi 0-6 bulan, Jaringan sosial
perlu diyakinkan Media massa Poster/leaflet/spand
hanya ASI yang uk, Radio/TV, media
cocok bg nutrisi bayi Mobilisasi sosial (Face Book,
0-6 bulan, mudah masyarakat twitter, Instagram,
didapat/memberikan dll)
nya dan murah

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 81
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

b. Posisioning
Komunikator perubahan perilaku menggunakan posisioning untuk menentukan pendekatan
terbaik yang berupa rumusan pesan dalam memotivasi setiap segmentasi khalayak sasaran
agar mengubah atau mengadopsi perilaku tertentu/yang diharapkan. Posisioning juga
merupakan upaya memenangkan pemikiran atau keyakinan sasaran dengan jalan membangun
kesan yang mempunyai value/nilai di benak sasaran bahwa perilaku yang dianjurkan sesuai dan
layak dipercaya dalam mengatasi masalah. Merupakan citra promosi yang dengan sengaja
dikomunikasikan kepada khalayak sasaran. Contoh KB “Pilihan hidup”. KB bukan hanya program
kesehatan yang mengurangi kehamilan tapi juga dipandang sebagai alat bantu yang
memungkinkan khalayak sasaran mencapai tujuan hidup pribadinya.

Membangun posisioning yang tepat harus:


 Dipersepsikan secara positif oleh kelompok sasaran sehingga menjadi suatu alasan yang
kuat untuk ditiru atau diikuti. Contoh: “Suami Siaga, suami OK”.
 Mencerminkan kekuatan dan keunggulan kompetitif dari perilaku yang
dianjurkan/diharapkan.
 Unik sehingga mudah didiferensiasikan, relevan berisi pesan atau janji yang menekankan
pentingnya manaat fungsi perubahan perilaku yang bisa direalisasikan atau
diimplementasikan.

Posisioning berarti memberikan tanda-tanda yang bisa diingat oleh khalayak sasaran dan
menjadi acuan bagi penyusunan diferensiasi dan merupakan landasan membangun merek
(branding). Contoh Posisioning: Berdasarkan atribut/manfaat: manfaat apa yang ditawarkan
dan dianggap bermanfaat oelh khalayak sasaran? Lingkaran Biru, pelayanan kesehatan
reproduski berkualitas termasuk pelayanan KB.

Pernyataan posisioning menjelaskan bagaimana perilaku ditempatkan dalam pemikiran


khalayak sasaran. Jadi sama sekali bukan slogan yang mengundang. Tidak boleh dimasukan
kedalam materi komunikasi yang akan diberikan kepada khalayak sasaran, merupakan
panduan bagi pendekatan strategis dan pesan yang menyertainya. Contoh: Buah Pisang-
“Cukup sehat”, Tidak merokok-“Diterima dimana saja”.

Contoh: Lembar kerja pernyataan posisioning


Petunjuk: Kembangkan satu atau dua kalimat sejelas mungkin tentang posisi produk,
pelayanan atau perilaku. Pastikan memasukan nama produk, pelayanan atau perilaku,
keunikan yang membedakannya dari pesaing dan manfaatnya bagi khalayak sasaran. Ingat ini
bukan slogan. Merupakan pendahuluan suatu slogan yang digunakan untuk memberikan
informasi kepada tim kreatif saat mengmbangkan suatu slogan.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 82
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

Contoh: Lingkaran Biru-KB


Pernyataan Posisioning untuk Lingkaran Biru
Di tempat pelayanan kesehatan yang bertanda/bergambar Lingkaran Biru, anda
akan mendapatkan pelayanan KB yang berkualitas, terpercaya dengan biaya yang
terjangkau. Bidan/petugasnya ramah, professional serta mampu berkomunikasi
dengan baik melayani anda menentukan metode dan cara berKB sesuai kebutuhan
anda. Dimanapun anda lihat Lingkaran Biru, akan anda temukan layanan KB yang
bermutu/berkualitas

c. Diferensiasi
Merupakan upaya untuk menciptakan perbedaan dalam rangka memberikan value/nilai terbaik
kepada setiap segmentasi khalayak sasaran. Nilai sasaran individu dan keluarga akan berbeda
dengan sasaran pelaksana dan pendukung program KPP dalam pemberdayaan keluarga di
wilayah kerja puskesmas.

d. Branding
Branding merupakan nama, istilah, merek, lambang, atau rancangan (atau kombinasi dari
semuanya) yang diberikan kepada suatu produk (bisa barang, jasa, perilaku, ide, dan bahkan
manusia) agar menjadi pembeda dari produk sejenis lainnya. Penetapan branding pada kegiatan
KPP dalam pemberdayaan keluarga akan lebih mudah “dijual” jika diberi brand /merek.
Pemberian merek pada setiap segmentasi khalayak sasaran sesuai dengan nilai mereka.
Misalnya: suami yang setia pada isterinya yang sedang hamil di sebut “suami siaga” yang dapat
digambarkan dalam logo dalam bentuk gambar siluet suami dan isteri yang segang hamil, ada
juga merek untuk kader/bidan, misalnya:“Kader Sahabat Keluarga”, “Bidan Sahabat Keluarga”,
ada juga merek untuk pejabat “Kepala Desa Dambaan Keluarga”, dll. Brand tersebut
diformulasikan dengan baik dan sesuai dengan nilai setiap segmentasi khalayak sasaran dan
menjadi fokus pesan media KPP. Pengembangan strategi KPP dalam pemberdayaan keluarga,
diarahkan pada upaya intervensi strategis dalam melakukan proses perubahan perilaku sasaran
saat ini menjadi perilaku sehat yang diharapkan.

e. Pengembangan pesan kunci


Mengidentifikasi pesan kunci suatu hal yang harus dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan
mitra-mitra pelaksana strategi melalui semua pesan dan saluran komunikasi. Pesan kunci ini akan
disampaikan lewat berbagai cara tergantung pada bagaimana pengguna menyampaikan pesan.
Sebuah pesan kunci dapat merupakan tema utama, seperti pada konsep”Keluarga Sehat” juga
dapat digunakan secara khusus sebagai slogan iklan atau pesan penyuluhan, bahkan dapat
dikembangkan menjadi kegiatan berbasis masyarakat. Contoh; “Keluarga Sehat, Masyarakat
Bermartabat”, “Keluarga Sehat, membangun Negara Kuat”

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 83
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

f. Pemilihan saluran komunikasi dan jenis media.


Memilih saluran komunikasi merupakan hal pertama yang harus ditentukan berkaitan dengan
kesesuaian untuk menjangkau khalayak sasaran. Saluran komunikasi sebagai cara pengiriman
pesan yang memungkinkan terjadinya pertukaran pesan antara “pengirim” dan “penerima”.
Untuk mendukung pengiriman pesan selain saluran komunikasi maka penggunaan berbagai
media membantu efektifitas penyusunan perencanaan dalam pengembangan Strategi KPP.

Jenis-jenis Saluran Komunikasi dan Media:

Saluran Komunikasi Jenis media


 Interpersonal, mencakup komunikasi antar  Lembar balik, selebaran, leaflet
individu, lebih pribadi, tatap muka, diskusi,
konseling, contoh: antar suami-isteri, antar
rekan sebaya.
 Berbasis masyarakat, menjangkau komunitas  Berbasis komunitas, seperti surat kabar
tertentu (sekelompok orang dalam wilayah lokal, stasiun tv/radio lokal, papan
tertentu/minat/karakteristik yang sama. informasi/ pengumuman, poster, spanduk,
Penggerakan/mobilisasi komunitas/sosial yang banner.
berpartisipasi melakukan suatu tindakan  Media tradisional; wayang/boneka, alat
kepedulian bersama. Dapat berupa parade, musik
pertemuan/rapat bersama/rutin, acara
tradisional/lokal spesifik daerah
 Media Massa, menjangkau khalayak luas dalam  TV, radio, media luar ruang/iklan berjalan,
waktu singkat media sosial, majalah, direct mail

B. Pengembangan Strategi KPP


Strategi merupakan teknik dan taktik untuk mencapai tujuan atau hasil tertentu, menciptakan
tujuan dan alur yang jelas dan logis, merinci langkah-langkah untuk mencapai tujuan atau hasil,
bersifat realistik serta memastikan kegiatan KPP tersebut dapat dilakukan secara efektif dan
efisien untuk mengatasi masalah yang ada.

Ruang lingkup penyusunan strategi KPP pemberdayaan keluarga sehat meliputi:


a. Penetapan tujuan KPP pemberdayaan keluarga, baik secara umum maupun secara khusus.
b. Penetapan atau pemilahan segmentasi/ kelompok sasaran, meliputi sasaran utama, pelaksana
dan pendukung atau sasaran primer, sekunder dan tersier.
c. Mencantumkan analisis perilaku hasil kajian formatif untuk setiap segmentasi sasaran.
d. Penetapan jenis kegiatan KPP pemberdayaan keluarga untuk mengatasi adanya kesenjangan
perilaku saat ini dengan perilaku yang diharapkan pada setiap segmentasi sasaran. Jenis
kegiatan KPP tersebut, merupakan intervensi perubahan perilaku mengacu pada teori dan
model perubahan perilaku.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 84
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

e. Penetapan jenis media KPP yang digunakan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan
setiap jenis kegiatan KPP pemberdayaan keluarga.

Lembar Kerja Penyusunan Strategi KPP Pemberdayaan Keluarga

No Sasaran Tujuan Jenis Media KPP


Umum Khusus kegiatan
KPP

C. Penyusunan Rencana Aksi KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas


Keluaran dari pokok bahasan perencanaan ini adalah peserta mampu menyusun rencana aksi
atau POA kegiatan KPP pemberdayaan keluarga sehat. Rencana aksi tersebut meliputi jenis
kegiatan yang akan diselenggarakan di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.

Komponen rencana aksi kegiatan KPP pemberdayaan keluarga sehat meliputi:


a. Jenis kegiatan KPP yang akan dilakukan di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
b. Tujuan kegiatan.
c. Sasaran/ lokasi.
d. Saluran komunikasi/Cara
e. Media yang digunakan
f. Petugas pelaksana.
g. Waktu pelaksanaan kegiatan.
h. Dana yang dibutuhkan/ sumber dana.
i. Keterangan: berisi cacatan mekanisme kerja apabila diperlukan.

Rencana Kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Di Puskesmas .........


Nama program prioritas: Pengendalian Hipertensi Bagi ............................
Jenis Tujuan Sasaran Saluran Media Petugas Dana Waktu
kegiatan komunikasi/Cara pelaksana
1. Sasaran utama kegiatan KPP

2. Sasaran pelaksana program/kegiatan KPP

3. Sasaran pendukung/penguat kegiatan KPP

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 85
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

VIII. Referensi
1. Kemenkes, Pedoman Promosi Kesehatan di Puskesmas, Kemkes, 2006.
2. Kemenkes, Modul Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Jakarta 2009
3. Revitalisasi Puskesmas, Adnan Mahmoed, 2011,
4. Nutbeam, Don. Health Promotion Glossary. Geneve: World Health Organization, 1998
5. Gede, Munnjaya, Manajemen Kesehatan, Jakarta, 2004.
6. Kemenkes, Bina Kesehatan Masyarakat , Pedoman Perencanaan Tingkat Puskemas, Jakarta,
2006.
7. Trihono, Manajemen Puskemas Berbasis Paradigma Sehat, Jakarta, 2006
8. Kemenkes, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Promosi Kesehatan di Puskesmas,
Jarkarta, 2006.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 86
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

Lampiran :
1. Pedoman diskusi kelompok tentang Kajian Formatif
a. Peserta tetap berada dalam tiga kelompok yang sama
b. Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan kajian formatif melalui diskusi kelompok.
Kajian formatif mengacu pada masalah kesehatan keluarga prioritas. Setiap kelompok diminta
untuk menggunakan lembar kerja 3 -kajian formatif.
c. Hasil diskusi ditulis pada kertas flipchart atau dalam bentuk file
d. Setiap kelompok diminta untuk menyajikan hasil diskusinya di depan kelas
e. Waktu diskusi 15 menit.

2. Lembar kerja 1 : Kajian Formatif


Lembar Kerja -Kajian Formatif

No Sasaran Perilaku saat ini Perilaku yang Motivasi Hambatan


diharapkan

3. Pedoman Diskusi kelompok tentang Komponen Strategi KPP


a. Peserta tetap berada dalam tiga kelompok yang sama
b. Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan kajian formatif melalui diskusi kelompok.
Kajian formatif mengacu pada masalah kesehatan keluarga yang prioritas. Setiap kelompok
diminta untuk menggunakan Lembar kerja 1 A-Komponen Strategi KPP.
c. Hasil diskusi ditulis pada kertas flipchart atau dalam bentuk soft file
d. Setiap kelompok diminta untuk menyajikan hasil diskusinya di depan kelas
e. Waktu diskusi 15 menit.

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 87
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

4. Lembar kerja 1 A: Komponen Strategi KPP


1 A.1. Segmentasi khalayak sasaran
Khalayak Khalayak Perkiraan Sikap thd Cara Dari mana
berpengaruh sasaran tingkat perubahan mempengaruhi/ khalayak
yang utama yg pengaruh perilaku saluran sasaran
potensial dipengaruhi potensial
mendapatkan
informasi

1 A.2. Posisioning
Pernyataan Posisioning untuk (perilaku yang ditawarkan/dijual/yang diharapkan)
Jelaskan sesuai masalah prioritas dan intervensi produk perilaku yang ditawarkan atau
pelayanan kesehatan yang “dijual”, mahal atau murah dstnya………

1 A.3 Diferensiasi dan Branding


Khalayak sasaran Diferensiasi Branded/
yang dipengaruhi Nilai perilaku yg Cara menawarkan Keterjangkauan/ Merek
ditawarkan/ perilaku yang kemudahan/
”dijual” “dijual” kesulitan perilaku

5. Lembar kerja 2 :
Lembar Kerja Penyusunan Strategi KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat

No Sasaran Tujuan Jenis Media


Umum Khusus kegiatan KPP
KPP

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 88
Materi Inti 2
Perencanaan KPP Dalam Pemberdayaan Keluarga

6. Lembar kerja 3 :
Rencana Kegiatan KPP Pemberdayaan Keluarga Sehat Di Puskesmas .........
Nama program prioritas: ............................
Jenis Tujuan Sasaran Saluran Media Petugas Dana Waktu
kegiatan komunikasi/ pelaksana
cara
1. Sasaran utama kegiatan KPP

2. Sasaran pelaksana program/ kegiatan KPP

3. Sasaran pendukung/ penguat kegiatan KPP

Modul Pelatihan Pengelola KPP dalam Pemberdayaan Keluarga di Puskesmas Tahun 2017 89

Anda mungkin juga menyukai