Riris Juniarti - Fisiologi Hewan Air
Riris Juniarti - Fisiologi Hewan Air
Riris Juniarti - Fisiologi Hewan Air
NIM : 180254242004
Mata Kuliah : Fisiologi Hewan Air
Istilah imun berasal dari bahasa latin yang berarti bebas dari beban. Secara klasik, imun
diartikan sebagai daya tahan relatif proses terhadap reinfeksi mikroba tertentu. Pengertian imun
sekarang ini mencakup semua mekanisme fisiologis yang membantu untuk mengenal benda
asing pada dirinya, untuk menetralkan, menyisihkan atau memetabolisasi benda asing tersebut
dengan atau tanpa kerusakan pada jaringan sendiri. Berbeda dengan vertebrata yang lebih tinggi,
ikan merupakan organisme hidup bebas dari tahap embrionik awal kehidupan yang bergantung
pada sistem kekebalan tubuh bawaan mereka untuk bertahan hidup.
Ikan memiliki dua sistem pertahanan yaitu system pertahanan alamiah (innate immunity) dan
sistem pertahanan adaptif (adaptive immunity). Kemampuan sistem imun alamiah (innate
immunity) terdiri dari mekanisme pertahanan seluler dan humoral.
Pada sistem imun adaptif (adaptive immunity) juga terdapat dua mekanisme yaitu respon
imun humoral diperantarai oleh antibodi yang diproduksi oleh sel-sel limfosit B (atau biasa
disebut dengan sel B). Antibodi akan mengenali antigen-antigen mikrobia, menetralisirnya, dan
mengeliminasi mikroba tersebut dengan berbagai mekanisme efektor. Antibodi bersifat khusus
(hanya mengeliminasi target antigen yang dikenalinya). Tipe antibodi yang berbeda dapat
mengaktifkan mekanisme efektor yang berbeda pula. Adapun imunitas yang adaptif seluler (cell-
mediated immunity) diperantarai oleh sel T (limfosit T) yang berperan dalam melakukan
destruksi sel-sel yang terinfeksi mikroba secara intraseluler (Shoemaker et al, 2001).
Iwama dan Nakanishi (1996) membagi secara garis besar sistem pertahanan tubuh (imun)
pada ikan ada 2 yaitu : sistem imun nonspesifik dan sistem imun spesifik.
a. Kekebalan non-spesifik (alamiah/innate immunity): merupakan sistem pertahanan inang
yang responnya tidak bergantung pada frekuensi kontak terhadap antigen tertentu. Sistem
imun nospesifik untuk pertahanan seluler pada ikan diketahui termasuk diantaranya
adalah monosit/makrofag, granulosit, dan sel sitotoksik nospesifik (NCCs). Makrofag dan
granulosit merupakan sel mobil pagositosit yang ditemukan di dalam darah dan jaringan
sekunder limpoid, juga biasanya ditemukan pada kasus inflamasi penting, yang
merupakan respon seluler terhadap invasi mikroba dan atau cedera jaringan yang
mengakibatkan akumulasi lokal pada leukosit dan cairan mukus. Sistem imun nonspesifik
pada pertahanan humoral diantaranya adalah serum, mukus dan telur pada ikan yang
mengandung berbagai macam substansi nonspesifik yang bisa menghambat pertumbuhan
mikroorganisme penginfeksi.
b. Kekebalan spesifik (humoral maupun cellular mediated immunity) : respon imun sangat
tergantung pada frekuensi kontak induk semang dengan antigen tertentu sebelumnya.
Sistem imun spesifik memiliki respon pada pertahanan seluler merupakan antibodi yang
independent yang dimasukkan secara bersama-sama dan dimediasi oleh sel pertahanan
tubuh (Cell Mediated Immunity). Terminologi ini berasal dari kemampuan untuk
mentransfer respon antigen spesifik dari satu individu ke induvidu lainnya dengan
menggunakan sel hidup. Sel yang bertanggung jawab untuk sel perantara pertahanan
tubuh adalah lymphocytes, sekarang diidentifikasikan sebagai T Cell (Iwama dan
Nakanishi, 1996).
Komponen-komponen Hemostasis
Pada saat terjadinya pengecilan lumen kapiler (vasokontriksi) dan extra vasasi ada darah yang
melalui permukaan asar (jaringan kolagen) dengan akibatnya trombosit. Akibat dari bertemunya
trombosit dengan permukaan kasar maka trombosit tersebut akan mengalami adhesi serta
agregasi.
Setelah terjadinya adhesi maka dengan pengaruh ATP akan terjadilah agregasi yaitu saling
melekat dan desintegrasi sehingga terbentuklah suatu massa yang melekat.
Peristiwa trombosit yang mulai pecah/lepas- lepas hingga menjadi suatu massa yang melekat
disebut Viscous metamorphosis. Akibat dari terjadinya semua proses ini maka terjadilah
gumpalan plug (sumbatan) baru kemudian terjadi fase yang ketiga.
Koagulasi adalah suatu proses yang rumit di dalam sistem koloid darah yang memicu
partikel koloidal terdispersi untuk memulai proses pembekuan (en:agglomerate) dan membentuk
trombus. Koagulasi adalah bagian penting dari hemostasis, yaitu saat penambalan dinding
pembuluh darah yang rusak oleh keping darah dan faktor koagulasi (yang mengandung fibrin)
untuk menghentikan pendarahan dan memulai proses perbaikan. Kelainan koagulasi dapat
meningkatkan risiko pendarahan atau trombosis.
Daftar Pustaka
Malik, Idham. 2011. Saduran Bermanfaat: Sistem Pertahanan Tubuh pada Ikan. http://bontocina-
Oktober 2020).
Durachim, Adang, Dewi Astuti. 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik
HEMOSTATIS. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.