HV Bipolar PDF
HV Bipolar PDF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah gangguan bipolar. Selain itu penelitian maupun jurnal masih jarang
satu penyakit mental yang paling umum, parah, dan persisten (Ikawati, 2011).
antara kelainan mental (Vos et al. 2012). Prevalensi bipolar pada orang dewasa
adalah sekitar 3-6% dan sebagian besar dari mereka memiliki onset sebelum usia
menderita bipolar. Di Indonesia, dari hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 (IDI,
2014) menunjukkan total jumlah pasien psikotik dan bipolar sejumlah 0,46%
sosial atau emosional lain yang dapat memicu bipolar pada orang yang memiliki
bahwa trauma atau peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dapat memicu
episode bipolar. Namun, banyak episode terjadi tanpa sebab yang jelas atau
Sementara itu awitan diusia dini, durasi yang lama, status sosial ekonomi
dan psikopatologi keluarga dikaitkan dengan hasil yang lebih buruk (Birmaher
campuran) adalah 0,4% sampai 1,6%, dan untuk bipolar II disorder (episode
Gangguan bipolar I terjadi sama pada pria dan wanita, sedangkan bipolar II
gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita. Perbandingan pria dan wanita
episode depresi utama (60%), diikuti oleh hipomanik (21%), manik (15%), dan
memiliki gejala mania yang lebih beragam dan perilaku melukai diri sendiri
Dari data terakhir jumlah penderita bipolar di Puskesmas Trawas hanya tercatat
1 orang.
Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang pasien
hal ini mungkin terjadi karena masih kurangnya pengetahuan petugas kesehatan
dan masyarakat tentang bipolar. Hal ini bisa disebabkan gejala bipolar yang
tidak seperti penyakit jiwa lainnya dan adanya stigma yang kurang baik tentang
hanya tercatat 1 orang yang menderita bipolar. Oleh karena itu penting kiranya
B. Rumusan Masalah
Bagaimana memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
budaya keluarga.
2. Tujuan khusus
D. Manfaat
dengan pasien.
kesehatan pasien
pasien penyakit bipolar sehingga bisa dicarikan solusinya yang tepat dan
efisien.
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Umur : 31 Tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Jawa
B. ANAMNESA
1. Keluhan Utama: mood berubah dengan cepat
a. Autoanamnesa
Pasien wanita, roman wajah sesuai usia, berpenampilan cukup rapi.
saat ini siang hari dan mengenal lingkungan dan orang di sekitarnya
dengan baik, pasien mengeluh mood kadang berubah dengan cepat. Saat
pasien berubah menjadi sedih ketika teringat hal yang sedih seperti saat
perubahan mood bisa terjadi hingga 3 kali, fase mood sedih lebih lama
keluarga terdekat. Namun pasien minum obat secara teratur dan rutin
yang cepat. Saat senang biasanya pasien tertawa berlebihan dan jika
berbicara terlalu cepat hingga terkadang ibu pasien meminta pasien untuk
bersih rumah. Setelah mood senang tersebut, selang 10-15 menit pasien
tiba-tiba terlihat sedih dan mengurung diri di kamar, tidak mau makan,
dan sukar untuk diajak bicara. Jika mau kambuh, pasien biasanya tampak
a. Riwayat MRS :
karena pasien tidak mau minum obat sama sekali sehingga keluhan
sedih ketika teringat hal yang sedih seperti saat dirundung oleh
bisa terjadi hingga 6-7 kali, fase mood sedih lebih lama daripada
5. Riwayat Pengobatan
bekerja sebagai penjaga toko, dengan gaji Rp. 300.000,- per bulan. Suami
pasien bekerja sebagai supir dan pulang seminggu sekali, dengan gaji Rp.
jiwa.
8. Riwayat Gizi
9. Anamnesis Sistem
darah (-)
n. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri lutut (-), nyeri otot (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
cukup.
a. Tanda Vital
d) Suhu :36,5oC
a) BB : 54 kg
b) TB : 152 cm
BB 54
BMI = TB2 = = 23,4
1,522
>30 Obesitas
3. Kulit
4. Mata
e. Katarak (-/-)
f. Radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
5. Hidung
b. Sekret (-/-)
c. Epistaksis (-/-)
7. Telinga
a. Sekret (-/-)
b. Othorea (-/-)
8. Tenggorokan
a. Tonsil T1/T1
9. Leher
limfe (-)
10. Thoraks
b. Pulmo :
dan duduk.
I : Simetris (+/+)
P : sonor/sonor
- - - -
+ +
- - - -
+ +
11. Abdomen
P : Supel, nyeri tekan (-) pada regio epigastrium, hepar dan lien tak
teraba
P : NKCV (-)
13. Ektremitas:
Fungsi Motorik :
5 5 RF +2 +2 RP - -
5 5 +2 +2 - -
Tempat : baik
Orang : baik
Afek : Adekuat
Arus : Koheren
Psikomotor : Normal
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
E. RESUME
Seorang Pasien perempuan 31 tahun dengan keluhan utama mood
berubah dengan cepat. Saat mood senang pasien tertawa berlebihan lalu 10
menit kemudian mood pasien berubah menjadi sedih ketika teringat hal yang
sedih seperti saat dirundung oleh temannya dulu. Saat sedih biasanya pasien
mengurung diri di kamar, sulit makan, menangis terus menerus. Dalam sehari
perubahan mood bisa terjadi hingga 3 kali, fase mood sedih lebih lama daripada
Pada pemeriksaan fisik dan status gizi dalam batas normal, pada
sesuai usia, berpenampilan rapi, orientasi waktu, tempat dan orang baik, afek
adekuat, proses berpikir ; bentuk realistik, Arus koheren, isi tidak ada waham,
tidak ditemukan gangguan persepsi. Pada pemeriksaan status interna dan status
2. Diagnosis Psikologis:
F. PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan penderita adalah:
1. Non medika mentosa
e. Jika pasien ada keluhan karena efek samping obat atau pasien dalam
2. Medikamentosa
e. Jika pasien ada keluhan karena efek samping obat atau pasien dalam
Medikamentosa:
e. Jika pasien ada keluhan karena efek samping obat atau pasien dalam
Medikamentosa:
A. Faktor Keluarga
1. Struktur Keluarga
Keluarga Ny. R termasuk keluarga matrikal dimana yang dominan dan
2. Bentuk Keluarga
Bentuk Keluarga : Extended Family
Pola Interaksi antar anggota keluarga berjalan dengan baik (Lihat Gambar
IV.1). Interaksi antar bapak, ibu, suami, serta anak dengan pasien baik.
Tn. MS An. R
(Suami Pasien) (Anak Pasien)
Ny. R
(Pasien)
: Hubungan Baik
------> : Hubungan Kurang Baik
Gambar IV.I Diagram Pola Hubungan Interaksi antara Ny. R dan Anggota
Keluarganya yang Lain (Sumber: Informasi dari Ny. R, 2019)
(1) Ketika pasien jatuh sakit apa yang harus diakukan oleh keluarganya?
Jawab :
Keluarga pasien langsung mengantarkan pasien berobat ke
puskesmas dan rutin melakukan kontrol terhadap kesehatan pasien.
(2) Ketika penderita seperti itu, apa yang dilakukan oleh keluarga?
Jawab :
Keluarga ikut mendukung dan membantu apa yang telah diputuskan.
(3) Jika butuh dirawat inap, ijin siapa yang dibutuhkan?
: Laki-laki
: Perempuan
: Ny. R (pasien)
Adaptation (adaptasi)
Setiap menghadapi suatu masalah, terutama mengenai penyakitnya,
Ny. R agak sukar untuk menceritakannya karena Ny. R berkepribadian
tertutup, namun setelah menjalani terapi mulai bisa membicarakannya
dengan ibunya dan ibunya dirasa mampu menerima dan memahami
masalah dan keluhan yang dihadapi oleh Ny. R. Seluruh keluarga di
dalam rumah tersebut sangat membantu dalam memotivasi Ny. R untuk
rutin minum obat dan berobat ke tempat pelayan kesehatan untuk
control rutin.
Partnership (kerjasama)
Hubungan antar keluarga Ny. R kurang harmonis. Ny. R memiliki
kepribadian tertutup sehingga sukar untuk menyampaikan masalah
terutama terkait penyakitnya yang menjadikan komunikasi antara Ny. R
dan keluarga kurang baik sehingga terkadang menghasilkan suatu kerja
sama yang kurang baik dalam mendukung kesehatan pasien.
c. Resolve
Kebersamaan di dalam keluarga Ny. R cukup baik, walaupun Ny. R hanya
bisa bertemu dengan suaminya sekali dalam satu minggu. Namun sehari-
hari pasien masih berkomunikasi dengan suami lewat telepon.
Total dari nilai APGAR keluarga Ny. R adalah 10. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi fisiologis keluarga Ny. R dalam keadaan baik
dan tidak perlu intervensi. Namun ada catatan yang terkait dengan perilaku
pasien Ny. R yaitu APGAR yang menyangkut Partnership, hubungan
antar keluarga Ny. R kurang harmonis. Ny. R memiliki kepribadian
tertutup sehingga sukar untuk menyampaikan masalah terutama terkait
penyakitnya yang menjadikan komunikasi antara Ny. R dan keluarga
kurang baik sehingga terkadang menghasilkan suatu kerja sama yang
kurang baik dalam mendukung kesehatan pasien.
Patologi : - artinya tidak ada tekanan (masalah) antara Ny. R dan keluarga
Mojokerto
Mojokerto
D. Faktor Lingkungan
dari ruang tamu yang digunakan untuk menerima tamu dan bekerja, 2 kamar
di dalam rumah. Terdiri dari 2 pintu keluar, yaitu pintu depan dan pintu
belakang dekat dapur. Jendela ada 6 buah, yaitu di ruang tamu, ruang
tengah, kamar tidur, dapur, kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari
keramik. Ventilasi dan penerangan rumah baik. Atap rumah tersusun dari
genting dan ditutup langit-langit. Kamar memiliki satu kasur dan terlihat
bersih dan rapi. Dinding rumah terbuat dari batu bata dan sudah dilapisi
semen dan di cat. Perabotan rumah tangga tertata. Sumber air untuk
KETERANGAN :
G A : Ruang tamu
F B : Musholla
C : Kamar tidur
D : Kamar tidur
D E : Ruang tengah
F : Kamar Mandi
E
G : Dapur
B
A
Gambar IV. III Denah rumah Ny. R (Sumber: Hasil Kunjungan 2019)
a. Lingkungan Sosial
Dari kondisi perumahan dan pemukiman serta fasilitas
umum yang tersedia, lingkungan kehidupan masyarakat di
sekitar keluarga Ny. R tergolong kelas menengah kebawah dan
rata-rata memiliki tingkat pendidikan paling tinggi SMA.
Tingkat pendidikan yang rendah menjadi penyebab kurangnya
akses informasi yang diperoleh masyarakat sekitar sehingga
tidak mampu memperoleh informasi yang cukup tentang
penyakit Bipolar. Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit
tersebut menyebabkan masih munculnya stigma yang kurang
baik di masyarakat mengenai orang dengan gangguan jiwa.
F. Pelayanan kesehatan
Akses pelayanan kesehatan Ny. R sesungguhnya sangat baik karena dekat
dengan puskesmas.
1. Aspek pelayanan
Tentang aspek pelayanan kesehatan, Ny. R masih menemui beberapa
kendala diantaranya adalah :
a. Kurangnya edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga pasien.
b. Kurangnya media informasi/promosi kesehatan.
c. Kunjungan rumah belum optimal
Dari hasil analisis mengenai karakteristik perilaku pasien dan keluarga yang
terdapat dalam “bentuk keluarga, pola interaksi, pertanyaan sirkuler, identifikasi
informasi penyakit genetic, penyakit keluarga (metode APGAR), patologi
lingkungan keluarga (metode SCREEM) maupun faktor-faktor resiko tentang
faktor perilaku, faktor lingkungan (fisik, sosial dan ekonomi) dan faktor pelayanan
kesehatan, maka dapat dirumuskan sebagai temuan masalah yang terkait dengan
Ny. R serta masyarakat sekitar yang kemudian dibisualisasikan dalam bentuk
diagram Blum.
A. Temuan Masalah
1. Masalah Aktif (Individu Pasien)
B. Analisis
Tehnik analisis menurut konsep blum menyatakan derajat kesehatan
masyarakat dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan faktor keturunan (gambar V.I)
Faktor Pelayanan
Faktor Genetik Kesehatan
Tidak ditemukan a. Kurangnya edukasi
dan konseling
terhadap pasien dan
keluarga pasien.
b. Kurangnya media
Faktor Perilaku STATUS PASIEN informasi/promosi
Ny. R (31) kesehatan.
Pasien (Bipolar) c. Kunjungan rumah
berkepribadian belum optimal
tertutup d. Kurangnya
komunikasi petugas
Faktor Lingkungan
kesehatan dan pasien
1. Kondisi sosial ekonomi
e. Belum dibentuknya
menengah ke bawah
posyandu jiwa
2. Tingkat pendidikan yang rendah
3. Stigma yang kurang baik
terhadap orang dengan gangguan
jiwa.
Gambar V.1 Diagram Faktor Kesehatan Masyarakat Ny. R (H.L. Blum, 1987)
stigma kurang baik terhadap orang dengan gangguan jiwa. Stigma yang kurang
baik itu seperti menganggap orang dengan gangguan jiwa pasti mengamuk
hingga merusak barang sehingga bahaya untuk diajak berinteraksi, tidak bisa
orang dengan gangguan jiwa dengan sebuatan “gila”. Selain itu, stigma buruk
juga bukan hanya melekat pada pasien tetapi juga pada keluarga pasien karena
gangguan jiwa bisa merupakan penyakit keturunan. Maka dari itu untuk
diberikan edukasi tentang penyakit dan pengobatannya secara tepat dan benar.
B. Saran
Ada beberapa langkah dalam membantu dalam memcahkan masalah
keluarga Ny. R diantaranya :
1. Edukasi pasien dan keluarga mengenai gangguan bipolar sehingga
perilaku pasien yang memicu kekambuhan bisa diatasi
2. Edukasi masyarakat sekitar pasien mengenai gangguan bipolar
sehingga stigma yang salah dan merugikan bisa dihilangkan.
3. Membentuk posyandu jiwa sehingga mampu melakukan promosi
kesehatan jiwa yang lebih sistematis dan efisien.
Carlson GA, Pataki C (2016). Understanding early age of onset: a Review of the
last 5 Years. Current Psychiatry Reports 18: 114.
Chang CK, Hayes RD, Perera G. Life expectancy at birth for people with serious
mental illness and other major disorders from a secondary mental health care
case register in London. PLoS One. 2011;6:e19590. doi:
10.1371/journal.pone.0019590.
Diler RS, Goldstein BI, Birmaher B (2019). Pediatric bipolar disorder. In: Ebert
MH, Leckman JF, Petrakis IL (Eds), Current Diagnosis & Treatment:
Psychiatry, 3rd ed. Mc Graw-Hill Education, New York, pp. 527-545.
Drayton, S.J., & Weinstein, B., Bipolar Disorder, dalam Dipiro, J.T., Talbert, R.L.,
Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., (Eds), 2008,
Pharmacotheraphy A Pathophysiologic Approach, 7th Edition, 1174- 1181,
McGraw Hill Companies, Inc., New York
Ikawati, Z., 2011, Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat, Bursa Ilmu,
Yogyakarta.
Vos T, Flaxman AD, Naghavi M. Years lived with disability (YLDs) for 1160
sequelae of 289 diseases and injuries 1990-2010: a systematic analysis for the
Global Burden of Disease Study 2010. Lancet. 2012;380:2163–96. doi:
10.1016/S0140-6736(12)61729-2.
Gambar 4: Foto ruang tengah Gambar : Musholla Gambar 7: kamar mandi pasien