Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Salah satu masalah kejiwaan yang masih kurang dipahami masyarakat

adalah gangguan bipolar. Selain itu penelitian maupun jurnal masih jarang

mengangkat tentang penyakit gangguan bipolar. Gangguan bipolar adalah salah

satu penyakit mental yang paling umum, parah, dan persisten (Ikawati, 2011).

Menurut WHO, bipolar menempati peringkat 20 besar penyebab

disabilitas di antara semua kondisi medis di seluruh dunia, dan peringkat ke 6 di

antara kelainan mental (Vos et al. 2012). Prevalensi bipolar pada orang dewasa

adalah sekitar 3-6% dan sebagian besar dari mereka memiliki onset sebelum usia

20 tahun (Carlson & Pataki, 2016; Perlis et al , 2009).

Data WHO tahun 2016 menunjukkan terdapat sekitar 60 juta orang

menderita bipolar. Di Indonesia, dari hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 (IDI,

2014) menunjukkan total jumlah pasien psikotik dan bipolar sejumlah 0,46%

yang artinya ada 46 per 1000 orang.

Meskipun bipolar merupakan penyakit keturunan, ada variabel biologis,

sosial atau emosional lain yang dapat memicu bipolar pada orang yang memiliki

kecenderungan genetik. Pengalaman penelitian dan klinis juga menunjukkan

bahwa trauma atau peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dapat memicu

episode bipolar. Namun, banyak episode terjadi tanpa sebab yang jelas atau

dapat diidentifikasi. Singkatnya, etiologinya sangat multifaktorial dengan

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-1


interaksi kompleks kerentanan biologis serta pengaruh lingkungan (Bootsman et

al, 2016; Diler et al, 2019; Pan et al, 2017).

Sementara itu awitan diusia dini, durasi yang lama, status sosial ekonomi

yang rendah, episode cepat atau campuran, psikosis, gangguan komorbiditas,

paparan peristiwa kehidupan yang negatif, emosi dengan ekspresi berlebihan,

dan psikopatologi keluarga dikaitkan dengan hasil yang lebih buruk (Birmaher

et al, 2009a; Diler, 2007).

Prevalensi gangguan bipolar I (satu atau lebih episode mania atau

campuran) adalah 0,4% sampai 1,6%, dan untuk bipolar II disorder (episode

depresi berulang besar dengan episode hypomania) adalah sekitar 0,5%.

Gangguan bipolar I terjadi sama pada pria dan wanita, sedangkan bipolar II

gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita. Perbandingan pria dan wanita

adalah sekitar 3:2 (Drayton&Weinstein, 2008).

Episode depresi adalah manifestasi paling umum dari bipolar. penelitian

melaporkan bahwa sebagian besar kekambuhan setelah episode indeks adalah

episode depresi utama (60%), diikuti oleh hipomanik (21%), manik (15%), dan

campuran (5%) di semua subtipe (Birmaher et al , 2009). Namun, depresi

umumnya underdiagnosed. Depresi pada bipolar cenderung lebih parah,

memiliki gejala mania yang lebih beragam dan perilaku melukai diri sendiri

(Diler et al, 2017).

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-2


Puskesmas Trawas, kecamatan Trawas memiliki wilayah kerja 13 desa.

Dari data terakhir jumlah penderita bipolar di Puskesmas Trawas hanya tercatat

1 orang.

Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang pasien

Bipolar, berjenis kelamin perempuan dan berusia sekitar 31 tahun, dimana

pasien merupakan satu-satunya pasien bipolar yang tercatat di Puskesmas

Trawas, Kecamatan Trawas, Kabupaten.

Mengingat hanya terdapat 1 kasus ini yang tercatat di daerah Puskesmas

Trawas, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, maka perlu dicermati bahwa

hal ini mungkin terjadi karena masih kurangnya pengetahuan petugas kesehatan

dan masyarakat tentang bipolar. Hal ini bisa disebabkan gejala bipolar yang

tidak seperti penyakit jiwa lainnya dan adanya stigma yang kurang baik tentang

orang dengan gangguan jiwa. Sehingga keluarga yang memiliki anggota

keluarga dengan gangguan jiwa seperti malu untuk dibawa ke puskesmas

sehingga tidak terdata di puskesmas yang bisa menjadi pertimbangan mengapa

hanya tercatat 1 orang yang menderita bipolar. Oleh karena itu penting kiranya

bagi penulis untuk memerhatikan dan mencermatinya untuk kemudian bisa

menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

berkesinambungan dan menyeluruh kepada Ny. R, sebagai penderita, keluarga,

dan masyarakat sekitar dengan memperhatikan faktor-faktor utama lingkungan,

ekonomi, dan sosial budaya keluarga?

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-3


C. Tujuan
1. Tujuan umum

Mengetahui cara memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama

yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada Ny. R beserta keluarga

dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi, dan sosial

budaya keluarga.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi penyakit pasien

b. Mengidentifikasi metode penanganan / manajemen pasien.

c. Mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM

d. Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui Genogram

e. Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan

f. Mengidentifikasi perilaku pasien disertai dengan penyakitnya

g. Menganalisis dan membahas permasalahan

h. Menyimpulkan masalah pasien, keluarga dan lingkungannya serta

memberi saran terhadap pasien, keluarga dan lingkungannya

D. Manfaat

1. Bagi Dokter Muda

a. Meningkatkan pemahaman mahasiswa dokter muda tentang penyakit

serta kehidupan keluarga dan masyarakat sekitarnya.

b. Meningkatkan ketrampilan dalam berkomunikasi antar mahasiswa

dengan pasien.

c. Mahasiswa dapat melatih diri dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan

kesehatan pasien

d. Mahasiswa memahami apa yang dibutuhkan untuk kepuasan pasien.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-4


2. Bagi Pasien dan Keluarganya

Memberikan wawasan dan pemahaman kepada pasien dan

keluarganya mengenai penyakit yang dideritanya dan penanganannya agar

tidak menyebabkan komplikasi yang berat apabila penyakitnya merupakan

penyakit tidak menular, apabila penyakit menular agar tidak menular

minimal kepada anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

3. Bagi Institusi Kesehatan

Manfaat home visite ini bagi pelayanan kesehatan adalah sebagai

sumber evaluasi dalam memberikan pelayanan dan tatalaksana terhadap

pasien penyakit bipolar sehingga bisa dicarikan solusinya yang tepat dan

efisien.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-5


BAB II
HASIL PEMERIKSAAN KLINIK

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R

Umur : 31 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Penjaga toko

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Alamat : Dusun Tamiajeng RT021/RW 009 Desa Tamiajeng,

Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Suku : Jawa

Tanggal periksa : 12 Desember 2019

B. ANAMNESA
1. Keluhan Utama: mood berubah dengan cepat

2. Riwayat Penyakit Sekarang

a. Autoanamnesa
Pasien wanita, roman wajah sesuai usia, berpenampilan cukup rapi.

pasien mengetahui nama dan umur pasien sendiri. Pasien mengetahui

saat ini siang hari dan mengenal lingkungan dan orang di sekitarnya

dengan baik, pasien mengeluh mood kadang berubah dengan cepat. Saat

mood senang pasien tertawa berlebihan lalu 10 menit kemudian mood

pasien berubah menjadi sedih ketika teringat hal yang sedih seperti saat

dirundung oleh temannya dulu. Saat sedih biasanya pasien mengurung

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-6


diri di kamar, sulit makan, menangis terus menerus. Dalam sehari

perubahan mood bisa terjadi hingga 3 kali, fase mood sedih lebih lama

daripada mood senang. Saat sedih terkadang pasien mendengar bisikan

yang mengatakan bahwa pasien sedang menjadi bahan pembicaraan oleh

keluarga terdekat. Namun pasien minum obat secara teratur dan rutin

kontrol ke RSJ Lawang sehingga gejala tidak sering muncul. Dalam 1

bulan pasien mengalami perubahan mood yang cepat tersebut selama 2

hari, terutama ketika pasien sedang sendiri.

b. Heteroanamnesa Terhadap Ibu Pasien

Menurut ibu pasien, pasien terkadang mengalami perubahan mood

yang cepat. Saat senang biasanya pasien tertawa berlebihan dan jika

berbicara terlalu cepat hingga terkadang ibu pasien meminta pasien untuk

mengulang perkataannya. Selain itu pasien menjadi lebih rajin dari

biasanya, seperti tiba-tiba menyetrika baju tanpa disuruh dan bersih-

bersih rumah. Setelah mood senang tersebut, selang 10-15 menit pasien

tiba-tiba terlihat sedih dan mengurung diri di kamar, tidak mau makan,

dan sukar untuk diajak bicara. Jika mau kambuh, pasien biasanya tampak

mudah tersinggung. Pasien biasanya kambuh sekali dalam satu bulan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu:

a. Riwayat MRS :

Tahun 2005, saat pasien kelas 2 SMP, pasien sering marah-

marah tanpa sebab karena menurut pasien ada laki-laki yang

membisikkan untuk marah marah dan berkata bahwa keluarga dekat

tidak suka dengan pasien. Selain itu, pasien mengaku melihat

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-7


bayangan hitam namun tidak mengajak bicara, pasien mengaku

bayangannya hanya melihat dari jauh. Kemudian keluarga pasien

membawa pasien ke RSJ Lawang, dan di diagonsa Schizophrenia.

Pasien hanya rawat jalan karena keluarga pasien menolak untuk

dirawat inapkan karena terlalu jauh dari rumah.

Satu bulan kemudian, pasien kembali lagi ke RSJ Lawang

karena pasien tidak mau minum obat sama sekali sehingga keluhan

dirasa keluarga makin parah. Pasien sering keluyuran. Lalu pasien

dirawat inap selama 1,5 bulan.

Kemudian saat SMA, tahun 2007, pasien mengaku mengalami

perubahan mood yang cepat. Saat mood senang pasien tertawa

berlebihan lalu 10 menit kemudian mood pasien berubah menjadi

sedih ketika teringat hal yang sedih seperti saat dirundung oleh

temannya dulu. Saat sedih biasanya pasien mengurung diri di kamar,

sulit makan, menangis terus menerus. Dalam sehari perubahan mood

bisa terjadi hingga 6-7 kali, fase mood sedih lebih lama daripada

mood senang. Saat sedih terkadang pasien mendengar bisikan yang

mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai Tuhan, dan disuruh

untuk marah-marah karena pasien dijadikan bahan pembicaraan oleh

keluarga dekat. Selain itu pasien mengaku, bisikan tersebut juga

menyuruh pasien untuk menyakiti diri-sendiri dengan memukul-

mukul tembok. Lalu keluarga pasien membawa pasien ke RSJ

lawang, kemudian didiagnosa bipolar dan MRS selama 2 bulan.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-8


b. Riwayat imunisasi : tidak diketahui

c. Riwayat asma : tidak ada

d. Riwayat alergi obat/makanan : tidak ada

e. Riwayat hipertensi : tidak ada

f. Riwayat penyakit jantung : tidak ada

g. Riwayat diabetes melitus : tidak ada

h. Riwayat cedera kepala : tidak ada

4. Riwayat Penyakit Keluarga:

a. Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : tidak ada

b. Riwayat sakit sesak nafas : tidak ada

c. Riwayat hipertensi : tidak ada

d. Riwayat diabetes melitus : tidak ada

5. Riwayat Pengobatan

a. Tahun 2005 : - CPZ 200mg 1x1

- THD 5mg 1x1

- Alprazolam 0,5mg 3x1

b. Tahun 2007 : - Asam Valproat 250mg 3x1

- Quetiapin 400mg 1x1

c. Tahun 2010-sekarang : - Lithium Carbonate 200mg 1x1

- Quetiapin 400mg 1x1

d. Pasien rutin kontrol di RSJ Lawang sebulan satu kali.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-9


6. Riwayat Kebiasaan:

Sehari-hari pasien bekerja sebagai penjaga toko, mandi dua kali

dalam sehari, pasien sholat 5 waktu.

7. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal bersama ibu, ayah, suami, dan anaknya. Pasien

bekerja sebagai penjaga toko, dengan gaji Rp. 300.000,- per bulan. Suami

pasien bekerja sebagai supir dan pulang seminggu sekali, dengan gaji Rp.

700.000,- per bulan.

Pasien mampu berkomunikasi dengan baik terhadap warga sekitar,

namun ada beberapa warga sekitar terkadang enggan untuk

berkomunikasi karena riwayat pasien pernah berobat ke rumah sakit

jiwa.

8. Riwayat Gizi

Pasien sehari-hari makan 2 kali/hari dengan nasi sepiring lengkap

dengan sayur, lauk pauk seperti telur, tahu, tempe.

9. Anamnesis Sistem

a. Kulit : warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)

b. Kepala : rambut kepala tidak rontok. Tidak ada jejas

c. Mata : penglihatan kabur (-)

d. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)

e. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdengung (-),

keluar cairan (-)

f. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-)

g. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-10


h. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk (-), mengi (-), batuk

darah (-)

i. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-)

j. Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nafsu makan baik,

nyeri perut (+), BAB tidak ada keluhan

k. Genitourinaria :BAK lancar, warna kekuningan

l. Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)

m. Psikiatrik : emosi stabil, mudah marah (-)

n. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri lutut (-), nyeri otot (-)

o. Ekstremitas : Motorik : DBN Sensorik : DBN

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum

Cukup, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan

cukup.

2. Tanda Vital dan Status Gizi

a. Tanda Vital

a) Tensi : 120/80 mmHg

b) Nadi : 85 x/menit, regular

c) Pernafasan :19 x/menit

d) Suhu :36,5oC

b. Status gizi (BMI) :

a) BB : 54 kg

b) TB : 152 cm

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-11


c) BMI : 23,4 (berat badan ideal)

Perhitungan status giziberdasarkan body mass index (BMI) :

BB 54
BMI = TB2 = = 23,4
1,522

Nilai BMI Penilaian beratbadan

>30 Obesitas

25-29,5 Berat badan lebih

18,5- 24,5 Berat badan ideal

<18,5 Berat badan kurang

3. Kulit

a. Warna : sawo matang, ikterik (-), sianosis (-).

b. Kepala : tidak ada luka, rambut tidak mudah dicabut

4. Mata

a. Conjunctiva anemis (-/-)

b. Sklera ikterik (-/-)

c. Pupil isokor (3mm/3mm)

d. Reflek kornea (+/+)

e. Katarak (-/-)

f. Radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)

5. Hidung

a. Nafas cuping hidung (-/-)

b. Sekret (-/-)

c. Epistaksis (-/-)

d. Deformitas hidung (-)

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-12


6. Mulut

a. Bibir pucat (-)

b. Lidah kotor (-)

c. Papil lidah atrofi (-)

d. Tepi lidah hiperemis (-)

7. Telinga

a. Sekret (-/-)

b. Othorea (-/-)

c. Cuping telinga dalam batas normal

8. Tenggorokan

a. Tonsil T1/T1

b. Pharing hiperemis (-/-)

9. Leher

Trakea ditengah, JVP tidak meningkat, pembesaran kelenjar tiroid &

limfe (-)

10. Thoraks

Simetris (+/+), retraksi intercostal dan retraksi subcostal (-)

a. Cor : I : ictus cordis tampak

P : ictus cordis kuat angkat

P : batas kiri atas : ICS II Parasternal line Sinistra

batas kanan atas : ICS II Parasternal lineDextra

batas kiri bawah : ICS V Midclavicular line Sinistra

batas kanan bawah : ICS IV Parasternal line Dextra

batas jantung kesan tidak melebar

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-13


A : BJ I-II intensitas normal, reguler,tidak ada bising

b. Pulmo :

Pemeriksaan dilakukan dari depan dan belakang, posisi berbaring

dan duduk.

I : Simetris (+/+)

P : fremitus raba kiri sama dengan kanan

P : sonor/sonor

A: suara dasar vesikuler Rhonki Wheezing


- - - -
+ +

- - - -
+ +

- - - -
+ +

11. Abdomen

I : bekas operasi (-) Spidernevi (-)

A : bising usus (+) normal

P : Supel, nyeri tekan (-) pada regio epigastrium, hepar dan lien tak

teraba

P : timpani seluruh lapang perut

12. Sistem Collumna Vertebralis

I :deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

P : nyeri tekan (-)

P : NKCV (-)

13. Ektremitas:

Akral hangat (+), edema (-), CRT <2’

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-14


14. Sistem genetalia:

Dalam batas normal

15. Pemeriksaan Neurologik :

Fungsi Luhur : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : dalam batas normal

Fungsi Sensorik : dalam batas normal

Fungsi Motorik :

5 5 RF +2 +2 RP - -

5 5 +2 +2 - -

16. Pemeriksaan Psikiatrik

Kesan umum : Roman wajah sesuai usia, berpenampilan rapi

Kesadaran : Kualitatif : baik

Orientasi : Waktu : baik

Tempat : baik

Orang : baik

Daya ingat : Segera (+), pendek (+), panjang (+)

Afek : Adekuat

Proses Pikir : Bentuk : Realistik

Arus : Koheren

Isi : Waham (-)

Persepsi : Halusinasi auditorik (-), visual (-)

ADL :Sosial dalam batas normal, perawatan diri dalam

batas normal, pekerjaan dalam batas normal.

Psikomotor : Normal

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-15


Insight : Tilikan 6

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

E. RESUME
Seorang Pasien perempuan 31 tahun dengan keluhan utama mood

berubah dengan cepat. Saat mood senang pasien tertawa berlebihan lalu 10

menit kemudian mood pasien berubah menjadi sedih ketika teringat hal yang

sedih seperti saat dirundung oleh temannya dulu. Saat sedih biasanya pasien

mengurung diri di kamar, sulit makan, menangis terus menerus. Dalam sehari

perubahan mood bisa terjadi hingga 3 kali, fase mood sedih lebih lama daripada

mood senang. Saat sedih terkadang pasien mendengar bisikan yang

mengatakan bahwa pasien sedang menjadi bahan pembicaran oleh keluarga

terdekat. Dalam 1 bulan pasien mengalami perubahan mood yang cepat

tersebut 2 hari, terutama ketika pasien sedang sendiri.

Pada pemeriksaan fisik dan status gizi dalam batas normal, pada

pemeriksaan status psikiatri didapatkan kesan umum perempuan roman wajah

sesuai usia, berpenampilan rapi, orientasi waktu, tempat dan orang baik, afek

adekuat, proses berpikir ; bentuk realistik, Arus koheren, isi tidak ada waham,

tidak ditemukan gangguan persepsi. Pada pemeriksaan status interna dan status

neurologi tidak ditemukan adanya kelainan.

1. Diagnosis Biofisik : biofisik dalam batas normal.

2. Diagnosis Psikologis:

Axis I : F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi berat

dengan gejala psikotik

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-16


Axis II : Kepribadian tertutup

Axis III : Tidak ditemukan

Axis IV : Tidak ditemukan

Axis V : GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,

disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum baik)

F. PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan penderita adalah:
1. Non medika mentosa

a. Edukasi tentang kepatuhan minum obat


b. Motivasi untuk bercerita jika ada masalah
c. Motivasi untuk melakukan kegiatan di rumah

d. Ajak pasien berbincang

e. Jika pasien ada keluhan karena efek samping obat atau pasien dalam

keadaan gaduh kelisah, harap dibawa ke puskesmas.

2. Medikamentosa

a. Lithium Carbonate 200mg 1x1


b. Quetiapin 400mg 1x1

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-17


G. FOLLOW UP
Tanggal 16 Desember 2019
S : Pasien mengatakan mood lebih mudah untuk dikendalikan.
O : Keadaan umum : Baik, Composmentis
Td: 120/80
N: 90x/menit
RR 20x/m
Temp: 36oC
A : F 31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi berat dengan
gejala psikotik
P : Non Medikamentosa:
a. Edukasi tentang kepatuhan minum obat
b. Motivasi untuk bercerita jika ada masalah
c. Motivasi untuk melakukan kegiatan di rumah

d. Ajak pasien berbincang

e. Jika pasien ada keluhan karena efek samping obat atau pasien dalam

keadaan gaduh kelisah, harap dibawa ke puskesmas.

Medikamentosa:

a. Lithium Carbonate 200mg 1x1

b. Quetiapin 400mg 1x1

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-18


Tanggal 17 Desember 2019
S : Pasien mengatakan mood lebih mudah untuk dikendalikan.
O : Keadaan umum : Baik, Composmentis
Td: 120/80
N: 90x/menit
RR 20x/m
Temp: 36oC
A : F 31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi berat dengan gejala
psikotik
P : Non Medikamentosa:
a. Edukasi tentang kepatuhan minum obat
b. Motivasi untuk bercerita jika ada masalah
c. Motivasi untuk melakukan kegiatan di rumah

d. Ajak pasien berbincang

e. Jika pasien ada keluhan karena efek samping obat atau pasien dalam

keadaan gaduh kelisah, harap dibawa ke puskesmas.

Medikamentosa:

a. Lithium Carbonate 200mg 1x1

b. Quetiapin 400mg 1x1

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-19


BAB III
PENGELOLAAN PASIEN
(PATIENT MANAGEMENT)

A. Patient Centered Management


1. Medikamentosa

Lithium Carbonate 200mg 1x1


Quetiapin 400mg 1x1
2. Non Medikamentosa

1. Rencana promosi dan Pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga


a. Memberikan motivasi kepada pasien untuk keteraturan minum
obat dan kontol rutin
b. Baik dokter maupun keluarga harus memberikan motivasi
sehingga mental pasien lebih kuat dalam menghadapi
penyakit.
2. Rencana edukasi penyakit kepada pasien dan keluarga
a. Menjelaskan dan memberikan informasi kepada pasien mengenai
penyakit bipolar
b. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit bipolar
merupakan penyakit akibat yang tergantung pada pengaruh genetik,
fisik dan sosial budaya. Kepatuhan adalah penekanan bahwa
menghentikan pengobatan secara tiba-tiba dapat berbahaya karena
gejala akan kambuh kembali dan akan muncul gejala yang lebih berat
serta dapat membahayakan dirinya sendiri serta orang lain.
c. Jika pasien merasa tidak nyaman dengan pengobatan yang telah
dijalankan akibat efek samping pengobatan tersebut, hal tersebut perlu
didiskusikan dengan dokter agar dapat diberikan obat yang dapat
mengurangi efek samping tersebut.
d. Pasien perlu diberitahukan jika mulai mendengar suara-suara atau
muncul gejala-gejala lainnya, mereka perlu untuk memanggil dokter
atau pergi ke pusat kesehatan terdekat, terutama ketika pikiran untuk
bunuh diri dan melukai orang lain mulai ada dalam pikiran mereka.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-20


e. Pasien perlu dimotivasi untuk meceritakan masalah yang dihadapi
pada keluarga dan tidak diendam sendiri. Tingkat stress yang tinggi
dapat memicu kekambuhan penyakit tersebut.

B. Prevensi Bebas Penyakit Untuk Keluarga Lainnya


Bipolar adalah penyakit yang tidak dapat di sembuhkan secara total.

Akan tetapi beberapa gejalanya dapat ditangani dengan pengobatan dan

terapi perilaku kognitif, sehingga penderitanya dapat lebih mudah untuk

menjalani aktivitas. Orang dengan kondisi ini biasanya di rawat oleh

seorang psikiater dan psikolog berpengalaman. Dalam banyak kasus,

perawatan di rumah sakit jiwa diperlukan agar kebersihan, nutrisi, serta

keamanan pasien terjamin.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-21


BAB IV
HASIL IDENTIFIKASI FAKTOR KELUARGA
DAN FAKTOR LINGKUNGAN

A. Faktor Keluarga
1. Struktur Keluarga
Keluarga Ny. R termasuk keluarga matrikal dimana yang dominan dan

memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ibu Ny. R yaitu Ny. G.

2. Bentuk Keluarga
Bentuk Keluarga : Extended Family

Alamat lengkap : Dusun Tamiajeng RT021/RW 009 Desa Tamiajeng,


Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Genogram Keluarga Ny. R (Lihat Gambar IV.2)
Ny. R merupakan anak tunggal, Ny. R Menikah dengan Tn. MS dikaruniai
satu anak laki-laki yaitu An. R. Orang tua dari Ny. R. yaitu Tn. B dan Ny.
G tinggal bersama dalam satu rumah.
3. Pola Interaksi Keluarga

Pola Interaksi antar anggota keluarga berjalan dengan baik (Lihat Gambar
IV.1). Interaksi antar bapak, ibu, suami, serta anak dengan pasien baik.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-22


Ny. G
Tn. B
(Ibu Pasien)
(Bapak Pasien)

Tn. MS An. R
(Suami Pasien) (Anak Pasien)

Ny. R
(Pasien)

: Hubungan Baik
------> : Hubungan Kurang Baik
Gambar IV.I Diagram Pola Hubungan Interaksi antara Ny. R dan Anggota
Keluarganya yang Lain (Sumber: Informasi dari Ny. R, 2019)

4. Tingkah laku pasien dan anggota keluarga (metode pertanyaan sirkuler)

(1) Ketika pasien jatuh sakit apa yang harus diakukan oleh keluarganya?
Jawab :
Keluarga pasien langsung mengantarkan pasien berobat ke
puskesmas dan rutin melakukan kontrol terhadap kesehatan pasien.
(2) Ketika penderita seperti itu, apa yang dilakukan oleh keluarga?
Jawab :
Keluarga ikut mendukung dan membantu apa yang telah diputuskan.
(3) Jika butuh dirawat inap, ijin siapa yang dibutuhkan?

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-23


Jawab :
Dibutuhkan ijin ibu pasien, karena ia sebagai yang merawat pasien.
Namun sebelumya melalui musyawarah dengan anggota keluarga
lainya.
(4) Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan pasien?
Jawab :
Ibu pasien
(5) Selanjutnya siapa ?
Jawab :
Selanjutnya adalah bapak dan suami pasien
(6) Siapa yang secara emosional jauh dari penderita?
Jawab :
Tidak ada.
(7) Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien?
Jawab :
Ibu, bapak, dan suami pasien selalu tidak setuju dengan pasien
apabila hal tersebut dapat menggangu kesehatan pasien
(8) Siapa yang biasanya tidak setuju dengan keputusan pasien?
Jawab :
Tidak ada
Kesimpulan :
Keluarga pasien selalu mendukung semua hal yang positif dan tidak
setuju apabila hal tersebut negatif dan mengganggu kesehatan
keluarganya. Hubungan antara Ny. R dan keluarganya terasa baik
dan dekat.

B. Penyakit karena Faktor Genetik


Dari informasi Ny. R diperoleh keterangan bahwa tidak ada anggota keluarga
terdekat yang menderita Bipolar.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-24


keterangan

: Laki-laki

: Perempuan

: Ny. R (pasien)

Gambar IV.II Genoram Keluarga Ny. R (Sumber: Keterangan


Ny. R., 2019)
C. Fungsi Keluarga
1. Fisiologi Keluarga

Adaptation (adaptasi)
Setiap menghadapi suatu masalah, terutama mengenai penyakitnya,
Ny. R agak sukar untuk menceritakannya karena Ny. R berkepribadian
tertutup, namun setelah menjalani terapi mulai bisa membicarakannya
dengan ibunya dan ibunya dirasa mampu menerima dan memahami
masalah dan keluhan yang dihadapi oleh Ny. R. Seluruh keluarga di
dalam rumah tersebut sangat membantu dalam memotivasi Ny. R untuk
rutin minum obat dan berobat ke tempat pelayan kesehatan untuk
control rutin.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-25


Tabel IV.1: APGAR tentang Adaptation (Pernyataan Anggota
Keluarga terhadap Keadaan dan Perilaku Ny. R)
No. Pernyataan anggota keluarga thd keadaan dan perilaku Ya Ka- Td
Ny. R. dang k
2
1. Ikhlas menerima atas beban akibat Ny. R sakit Bipolar √
2 Memotivasi Ny. R dalam segala hal yang positif yang √
mendorongnya untuk pulih dari sakitnya
3 Memotivasi Ny. R untuk sering melakukan kegiatan atau √
beraktifitas
4 Memotivasi Ny. R supaya lebih luas bersosialisasi √
dengan orang-orang disekitarnya
5 Mengingatkan Ny. R untuk rutin minum obat √
6 Memotivasi Ny. R bila waktunya kontrol ke √
puskesmas/RSJ
7 Bersedia mengantar Ny. R untuk kontrol ke √
puskemas/RSJ
8 Menerima Ny. R bila sewaktu waktu mengeluh kembali √
keluhan-keluhannya
9 Tidak menerima keluhan bila Ny. R bosan minum obat. √
10 Tidak menerima keluhan saat Tn.K malas beraktivitas √
fisik
Skor total 14 3
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 skor = 1 dan tidak skor = 0.
Berilah nilai :
- Nilai 2 (menerima) bila nilai pernyataan keluarga > 15
- Nilai 1 (kurang menerima) bila nilai pernyataan keluarga 10 -15
- Nilai 0 (tidak menerima) bila nilai pernyataan keluarga < 10
Skor total =17 diberi nilai 2 artinya anggota keluarga menerima keluhan Ny.
R. (Nilai Adaptation = 2) (masukkan ke Tabel IV.6)

Partnership (kerjasama)
Hubungan antar keluarga Ny. R kurang harmonis. Ny. R memiliki
kepribadian tertutup sehingga sukar untuk menyampaikan masalah
terutama terkait penyakitnya yang menjadikan komunikasi antara Ny. R
dan keluarga kurang baik sehingga terkadang menghasilkan suatu kerja
sama yang kurang baik dalam mendukung kesehatan pasien.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-26


Tabel IV.2: APGAR tentang Partnership (Pernyataan Kesepakatan
Bersama antar Anggota Keluarga terhadap Perilaku
Ny. R).
No Pernyataan harmonisasi (kesepakatan bersama) antar Ya Ka- Tdk
. anggota keluarga terhadap perilaku Ny. R. dang
2
1. Keluarga sepakat atas beban akibat Ny. R sakit Bipolar √
2 Kesepakatan bila Ny. R sewaktu-waktu bisa kambuh √
sakitnya
3 Kesepakatan bila Ny. R tidak bisa mengontrol moodnya √
4 Kesepakatan bila Ny. R tidak melakukan kegiatan √
5 Kesepakatan bila Ny. R tidak rutin minum obat √
6 Kesepakatan bila Ny. R malas kontrol ke puskesmas atau √
ke RSJ.
7 Kesepakatan bila Ny. R tidak kontrol ke yankes √
8 Kesepakatan bila Ny. R menolak jika di motivasi kearah √
hal-hal yang positif
9 Kesepakatan bila Ny. R bosan minum obat. √
10 Kesepakatan bila Ny. R malas bersosialisasi dan lebih √
senang melamun dan mennyendiri
Skor total 12 3
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (harmonis)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang harmonis)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak harmonis) (<60%)
Skor total = 15 diberi nilai = 1 artinya keluarga kurang harmonis menghadapi
perilaku Ny. R. (berilah nilai partnership = 2 pada Tabel IV.6)

a. Growth (tingkat kedewasaan/kesabaran)


Keluarga Ny. R cukup sabar terhadap perilaku Ny. R dan memahami
penyakit yang diderita oleh Ny. R.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-27


Tabel IV.3: APGAR tentang Growth (Pernyataan
Kedewasaan/kesabaran Anggota Keluarga terhadap Perilaku Ny. R ).
No Pernyataan kedewasaan/kesabaran anggota keluarga Ya Ka- Tdk
. terhadap perilaku Ny. R. dang
2
1. Tidak terganggu atas beban akibat Ny. R sakit bipolar √
2 Memahami saat Ny. R tidak mampu mengontrol √
emosinya jika sewaktu-waktu
3 Memahami saat Ny. R malas bersosialisasi √
4 Memahami saat Ny. R tidak bisa mengontrol moodnya √
5 Memahami saat Ny. R tidak rutin minum obat √
6 Memahami saat Ny. R malas kontrol ke puskesmas/RSJ √
7 Memahami saat Ny. R tidak rutin kontrol ke √
puskesmas/RSJ
8 Memahami saat Ny. R sewaktu waktu kambuh √
9 Memahami saat Ny. R bosan minum obat. √
10 Memahami saat Ny. R menolak anjuran beraktivitas atau √
melakukan kegiatan
Skor total 16 2 0
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (sabar)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang sabar)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak sabar)
Skor total = 18 diberi nilai = 2 artinya keluarga sabar menghadapi perilaku Ny.
R. (berilah nilai partnership = 1 pada Tabel IV.6)

b. Affection (hubungan kasih sayang)


Hubungan kasih sayang antara keluarga dan Ny. R terjalin sangat baik
dengan sering memberi perhatian kepada Ny. R.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-28


Tabel IV.4: APGAR tentang Affection(Pernyataan Kasih Sayang
Anggota Keluarga terhadap Perilaku Ny. R ).
No. Pernyataan kasih sayang anggota keluarga terhadap Ya Ka- Tdk
perilaku Ny. R dang
2
1. Sering menghibur atas keluhan akibat Ny. R sakit √
Bipolar
2 Sering menasihati bila Ny. R tidak mau √
bersosialisasi
3 Sering menasihati bila Ny. R tidak bisa mengontrol √
emosi sewaktu-waktu
4 Sering mengingatkan dan mendorong bila Ny. R √
tidak rajin beraktivitas atau melakukan kegiatan
5 Sering mengingatkan bila Ny. R tidak rutin minum √
obat
6 Sering mengingatkan bila Ny. R malas kontrol ke √
puskesmas/RSJ
7 Sering mengingatkan Ny. R bila sudah waktunya √
kontrol ke puskesmas/RSJ
8 Sering menasihati bila Ny. R mengeluh karena √
sakitnya
9 Sering mengingatkan bila Ny. R bosan minum obat. √
10 Sering memotivasi dan mendorong saat Ny. R malas √
beraktivitas dan bersosialiasi dengan orang-orang di
sekitarnya
Skor total 20 0 0
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi
skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (kasih sayang)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang kasih sayang)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak sayang)
Skor total = 20 diberi nilai = 2 artinya keluarga tetap kasih dan sayang
menghadapi perilaku Ny. R (berilah nilai affection = 2 pada Tabel IV.6)

c. Resolve
Kebersamaan di dalam keluarga Ny. R cukup baik, walaupun Ny. R hanya
bisa bertemu dengan suaminya sekali dalam satu minggu. Namun sehari-
hari pasien masih berkomunikasi dengan suami lewat telepon.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-29


Tabel IV.5: APGAR tentang Resolve (Pernyataan Anggota Keluarga tentang
Kebersamaan dalam Membantu Mengatasi Penyakit Ny. R)
No Pernyataan anggota keluarga tentang kebersamaan Ya Ka- Td
. dalam membantu mengatasi penyakit Ny. R. dang k
2
1. Saling membantu dalam mengatasi beban akibat Ny. √
R sakit bipolar
2 Saling mengingatkan bila Ny. R supaya bisa √
mengontrol emosi supaya tidak sampai kambuh
3 Saling mengingatkan bila Ny. R malas bersosialisasi √
4 Saling mengingatkan dan mendorong bila Ny. R √
supaya rajin beraktivitas dan melakukan kegiatan
5 Saling mengingatkan bila Ny. R tidak rutin minum √
obat
6 Saling mengingatkan bila Ny. R malas kontrol ke √
puskesmas/RSJ
7 Saling mengingatkan bila Ny. R sudah waktunya √
kontrol ke puskesmas/RSJ
8 Saling menasihati bila Ny. R jika mengeluh karena √
sakitnya
9 Saling mengingatkan bila Ny. R bosan minum obat. √
10 Saling mendorong bila Ny. R sehingga tidak malas √
beraktivitas dan membantu ibunya bekerja
Skor total 20 0 0
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi
skor = 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (harmonis)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang harmonis)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak harmonis)
Skor total = 20 diberi nilai = 2 artinya keluarga tetap harmonis
menghadapi perilaku Ny. R. (berilah nilai partnership = 2 pada Tabel
IV.6)

Mengevaluasi nilai APGAR (Fisiologi keluarga dalam menghadapi Ny. R

sebagai pasien Bipolar)

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-30


Tabel IV.6: Temuan dan Nilai Fungsi Keluarga Ny. R menurut Metode
APGAR.
SCORE
FAKTOR TEORI TEMUAN
2 1 0
Bagaimana dukungan Anggota keluarga saling √
dari keluarga apabila terbuka mengenai
ada salah seorang masalah terjadi terutam
anggota keluarga mengenai kesehatan Ny.
mengalami masalah, R dan mampu menerima
ADAPTATION
terutama untuk masalah keluhan Ny. R.
kesehatan. Adakah
saling keterbukaan di
dalam keluarga tersebut
(Notoatmodjo, 2003)
Komunikasi yangHubungan antar keluarga √
terjalin antara anggotaNy. R kurang harmonis.
keluarga. Apakah pada Ny. R memiliki
saat salah satu anggotakepribadian tertutup
keluarga memilikisehingga sukar untuk
masalah, terutamamenyampaikan masalah
untuk masalaterutama terkait
kesehatan, didiskusikanpenyakitnya yang
PARTNERSHIP bersama bagaimana menjadikan komunikasi
pemecahannya antara Ny. R dan
(Notoatmodjo, 2003) keluarga kurang baik
sehingga terkadang
menghasilkan suatu kerja
sama yang kurang baik
dalam mendukung
kesehatan pasien.
.
Apakah keluarga Keluarga Ny. R masih √
tersebut dapat kurang sabar terhadap
memenuhi kebutuhan- sikap Ny. R yang tidak
GROWTH kebutuhannya mau memahami cara
(Notoatmodjo, 2003) mencegah kekambuhan
penyakitnya.

Hubungan kasih sayang Hubungan kasih sayang √


dan interaksi antar antara keluarga dan Ny.
anggota keluarga R terjalin sangat baik
AFFECTION
(Notoatmodjo, 2003) dengan sering memberi
perhatian kepada Ny. R.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-31


Kepuasan di dalam Kebersamaan di dalam √
keluarga akan waktu keluarga Ny. R cukup
dan kebersamaan yang baik, walaupun Ny. R
diluangkan oleh hanya bisa bertemu
masing-masing anggota dengan suaminya sekali
RESOLVE
keluarga bagi dalam satu minggu.
keluarganya Namun sehari-hari
(Notoatmodjo, 2003) pasien masih
berkomunikasi dengan
suami lewat telepon.
TOTAL 10

Hasil Analisis dan temuan:

Total dari nilai APGAR keluarga Ny. R adalah 10. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi fisiologis keluarga Ny. R dalam keadaan baik
dan tidak perlu intervensi. Namun ada catatan yang terkait dengan perilaku
pasien Ny. R yaitu APGAR yang menyangkut Partnership, hubungan
antar keluarga Ny. R kurang harmonis. Ny. R memiliki kepribadian
tertutup sehingga sukar untuk menyampaikan masalah terutama terkait
penyakitnya yang menjadikan komunikasi antara Ny. R dan keluarga
kurang baik sehingga terkadang menghasilkan suatu kerja sama yang
kurang baik dalam mendukung kesehatan pasien.

2. Patologi lingkungan keluarga (identifikasi dengan metode SCREEM)

Fungsi patologis dari keluarga Ny. R, dinilai dengan menggunakan


S.C.R.E.E.M SCORE dengan teknik penilaian adalah sebagai berikut :

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-32


Tabel IV.7: Temuan dan Tekanan Patologi Sosial Keluarga Ny. R
menurut Faktor SCREEM di Dusun Tamiajeng RT021/RW
009 Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten
Mojokerto
AKTOR TEMUAN PATOLOGI SOSIAL TPS*)
Interaksi sosial Ny. R dan antar anggota keluarga serta _
partisipasi dalam masyarakat cukup baik.
Sosial
banyak tradisi budaya yang masih diikuti Ny. R dan _
keluarga, seperti sering mengikuti acara-acara yang bersifat
Cultural hajatan, sunatan, dll. Menggunakan bahasa Jawa dan
menjaga tata krama dan kesopanan.

Pemahaman agama Ny. R dan keluarga cukup baik. Sholat –


5 waktu di jalani dengan baik. Dan setiap sholat sebisa
Religius mungkin mereka sholat bersama. Umumnya masyarakat di
sekitar beragama Islam. Tidak pernah terjadi konflik dengan
pemeluk agama lain.
Ekonomi keluarga Ny. R tergolong menengah ke bawah +
Ekonomi sehingga dalam pemenuhan kebutuhan masih diprioritaskan
pada pemenuhan kebutuhan primer.
Pendidikan anggota keluarga yang masih rendah karena +
Edukasi pendidikan tertinggi dalam keluarga adalah lulusan SMA
Pasien menggunakan pelayanan kesehatan di Puskesmas _
Medical dengan kartu BPJS Kesehatan yang memadai. Dalam
mencari pelayanan kesehatan keluarga ini biasanya
menggunakan Puskesmas hal ini mudah dijangkau karena
letaknya dekat.
Keterangan:

Patologi : - artinya tidak ada tekanan (masalah) antara Ny. R dan keluarga

menyangkut SCREEM di masyarakat Dusun Tamiajeng

RT021/RW 009 Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten

Mojokerto

Patologi : + artinya Ny. R dan keluarga ada hambatan/tekanan/masalah

menyangkut SCREEM di masyarakat Dusun Tamiajeng

RT021/RW 009 Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten

Mojokerto

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-33


Hasil Analisis

Pasien dan keluarga mempunyai masalah dalam fungsi patologis

yang meliputi ekonomi dan edukasi. Tingkat penghasilan yang rendah

membatasi intensitas kegiatan dengan masyarakat di sekitar. Selain itu

tingkat pendidikan yang rendah dari Ny. R dan keluarganya menyebabkan

rasa rendah diri dalam pergaulan. Namun didukung oleh intensitas

pergaulan sosial yang menjadi budaya masyarakat setempat maupun dalam

menjalankan ibadah secara berjamaah, keterbatasan-keterbatasan tersebut

tidak begitu dirasakan. Keterbatasan mengenai bidang edukasipun tidak

menghalangi pasien untuk memiliki pengetahuan mengenai penyakitnya

karena didukung oleh akses pelayanan kesehatan yang mudah dan

menggunakan fasilitas BPJS.

D. Faktor Lingkungan

1. Lingkungan fisik/sanitasi rumah

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 12 x 7m. Terdiri

dari ruang tamu yang digunakan untuk menerima tamu dan bekerja, 2 kamar

tidur, 1 ruang tengah, 1 musholla, 1 dapur,dan 1 kamar mandi yang berada

di dalam rumah. Terdiri dari 2 pintu keluar, yaitu pintu depan dan pintu

belakang dekat dapur. Jendela ada 6 buah, yaitu di ruang tamu, ruang

tengah, kamar tidur, dapur, kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari

keramik. Ventilasi dan penerangan rumah baik. Atap rumah tersusun dari

genting dan ditutup langit-langit. Kamar memiliki satu kasur dan terlihat

bersih dan rapi. Dinding rumah terbuat dari batu bata dan sudah dilapisi

semen dan di cat. Perabotan rumah tangga tertata. Sumber air untuk

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-34


kebutuhan sehari-harinya keluarga ini menggunakan air sumur bor. Secara

keseluruhan kebersihan rumah baik. Sehari-hari keluarga memasak

menggunakan kompor gas.

KETERANGAN :
G A : Ruang tamu
F B : Musholla
C : Kamar tidur
D : Kamar tidur

D E : Ruang tengah
F : Kamar Mandi
E
G : Dapur

B
A

Gambar IV. III Denah rumah Ny. R (Sumber: Hasil Kunjungan 2019)

2. Lingkungan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

a. Lingkungan Sosial
Dari kondisi perumahan dan pemukiman serta fasilitas
umum yang tersedia, lingkungan kehidupan masyarakat di
sekitar keluarga Ny. R tergolong kelas menengah kebawah dan
rata-rata memiliki tingkat pendidikan paling tinggi SMA.
Tingkat pendidikan yang rendah menjadi penyebab kurangnya
akses informasi yang diperoleh masyarakat sekitar sehingga
tidak mampu memperoleh informasi yang cukup tentang
penyakit Bipolar. Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit
tersebut menyebabkan masih munculnya stigma yang kurang
baik di masyarakat mengenai orang dengan gangguan jiwa.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-35


b.Lingkungan Ekonomi
Pasien ini termasuk keluarga ekonomi menengah kebawah. Pasien
ini memiliki sumber penghasilan dari menjaga toko dan panggilan
untuk mencuci baju, selain itu pasien juga mendapat penghasilan
dari suami yang bekerja sebagai supir panggilan.

E. Faktor perilaku keluarga


Ny. R adalah seorang ibu dengan satu orang anak laki-laki dimana
sehari-hari pasien bekerja sebagai penjaga warung tetangganya. Suami pasien
bekerja sebagai supir dan pulang ke rumah seminggu sekali. Kedua orangtua
pasien tinggal serumah dengan pasien. Ibu pasien hanya di rumah dan bapak
pasien bekerja sebagai kuli bangunan. Hubungan pasien dalam keluarga
cukup baik. Walaupun suami pasien hanya sekali dalam seminggu, pasien
masih bisa berkomunikasi dengan baik lewat telepon. Kedua orangtua pasien
selalu memberikan perhatian dan kasih sayang kepada pasien. Keluarga ini
meyakini bahwa sakitnya disebabkan oleh kurangnya support dan
keterbukaan dari keluarga sebelumnya, bukan dari guna-guna, sihir, atau
supranatural/ takhayul. Mereka tidak terlalu mempercayai mitos, apalagi
menyangkut masalah penyakit, lebih mempercayakan pemeriksaan atau
pengobatannya pada mantri, bidan, atau dokter di puskesmas yang terletak
dekat dengan rumah.

F. Pelayanan kesehatan
Akses pelayanan kesehatan Ny. R sesungguhnya sangat baik karena dekat
dengan puskesmas.
1. Aspek pelayanan
Tentang aspek pelayanan kesehatan, Ny. R masih menemui beberapa
kendala diantaranya adalah :
a. Kurangnya edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga pasien.
b. Kurangnya media informasi/promosi kesehatan.
c. Kunjungan rumah belum optimal

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-36


d. Kurangnya komunikasi petugas kesehatan dan pasien
e. Belum dibentuknya posyandu jiwa

2. Kepesertaan BPJS Kesehatan


Ny. R sudah mempunyai BPJS kesehatan dan setiap kunjungan pasien
tidak perlu membayar lebih untuk memeriksakan kesehatan.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-37


BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis mengenai karakteristik perilaku pasien dan keluarga yang
terdapat dalam “bentuk keluarga, pola interaksi, pertanyaan sirkuler, identifikasi
informasi penyakit genetic, penyakit keluarga (metode APGAR), patologi
lingkungan keluarga (metode SCREEM) maupun faktor-faktor resiko tentang
faktor perilaku, faktor lingkungan (fisik, sosial dan ekonomi) dan faktor pelayanan
kesehatan, maka dapat dirumuskan sebagai temuan masalah yang terkait dengan
Ny. R serta masyarakat sekitar yang kemudian dibisualisasikan dalam bentuk
diagram Blum.

A. Temuan Masalah
1. Masalah Aktif (Individu Pasien)

Ny. R menderita Bipolar


2. Faktor Perilaku

Pasien berkepribadian tertutup sehingga sukar untuk menceritakan


masalah yang sedang pasien hadapi dan lebih memilih untuk memendam
masalahnya sendiri.
3. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan fisik
Tidak ditemukan. Sanitasi fisik rumah yang cukup baik.
b. Lingkungan sosial/budaya:
a.) Kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah
b.) Tingkat pendidikan yang rendah
c.) Stigma masyarakat yang kurang baik mengenai orang dengan
gangguan jiwa.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-38


4. Faktor Pelayanan Kesehatan

a. Kurangnya edukasi dan konseling terhadap pasien dan keluarga


pasien.
b. Kurangnya media informasi/promosi kesehatan.
c. Kunjungan rumah belum optimal
d. Kurangnya komunikasi petugas kesehatan dan pasien
e. Belum dibentuknya posyandu jiwa
5. Faktor genetik (tidak dijumpai)

Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat bipolar sebelumnya.

B. Analisis
Tehnik analisis menurut konsep blum menyatakan derajat kesehatan
masyarakat dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan faktor keturunan (gambar V.I)

Faktor Pelayanan
Faktor Genetik Kesehatan
Tidak ditemukan a. Kurangnya edukasi
dan konseling
terhadap pasien dan
keluarga pasien.
b. Kurangnya media
Faktor Perilaku STATUS PASIEN informasi/promosi
Ny. R (31) kesehatan.
Pasien (Bipolar) c. Kunjungan rumah
berkepribadian belum optimal
tertutup d. Kurangnya
komunikasi petugas
Faktor Lingkungan
kesehatan dan pasien
1. Kondisi sosial ekonomi
e. Belum dibentuknya
menengah ke bawah
posyandu jiwa
2. Tingkat pendidikan yang rendah
3. Stigma yang kurang baik
terhadap orang dengan gangguan
jiwa.

Gambar V.1 Diagram Faktor Kesehatan Masyarakat Ny. R (H.L. Blum, 1987)

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-39


1. Faktor Perilaku

Pasien berkepribadian tertutup sehingga sukar untuk menceritakan


masalah yang sedang pasien hadapi dan lebih memilih untuk memendam
masalahnya sendiri. Tingkat stress yang tinggi dapat memicu kekambuhan
dari gangguan bipolar.
2. Faktor Lingkungan

Dari kondisi perumahan dan pemukiman serta fasilitas umum yang


tersedia, lingkungan kehidupan masyarakat di sekitar keluarga Ny. R
tergolong kelas menengah kebawah dan rata-rata memiliki tingkat
pendidikan paling tinggi SMA. Tingkat pendidikan yang rendah menjadi
penyebab kurangnya akses informasi yang diperoleh masyarakat sekitar
sehingga tidak mampu memperoleh informasi yang cukup tentang penyakit
Bipolar. Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit tersebut menyebabkan
masih munculnya stigma yang kurang baik di masyarakat mengenai orang
dengan gangguan jiwa.

3. Faktor Pelayanan Kesehatan

Kurangnya intensitas edukasi dan konseling terhadap pasien dan


keluarga pasien yang terbatas pada saat kunjungan ke fasilitas
kesehatan/puskesmas membuat pasien kurang memahami secara
keseluruhan mengenai penyakitnya.
Kurangnya promosi kesehatan/media informasi serta belum
dibentuknya posyandu jiwa, menyebabkan kurangnya pengetahuan
pasien dan masyarakat di sekitar pasien sehingga masih muncul stigma
yang kurang baik terhadap orang dengan gangguan jiwa.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-40


C. Pembahasan
Dalam mengatasi masalah Ny. R dengan status sebagai pasien bipolar
yang tinggal ditengah-tengah masyarakat Dusun Tamiajeng RT021/RW 009
Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto dapat ditempuh
dengan langkah-langkah berikut :
1. Edukasi pasien dan keluarga mengenai gangguan bipolar

Faktor perilaku yang ditemukan sehingga menimbulkan masalah


adalah kepribadian Ny. R yang tertutup sehingga sukar untuk
menceritakan masalah ke keluarganya. Ny. R cenderung memendam
masalah yang dihadapi sendiri. Ny. R dan keluarga perlu mengetahui
bahwa tingkat stress yang tinggi mampu memicu kekambuhan penyakit
pasien.
2. Edukasi masyarakat sekitar pasien tentang gangguan bipolar

Kurangnya pengetahuan masyarakat sekitar mengenai bipolar menimbulkan

stigma kurang baik terhadap orang dengan gangguan jiwa. Stigma yang kurang

baik itu seperti menganggap orang dengan gangguan jiwa pasti mengamuk

hingga merusak barang sehingga bahaya untuk diajak berinteraksi, tidak bisa

diajak komunikasi, suka berkeliaran, mengganggu ketertiban, dan melabelkan

orang dengan gangguan jiwa dengan sebuatan “gila”. Selain itu, stigma buruk

juga bukan hanya melekat pada pasien tetapi juga pada keluarga pasien karena

gangguan jiwa bisa merupakan penyakit keturunan. Maka dari itu untuk

menghapus stigma kurang baik tersebut, masyarakat disekitar pasien perlu

diberikan edukasi tentang penyakit dan pengobatannya secara tepat dan benar.

3. Membentuk Posyandu Jiwa


Adanya posyandu jiwa dapat memantau dan mengontrol pasien-
pasien bipolar dan pasien dengan gangguan jiwa lainnya dengan lebih
baik dan efisien. Di dalam posyandu akan diadakan pemeriksaan fisik,
edukasi kepatuhan minum obat, serta konsultasi mengenai kesehatan

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-41


jiwa dan masalah yang dihadapi oleh pasien dan keluarganya. Selain itu
merekrut kader desa agar kunjungan rumah ke pasien jiwa dapat
diselenggarakan dengan lebih baik.
Adanya posyandu khusus jiwa mampu melakukan promosi
kesehatan jiwa yang lebih sistematis dan efisien.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-42


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil anamnesis penyakit pasien
Hasil resume anamnesis dan pemeriksaan fisik sampai pada kesimpulan
bahwa Ny. R menderita gangguan afektif bipolar, episode kini depresi berat
dengan gejala psikotik.
2. Hasil identifikasi metode manajemen pasien
Penanganan pasien dilakukan secara patient centered oriented
3. Hasil identifikasi fungsi faktor keluarga dan lingkungannya
a. Faktor keluarga : Keluarga Ny. R termasuk keluarga matriakal dimana
yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ibu
dari Ny. R yaitu Ny. G. Interaksi antara anggota keluarga cukup baik
dalam menghadapi permasalhan penyakit Ny. R
b. Tidak terdapat faktor keturunan dari penyakit Bipolar yang diderita Ny.
R
c. Hasil anamnesis metode APGAR menunjukan bahwa fungsi anggota
keluarga khususnya penerimaan anggota keluarga Ny. R sebagai
penderita bipolar baik-baik saja. Sedangkan analisis patologi
lingkungan metode SCREEM menunjukan bahwa keluarga Ny. R
merasa ada tekanan secara ekonomidan edukasi.
d. Lingkungan sosial ekonomi keluarga Ny. R termasuk lingkungan kelas
menengah ke bawah.
4. Hasil analisis faktor resiko
Faktor resiko dari pasien Ny. R sebagai penderita bipolar adalah sebagai
berikut :
a. Pasien Ny. R menderita Bipolar
b. Faktor perilaku : pasien berkepribadian tertutup.
c. Faktor lingkungan : lingkungan sosial ekonomi tergolong pada
tingkat ekonomi menengah ke bawah dan tingkat pendidikan yang
rendah sehingga menimbulkan stigma kurang baik.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-43


d. Pelayanan kesehatan belum memberikan edukasi yang optimal
kepada masyarakat mengenai bipolar.

B. Saran
Ada beberapa langkah dalam membantu dalam memcahkan masalah
keluarga Ny. R diantaranya :
1. Edukasi pasien dan keluarga mengenai gangguan bipolar sehingga
perilaku pasien yang memicu kekambuhan bisa diatasi
2. Edukasi masyarakat sekitar pasien mengenai gangguan bipolar
sehingga stigma yang salah dan merugikan bisa dihilangkan.
3. Membentuk posyandu jiwa sehingga mampu melakukan promosi
kesehatan jiwa yang lebih sistematis dan efisien.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-44


DAFTAR PUSTAKA

Birmaher B, Axelson D, Goldstein B et al (2009a). Four-year longitudinal course


of children and adolescents with bipolar spectrum disorders: the Course and
Outcome of Bipolar Youth (COBY) study. American Journal of Psychiatry
166:795-804.

Carlson GA, Pataki C (2016). Understanding early age of onset: a Review of the
last 5 Years. Current Psychiatry Reports 18: 114.

Chang CK, Hayes RD, Perera G. Life expectancy at birth for people with serious
mental illness and other major disorders from a secondary mental health care
case register in London. PLoS One. 2011;6:e19590. doi:
10.1371/journal.pone.0019590.

Diler RS, Goldstein BI, Birmaher B (2019). Pediatric bipolar disorder. In: Ebert
MH, Leckman JF, Petrakis IL (Eds), Current Diagnosis & Treatment:
Psychiatry, 3rd ed. Mc Graw-Hill Education, New York, pp. 527-545.

Diler RS, Goldstein TR, Hafeman D et al (2017a). Distinguishing bipolar


depression from unipolar depression in youth: preliminary findings. Journal
of Child & Adolescent Psychopharmacology 27:310-319.

Drayton, S.J., & Weinstein, B., Bipolar Disorder, dalam Dipiro, J.T., Talbert, R.L.,
Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., (Eds), 2008,
Pharmacotheraphy A Pathophysiologic Approach, 7th Edition, 1174- 1181,
McGraw Hill Companies, Inc., New York

IDI. Diskusi bulanan PB IDI tema “Penanganan kegawatdaruratan gangguan jiwa”.


Diakses dari http://www.idionline.org/berita/diskusi-bulanan-pb- idi-tema-
penanganan-kegawatdaruratan-gangguan-jiwa/ . Diakses pada tanggal 18
Desember 2019

Ikawati, Z., 2011, Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat, Bursa Ilmu,
Yogyakarta.

Vos T, Flaxman AD, Naghavi M. Years lived with disability (YLDs) for 1160
sequelae of 289 diseases and injuries 1990-2010: a systematic analysis for the
Global Burden of Disease Study 2010. Lancet. 2012;380:2163–96. doi:
10.1016/S0140-6736(12)61729-2.

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-45


Lampiran Gambar

Gambar 2 : Anamnesis pasien


Gambar 3: Ruang Tamu
Gambar 1 : Foto bersama pasien

Gambar 4: Foto ruang tengah Gambar : Musholla Gambar 7: kamar mandi pasien

Gambar 6: foto dapur pasien

Gambar 5: 2 kamar tempat tidur

Kepaniteraan Klinik IKM | Laporan Home Visit H-46

Anda mungkin juga menyukai