Anda di halaman 1dari 16

Disruption or Opportunity;

Managing Risk
Case 9: Defining Financial and Operational Risks and
How to Mitigate Them

April 2020

Ardhia Alisya Pratista


Chesya Bintang Caroline
Elfira Catherine Miranda Sinaga
Muhammad Yusuf Indradi
Umi Salamah
Yasmin Zakiyyah

Under supervision of Edgar Ekaputra, S.E., M.M.


A. CHANGING ANALOG TO DIGITAL
Seperti yang telah dibahas pada materi sebelum UTS, dapat dikatakan bahwa hanya terdapat
tiga hal yang pasti (certainty) di dalam hidup yang akan dibahas lebih lanjut dalam poin
selanjutnya. Hal-hal tersebut adalah:
• Ketidakpastian (uncertainty)
• Perubahan (change)
• Kematian (death)
Berdasarkan ketiga hal diatas, hanya Perubahan (​change​) yang dapat kita mitigasi atau
melakukan hal yang mengikuti maupun melebihi dari perubahan tersebut sehingga dapat
bertahan dalam persaingan yang ada. Terdapat pula kemungkinan untuk kita berinovasi dan
justru menjadi pembawa perubahan yang akan terjadi kedepannya. Dalam menghadapi
perubahan, kita dihadapkan pada dua pilihan, yaitu: kita dapat mengambil keputusan untuk
menerima dan mengikuti perubahan tersebut; atau menolak dan tidak mengikuti perubahan
yang terjadi. Tentu setiap pilihan yang kita ambil akan menimbulkan dampak bagi kelangsungan
hidup kita atau usaha yang kita lakukan. Perubahan menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan
yang terjadi dalam kegiatan sehari-hari kita, seperti perubahan cara berkomunikasi dari menulis
surat secara manual (menggunakan kertas dan pulpen) hingga saat ini telah menggunakan
surat elektronik (​email)​ yang dapat dikirim dan langsung diterima oleh orang yang ditujukan.
Contoh lainnya adalah perubahan dari penggunaan DVD secara fisik dan menonton film di
televisi hingga sekarang semua film atau video dokumenter dapat diakses melalui internet,
seperti Youtube atau Netflix.

Selain itu, satu lagi contoh yang terkenal dan dapat terlihat dengan jelas serta dirasakan dalam
kegiatan sehari-hari kita adalah perubahan dari analog menjadi digital. Dimana sebelum
adanya perubahan, setiap orang yang ingin mengambil foto masih harus menggunakan kamera
analog dan dengan sistem yang cukup rumit. Setiap orang harus terlebih dahulu membeli roll
fim untuk kamera analog tersebut dan hanya memiliki film terbatas (biasanya 36 film), sehingga
kita hanya bisa mengambil foto sebanyak 36 kali saja. Selain keterbatasan jumlah foto, kita juga
tidak bisa melihat langsung hasil foto dari kamera analog tersebut, melainkan harus dicuci
terlebih dahulu untuk dapat dilihat hasilnya. Setelah dicuci pun, belum tentu semua foto
‘berhasil’ dan dapat dilihat dengan jelas. Seringkali hasilnya gagal dan banyak terdapat
kekurangan dalam penggunaannya.

Setelah perkembangan teknologi, kamera analog tidak lagi (sangat jarang) digunakan dan mulai
beralih ke kamera digital, seperti DSLR dan mirrorless. Penggunaan kamera digital ini sudah
sangat berkembang dan menguntungkan penggunanya. Dalam perubahan dari analog ke
digital, banyak pula perusahaan-perusahaan kamera analog yang tidak dapat mengikuti dan
menerima perubahan yang terjadi sehingga tidak dapat bersaing dan tidak dapat bertahan di
dalam pasar. Banyak hal yang menyebabkan beberapa perusahaan tidak dapat mengikuti
perubahan yang terjadi, salah satunya adalah perbedaan mindset antara “​old school​” dan “​new
school​”. Dimana “​old school​” biasanya lebih ingin menjadi pemeran utama yang memonopoli
pasar serta takut akan persaingan dan kegagalan yang mungkin dihadapi. “​old school​” juga
lebih berfokus secara finansial untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, sedangkan
“​new school”​ lebih berfokus untuk membuat value atau nilai perusahaan dalam perkiraan jangka
panjang.

Mindset menjadi hal penting dalam menghadapi perubahan. Pikiran yang besar untuk mengikuti
perubahan memiliki tujuan untuk berkembang, sedangkan pikiran yang sempit hanya akan
menjadi angan-angan untuk berkembang saja. Saat kita memiliki motivasi yang lebih besar
dibanding ketakutan dan kekhawatiran dalam diri, maka pasti kita dapat mencapai tujuan yang
kita inginkan dan dapat bertahan dalam perubahan yang selalu terjadi tersebut.
B. DISRUPTION
Istilah “​disruption​” dicetuskan oleh Clayton Christensen 1997, The Innovator’s Dilemma. Di
dalamnya, Christensen memperkenalkan gagasan “disruptif innovation” di dalam dunia bisnis.
Ia menggunakan ungkapan ini sebagai cara untuk memikirkan perusahaan yang sukses tidak
hanya memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini, namun mengantisipasi kebutuhan mereka di
masa depan. Teorinya menjelaskan bagaimana perusahaan kecil dengan sumber daya yang
minim mampu memasuki pasar dan menggantikan sistem yang sudah mapan. Inovasi disruptif
(​disruption ​innovation)​ adalah inovasi yang membantu menciptakan pasar baru, mengganggu
atau merusak pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu
tersebut. Inovasi disruptif mengembangkan suatu produk atau layanan dengan cara yang tak
diduga pasar, umumnya dengan menciptakan jenis konsumen berbeda pada pasar yang baru
dan menurunkan harga pada pasar yang lama.

Satu masalah dalam mengidentifikasi disruptor seringkali membutuhkan banyak waktu untuk
memberi dampak. Prosesnya yang cukup panjang lebih dari berminggu-minggu atau
berbulan-bulan. Masalah lain yang timbul seringkali model bisnis disruptor terlihat sangat
berbeda dari apa yang sudah ada, jadi sulit untuk mengidentifikasi disruptor pada tahap awal.
Namun, karena semua orang ingin meningkatkan bisnisnya, segala sesuatu yang tampaknya
inovatif menjadi disruptif.

Mari kita lihat Netflix. Saat Netflix memulai bisnisnya, Blockbuster menganggapnya tidak
signifikan. Blockbuster tidak melihat trend masa depan ketika customer ingin menonton film;
ketika Netflix mendatangi blockbuster untuk bekerjasama dan Blockbuster menolaknya.
Sebenarnya Netflix telah mulai melihat trend masa depan dari pasar Blockbuster tapi
Blockbuster tidak menyadarinya. Saat ini, Netflix mendapatkan keuntungan miliaran dan
Blockbuster bangkrut.

Penjelasan mengenai ​disruption selanjutnya akan dikutip dari salah satu artikel yang
menjelaskan arti ​disruption​ berdasarkan penuturan dari Rhenald Kasali.

Disruption mengubah banyak hal sedemikian rupa, sehingga cara-cara bisnis lama menjadi
obsolete. Menjadi usang atau ketinggalan zaman. Disruption itu bukan sekedar fenomena hari
ini (today), melainkan fenomena "hari esok" (the future) yang dibawa oleh para pembaharu ke
saat ini, hari ini (the present). Pemahaman seperti ini menjadi penting karena sekarang kita
tengah berada dalam sebuah peradaban baru. Kita baru saja melewati gelombang tren yang
amat panjang, yang tiba-tiba terputus begitu saja (a trend break). Bahayanya adalah semakin
"berpengalaman" dan "merasa pintar" seseorang, dia akan semakin sulit untuk "membaca"
fenomena ini. Ia akan amat mungkin mengalami "the past trap" atau "success trap". Apalagi
untuk mencerna dan berselancar di atas gelombang disrupsi. Itu akan sulit sekali diterima oleh
orang yang pintar dan berpengalaman tadi. Mengapa? Sederhana saja, yakni karena pikiran
seperti itu amat kental logika masa lalunya. Jadi alih-alih menjelaskan, orang "berpengalaman"
(masa lalu) malah bisa menyesatkan kita. Kata orang bijak, belajar itu sejatinya menjelajahi tiga
fase: learn, unlearn, relearn. Sebab dunia itu terus berubah.
Disruption sesungguhnya terjadi secara meluas. Mulai dari pemerintahan, ekonomi, hukum,
politik, sampai penataan kota, konstruksi, pelayanan kesehatan, pendidikan, kompetisi bisnis
dan juga hubungan-hubungan sosial. Bahkan konsep marketing pun sekarang terdisrupsi.
Disruption terjadi di mana-mana, dalam bidang industri apa pun. Ia bahkan mengubah landasan
hubungan dari kepemilikan perorangan menjadi kolektif kolaboratif.

Lima hal penting dalam disruption yang perlu diperhatikan;


1. Disruption berakibat penghematan banyak biaya melalui proses bisnis yang menjadi
lebih simpel.
2. Kedua, ia membuat kualitas apapun yang dihasilkannya lebih baik ketimbang yang
sebelumnya. Kalau lebih buruk, jelas itu bukan disruption. Lagipula siapa yang mau
memakai produk/jasa yang kualitasnya lebih buruk?
3. Ketiga, disruption berpotensi menciptakan pasar baru, atau membuat mereka yang
selama ini ter-eksklusi menjadi ter-inklusi. Membuat pasar yang selama ini tertutup
menjadi terbuka.
4. Keempat, produk/jasa hasil disruption ini harus lebih mudah diakses atau dijangkau oleh
para penggunanya. Seperti juga layanan ojek atau taksi online, atau layanan perbankan
dan termasuk financial technology, semua kini tersedia di dalam genggaman, dalam
smartphone kita.
5. Kelima, disruption membuat segala sesuatu kini menjadi serba smart. Lebih pintar, lebih
menghemat waktu dan lebih akurat.
C. CERTAINTY
Ada 3 hal yang sudah pasti terjadi dalam kehidupan:

1. Uncertainty
Ada pepatah dari sebuah film animasi anak-anak yang berjudul Kungfu Panda yang
mengatakan bahwa “yesterday is history and tomorrow is a mystery”. Ketidakpastian
merupakan salah satu hal yang sudah pasti terjadi, setiap orang di dunia tidak akan mengetahui
apa yang terjadi di masa depan karena masa depan tidak dapat diprediksi dan hal tersebut
merupakan hal yang pasti terjadi sehingga setiap orang harus memiliki persiapan untuk
menghadapi apa yang akan terjadi di esok hari.

Karena terdapat ketidakpastian maka setiap orang harus memiliki sebuah rencana dalam
menjalankan kehidupannya walaupun tidak setiap rencana terealisasi akibat dari adanya
ketidakpastian namun setidaknya setiap orang harus memiliki rencana. Karena adanya
ketidakpastian dari rencana yang dibuat maka diperlukan juga rencana cadangan dengan
mempertimbangkan beberapa faktor kegagalan sehingga apabila rencana utama tidak
terealisasi setidaknya masih memiliki rencana lain yang dapat direalisasikan.

Dalam era sekarang, ketidakpastian makin sulit untuk diprediksi karena terdapat perubahan
yang begitu cepat sehingga rencana harus dipikirkan secara matang dan juga memiliki banyak
rencana cadangan sehingga apabila rencana-rencana yang direalisasikan gagal, masih banyak
rencana lain yang dapat dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian.

2. Change
Perubahan merupakan hal yang tidak mungkin dapat dihindari sehingga perubahan harus
dihadapi bukan dihindari hal ini dikarenakan perubahan merupakan hal yang sudah pasti terjadi
sehingga apabila menghindari perubahan maka akan tertinggal dibanding yang lain baik dalam
segi kompetensi, pengetahuan, dan kemampuan. Namun dalam menghadapi perubahan juga
harus dilakukan dengan mengikuti perubahan-perubahan yang memiliki nilai positif.

Perubahan memaksa kita untuk keluar dari zona nyaman, hal itu merupakan hal yang bagus
karena zona nyaman membuat orang-orang yang ada di dalamnya tidak memiliki keinginan
untuk berkembang dan berusaha lebih baik lagi karena sudah berada di titik yang nyaman.
Terdapat slogan yang dimiliki oleh US Rangers yang berisi “adapt, improvise, overcome”,
slogan ini baik untuk diaplikasikan tidak hanya untuk US Rangers saja namun juga untuk
individu maupun perusahaan karena dalam menghadapi perubahan harus dapat beradaptasi
terhadap perubahan tersebut kemudian melakukan improvisasi sehingga dapat memiliki
keunggulan dibandingkan yang lain dan yang terakhir karena berhasil beradaptasi dan
berimprovisasi maka dapat mengatasi masalah-masalah yang ada.

Apabila dilihat dengan realita sekarang yang memperlihatkan bahwa perubahan cepat sekali
terjadi di berbagai segi kehidupan mulai dari ​lifestyle,​ pola pikir, hingga produk-produk yang
dikeluarkan oleh perusahaan akibat dari mudahnya akses informasi dan juga perkembangan
teknologi yang semakin maju sehingga mendorong perubahan. Dengan adanya perubahan
yang sangat cepat maka harus dapat mempersiapkan setiap resiko yang ada dapat dilakukan
dengan mengimplementasikan slogan yang sudah dibahas pada paragraf sebelumnya dengan
melakukan “adapt, improvise, overcome”

3. Death
Diibaratkan seperti video games bahwa setiap game yang dimulai pasti akan ada akhirnya atau
tamatnya game tersebut, begitu juga dengan kematian bahwa setiap orang yang hidup akan
mengalami kematian atau berakhirnya kehidupan yang dijalani, jangan pernah menyesali apa
yang telah berakhir karena semua ada hal positif yang dapat diambil maupun diteladani
sehingga harus tetap bersyukur dengan apa yang terjadi dan juga berusaha secepat mungkin
untuk ​move on​.

Kematian merupakan hal yang sudah pasti terjadi bagi setiap manusia yang dapat dilihat oleh
mata kepala sendiri bahwa kematian itu pasti terjadi sehingga setiap orang harus bersiap
menghadapinya dengan melakukan kebaikan sesuai dengan ajaran dan kepercayaannya
masing-masing.
D. CHANGE
Dunia bisnis memiliki kemiripan dengan dunia secara keseluruhan - selalu berubah dan tidak
pernah diam. Dunia bisnis berubah setiap detik, dipengaruhi oleh perubahan dalam semua
aspek kehidupan manusia. Bereaksi terhadap perubahan ini adalah salah satu tanggung jawab
utama dari para eksekutif yang memimpin suatu perusahaan, yang harus mengarahkan
bisnisnya sejalan dengan tren yang berubah. Untuk melakukan ini, manajer harus
mengidentifikasi di sektor apa perubahan ini biasanya terjadi. Ada beberapa sektor yang
mempengaruhi terjadinya perubahan, yaitu teknologi, permintaan dan penawaran pasar,
kompetisi, dan tenaga kerja.

Teknologi
Salah satu perubahan paling dramatis pada lanskap bisnis adalah teknologi yang tersedia untuk
bisnis. Perubahan ini mencakup teknologi yang digunakan dalam produk dan layanan yang
ditawarkan oleh bisnis, serta perubahan dalam teknologi yang digunakan untuk memproduksi
dan mendistribusikan produk-produk ini. Sebagai contoh, dari tahun 1990 hingga 2010, Internet
berubah dari hampir tidak ada menjadi ada di mana-mana, merevolusi cara-cara di mana
perusahaan berkomunikasi dan mengembangkan dan menjual produk mereka.

Penawaran dan permintaan


Seiring waktu, penawaran dan permintaan produk tertentu akan bergeser, karena sejumlah
faktor eksternal. Sebagai contoh, sementara pada 1980 hanya ada sedikit permintaan di China
untuk produk-produk Barat, pada 2010, karena meningkatnya kemakmuran dan undang-undang
perdagangan yang diliberalisasi, permintaan meningkat. Menanggapi perubahan permintaan ini,
produsen sering kali menggeser pasokan produk tertentu. Perusahaan yang cerdas
terus-menerus melihat penawaran dan permintaan produk yang ditawarkannya.

Kompetisi
Menjalankan bisnis seperti bermain game di mana aturannya terus berubah - dan begitu juga
lawan Anda. Seiring berjalannya waktu, pesaing yang berbeda memasuki pasar, menawarkan
produk dan layanan baru dengan harga yang berbeda. Para pendatang baru ini menyebabkan
distribusi konsumen dalam pasar tertentu bergeser. Para pemain di pasar-pasar ini
terus-menerus mengubah strategi mereka sendiri untuk bereaksi terhadap pergerakan para
pesaing, sehingga perubahan dalam pasar menjadi hampir tidak ada habisnya.

Tenaga kerja
Salah satu perubahan dalam bisnis adalah pergeseran di pasar tenaga kerja. Seperti halnya
produk, pasar tenaga kerja merespons kekuatan pasokan dan permintaannya sendiri. Seiring
waktu, jumlah orang yang memiliki keterampilan tertentu bergeser. Pergeseran dalam pasokan
tenaga kerja ini mempengaruhi kompensasi yang diberikan kepada pemegang keterampilan itu.
Perubahan kompensasi ini pada gilirannya mempengaruhi jumlah posisi yang tersedia untuk
pemegang keterampilan ini. Selain itu, adanya perkembangan teknologi yang mampu
melakukan pekerjaan manusia dengan lebih cepat dan efisien mendisrupsi pasar tenaga kerja,
sehingga kebutuhan akan tenaga kerja menjadi lebih terspesifik kepada pekerja dengan
keterampilan tertentu (skilled labor).

Pembaruan industri, pengurangan karyawan dan keadaan umum ekonomi menciptakan


perubahan yang mempengaruhi bisnis di setiap benua. Apakah itu terjadi karena kebijakan
baru, pergantian manajemen atau pembelian perusahaan, perubahan harus dianut agar bisnis
dapat berkembang. Tidak setiap perusahaan, manajer, atau karyawan siap menerima
perubahan, tetapi mengenali tantangan yang dihadapi bisnis Anda dapat membuat perubahan
lebih mudah terjadi. Berikut adalah tantangan-tantangan terbesar yang biasa dihadapi oleh
perusahaan.

Pemulihan ekonomi
Mengubah cara angkatan kerja berpikir dan beroperasi adalah salah satu cara untuk pulih dari
ekonomi yang tertekan. Pemilik usaha kecil sangat terpukul oleh angka penjualan rendah dan
kehilangan pelanggan. Mengambil langkah untuk membangun dan memelihara basis
pelanggan yang kuat dan berdedikasi dapat berujung pada kegagalan atau perkembangan
dalam keadaan ekonomi yang sedang turun. Memotong biaya operasional dengan
memungkinkan karyawan untuk melakukan telekomunikasi, meminimalkan pemborosan dengan
mendaur ulang dan mengurangi pembelian yang tidak perlu, dan menjaga agar tenaga
penjualan Anda termotivasi dengan gaji yang kompetitif dan struktur komisi berbasis insentif
adalah cara untuk bergerak maju. Menciptakan model bisnis yang lebih kuat akan membantu
mempersiapkan tenaga kerja Anda untuk kenaikan ekonomi selanjutnya.

Pengembangan dan Retensi Karyawan


Tenaga kerja merupakan bagian terpenting dari suatu perusahaan. Pengembangan diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja dengan tujuan meningkatkan output perusahaan
pada akhirnya.Salah satu tantangan perusahaan adalah untuk mempertahankan aset tenaga
kerjanya agar dapat terus berkarya untuk perusahaan dan tidak keluar atau bahkan berpindah
ke kompetitor, Banyak bisnis melawan proses ini dengan bekerja untuk menyediakan tempat
kerja berbasis komunitas yang ditingkatkan dengan tunjangan seperti peningkatan manfaat
kesehatan, kegiatan pengembangan, jadwal kerja yang fleksibel, latihan membangun tim, dan
kegiatan downtime yang produktif sepanjang hari.

Menerapkan ​Green Technology


Banyak perusahaan ingin mengubah prosedur operasi mereka untuk merangkul green
technology. Biaya pindah dari platform operasi tradisional ke platform yang menggabungkan
green technology tidaklah murah. Salah satu cara paling langsung agar organisasi menjadi
ramah lingkungan adalah dengan mengimplementasikan solusi yang menawarkan peningkatan
efisiensi energi.
Strategi pemasaran
Ketika upaya pemasaran dan penjualan tidak berhasil, banyak bisnis menyadari perlunya
perubahan. Menciptakan strategi pemasaran yang efektif dan mengikuti kecepatan dengan
platform Web 2.0 membutuhkan pembaruan terus-menerus untuk mengikuti kompetisi.
Sementara salah satu konsep pemasaran terkuat adalah jejaring sosial, perusahaan sering kali
menyewa ahli strategi media sosial karena mereka tidak tahu harus mulai dari mana dan tidak
memiliki tenaga tambahan untuk melakukan upaya tersebut. Memiliki karyawan yang
berdedikasi untuk membangun jejaring sosial dan visibilitas merek dapat membantu memacu
bisnis menuju kesuksesan di tengah era teknologi saat ini.
E. RISK, RISKS’ MITIGANTS AND CONTINGENCY PLANS
Untuk mengambil sebuah kesempatan yang ada, pastinya hal tersebut tidak luput dari risiko
yang melekat. Risiko sendiri sebenarnya sesuatu yang tidak diinginkan untuk terjadi karena
beberapa keputusan yang diambil. Semakin besar peluang atau kesempatan yang ada untuk
diambil, maka semakin besar pula risiko yang mungkin terjadi. Hasilnya adalah semakin besar
pula ​return y​ ang bisa didapat sesuai kata-kata ‘​high risk high return’. ​Maka dari itu, ketika
seseorang tidak berani untuk mengambil risiko atau cenderung menjadi ​risk-averse m ​ aka ia
tidak akan mendapat keuntungan yang baik pula, sesuai dengan kata-kata ‘​no risk no reward​’.

Pengambilan keputusan yang diambil oleh seseorang sangat berpengaruh untuk masa depan
perusahaan karena mengandung risiko ketidakpastian. Untuk itu, perlu untuk melakukan
membuat ​forecasting ​atau prakira terkait risiko yang mungkin terjadi. ​Forecasting s​ endiri adalah
membuat asumsi di masa yang akan datang terkait tren maupun peristiwa yang sekiranya akan
terjadi. Yang perlu dilakukan oleh manajemen bukanlah apakah harus melakukan ​forecast,​
namun bagaimana melakukan ​forecast ​dengan efektif sehingga kita dapat bergerak melampaui
asumsi yang ada. Prakira ini perlu dibuat berdasarkan data-data yang ada seperti fakta, angka
maupun tren dan penelitian terkait dengan keputusan yang diambil. Nantinya akan didapat
proyeksi kemungkinan terjadinya risiko tersebut. Semakin banyak data yang dikumpulkan,
semakin bagus pula hasil dari ​forecasting​. Namun hal ini juga dipengaruhi faktor-faktor
eksternal yang tidak terlihat maupun belum terjadi sehingga dapat menghambat hasil dari
forecasting.​

Terdapat beberapa jenis risiko yang mungkin terjadi dan dikelompokkan berdasarkan
bidangnya. Risiko yang mungkin timbul apabila seseorang menjadi investor adalah ​systematic
risk ​dan ​unsystematic risk​. Risiko sistematis merupakan risiko umum yang sifatnya sulit untuk
dihindari seperti suku bunga, inflasi, dan lainnya. Sedangkan risiko non sistematis adalah risiko
yang lebih spesifik dan dapat dikelola menggunakan portofolio seperti ​liquidity risk, credit risk,​
dan lainnya.

Selain itu terdapat pula risiko yang bisa berada dalam sebuah organisasi atau perusahaan yaitu
internal risk ​dan ​external risk​. Risiko internal adalah risiko yang muncul akibat pengoperasian
perusahaan sehingga dapat dimitigasi agar bisa meminimalisir peluang terjadinya. Sedangkan
risiko eksternal merupakan risiko yang berasal dari lingkungan di luar perusahaan ataupun
diluar sebuah divisi. Risiko ini sulit untuk dimitigasi karena peluang terjadinya tidak dapat
dikontrol oleh organisasi maupun perusahaan.

Risiko juga dapat dikategorikan dalam keterkaitannya dengan faktor keuangan yaitu ​finance risk
dan ​non-financial risk​. ​Finance risk ​adalah risiko terkait keuangan yang dapat diaplikasikan
dalam bisnis, pemerintah, pasar keuangan maupun secara individual. Risiko ini bisa
memberikan peluang akan kerugian yang bisa dialami oleh investor maupun pihak
berkepentingan lainnya. Contohnya adalah ​liquidity risk, credit risk, solvability risk, market risk,
exposure risk​, dan lainnya. Sedangkan ​non-financial risk ​adalah risiko yang tidak memiliki
hubungan langsung dengan keuangan dan diukur berdasarkan aktivitas operasional dari
sebuah organisasi atau perusahaan. Contohnya adalah ​operational risk, marketing risk,
technology risk, geographical risk​, dan lainnya.

Untuk meminimalisir risiko yang terjadi akibat pengambilan sebuah keputusan, maka perlu
diadakan mitigasi untuk risiko tersebut:
Dalam ​financial risk,​ terdapat beberapa jenis risiko yang memiliki cara berbeda dalam
memitigasi risiko tersebut. Risiko likuiditas dapat diminimalisir dengan cara mencari ​line of credit
yaitu perjanjian pinjaman antara bank dengan peminjam sebanyak mungkin namun masih
dalam taraf wajar. Perlu dicari pula berbagai jenis sumber pendanaan yang dapat dipilih oleh
perusahaan. Namun, perlu peminjaman tersebut perlu dipertimbangankan dengan bijak dan
dipastikan aman untuk mengurangi ​credit risk d ​ ari perusahaan. Ketika melakukan pinjaman,
pastikan perusahaan dapat membayar kembali pinjaman tersebut agar ​interest rate risk d ​ apat
berkurang. ​Exposure risk d ​ apat diminimalisir dengan cara mengurangi ketidakcocokan yang
ada sebanyak mungkin agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan pernah
meminjam dalam bentuk mata uang lain yang tidak cocok dengan perusahaan untuk
mengurangi ​foreign exchange risk y​ ang dapat berakibat perusahaan tidak dapat membayar
sesuai kurs yang ada. Dalam menjalankannya, perusahaan perlu untuk melihat kemana arah
pasar bergerak agar dapat mengikuti pola konsumen dan mendapat keuntungan bagi
perusahaan. Hal ini tentu dapat mengurangi ​market risk ​yang bisa mempengaruhi perusahaan.
Perusahaan juga perlu untuk memperhatikan ​off balance sheet ​dari perusahaan atau
transaksi-transaksi yang tidak dicatat dalam laporan keuangan namun dapat menimbulkan
dampak yang secara signifikan. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya off​ balance sheet risk​.

Dalam ​non-financial risk j​ uga terdapat beberapa jenis risiko yang harus dimitigasi untuk
mengurangi peluang terjadinya. Untuk meminimalisir terjadinya ​operational risk,​ perusahaan
perlu untuk membentuk ​value ​yang lebih tinggi untuk konsumen dengan sumber daya yang
lebih sedikit sehingga fokus terhadap inti dari proses secara berkala dapat ditingkatkan.
Perusahaan bersedia bekerja keras untuk mencapai hasil yang diinginkan yaitu efektif dan
efisien. Dalam pemasarannya, perusahaan juga perlu untuk membuat strategi yang tidak rumit
sehingga ​marketing risk ​dapat dihindari. Penggunaan teknologi dan sistem dari perusahaan
juga perlu diperhatikan untuk melihat mana yang cocok dan sesuai dengan perkembangan
zaman yang ada. Dengan itu, ​technology risk d ​ an ​systems risk d
​ apat diminimalisir. Untuk
mengurangi ​regulatory risk​, perusahaan dapat mengetahui regulasi apa yang berkaitan dengan
operasional perusahaan dan memiliki kedekatan dengan regulator. Perusahaan perlu untuk
beradaptasi dengan lingkungan di mana perusahaan berada agar kemungkinan yang tidak
diinginkan yaitu ​geographical risk ​dapat diminimalisir. Perusahaan juga perlu untuk
memperhatikan karyawan dan orang-orang yang bekerja dengannya sehingga dapat diatur
dengan baik dan ​management and human resources risk ​dapat dikurangi. Sebaiknya,
perusahaan tidak menjadi penentang dalam sistem politik yang ada karena dapat meningkatkan
political risk ​yang dialami sehingga perusahaan bisa mengalami penurunan.
Untuk mempersiapkan perusahaan akan terjadinya risiko yang tak terduga, perusahaan perlu
untuk membentuk ​contingency plan. Contingency plan ​merupakan sebuah rencana yang
dilakukan sebagai tanggapan atas situasi darurat yang mungkin terjadi. Rencana ini disiapkan
​ apat diidentifikasi melalui
untuk menangani strategi apabila risiko terjadi. ​Contingency plan d
mitigasi risiko yang ada sehingga rencana dapat dikembangkan dan diterapkan. Maka dari itu,
perusahaan perlu memahami informasi yang dibutuhkan serta pertimbangan biaya yang
mungkin dikeluarkan dalam pembuatan ​contingency plan ​terhadap risiko tersebut. Dalam
perumusannya pun perlu melibatkan seluruh aspek perusahaan karena semuanya saling
berkaitan dan dapat memberikan informasi terkait divisinya.
F. RISK TEAM
Tim manajemen risiko adalah unit yang terpisah dan bersifat independen dalam tim manajemen
project yang dipimpin oleh manajer risiko atau ​chief risk officer​. Ini membantu memberikan nilai
pada kegiatan project, seperti pemasaran, distribusi, pengendalian kualitas, dan lainnya. Tim
manajemen risiko juga mengembangkan strategi untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi,
menerapkan metodologi manajemen risiko dan alat analisis risiko, serta mengintegrasikan
kebijakan asuransi untuk menangani ancaman yang diprioritaskan dengan tim manajemen
project. Tanggung jawab utamanya adalah untuk memastikan bahwa project dilengkapi dengan
sistem informasi manajemen risiko yang lengkap yang pada akhirnya menentukan bagaimana
mengendalikan dan mengawasi efektivitas dan pemenuhan project.

Terdapat lima langkah yang dijalankan tim manajemen risiko dalam memitigasi risiko dan
melakukan pengawasan atas project, yaitu:
1. Akui dan Identifikasi
Implementasi setiap kegiatan dalam suatu project melibatkan beberapa tingkat ancaman atau
ketidakpastian tentang peristiwa masa depan. Langkah pertama dalam mengelola ancaman
semacam itu adalah mengakui dan mengidentifikasinya. Beberapa ancaman bersifat generik
dan melekat pada pelaksanaan project sehingga hampir semua aktivitas memiliki risiko gagal.
Sebagai contoh, beberapa barang yang diproduksi untuk pengadaan suatu project dikirim di
luar jadwal pengiriman sehingga penyelesaian fase project masing-masing atau penyelesaian
project secara keseluruhan berada di bawah risiko kegagalan, atau setidaknya mengalami
keterlambatan. Risiko dan ancaman lainnya misalnya kemungkinan adanya kecelakaan
kendaraan atau pelanggaran hak cipta. Melalui seminar dan pertemuan manajemen risiko, tim
manajemen risiko perlu mengakui kemungkinan terjadinya risiko dan kemudian menggunakan
alat identifikasi risiko untuk mengungkap dan menggambarkan risiko yang mungkin akan terjadi.

2. Ukur dan Prioritaskan


Tim manajemen risiko mengevaluasi probabilitas terjadinya setiap risiko dan memperkirakan
dampak dan biaya (negatif atau positif) yang mungkin terjadi terhadap project dan kegiatannya.
Tim manajemen risiko menggunakan metodologi penilaian risiko retrospektif untuk melihat
ancaman pada periode sebelumnya (jika terjadi) dan memeriksa dengan situasi yang sama
untuk mencoba mengembangkan estimasi probabilitas risiko dan perkiraan biaya. Jika tidak ada
ancaman yang terdeteksi pada periode sebelumnya setelah metodologi penilaian risiko
retrospektif telah dilakukan, tim manajemen risiko dapat menggunakan alat manajemen risiko
strategis dan metode penilaian untuk mengevaluasi risiko. Tim manajemen risiko menggunakan
hasil yang diperoleh untuk mengidentifikasi bidang-bidang prioritas yang menjadi perhatian bagi
risiko yang paling mungkin terjadi, atau biasa disebut High Priority Risk. Sedangkan risiko yang
jarang terjadi disebut Lower Priority Risk.
3. Terapkan Strategi.
Tim manajemen risiko memutuskan bagaimana mengelola risiko yang diprioritaskan dengan
menggunakan strategi manajemen risiko. Langkah selanjutnya adalah untuk mengembangkan
rencana yang harus diambil untuk mengelola risiko dan memungkinkan perusahaan untuk
meminimalisir kegagalan. Rencana tersebut menggambarkan beberapa strategi, diantaranya:
➔ Strategi “Penghindaran”
Tim manajemen risiko menggunakan aplikasi manajemen risiko untuk mengembangkan
rencana tindakan dan template manajemen risiko yang memungkinkan fokus pada cara
untuk menghindari atau berhenti memberikan layanan atau melakukan aktivitas yang
dianggap terlalu berisiko.
➔ Strategi "Modifikasi"
Tim manajemen risiko berupaya mengubah dan memodifikasi kegiatan project sehingga
peluang ancaman terjadi dan dampak bahaya potensial dapat diambil dalam batas yang
dapat diterima.
➔ Strategi "Retensi"
Dengan bantuan solusi perangkat lunak manajemen risiko, tim manajemen risiko
mengevaluasi keberhasilan mengakui semua atau sebagian risiko yang teridentifikasi
dan bersiap untuk konsekuensinya.
➔ Strategi “Berbagi”
Melalui fungsi aplikasi manajemen risiko untuk kolaborasi pengguna dan komunikasi
online, tim manajemen risiko dapat mempertimbangkan berbagi risiko yang
teridentifikasi dengan tim atau organisasi lain. Contoh-contoh strategi pembagian risiko
termasuk perjanjian pengadaan bersama dengan perusahaan-perusahaan berkinerja
lain, asuransi, dll.

4. Melaksanakan Rencana Manajemen Risiko.


Merupakan tugas utama tim manajemen risiko untuk secara formal mengadopsi dan
menerapkan template rencana manajemen risiko. Implementasi rencana dimulai dengan tim
manajemen risiko yang mendistribusikan dan menjelaskan item-item dari rencana tersebut
kepada semua pihak yang terkait dan terkena dampak dari risiko tersebut.

5. Review dan Revisi Rencana Manajemen Risiko.


Selama implementasi rencana, manajer risiko bekerja sama dengan analis risiko meninjau
kegiatan project, meninjau status dan kemajuan risiko yang diidentifikasi, memperkirakan
kembali ancaman yang ada dan memperkirakan adanya ancaman baru. Rencana ini dibuat
dengan disesuaikan dengan kondisi pekerjaan. Misalnya, risiko baru dapat muncul karena
kebutuhan klien baru, kendala pendanaan, dan tantangan pemberian layanan. Dinamika sistem
informasi manajemen risiko ditentukan oleh dinamika kejadian risiko baru. Manajer risiko harus
meninjau strategi manajemen risiko yang ada secara berkala. Tim manajemen risiko harus
mengevaluasi contoh rencana manajemen risiko yang ada untuk memastikan kesesuaian,
kelengkapan, kelanjutan, dan efektivitas atas rencana tersebut.
Referensi

1. Systematic Risk
https://www.investopedia.com/terms/s/systematicrisk.asp
2. Unsystematic Risk
https://www.investopedia.com/terms/u/unsystematicrisk.asp
3. Financial Risk
https://www.investopedia.com/terms/f/financialrisk.asp
4. Apa Arti Sebenarnya dari Disruptif
https://digitalfinger.id/apa-arti-sebenarnya-dari-disruptif-istilah-trend-di-dunia-bisnis-saat-i
ni/
5. Meluruskan Pemahaman soal "Disruption"
https://money.kompas.com/read/2017/05/05/073000626/meluruskan.pemahaman.soal.di
sruption.?page=all​.
6. Risk Management Team (Part I)
https://mymanagementguide.com/risk-management-team-responsibilities-stepping-throu
gh-the-5-phase-strategic-risk-managing-process-part-i/
7. Risk Management Team (Part II)
https://mymanagementguide.com/risk-management-team-responsibilities-stepping-throu
gh-the-5-phase-strategic-risk-managing-process-part-ii/

Anda mungkin juga menyukai