Anda di halaman 1dari 13

ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro

Rancang Bangun Wahana Udara Tanpa Awak VTOL-UAV Sebagai


Wahana Identifikasi Dini Kondisi Udara Berbasis Video Sender

M. Yusuf Tamtomi1, Sri Ratna Sulistiyanti2, M. Komarudin3

Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung, Bandar Lampung


Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145
1
yusuftamtomi@gmail.com
2
sriratnasulistiyanti@gmail.com
3
m.komarudin@unila.ac.id

Intisari--- Pencemaran udara atau yang biasa disebut polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-
bahan atau zat–zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi
udara dari keadaan normalnya. Pencemaran udara disebabkan oleh berbagai macam zat kimia,
baik berdampak langsung maupun tidak langsung yang semakin lama akan semakin mengganggu
kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat polusi udara
yang ada disuatu daerah tertentu maka perlu adanya teknologi yang digunakan untuk mendeteksi
tingkat polusi udara tersebut. Maka dari itu perlu adanya sebuah wahana udara yang dapat
difungsikan untuk memantau dan memotret kondisi udara disuatu daerah agar dapat dianalisa
dan diambil proses citranya. Salah satu wahana yang digunakan yaitu wahana Vertical Take off
and Landing (VTOL) Unmaned Aerial Vehicle (UAV) dengan flight controller fixhawk. Wahana
VTOL-UAV secara autonomus akan mengikuti titik waypoint dengan ketinggian yang telah
ditentukan pada mission planner. Dengan batas toleransi GPS M8N yang digunakan mencapai 2
meter untuk mencapai titik waypoint tersebut maka akan diperoleh gambar pada daerah yang
akan diamati kondisi udaranya. Wahana VTOL-UAV menggunakan video sender dalam
mengirimkan gambar dari titik waypoint daerah yang akan diidentifikasi. Wahana akan secara
langsung mengirimkan gambar pada ground control station melalui GUI (Grafics User Interface)
yang telah disiapkan. Pada GUI tersebut akan terlihat gambar yang akan diambil datanya dan
hasil gambar yang diperoleh dari pengolahan citra yang dilakukan. Dari data gambar tersebut
dapat dianalisa kondisi udara yang ada pada daerah tersebut berpolusi atau tidak berpolusi.
Kata kunci--- polusi udara, VTOL-UAV, fixhawk, video sender, GPS M8N

Abstract--- Air pollution or so-called weather pollution is defined as the presence of materials or
foreign substances in the air that cause changes in the arrangement or the composition of air than
normally. Air pollution caused by various chemicals both direct and indirect impacts that the
longer it will even disrupt the life of humans, animals, and plants. Therefore to determine the level
of air pollution that exist in a specified area, need the existence technology that is used to detect the
level of air pollution. Thus it is necessary for an aerial vehicle that can be used to monitor and
photograph the air condition in an area that can be analyzed and retrieved image process. One of
the vehicle used is a vehicle for Vertical Take off and Landing (VTOL) unmaned Aerial Vehicle
(UAV) with fixhawk flight controller. A VTOL-UAV vehicle is autonomously will follow the
waypoint point with a predetermined height on the mission planner. By the tolerance limit of GPS
M8N used up to 2 meters to reach the waypoint point you will get an image on the area to be
observed the air-condition. A VTOL-UAV vehicle using video sender to transmit images from the
waypoint point area to be identified. A vehicle will directly send the image to the ground control
station via the GUI (grafics User Interface) has been prepared. The GUI will look the picture to be
taken and the image data obtained from image processing is done. From the image data can be
analyzed air conditions that exist in the area polluting or non-polluting.

Volume 10, No. 3, September 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 202

Keywords--- air pollution, VTOL-UAV, fixhawk , video sender, GPS M8N

I. PENDAHULUAN yang memiliki dampak negatif baik terhadap


kesehatan manusia maupun lingkungannya.
1.1 Latar Belakang Oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat
Pencemaran udara atau sering disebut polusi udara yang ada disuatu daerah tertentu
dengan istilah polusi udara menurut Akhmad maka perlu adanya teknologi yang digunakan
(2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan untuk mendeteksi tingkat polusi udara
atau zat-zat asing didalam udara yang tersebut. Maka dari itu perlu adanya sebuah
menyebabkan perubahan susunan atau wahana udara yang dapat difungsikan untuk
komposisi udara dari keadaan normalnya. memantau dan memotret kondisi udara
Pencemaran udara disebabkan oleh berbagai disuatu daerah agar dapat dianalisa dan
macam zat kimia, baik berdampak langsung diambil proses citranya. Salah satu wahana
maupun tidak langsung yang semakin lama yang digunakan yaitu wahana Vertical Take
akan semakin mengganggu kehidupan off and Landing (VTOL) Unmaned Aerial
manusia, hewan, dan tumbuhan. Kualitas Vehicle (UAV). Sebuah wahana udara atau
udara sangat dipengaruhi oleh besar dan jenis yang disebut rotary-wing yakni gabungan
sumber pencemar yang ada seperti dari beberapa buah motor dengan model yang
kegiatan industri, kegiatan transportasi, dan diinginkan seperti bentuk huruf “X”, “+”,
lain-lain. Masing-masing sumber pencemar “H” ataupun bentuk yang lainnya yang
yang berbeda-beda baik jumlah, jenis, dan memiliki kelebihannya masing-masing.
pengaruhnya bagi kehidupan. Pencemar Wahana tanpa awak ini take off dan landing
udara yang terjadi sangat ditentukan oleh dapat dilakukan tanpa memerlukan landasan
kualitas bahan bakar yang digunakan, pacu yang luas sehingga memudahkan dalam
teknologi, serta pengawasan yang dilakukan. pengoperasiannya untuk memantau daerah
Sumber pencemaran umumnya dari perkotaan dalam mendeteksi kondisi udara.
kegiatan industri pengolahan, transportasi, Disamping meneruskan penelitian Wiguna
dan rumah tangga. Menurut Setyowidagdo Utama (2013) yang telah berhasil
(2000) dari beberapa penelitian yang telah menciptakan sistem kendali holding position
dilakukan ternyata 70% dari total emisi yang pada quadcopter berbasis mikrokontroler
dibuang ke udara berasal dari gas buang atmega 328p maka dirancanglah sebuah
kendaraan bermotor. Pencemaran udara yang wahana quadcopter atau vertical take off and
melampaui batas kewajaran akan landing yang digunakan sebagai pendeteksi
menimbulkan dampak terhadap makhluk dini kondisi udara yang berbasis video
hidup yang hidup diatas bumi ini. Seiring sender.
dengan laju pertumbuhan kendaraan
bermotor maka konsumsi bahan bakar juga 1.2 Tujuan
mengalami peningkatan dan berujung pada Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
bertambahnya jumlah polutan yang merancang wahana udara tanpa awak
dilepaskan ke udara. Di Indonesia kurang Vertical Take off and Landing (VTOL)
lebih 70% pencemaran udara disebabkan sebagai wahana identifikasi dini kualitas
emisi kendaraan bermotor. Kendaraan udara, merancang sistem autopilot untuk
bermotor mengeluarkan zat – zat berbahaya wahana udara tanpa awak Vertical Take off

Volume 10, No. 3, September 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 194

and Landing (VTOL), dan merancang pesawat dengan desain bernama XZ-4
pengiriman data kamera menggunakan video VTOL. [5]
sender untuk pemantauan udara secara
langsung. 2.2. Quadcopter
Quadcopter adalah pengembangan dari
II. LANDASAN TEORI helikopter yang hanya menggunakan sebuah
motor. Quadcopter memiliki empat buah
2.1 UAV (Unmanned Aerial Vehicle) motor penggerak utama yang ditempatkan
Unmaned Aerial Vechile (UAV) dalam formasi persegi dengan jarak yang
merupakan sebuah teknologi wahana udara sama dari pusat beban quadcopter.
tanpa awak yang saat ini banyak diteliti Quadcopter digunakan dalam pengawasan,
dibelahan dunia tak terkecuali Indonesia pencarian dan penyelamatan, keperluan
sendiri yang telah banyak melakukan riset inspeksi dan beberapa aplikasi lainnya.
dibidang UAV. Beberapa penelitian Komponen dasar dari sebuah quadcopter
dilakukan salah satunya oleh Darmawan dan adalah :
Bambang Pramujati (2013) mengenai 1. Motor brushless
rancang bangun prototype Unmaned Aerial 2.ESC(Electrical Speed Controller)
Vehicle (UAV) dengan tiga rotor yang 3. Flight controller
menghasilkan sebuah perhitungan 4. Sensor accelerometer dan gyro
pergerakan UAV serta analisa mengenai 5. Baterai
struktur UAV dengan metode elemen hingga. 6. Penerima RC dan antena
UAV juga sekarang ini mulai memasuki era Sistem kendali pada quadcopter terletak
perubahan dimana sistem mulai pada pengaturan kecepatan motor yang dapat
dikembangkan dengan memanfaatkan menentukan sudut dari quadcopter tersebut.
perpaduan antara dua macam mode pesawat Setiap motor pada quadcopter menghasilkan
yaitu pesawat rotary wing dan fixed wing gaya dorong dan torsi. Pada quadcopter
yang sering disebut juga mode Vertical terdapat empat buah motor yang berputar
Takeoff and Landing (VTOL). Pada mode dengan dua buah motor yang berputar searah
rotary wing pesawat bertujuan untuk jarum jam, dan dua buah motor yang
menghindari area sulit jika tidak ada berlawanan arah jarum jam. Sehingga
landasan pacu untuk pesawat, sedangkan apabila keempat motor tersebut berputar
untuk mode fixed wing digunakan untuk pada kecepatan yang sama maka akan
penghematan energi terbang pesawat sebab menghasilkan percepatan sudut yaw yang
pada mode pesawat fixed wing bisa hampir mendekati nol. [3]
menggunakan mode glider dan mengurangi Sebuah jurnal karya dari Didik Setyo P.,
kecepatan putaran motor pesawat sehingga Nu Rhahida, dan Bachtiar Septiawan (2010)
flight time dari pesawat akan lebih lama. yang berjudul “ Navigation and Control
Sistem pesawat VTOL ini pernah dilakukan System of Quadrotor Helicopter ”
penelitian oleh Svetoslav Zabunov, Petar menjelaskan jika menginginkan suatu
Getsov, dan Gro Mardirossiana (2014) yang perpindahan dalam satu titik ke titik lain
berjudul mengenai “XZ-4 Vertical Takeoff (satu tempat ke tempat lain) dibutuhkan
and Landing Multi-Rotor Aircraft” diferensial kecepatan pada motor quadrotor.
didalamnya memuat sebuah rancangan Karena prinsip kerja dari pergerakan

Volume 10, No. 3, September 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 195

quadrotor bertitik pada kecepatan motor partikulat yang bersumber dari


masing-masing sisi. Quadrotor helicopter kendaraan bermotor.
dikontrol dengan memvariasikan pitch dan 2. Timbal (Pb)
torsi roll yang dihasilkan secara independen Adanya timbal dalam konsentrasi
dengan mengontrol kecepatan relatif dari udara disebabkan oleh adanya kontribusi
rotor pada sisi berlawanan. Torsi yaw zat buang kendaraan bermotor yang
dihasilkan dengan mengendalikan kecepatan dalamm bahan bakarnya terutama bensin
relatif motor yang berputar terbalik untuk masih mengandung timbal walupun
menghasilkan reaksi torsi total yang berbeda- kecil sekali kandungannya didalam
beda pada shaft motor. Percepatan vertikal bahan bakar, karena sifat dari gas timbal
dikendalikan oleh kecepatan total dari semua adalah bersifat akumulatif.
motor dan percepatan lateral dikendalikan 3. Karbon Monoksida (CO)
melalui lapangan dan roll quadrotor. [4] Adanya gas karbon monoksida
Didalam sebuah jurnal karya dari M. diudara ambien lebih banyak disebabkan
Rizky Wiguna, M. Komarudin, dan Agus dari kontribusi asap kendaraan bermotor
Trisanto (2013) yang berjudul “ Sistem yang banyak melintas disuatu wilayah.
Kendali Holding Postion Pada Quadcopter [2]
Berbasis Mikrikontroler Atmega 328p ”
menjelaskan bahwa quadcopter mampu 2.4 Sistem pengiriman Video Sender
mempertahankan posisi (holding position) Video Sender merupakan sebuah
ketika mode holding position diaktifkan dari perangkat yang digunakan untuk
salah satu channel remote pada pilot, dan mengirimkan sebuah data audio dan video
mampu mengirim data telemetri ke GCS dari sisi pemancar (Tx) dan sisi penerima
dalam bentuk GUI melalui radio frekuensi (Rx). Didalam sebuah penelitian dengan
900Mhz. [1] jurnalnya yang berjudul “Aplikasi Rangkaian
Terintegrasi mc 1374 Sebagai Pemancar
2.3 Parameter Kualitas Udara Audio Video Pada Kanal Very High
Didalam melakukan penelitian ataupun Frequency Televisi” Rizal A Duyo membuat
pemantau diperlukan sebuah parameter yang sebuah hipotesis bahwa dengan dibuatnya
digunakan untuk menentukan batasan video sender menggunakan metode
penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal rangkaian terintegrasi akan didapatkan
ini, parameter kondisi udara diperlukan sebuah video sender yang secara fisik
untuk melakukan pemantauan keadaan dikatakan kecil akan tetapi jarak pancar akan
kondisi udara. Berdasarkan penelitian dari semakin jauh. Perangkat video sender ini
Anak Agung Gede Suguiarta (2008) dalam dimanfaatkan untuk memancarkan informasi
sebuah jurnal yang berjudul “Dampak Bising berupa gambar dan suara yang berkerja
Dan Kualitas Udara Pada Lingkungan Kota didalam sebuah kanal televisi. Pada
Denpasar” ada beberapa macam parameter penelitian tersebut didapatkan sebuah hasil
dalam menentukan kondisi udara antara lain : yaitu video sender bekerja pda kanal 3
1. Debu standar CCIR-ITU dengan pencapaian jarak
Adanya debu didalam kandungan pancar sejauh 26 meter pada kondisi
atmosfer/udara ambien sebagian besar terhalang, sedangkan pada lintasan langsung
terjadi karena kontribusi zat pencemar (line off sight) dapat mencapai 60 meter

Volume 10, No. 3, September 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 196

dengan memberikan tingkat gambar dan d. 1 Unit USB Stick TV Tuner


suara menjadi bagus. [6] e. 2 Baterai Lithium-Polimer 14.8v
5200mAh 20C
f. 1 unit laptop Asus A43sv
2.5 Pixhawk g. Software Mission Planner
Pixhawk adalah sistem autopilot advance h. 1 Unit Kamera Sony Super HAD II
dirancang oleh proyek PX4 terbuka hardware CCD 600TVL FPV IR
dan diproduksi oleh 3D Robotika. Ini fitur i. 1 Unit monitor FPV 7 inch
prosesor canggih dan teknologi sensor dari j. Flight Controller Pixhawk
ST Microelectronics® dan sistem operasi k. GPS Neo M8N
real-time NuttX, memberikan kinerja yang l. Telemetry kit 433 Mhz
luar biasa, fleksibilitas, dan keandalan untuk m. 1 unit remote control turnigy 9x 8
mengendalikan setiap kendaraan channel 2.4Ghz
autonomous. Adapun fitur utama dari
Pixhawk adalah sebagai berikut : 3.2. Spesifikasi Sistem
Spesifikasi sistem yang digunakan pada
 Memiliki prosessor 32 bit yakni 32bit penelitian ini antara lain :
STM32F427 Cortex M4 a. Sistem autopilot memiliki dua mode.
 Memiliki Output 14 PWM / Servo (8 Mode pertama mampu mengikuti
dengan failsafe dan manual override, 6 waypoint atau titik tuju yang telah di
tambahan, kompetible dengan daya program pada perangkat lunak Mission
tinggi) Planner dan dapat melakukan Position
 Pilihan konektivitas berlimpah untuk Hold pada waypoint. Mode kedua yakni
peripheral tambahan (UART, I2C, CAN) mode stabilize yang digunakan saat take
 Terintegrasi sistem cadangan untuk off, landing atau apabila terjadi error pada
pemulihan dalam penerbangan dan VTOL dalam mode autonomus dan
manual override dengan prosesor yang wahana tidak menuju titik tujuan yang
berdedikasi dan memiliki power supply diinginkan maka pengendalian akan
terpisah. dialihkan menggunakan remote control.
 Sistem cadangan mengintegrasikan b. Mampu menampilkan video yang
pencampuran, menyediakan autopilot direkam oleh kamera FPV secara
konsisten dan petunjuk pencampuran realtime pada Monitor lcd atau laptop
menimpa mode (menggunakan sayap menggunakan video sender.
tetap) [7]

III. Metodologi Penelitian 3.3. Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian
3.1 Alat dan Bahan ini digambarkan dalam Diagram Alir dan
a. 1 Unit VTOL Unmaned Aerial Vechile diagram blok sistem.
b. 1 Unit Audio Video Receiver Boscam a. Diagram Alir
RC805 5,8 Ghz 8 Ch Diagram alir penelitian ini dibuat untuk
c. 1 Unit Audio Video Transmitter Boscam memperjelas langkah-langkah kerja yang
2000 mW. akan dilakukan dalam penelitian.

Volume 10, No. 3, September 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 197

Mulai Gambar 2. Diagram Blok Keseluruhan


Konsep / Ide
Sistem
Perancangan
Sistem

Studi Literatur

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Penentuan
Spesifikasi Sistem

Tidak
4.1 Hasil
Apakah
Tersedia ?
Ya 4.1.1 Vertical Take Off and Landing (VTOL)
Perancangan
Sistem
Penempatan perangkat elektonik pada
wahana Vertical Take Off and Landing
Pengujian Sistem (VTOL) spesifikasi seperti gambar 3.

Tidak
Apakah
Berhasil ?

Ya

Pengambilan Data

Analisis

Kesimpulan

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian


Gambar 3. Vertical Take Off and
b. Perancangan Model Sistem Landing(VTOL)
Untuk memperjelas model sistem yang
digunakan, dibuat sebuah perancangan model Keterangan untuk gambar 3 :
sistem berupa diagram blok keseluruhan 1. Motor Brushless RCTimer HP2814-
sistem yang digunakan. 810kV, motor yang digunakan berjumlah
4 buah yang diletakkan pada tiap tiap
ujung lengan yang berbentuk X . Adapun
jarak antara motor satu dengan motor
yang lain nya sekitar 450 mm dengan
ukuran proppeler yang digunakan
sebesar 11 x 4,5 inchi.
2. ESC RCTimer 40 A, komponen yang
bertugas untuk mengatur besarnya arus
yang masuk ke motor penggerak ini harus
diletakkan tidak jauh dari motor
dikarenakan pengkabelan yang pendek
dan sistem pendingin yang terintegrasi
dengan putaran motor.

Volume 10, No. 3, September 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 198

3. Fixhawk 2.4.5, penempatan board magnetik dan panas berlebih karena


autopilot sebisa mungkin lebih dekat modul ini menghasilkan rugi-rugi berupa
dengan titik CG sehingga kinerja sensor- panas.
sensor yang ada di dalamnya semakin 10. Video Transmitter (Vtx), diletakkan di
efektif karena pada titik tersebut getaran bagian belakang dengan posisi antena
sangat kecil. Pada penelitian ini, board menghadap bawaha agar daya jangkaun
autopilot diletakkan tepat berada ditengah pengiriman gambar bertambah.
frame VTOL yang berbentuk X tepat
berada diatas titik CG. 4.2. Pengujian
4. GPS U-Blox M8N, komponen GPS ini Sensor-sensor yang digunakan perlu diuji
harus diberikan tiang agar penerimaan untuk melihat keakuratan pembacaan setelah
sinyal tidak terganggu oleh apapun. Dan dikalibrasi sehingga meminimalisir
dijauhkan dari motor dan esc agar aman kemungkinan kesalahan pembacaan pada
dari interferensi medan magnetik. saat wahana sedang mengudara. Uji
5. FrSKY Radio Receiver, modul ini transmisi data telemetry juga diperlukan
diletakkan berdekatan dengan board untuk mengetahui hasil setting modul
autopilot untuk memangkas penggunaan Rctimer – 433 MHz. Software Mission
kabel yang berlebihan. Antena modul Planner, 3DR config dan U-Center
dibuat membentuk huruf V agar digunakan untuk pengujian yang meliputi
jangkauan radio menjadi lebih maksimal. sensor gyroscope, accelerometer, compass,
6. Telemetry 433 MHz Radio, modul radio GPS dan telemetry.
telemetri ini diletakkan di bagian samping
dari wahana jauh dari peralatan elektronik
yang lain (terutama autopilot board )
untuk menghindari interferensi .
7. Li-Po Battery, pada penelitian ini
digunakan baterai lithium Polymer
5200mAh 4S dengan berat keseluruhan
450 gram. Baterai Li-Po ini diletakkan di
bagian bawah dari wahana agar titik
Centre Of Gravity (CG) dapat terpenuhi.
8. Kamera CMOS FPV, digunakan sebagai
alat untuk mengambil gambar daerah
yang akan dianalisa kondisi udaranya.
Kamera ini ditempatkan di bagian depan Gambar 4. Pengujian Sensor
wahana tepat sebelum battery. Kamera Accelerometer dan Gyroscope (MPU 6000)
menghadap lurus ke depan dengan sedikit
sudut kemiringan tertentu sehingga Pengujian sensor sensor dilakukan dengan
pengambilan gambar dapat maksimal. membandingkan perubahan sudut wahana
9. Power Module Fixhawk, modul ini terhadap alat ukur (busur derajat) dan
diletakkan agak berjauhan dengan board kompas analog.
autopilot untuk meminimalisir Kemudian pengujian GPS dilakukan
kemungkinan adanya interferensi dengan bantuan perangkat lunak U-Center

Volume 10, No. 3, September 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 199

untuk mengetahui akurasi GPS dan jumlah CMOS dapat ditentukan untuk pengambilan
satelit yang mengunci penerima GPS. data yang baik.
Kecepatan Angin
6
4
2
0

Kecepatan Angin

Gambar 7. Grafik Pengujian Sistem


Propulsi

Gambar 5. Pengujian GPS Ublox Neo Selain itu pengujian sistem video sender
M8N pun dilakukan untuk mengetahui batas
maksimal dari pengiriman yang dapat
Pengujian sistem telemetry dilakukan dilakukan siste m yang digunakan. Pengujian
dengan bantuan perangkat lunak 3DR Radio dilakukan didepan gedung rektorat
Config untuk melihat pengiriman data dari Universitas Lampung dengan kondisi tanpa
Transmitter Telemetry ke Receiver halangan (Line of Sight). Jarak terjauh yang
Telemetry. diperoleh dari pengujian yakni 400 meter
masih dapat melakukan pengiriman gambar.

Gambar 6. Pengujian Sistem Telemetry

Kemudian setelah semua sensor


terkalibrasi dan telah diuji, dilakukan
pengujian sistem propulsi wahana VTOL-
UAV. Tujuan dilakukan test ini adalah untuk
melihat pengaruh angin hasil putaran motor
dengan proppeler yang digunakan agar
diperoleh jarak yang efisien dalam
pendeteksian dini kondisi udara. Sehingga
diketahui jarak maksimal dari sistem propulsi Gambar 8. Grafik Pengujian Sistem
yang digunakan agar penempatan kamera Propulsi

Volume 10, No. 3, September 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 200

Gambar 9. Hasil Pengujian Misi Pertama.


Setelah semua telah dilakukan pengujian
baik sensor, GPS, telemetry, sistem propulsi, b. Uji terbang misi kedua
dan sistem video sender maka dilanjutkan
dengan pengujian sistem autopilot untuk
melihat hasil penggabungan dari kerja
masing-masing sistem. Pengujian dilakukan
untuk melihat respon wahana VTOL-UAV
terhadap waypoint yang ditentukan pada
ground control station. Wahana akan
mempertahankan posisi dan ketinggiannya
untuk proses pengambilan data kondisi udara
pada lokasi tersebut. Sehingga gambar lokasi
dapat diproses untuk diidentifikasi berpolusi
atau tidak.
a. Uji terbang misi pertama

Gambar 10. Hasil Pengujian Misi


Kedua

Volume 10, No. 3, September 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 201

c. Uji terbang misi ketiga

Gambar 12. Hasil Pengujian Misi


Keempat

4.3 Pembahasan
a. Rancang Bangun Wahana Vertical Take
Off and Landing (VTOL)
VTOL merupakan Vertical Take Off and
Landing yakni sebuah wahana tak berawak
yang dapat lepas landas dan mendarat secara
vertical sehingga tak memerlukan lapangan
yang luas untuk terbang. Dalam penelitian ini
Gambar 11. Hasil Pengujian Misi yaitu membuat sebuah wahana VTOL-UAV
Ketiga untuk keperluan pendeteksian dini kondisi
udara berbasis video sender. Terdapat
d. Uji terbang misi keempat beberapa jenis wahana VTOL-UAV sesuai
dengan penggerak motor elektrik yang
digunakan yaitu tri, quad, hexa, octo, dan
single. Pada penelitian ini dibuat sebuah
wahana VTOL-UAV dengan jumlah empat
buah penggerak motor elektrik yang
disesuaikan dengan kebutuhan muatan yang
akan dibawa oleh wahana. Motor yang
dipakai yaitu motor brushless DC dengan
merek RCTimer type 2814 810kV yang di
suplai dengan tegangan 14.8 volt dari baterai

Volume 10, No. 3, September 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 202

Li-Po 4S 5200mAh dan ESC RCTimer 40A. radio yang digunakan. Land merupakan
Konfigurasi yang dipakai pada VTOL-UAV mode terbang yang membuat wahana secara
ini merupakan konfigurasi “X” dengan otomatis untuk mendarat pada home tanpa
pertimbangan akan kestabilan yang baik adanya kendali radio.
dibanding dengan konfigurasi model lain. Pengiriman data pada sistem autopilot ini
VTOL-UAV ini juga dilengkapi dengan menggunakan modul telemetry 3DR
sistem video sender yang memungkinkan 433MHz dengan jarak line of sight sekitar
pengiriman video secara realtime untuk 100 m. Apabila pengiriman data via
pemantauan dini kondisi udara melalui Telemetry dari GCS ke VTOL terputus, maka
kamera yang dipasang pada wahana. VTOL akan melakukan fitur failsafe yang
Sistem autopilot pada VTOL-UAV kemudian membuat wahana untuk RTL atau
menggunakan pixhawk (PX4) 2.4.5 dengan Return To Launch yaitu kembali ke posisi
firmware yang dipakai pada VTOL ini awal (Home Position). Selain itu fitur failsafe
adalah arducopter. Pixhawk merupakan akan aktif apabila wahana VTOL mengalami
sebuah flight controller yang telah hilang kendali dari radio yang dipakai pada
menggunakan processor 32 bit yang jarak tertentu. Kemudian saat kondisi baterai
dikembangkan dari ardupilotmega pada wahana VTOL akan habis maka secara
mulanya. Pemakaian flight controller otomatis fitur failsafe akan aktif dan
pixhawk digunakan untuk mendapatkan hasil memerintahkan wahana VTOL untuk
yang memuaskan dari wahana VTOL saat mendarat secara darurat atau kembali ke
menjalankan misi. Disamping penggunaan posisi semula (home).
GPS M8N yang digunakan pada wahana
sebagai pendukung pada saat autonomus. b. Pengujian Misi Auto dan Video Sender
Terdapat enam flight mode yang dipakai Terdapat beberapa konstanta PID dan
pada wahana VTOL yaitu STABILIZE, ALT parameter yang berpengaruh pada wahana
HOLD, LOITER, AUTO, RTL, dan LAND. VTOL saat wahana dalam mode stabilize
Stabilize merupakan flight mode yang maupun misi auto. Faktor tersebut antara lain
memungkinkan pengendalian penuh terhadap konstanta PID untuk pitch, roll, dan yaw dan
wahana VTOL. Alt hold merupakan flight parameter untuk minimal dan maksimal
mode yang memungkinkan VTOL untuk cruise saat mode auto. Pengaturan konstanta
mempertahankan ketinggiannya namun PID yang dipakai pada wahana VTOL masih
dalam mode ini posisi wahana tidak terkunci. menggunakan parameter arducopter standar
Loiter merupakan mode yang membuat dengan pengurangin nilai menjadi 4 (empat)
wahana VTOL berada pada satu titik tertentu pada pitch, roll, dan yaw. Sedangkan
dan akan mempertahankan ketinggian dan parameter untuk menjalankan misi auto
posisinya tersebut. Auto merupakan flight yaitu waypoint’s navigation pada speed
mode yang akan membuat wahana mengikuti diubah menjadi 200 cm/s. Pemilihan
titik waypoint yang diinginkan sesuai dengan parameter-parameter ini disesuaikan dengan
waypoint yang diberikan pada mission kondisi wahana VTOL apabila dirasa telah
planner. RTL (Return To Launch) stabil untuk mengudara dan menjalankan
merupakan mode yang digunakan pada saat misi auto. Untuk penentuan nilai konstanta
wahana ingin dikembalikan menuju ke home PID dilakukan dengan cara “trial and error”
secara otomatis tanpa pengendalian dari yaitu penentuan dilakukan dengan pemberian

Volume 10, No. 3, September 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 203

nilai PID dan kemudian wahana Kemudian pengujian berlanjut pada


diterbangkan untuk melihat sikap wahana. pengujian ketiga dimana posisi kamera
Apabila dirasa ada yang kurang atau lebih dirubah menjadi berada pada sudut 0° garis
maka nilai PID dan parameter lainnya vertikal wahana. Kamera diposisikan
ditambahkan. Pengujian sistem auto dan menghadap bawah sehingga daerah yang
video sender dilakukan dengan 4 misi yang diamati merupakan titik kordinat pada
berbeda-beda untuk mencoba sistem wahana saat loiter tersebut. Adapun
autopilot. Uji terbang yang dilakukan untuk ketinggian yang digunakan yakni 15 meter
melihat respon VTOL terhadap letak dengan waktu loiter time yang digunakan
beragam waypoint yang akan dituju dan serta yakni 40 detik pada titik waypoint. Pengujian
jangkauan maksmimal video sender yang ketiga dilakukan di jalan raya Z.A. Pagar
digunakan. Pada pengujian yang pertama Alam tepat didepan gerbang Universitas
yakni uji terbang misi pertama, wahana Lampung (Unila). Pengujian yang keempat
VTOL melakukan loiter pada satu titik yakni uji terbang keempat dilakukan dijalan
waypoint yang telah ditentukan. Wahana raya Sukarno – Hatta (By-pass) tepat di
VTOL akan berada pada ketinggian dan depan gerbang samping Universitas
posisi yang tetap kemudian megirimkan Lampung. Wahana VTOL mengambil data
gambar pada ground control station melalui gambar untuk pendeteksian dini kondisi
graphical user interface yang dibuat. udara dengan terbang diketinggian 15 meter.
Pengujian pertama dilakukan untuk Posisi kamera pada pengujian ini berada
mengetahui wahana VTOL telah siap pada posisi 30° dari garis vertikal wahana
melakukan misi autonomus sehingga tidak VTOL. Diberikan 3 titik waypoint pada
terjadi hal yang tidak diinginkan. Selanjutnya mission planner dengan waktu loiter selama
pada uji terbang misi kedua yaitu wahana 40 detik untuk pengambilan gambar. Wahana
VTOL diberikan misi autonomus dengan tiga VTOL telah dapat mempertahankan posisi
titik waypoint dengan ketinggian 15 meter dan ketinggiannya dalam mode auto walau
dari permukaan tanah. Pada misi kedua ini, masih sedikit naik turun saat diterpa angin
wahana VTOL akan secara otomatis untuk untuk mempertahankan ketinggian. Pada saat
melakukan loiter pada titik waypoint 1 wahana VTOL – UAV dalam mode auto
selama waktu yang kita berikan pada mission maka yang akan menjadi faktor penentu
planner. Setelah waktu tersebut selesai, keberhasilan misi adalah GPS yang
wahana akan kembali menuju titik home digunakan. Dimana GPS yang digunakan
yang telah ditentukan sebelumnya melalui pada wahana VTOL – UAV adalah tipe M8N
mission planner. Pada ground control dengan batas toleransi 2 meter pada setiap
station, GUI telah siap utnuk mengambil titik waypoint yang ditetapkan. Saat wahana
gambar dari video sender yang dipasang. Jadi VTOL – UAV sedang melakukan misi
proses pendeteksian dini kondisi udara dapat autonomus, GPS yang menjadi penuntun
dilakukan dengan cepat dan mudah dengan utama terbangnya wahana menuju titik
melihat hasil yang diperoleh pada GCS. Pada kordinat yang dituju. Pada pengujian yang
pengujian ini, posisi kamera cmos berada dilakukan diperoleh simpangan pada GPS
pada sudut 90° dari garis vertikal wahana berdasarkan telemetry log pengujian misi
jadi daya jangkau untuk pendeteksian sesuai yang diubah menjadi file KMZ. Kemudian
dengan jangkau kamera yang digunakan. file KMZ yang didapat dimasukan pada

Volume 10, No. 3, September 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 204

google earth pro untuk mengukur simpangan Quadcopter Berbasis Mikrokontroler


error yang diperoleh sehingga diketahui nilai Atmega 328p. Tugas Akhir. Universitas
simpangan error pada setiap misi. Lampung. Bandar Lampung.
[2] Sugiarta, A. A. G., (2008). Dampak Bising
Dan Kualitas Udara Pada Lingkungan
V. Kesimpulan
Kota Denpasar, Volume 8 No.2 , p. 162 -
167.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil [3] Hoffman, G.M. and Waslander, S.L.
pada penelitian ini : (2008). Quadrotor Helicopter Trajectory
1. Wahana Vertical Take Off and Landing Tracking Control. AIAAGuidance,
(VTOL)-UAV dapat dikendalikan secara Navigation and Control Conference
autonomous untuk pendeteksian dini andExhibit. 18-21 2008 Augustus.
kondisi udara yang berbasis video Honolulu. Hawaii.AIAA 2008-7410.
sender. [4] S Purnomo Didik, R Arini Nu, dan
2. Telah terealisasi flight mode stabilize, Septiawan Bachtiar. (2011). Navigation
Alt Hold, Loiter, Auto dan Land yang and Control System of
QuadrotorHelicopter. Electronics
digunakan pada VTOL untuk
Engineering Polytechnic Institute of
mendukung fungsi wahana sebagai
Surabaya (EEPIS). Surabaya.
pendeteksi dini kondisi udara. [5] Zabunov, S, dkk., (2014). XZ-4 Vertical
3. Penggunaan Pixhawk 2.4.5 dengan Takeoff and Landing Multi-Rotor Aircraft,
firmware Arducopter telah terealisasi Volume 2(4), pp. 1-7.
dan dapat menjalankan misi [6] Duyo, R. A., (2009). Aplikasi Rangkaian
pendeteksian dini kondisi udara dengan Terintegrasi MC 1374 Sebagai Pemancar
lancar tanpa kendala. Audio Vidio Pada Kanal High Frequency
4. Pengiriman video untuk sistem Video Televisi, Volume 4 No.1 , p. 1.
sender menggunakan Video Sender [7] Pixhawk
(VTx dan VRx) berfrekuensi 5,8GHz http://copter.ardupilot.com/wiki/common-
pixhawk-overview/
1000mw dan ditampilkan pada Monitor
Diakses pada 1 Juli 2015
7” atau laptop pada Ground Control
[8] Suja, M. J. J., (2015). Sistem Navigasi
Station (GCS). Pada Unmanned Surface Vehicle Untuk
Pemantauan Kondisi Daerah
Daftar Pustaka Perairan.Tugas Akhir. Teknik Elektro
Universitas Lampung.
[1] Wiguna Utama, M. R. (2013). Sistem
Kendali Holding Position Pada

Volume 10, No. 3, September 2016

Anda mungkin juga menyukai