Anda di halaman 1dari 2

Dari Gambar ini, teori perilaku rencanaan (theory q‘ planned behavior) dapat mempunyai dua fitur

sebagai berikut

1. Teori ini mengasumsikan bahwa kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control)
mempunyai implikasi motivasional terhadap niat-m'at. Orang-orang yang percaya bahwa
mereka tidak mempunyai sumbersumber daya yang ada atau tidak mempunyai kesempatan-
kesempatan untuk melakukan perilaku tertentu mungkin tidak akan membentuk niat-niat
perilaku yang kuat untuk melakukannya walaupun mereka mempunyai sikap-sikap yang
positip terhadap perilakunya dan percaya bahwa orang lain akan menyetujui seandainya
mereka melakukan perilaku tersebut. Dengan demikian diharapkan terjadi hubungan antara
kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) dengan niat yang tidak dimediasi
oleh sikap dan norma subyektif. Di model ini ditunjukkan dengan panah yang
menghubungkan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) ke niat.
2. Fitur kedua adalah kemungkinan hubungan langsung antara kontrol perilaku persepsian
(perceived behavioral control) dengan perilaku. Di banyak contoh, kinerja dari suatu perilaku
tergantung tidak hanya pada motivasi untuk melakukannya tetapi juga kontrol yang cukup
terhadap perilaku yang dilakukan. Dengan demikian, kontrol perilaku persepsian (perceived
behavioral control) dapat mempengaruhi perilaku secara tidak langsung lewat niat, dan juga
dapat memprediksi perilaku secara langsung. Di model, hubungan langsung im' ditunjukkan
dengan panah yang menghubungkan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral
control) langsung ke perilaku (behavior).

3.3. KONTROL PERILAKU PERSEPSIAN

Banyak faktor dapat mengganggu hubungan antara niat dan perilaku. Tentunya, keberhasilan kinerja
dari perilaku adalah tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengontrol faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi perilaku. Walaupun kontrol kemauan (volitional control) adalah salah satu
yang paling mungkin menyebabkan permasalahan untuk melakukan perilaku dibandingkan dengan
yang lainnya, keterbatasan-keterbatasan personal dan halangan-halangan eksternal dapat juga
mengganggu kinerja dari perilaku (Ajzen, 1988). Ajzen (1988) mencoba menyediakan suatu kerangka
konsepsual untuk membahas permasalahan dari kontrol volitional yang kurang lengkap dengan
menambahkan sebuah konstruk yaitu kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control).

Kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) didefim'sikan oleh Ajzen (1991, hal. 88)
sebagai kemudahan atau kesulitan persepsian untuk melakukan perilaku ”the perceived ease or
dijiculty of performing the behavior.” Di kontek sistem teknologi informasi, Taylor dan Todd (1995,
hal. 149) mendefinisikan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) sebagai persepsi
dan konstruk-konstruk internal dan eksternal dari perilaku (”perception of internal and external
constructs of behavior.”)
Kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) ini merefleksikan pengalaman masa lalu
dan juga mengantisipasi halangan-halangan yang ada. Aturan umumnya adalah, semakin menarik
sikap dan norma subyektif terhadap suatu perilaku, dan semakin besar kontrol perilaku persepsian
(perceived behavioral control), semakin kuat niat seseorang untuk melakukan perilaku yang sedang
dipertimbangkan.

Perlu diperhatikan bahwa teori perilaku rencanaan (theory of planned behavior) tidak secara
langsung berhubungan dengan jumlah dari kontrol yang sebenamya dimiliki oleh seseorang, tetapi
teori ini lebih mempertimbangkan pengaruh-pengaruh yang mungkin dari kontrol perilaku yang
dipersepsikan dalam pencapaian tujuan~ tujuan perilaku. Jikalau niat-niat menunjukkan keinginan
seseorang untuk mencoba perilaku tertentu, kontrol persepsian lebih kepada mempertimbangkan
beberapa konstrain-konstrain yang realistik yang mungkin terjadi.

Anda mungkin juga menyukai