ABSTRACT
Keywords : AASHTO 1993, concrete plate thickness, MDPJ 2017, road widening
badan jalan pada jalur lalu lintas yang mengacu pada Manual Desain Perkerasan
bertujuan untuk menerima dan menahan Jalan (MDPJ) 2017 dan American
beban langsung dari lalu lintas. Association of State High-way and
Perkerasan kaku merupakan lapisan Transportation Officials Guide for Design
beton yang berfungsi sebagai base of Pavement Structures (AASTHO) 1993.
course dan surface course pada Penggunaan MDPJ 2017 dan AASHTO
perkerasan jalan raya dan cocok 1993 pada penelitian ini digunakan untuk
digunakan pada jalan raya yang memberikan alternatif desain dan tebal
melayani lalu lintas tinggi berkecepatan perkerasan kaku pada pekerjaan pembuatan
tinggi (Hardiyatmo 2011). Secara lajur pengganti dalam proyek pembangunan
struktural kinerja perkerasan harus Jalan Tol Jakarta-Cikampek II elevated.
dipelihara agar tetap mempunyai masa Tujuan penelitian ini adalah sebagai
layan atau umur rencana yang sesuai berikut :
dengan yang dirancang sebelumnya 1. Analisis alternatif desain perkerasan
sehingga perkerasan tersebut masih kaku menggunakan metode MDPJ
mampu menahan beban lalu lintas. 2017 dan AASHTO 1993 pada
Secara fungsional dapat diukur dari pembuatan lajur pengganti dalam
tingkat pelayanan suatu perkerasan yang pembangunan Jalan Tol Jakarta-
berkaitan dengan kenyamanan pengguna Cikampek II elevated.
jalan. 2. Analisis tebal perkerasan yang
Perkerasan kaku umumnya dibutuhkan pada perkerasan kaku
terdiri dari tanah dasar, lapisan pondasi menggunakan metode MDPJ 2017 dan
bawah dan pelat beton semen portland AASHTO 1993.
dengan atau tanpa tulangan. Perkerasan 3. Analisis perbandingan tebal perkerasan
kaku cocok untuk digunakan pada jalan kaku metode MDPJ 2017 dan
raya yang melayani lalu-lintas tinggi AASHTO 1993 terhadap kondisi
berkecepatan tinggi (Hardiyatmo 2011). existing.
Kang et al. (2010) menyatakan
pentingnya pemeliharaan perkerasan METODOLOGI
telah meningkat seiring peningkatan
volume kendaraan dan bebean roda Penelitian dilakukan pada bulan
meningkat dalam sistem jalan raya. Oleh Maret hingga Mei 2019. Lokasi penelitian
karena itu, diperlukan analisis lebih terletak di lajur pengganti proyek
lanjut terkait alternatif desain dan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek
perencanaan tebal perkerasan jalan pada II elevated. Alat yang digunakan dalam
pembuatan lajur pengganti proyek rangkaian penelitian yaitu
pembangunan Jalan Tol Jakarta- laptop/komputer yang dilengkapi
Cikampek II elevated untuk Microsoft Office 2010, software
memberikan alternatif desain terhadap AutoCAD, software ArcGIS, dan
analisis kekuatan dan umur layanan kalkulator. Bahan yang digunakan dalam
jalan terhadap kondisi existing jalan. penelitian ini berupa data sekunder
Menurut Aris et.al (2015) mengenai data lalu lintas, ringkasan uji
peraturan dan pedoman struktur tanah, dan data desain dan perhitungan
perkerasan jalan raya di Indonesia perencanann perkerasan yang diperoleh
merupakan hasil modifikasi dan dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku
penyesuaian dari negara maju seperti pemilik proyek dan PT Waskita Karya
Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. (Persero) Tbk selaku kontraktor. Analisis
Metode analisis perencanaan tebal perkerasan kaku dilakukan berdasarkan
perkerasan kaku pada penelitian ini peraturan Manual Desain Perkerasan Jalan
18
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 05 No. 01, April 2020
19
JSIL | Ardiansyah & Sudibyo. : Analisis Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku
20
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 05 No. 01, April 2020
Kemiringan Melintang 2% 2%
Kemiringan Bahu 2% 2%
21
JSIL | Ardiansyah & Sudibyo. : Analisis Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku
Struktur Pondasi Jalan, Daya Dukung, joint / sendi tanpa membatasi pergerakan
dan Struktur Lapisan Perkerasan joint yang disebabkan oleh faktor
Lapis pondasi dan pondasi bawah kontraksi termal dan susut muai beton
berupa lean concrete 100 mm dan (DepKimPrasWil 2003). Tie bar juga
drainage layer 150 mm (Jasamarga digunakan pada perencanaan penulangan
2017). Tipe material lean concrete yang dengan diamter 32 cm, jarak antar tie bar
digunakan adalah subbase yang termasuk 30 cm dengan panjang 80 cm. Untuk
unbound granular materials dengan LS = bahu jalan pada perkerasan digunakan
1.0-3.0. Lapisan agregat kelas A juga bahu beton aspal (AC) yang
merupakan lapisan pondasi (base course) diperkeras dengan lapis pondasi 100 mm
dan lean concrete merupakan lapisan dan lapis drainase 150 mm.
beton kurus sebagai lapisan untuk Tebal Pelat Beton
hamparan lapisan beton utama Berdasarkan struktur perkerasan,
(DitjenBM 2017). Berdasarkan ringkasan diperoleh tebal pelat beton 305 mm, lapis
uji tanah dan perencanaan analisis daya fondasi LMC (lean concrete) 100 mm,
dukung tanah dasar dan analisis dan lapis drainase (drainage layer) 150
settlement dan konsolidasi ditetapkan mm. Setelah dilakukan analisis fatik dan
CBR 6,07 % dengan nilai k 170 pci. erosi yang disajikan pada Tabel 3,
Berdasarkan bagan desain fondasi jalan besarnya persentase yang diakibatkan
minimum, struktur pondasi dengan fatik sebesar 66,72 % < 100 % dan
perbaikan tanah dasar berupa stabilasi persentase yang diakibatkan erosi sebesar
semen atau material timbunan pilihan 40,28 % < 100 %. Hal ini menunjukkan
dengan pemadatan lapisan ≤ 200 mm. kekuatan jalan dengan tebal pelat beton
Kondisi CBR 6 % menyebabkan 305 mm aman terhadap retak fatik dan
perbaikan tanah dasar struktur pondasi kerusakan erosi berdasarkan komposisi
pada perkerasan kaku sebesar 300 mm lalu lintas selama umur rencana. Retak
dengan material perbaikan tanah dasar fatik (lelah) adalah kerusakan material
berupa stabilisasi semen. Berdasarkan yang diakibatkan oleh adanya tegangan
bagan desain perkerasan kaku untuk jalan yang berfluktuasi, yang besarnya lebih
dengan beban lalu lintas berat diperoleh kecil dari tegangan tarik maksimum
struktur perkerasan tebal pelat beton 305 maupun tegangan luluh material yang
mm, lapis pondasi LMC (lean concrete) diberikan beban konstan (DepKim-
100 mm, dan lapis drainase (drainage PrasWil 2003). Kerusakan erosi adalah
layer) 150 mm dengan kondisi jumlah terjadinya erosi pada pondasi bawah atau
kendaraan niaga rencana sebesar 9,13 x tanah dasar yang diakibatkan oleh
107 dan desain perkerasan menggunakan lendutan berulang pada sambungan dan
sambungan dan ruji (dowel) serta bahu
tempat retak yang direncanakan. Tebal
beton (tied shoulder). pelat rencana adalah tebal taksiran yang
Sambungan, Bahu Jalan paling kecil yang mempunyai total fatik
Pekerjaan lajur pengganti Jalan dan atau total kerusakan erosi lebih kecil
Tol Jakarta-Cikampek ini menggunakan atau sama dengan 100 %
ruji (dowel) yang digunakan pada (DepKimPrasWil 2003).
transverse joint untuk mencegah Penentuan tegangan setara dan
pumping dan faulting pada slab beton faktor erosi dalam analisis fatik dan erosi
dengan diameter 32 mm, jarak antar disajikan pada Tabel 4. Faktor ratio
dowel 30 cm, dengan panjang dowel 60 tegangan merupakan hasil tegangan
cm. Fungsi utama dowel adalah untuk setara yang berbanding terbalik terhadap
menyalurkan muatan/beban di sebuah kuat lentur beton (DepKimPrasWil2003).
22
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 05 No. 01, April 2020
Besarnya faktor ratio tegangan pada perkerasan besarnya kuat lentur beton
sumbu adalah STRT 0,10, STRG 0,18, yang digunakan adalah 4,5 Mpa, kuat
STdRG 0,16, dan STrRG 0,13. Berdasar- tekan beton sebesar 35 Mpa, dan modulus
kan data sekunder laporan analisis elastisitas beton(Ec) sebesar 4020000 psi.
305 6,07 0,47 0,83 0,76 0,56 1,3 1,91 2,13 2,29
23
JSIL | Ardiansyah & Sudibyo. : Analisis Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku
rencana 0,9. Lalu lintas yang digunakan perkerasan yang lebih tebal dan sesuai
dalam perencanaan tebal perkerasan dengan kondisi jalan bebas hambatan
adalah lalu lintas kumulatif selama umur pada pembangunan Tol (AASHTO
rencana (AASHTO 1993). Hasil 1993).
perhitungan Wt disajikan pada Tabel 5. Kehilangan Kemampuan Pelayanan,
Reliabilitas, Standar Normal Deviasi Koefisien Transfer Beban
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Kehilangan kemampuan
elevated termasuk jalan tol dengan pelayanan jalan menunjukan initiail
konstruksi baru (untuk daerah widening), serviceability (p0=4,5), terminal
sehingga berdasarkan AASHTO 1993 serviceability index jalur utama (major
(recommended reability values) jalan tol highways) (pt =2,5), terminal
berada pada koridor jalan bebas serviceability index jalan lalu-lintas
hambatan daerah rural dengan angka rendah (pt=2,0) (AASHTO 1993). Jalan
reliabilitas antara 85-99. Dengan tol Jakarta-Cikampek II elevated
demikian angka reliabilitas yang termasuk terminal seviceability index
direkomendasikan dan digunakan dalam jalur utama (major highways) dengan
perhitungan adalah 90. Nilai 90 relatif pt=2, sehingga, kehilangan kemampuan
merupakan angka yang konservatif pelayanan jalan (∆PSI) sebesar 2 dengan
terhadap tabel nilai R berdasarkan fungsi kondisi initiail serviceability (p0 = 4,5 ).
jalan (AASHTO 1993). Angka Indeks permukaan awal (Po)
reliabilitas 90 yang diperoleh menunjukkan indeks permukaan jalan
menunjukkan standar normal deviasi (ZR) yang baru dibuka untuk umum,
sebesar -1,282 dengan probabilitas atau sedangkan indeks permukaan akhir (Pt)
kemungkinan yang terjadi cacat sebesar menunjukkan indeks permukaan terkecil
10 %. Berdasarkan AASHTO (1993) yang diperbolehkan atau akhir dari fungsi
road test merekomendasikan angka pelayanan didasarkan pada indeks
standar deviasi (So) sebesar 0,35 untuk terendah yang dapat ditoleransi sebelum
perkerasan kaku. Nilai So menunjukkan rehabilitasi yang memerlukan overlay
variasi atau deviasi yang menghasilkan atau rekonstruksi (AASHTO 1993).
Tabel 5 Hasil Perhitungan Wt
LHR Wt
Jenis Kendaraan VDF DD DL W18 (ESAL)
(ESA/tahun) (ESAL)
Golongan I 519,625 1,0 0,5 0,9 233,831
Golongan II 1035,826 36,9 0,5 0,9 17199,891
Golongan III
1240,450 28,9 0,5 0,9 16132,052
256.081.379,842
Golongan IV
207,532 13,6 0,5 0,9 1270,096
24
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 05 No. 01, April 2020
sebesar 2,6 dengan kondisi perencanaan CBR aggregat A 80 %, dan CBR kombinasi
jalan tol Jakarta-Cikampek II elevated 11,21%. Nilai k dengan loss of support (LS)
memakai tied shoulder dan sambungan menunjukan potensial LS yang muncul dari
beton memakai ruji (dowel) dan adanya erosi subbase dan perbedaan vertikal
penanganan crack dan overlay bila sudah pergerakan tanah (AASHTO 1993).
mencapai ESAL sesuai umur rencana. Modulus reaksi tanah dasar sebesar 867 pci
Koefisien Drainase, Modulus Elastisitas yang diperoleh dari nilai realient (elastic)
modulus (MR) sebesar 16815 yang
Beton
Berdasarkan data sekunder laporan berbanding terbalik terhadap faktor
analisa perkerasan, rata-rata hujan per hari pembagi 19,4. Modulus reaksi tanah dasar
ditentukan selama 3 jam dengan rata-rata efektif sebesar 170 pci yang diperoleh dari
jumlah hari hujan sebesar 137 hari per grafik hubungan k efektif dengan modulus
tahun. Koefisien pengaliran yang digunakan reaksi tanah dasar (modulus of subgrade
adalah 0,825 pada kondisi permukaan tanah reaction). Unbound granular materials
fungsi jalan beton dan jalan aspal. Nilai merupakan bahan yang terdiri dari batu
koefisien pengaliran (C) kondisi permukaan berbutir dan biasa digunakan dalam lapisan
tanah fungsi jalan beton dan aspal ialah pondasi (lean concrete) (AASHTO 1993).
pada rentang 0,70-0,95 (AASHTO1993). Tebal Pelat Beton
Nilai 0,825 merupakan angka yang Berdasarkan jumlah lalu lintas
konservatif terhadap nilai koefisien kumulatif selama umur rencana diperoleh
pengaliran (C) berdasarkan fungsi jalan dan Log10W18 sebesar 8,4 sehingga dengan
kondisi permukaan tanah (AASHTO 1993). menggunakan persamaan 10 diperoleh tebal
Faktor air hujan yang akan masuk ke pelat beton sebesar 320 mm. Perhitungan
pondasi jalan (WL) berdasarkan koefisien tebal pelat beton menggunakan data
pengaliran yang telah didapat sebesar 17%. parameter perencanaan tebal pelat beton
Persentase hari efektif hujan dalam setahun disajikan pada Tabel 6.
(Pheff) sebesar 0,821% terhadap waktu Perbandingan dengan kondisi aktual
struktur perkerasan terkena air hingga Tebal pelat beton yang diperoleh
tingkat kelembabannya mendekati jenuh air dengan menggunakan MDPJ 2017 sebesar
kurang dari 1%. Diperoleh koefisien 305 mm dan AASHTO 1993 sebesar 320
drainase (Cd) sebesar 1,15 dalam kondisi mm. Terjadinya perbedaan nilai tebal pelat
baik. Berdasarkan data sekunder laporan beton disebebkan adanya perbedaan
analisa perkerasan, kekuatan lentur beton paramater dalam perhitungan. Paramater
(Sc’) sebesar 640 psi. Kuat lentur beton yang digunakan pada MDPJ 2017 adalah
ditentukan berdasarkan tegangan tarik pada umur rencana, volume JSKN, struktur
saat beton mulai retak (AASHTO 1993). fondasi jalan, CBR tanah dasar, struktur
Kuat tekan beton (fc’) sebesar 4977 psi, lapisan perkerasan, sambungan, bahu jalan,
sehingga diperoleh modulus elastisitas analisa faktor fatik dan erosi. Parameter
beton (Ec) sebesar 4.020.000 psi. yang digunakan pada AASHTO 1993
Modulus Reaksi Tanah Dasar adalah analisis lalu intas, nilai reliabilitas,
Tipe material di bawah pavement standar normal deviasi, kehilangan
beton adalah subbase, maka tipe material kemampuan pelayanan, modulus elastisitas
yang digunakan unbound granular beton, koefisien drainase, transfer beban,
materials dengan LS = 1,0 – 3,0. Digunakan dan modulus reaksi tanah.
nilai LS = 1 dengan CBR sub grade 6,07 %,
25
JSIL | Ardiansyah & Sudibyo. : Analisis Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku
170
Nilai tebal pelat beton yang eksisting sudah dilakukan perhitungan dan
diperoleh dengan MDPJ 2017 dan analisis perencanaan perkerasan komposit
AASHTO 1993 juga berbeda dengan (perkerasan kaku dan perkerasan lentur).
kondisi eksisting. Tebal pelat beton kondisi Berdasarkan data sekunder laporan analisa
eksisiting sebesar 300 mm. Hal ini perkerasan, tebal pelat beton sebelum
disebabkan tebal pelat beton pada kondisi dilakukan perhitungan dengan perkerasan
26
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 05 No. 01, April 2020
komposit adalah sebesar 330 mm. Hasil tebal pelat beton pada kondisi eksisting
tebal pelat beton yang diperoleh dengan sudah dilakukan perhitungan dan analisis
menggunakan MDPJ 2017 dan AASHTO perencanaan perkerasan komposit
1993, serta kondisi eksisting disajikan pada (perkerasan kaku dan perkerasan lentur)
Tabel 7. dan adanya perbedaan parameter dalam
Tabel 7 Nilai Tebal Pelat Beton perhitungan. Tebal pelat beton sebelum
dilakukan perhitungan dengan
Parameter Tebal Pelat Beton (mm) perkerasan komposit adalah sebesar 330
MDPJ 2017 305 mm dan tebal pelat beton sesudah
dilakukan perhitungan dengan
AASHTO 1993 320 perkerasan komposit sebesar 300 mm.
Eksisting 300
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN [AASHTO] American Association of
State Highway Officials. 1993.
Simpulan yang dapat ditarik dari
Guide for Design of Pavement
penelitian ini adalah alternatif desain
Structures. Washington DC (US):
pada perencanaan tebal perkerasan kaku
AASHTO.
lajur pengganti proyek pembangunan
Apriyono A., 2009. Analisis penyebab
jalan tol Jakarta-Cikampek II dengan
tanah longsor di Kalitlaga
menggunakan metode MDPJ 2017
Banjarnegara. Jurnal Dinamika 5(1),
diperoleh parameter volume jumlah
pp. 1-5.
sumbu kendaraan niaga harian 9184
Aris MNA, Simbolan G, Setiadji BH,
buah, jumlah sumbu kendaraan niaga
Supriyono. 2015. Analisis
sebesar 13,3 x 107 dan jumlah sumbu
Perbandingan Perencanaan Tebal
kendaraan niaga rencana sebesar 9,13 x
Perkerasan Jalan Lentur
107 serta kerusakan fatik sebesar 66,72 %
Menggunakan Beberapa Metode
< 100 % dan persentase yang diakibatkan
Bina Marga. (Studi Kasus: Ruas
erosi sebesar 40,28 % < 100 %. Dengan
Jalan Piringsurat – Batas Kedu
metode AASHTO 1993 diperoleh
Timur) . Jurnal Karya Teknik Sipil.
parameter jumlah lalu lintas kumulatif
4(4): 380 – 393.
selama umur rencana (Wt) sebesar
Asiyanto. 2010. Metode Konstruksi
256.081.379,842 ESAL.
Proyek Jalan . Jakarta (ID) : UI-
Tebal pelat beton pada
Press.
perencanaan tebal perkerasan kaku lajur
[ASTM] American Society for Testing
pengganti proyek pembangunan jalan tol
and Materials. 2008. Test Methods
Jakarta-Cikampek II elevated dengan
for Dowel-Bearing Strength
menggunakan metode MDPJ 2017
Assessment of Wood: Experimental
sebesar 305 mm dan metode AASHTO
and Numerical Investigations.
1993 sebesar 320 mm dengan lapis
Philadelphia (US): American
pondasi (lean concrete) 100 mm dan
Society for Testing and Materials
lapis drainase (agregate A) 150 mm.
D5764.
Perencanaan tebal pelat beton
Bolla ME, Messah, Koreh MM. 2013.
dengan menggunakan metode MDPJ
Analisis daerah rawan kecelakaan
2017 dan AASHTO 1993 memiliki
lalu lintas (Studi Kasus Ruas Jalan
perbedaan dengan kondisi perencanaan
Timor Raya Kota Kupang). Jurnal
existing jalur pengganti jalan tol Jakarta-
Teknik Sipil. 2 (2) : 147-156.
Cikampek II elevated yang disebabkan
27
JSIL | Ardiansyah & Sudibyo. : Analisis Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku
28
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 05 No. 01, April 2020
29
JSIL | Ardiansyah & Sudibyo. : Analisis Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku
30