Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : NUR AZIZAH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042411769

Kode/Nama Mata Kuliah : PENGANTAR BISNIS

Kode/Nama UPBJJ : EKMA4111

Masa Ujian : 2020/21.1(2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TMK TUGAS PENGANTAR BISNIS

1. Hierarki kebutuhan Maslow dan contohnya dalam manajemen perusahaan


Awal perkembangan Teori Kebutuhan Abraham Maslow adalah saat Maslow mengamati perilaku
kera. Hasil pengamatan maslow disimpulkan bahwa ditemukan sebagian kebutuhan yang
diprioritaskan dari kebutuhan lain. Sebagai contoh adalah kebutuhan akan air bagi setiap makhluk
hidup. Tanpa air, makhluk hidup akan cepat mati dibandingkan apabila kekurangan makanan.
Hasil pengamatan maslow tersebutlah yang disimpulkan sebagai kebutuhan dasar. Selanjutnya
maslow menyusunnya menjadi tingkatan-tingkatan kebutuhan. Abraham Maslow pada kahirnya
mengembangkan bahwa kebutuhan dasar harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke
tingkat kebutuhan selanjutnya.
Berdasarkan apa yang dikemukakan Abraham Maslow khususnya pada teori hirarki kebutuhan
maslow. Pemenuhan kebutuhan didorong oleh motivasi. Motivasi dalam hal ini adalah motivasi
kekurangan (deficiency growth) dan perkembangan (motivation growth). Motivasi kekurangan
dalam teori hirarki kebutuhan maslow merupakan usaha yang dijalankan oleh seseorang dalam
rangka mengatasi kekurangan yang diderita. Disamping itu motivasi perkembangan yaitu dorongan
dari dalam diri seseorang untuk meraih tujuan diri sesuai dengan kemampuannya dalam
perkembangannya. Hal tersebut disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang dan latar
belakangnya.
Teori kebutuhan maslow mengemukakan bahwa manusia mempunyai tingkatan kebutuhan hidup
untuk dipenuhi. Seumur hidupnya manusia akan berusaha untuk tetap mengatasi kebutuhannya dari
yang paling mendasar. Tingkatan kebutuhan dalam teori maslow membedakan seseorang dilihat dari
kesejahteraan hidupnya. Teori yang dikenal di berbagai dunia/bidang ini menjabarkan tingkatan
kebutuhan dengan skema piramida. Kebutuhan pada teori maslow disusun dari yang paling
mendasar atau mendesak. Kemudian dilanjutkan dengan kebutuhan dasar lainnya dan seterusnya.
Kebutuhan dasar lanjutan yang diutarakan dalam teori maslow tidak dapat terpenuhi apabila
kebutuhan dasar sebelumnya terpenuhi. Setiap manusia pasti merasakan tingkatan kebutuhan
tersebut dan harus berusaha keras dalam memenuhinya. Meski demikian hanya sedikit yang
mencapai puncak dari tingkatan kebutuhan menurutt Abraham Maslow.
Terdapat 5 tingkatan kebutuhan yang dikemukakan oleh teori kebutuhan maslow diantaranya
kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Kelima kebutuhan tersebut
disusun pada teori kebutuhan maslow secara bertingkat dari yang paling mendasar (fisiologis/fisik)
hingga yang tertinggi (aktualisasi diri)

Contoh Dalam Manajemen Perusahaan


Pada teori hirarki kebutuhan maslow juga membahas dari sisi manajemen dalam
organisasi/perusahaan. Kebutuhan fisik/fisiologis yang harus dipenuhi karyawan di suatu
perusahaan adalah upah minimum/standar gaji minimum.
Karyawan mencari pekerjaan pada sebuah perusahaan pastilah gaji/upah yang akan menjadi
alasan utama. Sebelum kebutuhan dasar ini terpenuhi maka karyawan akan sulit untuk berkembang
apalagi memberikan prestasi dan kontribusi besar pada perusahaan. Oleh karena menurut teori
hierarki kebutuhan maslow maka perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan dasar dari para
karyawannya. Hal ini juga dapat menjadi motivasi awal bagi karyawan untuk bekerja lebih giat dan
memperbaiki citra perusahaan di mata angakatan kerja.
2. Perubahan atau evolusi konsep pemasaran pada era produksi, era penjualan, era konsep
pemasaran dan era relasi pelanggan
Setiap perusahaan memiliki ide atau konsep yang berbeda mengenai manajemen pemasaran. Satu
perusahaan mungkin akan lebih menyukai konsep pemasaran dengan cara memproduksi barang
dalam skala besar dengan asumsi ongkos produksi dapat ditekan, harga barang akan murah dan
barang akan cepat laku. Tetapi perusahaan lain, mungkin memiliki konsep pemasaran yang berbeda
melalui peningkatan kualitas barang yang dihasilkan. Setidaknya ada 5 konsep manajemen
pemasaran dengan segala kekurangan dan kelebihan yang harus Anda ketahui.
a) Konsep Produksi (Production Concept)
Perusahaan yang mengadopsi konsep ini, berfikir bahwa barang maupun jasa yang dihasilkan
harus murah sehingga dapat dibuat kapan saja dan di mana saja agar tidak terjadi masalah dalam
penjualan. Secara tidak langsung, perusahaan ini mencoba manajemen pemasaran melalui upaya
penurunan biaya produksi dan penguatan sistem distribusi. Dalam rangka menurunkan biaya
produksi ke level minimum, perusahaan akan mengandalkan sistem produksi barang dalam skala
besar. Konsep ini akan berjalan dengan baik jika permintaan melebihi stok. Namun, pelanggan
tidak selalu membeli barang atau jasa yang murah dan mudah didapat. Ada saatnya mereka
membutuhkan barang berkualitas dengan harga yang pantas.

b) Konsep Produk (Product Concept)


Perusahaan yang menggunakan konsep ini memercayai bahwa kualitas barang maupun jasa yang
dihasilkan perusahaan haruslah bagus sehingga mudah menarik konsumen. Konsep manajemen
pemasaran ini dapat diterima oleh sebagian konsumen, namun yang tidak boleh dilupakan adalah
kualitas yang bagus pasti memengaruhi harga, sedangkan bagi sebagian konsumen, harga yang
murah masih menjadi tujuan utama untuk membeli barang.

c) Konsep Penjualan (Selling Concept)


Perusahaan yang menggunakan konsep ini berpikir bahwa pelanggan tidak boleh dibiarkan
sendirian. Perusahaan harus mengarahkan konsumen dengan sebuah teknik penjualan yang harus
dipikirkan karena barang tidak dibeli tetapi barang harus dijual. Dalam konsep manajemen
pemasaran ini, perusahaan harus memikirkan usaha penjualan untuk memengaruhi konsumen
membeli produknya. Mereka percaya bahwa dengan sistem penjualan yang baik, mereka dapat
menjual produk apa saja yang mereka tawarkan.
Hal tersebut ada benarnya meskipun tidak dapat diandalkan secara terus menerus. Anda dapat
meraih hati pelanggan satu kali disaat pertama promosi, tetapi dengan banyaknya kompetitor,
pelanggan akan berpindah produk di kemudian hari.

d) Konsep Pemasaran (Marketing Concept)


Konsep pemasaran disebut juga sebagai konsep marketing. Perbedaan antara penjualan dan
pemasaran yaitu penjualan lebih menekankan pada produk yang dijual, sedangkan pemasaran
lebih tertuju kepada keinginan dan kebutuhan konsumen. Perusahaan yang menggunakan konsep
pemasaran menganggap bahwa kepuasan konsumen adalah segalanya sehingga barang atau jasa
yang dihasilkan harus sesuai kebutuhan mereka.
Dengan kata lain, perusahaan seperti ini tidak membuat apa yang mereka dapat buat, tetapi
membuat apa yang konsumen inginkan. Konsep manajemen pemasaran ini terkesan modern dan
dapat bertahan dalam waktu cukup lama, namun konsep ini hanya bisa dinikmati kalangan
tertentu yang memiliki tingkat kesejahteraan lebih.
e) Konsep Pemasaran Sosial (Societal Marketing Concept)
Konsep ini menekankan tidak hanya pada kepuasan konsumen tetapi juga memerhatikan manfaat
bagi orang lain. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan menghasilkan mobil yang rendah bahan
bakar tapi menyebabkan polusi. Hal ini hanya membuat konsumennya puas, tetapi masyarakat
tidak menerima manfaatnya. Perusahaan dengan konsep manajemen pemasaran umum, tidak
akan menjualnya. Perusahaan dengan konsep ini percaya bahwa sebuah kesuksesan bisnis akan
dipengaruhi oleh kepuasan pelanggan dan memiliki dampak baik yang dapat diterima masyarakat
umum sehingga konsep ini memungkinkan untuk digunakan dan disukai banyak konsumen. Saat
ini sudah banyak perusahaan yang juga mempertimbangkan aspek etika, lingkungan dan sosial
atas aktivitas strategi pemasaran mereka.

3. Tahapan dalam melakukan promosi


Menjalankan bisnis tanpa promosi ibarat makan sayur tanpa garam: hambar! Dalam bisnis, promosi
adalah strategi penting yang bertujuan untuk menginformasikan dan memengaruhi target konsumen
agar membeli produk yang dijual. Promosi adalah aktivitas penting yang perlu dilakukan agar calon
konsumen mengetahui produk Anda, lalu tertarik untuk membelinya.
Promosi sangat penting untuk bisnis, karena tanpa promosi penjualan tidak akan maksimal. Kegiatan
promosi harus direncanakan dengan baik, karena melakukan promosi juga pastinya akan
memerlukan pembiayaan. Jika promosi yang tidak dilakukan dengan baik, tentunya akan berpotensi
menyebabkan kerugian. Untuk memaksimalkan strategi promosi setidaknya ada 7 tahap yang bisa
dilakukan sebuah bisnis, berikut beberapa tahapan perencanaan promosi yang harus Anda ketahui.
a) Menentukan Target Market
Tahap pertama ini berkaitan dengan penentuan STP (Segmenting, Targeting, dan Positioning).
Untuk menghadapi persaingan yang ketat, maka kita harus menentukan segmentasi yang lebih
personal untuk menghadapi perilaku konsumen yang beragam. Dengan begini, target market kita
jadi lebih jelas dan budget promosi jadi lebih efektif. Dengan menentukan target market, Anda
akan lebih mudah menentukan media promosi apa yang cocok dan sesuai untuk digunakan.

b) Menentukan Besarnya Insentif & Syarat Partisipasi


Menentukan besarnya insentif sangat penting dilakukan saat mengadakan program promosi
penjualan, karena hal ini akan sangat memengaruhi respon penjualan. Semakin tinggi insentif
yang diberikan biasanya akan meningkatkan minat calon konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkan. Kemudian setelah menentukan besarnya insentif, perusahaan juga harus menentukan
syarat-syarat partisipasi, biasanya dilakukan agar dapat menyasar pada segmen pasar yang lebih
spesifik ataupun membatasi jumlah partisipan yang dapat menikmati insentif promosi penjualan.
Dengan cara ini biasanya insentif hanya ditawarkan kepada mereka yang memenuhi syarat-syarat
tertentu. Misalnya, beli 2 diskon 10%, beli 3 diskon 30%, dll.

c) Merencanakan Pesan
Saat ini komunikasi sudah berlangsung secara dua arah sehingga perusahaan harus bisa membuat
pesan yang membangun komunikasi dua arah dengan konsumen. Sebelum membuat pesan untuk
memperkuat promosi, perusahaan harus memperhatikan siapa targetnya. Gunakan bahasa yang
sesuai dengan target market untuk memperkuat pesan promosi. Buatlah pesan yang mempunyai
daya tarik emosional, rasional, dan moral.
d) Memilih Media
Pilihlah channel media yang tepat sesuai dengan target konsumen kita. Media digital memang
memperkaya channel promosi tapi jangan menggunakan media digital karena ikut-ikutan saja.
Fokuslah pada target market yang dituju, pelajari perilaku mereka, lalu pilihlah media yang
sesuai. Ada dua pilihan media yang ada yaitu, media offline dan online. Kedua pilihan tersebut
berkaitan dengan target pasar dan dana yang disiapkan.

e) Menentukan Durasi Promosi


Menentukan durasi pelaksanaan promosi juga tidak kalah penting untuk dilakukan, hal ini terkait
dengan kesempatan para konsumen untuk dapat menikmati insentif dari program promosi yang
dijalankan. Jika durasi promosi penjualan terlalu singkat biasanya hanya sedikit konsumen yang
bisa mengambil keuntungan, apabila promosi penjualan dilakukan terlalu lama maka akan
kehilangan daya tarik untuk membujuk konsumen.

f) Mengukur Efektivitas Promosi


Banyak pelaku bisnis yang sering kali tidak melakukan pengukuran terhadap strategi promosi
yang telah dijalankan. Padahal hal ini penting untuk mengetahui seberapa efektif strategi promosi
yang Anda lakukan. Pengukuran efektivitas promosi bisa dilakukan dengan cara mengukur
dampak terhadap penjualan, melakukan riset sederhana tentang brand awareness, atau
melakukan pengukuran di media digital jika menggunakan digital marketing.

g) Menentukan Anggaran Promosi


Menentukan besarnya anggaran untuk promosi dilakukan untuk mengetahui secara pasti berbagai
biaya yang harus dikeluarkan dalam program promosi penjualan. Menentukan besaran biaya ini
bisa ditentukan berdasar berbagai hal seperti besarnya insentif, durasi waktu, sarana promosi,
jangkauan distribusi, dan faktor tak terduga lainnya. Dengan perencanaan anggaran yang tepat
diharapkan kegiatan promosi dapat berjalan efektif dan sebanding dengan semua biaya yang
dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai