STEP 7 Anin
STEP 7 Anin
FRAKTUR PADA TULANG MAKSILA Ni Putu Enny Pratiwi Suardi, AA GN Asmara Jaya, Sri
Maliawan, Siki Kawiyana SMF/Bagian Ilmu Bedah RSUP Sanglah Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana
4. Mengapa pada pasien terdapat nyeri tekan lepas pada abdomen sebelah kanan dan bising
usus melemah pada sebelah kanan?
Nyeri tekan
Bising usus melemah
Bising usus yang normal memiliki frekuensi 5–34 kali per menit. Terkadang, jarak antar
siklus bising usus mencapai 5–35 menit. Hal ini berarti bahwa pemeriksaan bising usus yang
ideal dilakukan selama >35 menit. Sebab, bising usus mungkin tidak terdengar selama 35
menit dan hal tersebut belum tentu menandakan kelainan pada abdomen. Meskipun
demikian, pemeriksaan yang ideal tersebut sangat memakan waktu dan tidak mungkin
dilakukan. Biasanya, pemeriksaan bising usus dilakukan 30 detik–7 menit. Selain itu, tidak
semua gerakan peristaltik usus menghasilkan bising usus yang dapat didengar melalui
stetoskop. Oleh karena itu, tidak terdengarnya bising usus bukan berarti tidak ada gerakan
peristaltik. Tidak terdengarnya bising usus berhubungan dengan obstruksi usus, iskemia
usus, ileus paralitik, dan peritonitis. Sementara itu, peningkatan bising usus dapat
disebabkan oleh gastroenteritis, diare, penyakit inflamasi usus (inflammatory bowel
disease/IBD). Pemeriksaan bising usus merupakan pemeriksaan sederhana dan cepat
untuk mengetahui obstruksi usus.
L. S. Bickley, P. G. Szilagyi, Bates’ guide to physical examination and history taking, Wolters Kluwer,
Philadelphia, 12 th ed, 2017.
Pemeriksaan
1. inspeksi : trauma tumpul dantajam
2. Auskultasi : Bising usus
3. Perkusi : nyeri tekan
4. Palpasi
5. X ray Pelvis
Penatalaksanaan
1. Pemeriksaan klinis pada trauma multiple bisaanya sering menghasilkan pemeriksaan
abdomen yang kurang terperinci. Sehingga diindikasikan pemeriksaan FAST (Focuses
Assessment using Sonography in Trauma), CT scan abdomen atau peritoneal lavage.
Lihat Bab Trauma, abdominal.
2. Pindahkan pasien ke ruang operasi, jika diperlukan.
Pemeriksaan Perineal dan Rektum
Evaluasi
1. Tonus sphincter ani
2. Darah pada rectal
3. Integritas dinding usus
4. Posisi prostate
5. Darah pada meatus urinary
6. Hematoma scrotum
Pemeriksaan Perineal
1. kontusio, hematom
2. Laserasi
Pemeriksaan Vagina
1. adanya perdarahan pada vaginma
2. Laserasi vagina
Pemeriksaan Rektum
1. Perdarahan rectum
2. Tonus sphincter ani
3. integritas dinding usus
4. bony fragments
5. Posisi prostate
Punggung
Pemeriksaan
1. inspeksi : deformitas, perdarahan yang meluas
2. Palpasi : nyeri tekan, krepitasi, pergerakan abnormal
Manajemen
1. Splinting fraktur yang tepat
2. hilangkan nyeri
3. Imunisasi tetanus
Neurologik
Jika trauma pada pasien membutuhkan penanganan yang lengkap, pindahkan pasien
secepatnya.