Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAHAN KABUPATEN MEMPAWAH

KEMENTRIAN AGAMA
MTS NEGERI 1 MEMPAWAH
Jalan.Gusti M. Saleh Aliuddin Kel.Terusan Kec Mempawah Hilir Kab.Mempawah

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KONSELING
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019

A Komponen Layanan Dasar


B Bidang Layanan Pribadi
C Topik / Tema Layanan Kemandirian Di Usia Remaja
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Peserta didik/konseli dapat memiliki sikap mandiri dan bertanggung
jawab dalam setiap perbuatan
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian kemandirian
2. Peserta didik/konseli dapat memahmi gejala yang berhubungan
dengan masalah kemandirian
G Sasaran Layanan Kelas 8
H Materi Layanan 1. Pengertian kemandirian
2. Gejala yang berhubungan dengan masalah kemandirian
I Waktu 2 Kali Pertemuan x 40 Menit
J Sumber Materi Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling
untuk SMP-MTs , Yogyakarta, Paramitra Publishing.
K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
L Media / Alat Papan tulis
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal / 1. Membuka dengan salam dan berdoa
Pedahuluan 2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
3. Guru BK mengecek kehadiran peserta didik
4. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK menayangkan media (tulisan, gambar, dll) atau
memberikan penjelasan yang berhubungan dengan materi layanan.
2. Peserta didik mengamati dan memahami (tulisan, gambar, dll)
media yang berhubungan dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2. Tahap Inti 4. Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6
orang
5. Guru BK memberi tugas (untuk diskusi kelompok)
6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
7. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok
lain menanggapinya, dan seterusnya bergantian sampai selesai.
8. Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
9. Membuat catatan-catatan observasi selama proses layanan.
3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan
kemanfaatan dan kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta
didik bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan di kertas
yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari pertanyaan guru
BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang penting/tidak penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menyampaikan
: mudah dipahami/tidak mudah/sulit dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak menarik
untuk diikuti

Mempawah, Juli 2018

Mengetahui,
Kepala MTs Negeri 1 Mempawah Guru Pembimbing

Tutik Rusmawati, S.Pd. Putri Yuliandari, S.Pd.


NIP. 19700905 199903 2003
KEMANDIRIAN DI USIA REMAJA

A. Pengeritan Kemandirian
Pada usia remaja terjadi pertumbuhan yang pesat, maka tampak remaja secara fisik tubuhnya
menjadi besar namun dalam perkembangan psikhisnya masih bersifat kekanak-kanakan. Karenanya
tidak jarang remaja menjadi pemurung, mudah emosional dan tidak mau disebut sebagai anak lagi,
tetapi juga keberatan kalau disebut dewasa. Remaja dikatakan dewasa karena berkaitan dengan
perkembangan kemandirian dan rasa tanggung jawab.
Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam buku Psikologi Perkembangan, kemandirian adalah
kemampuan seseorang untuk mengarahkan dirinya sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
Menjadi orang mandiri bukan berarti tidak membutuhkan bantuan orang lain sama sekali, hanya saja
kita tidak menggantungkan semua urusan kita pada orang lain. Kita sendirilah yang harus membuat
keputusan terhadap semua urusan kita. Menjadi mandiri juga bukan berarti harus berpisah jauh secara
fisik dan kehilangan orang-orang yang kita cintai karena kita tidak pernah berhenti membutuhkan
hubungan erat dan mendalam, serta dukungan dari keluarga dan teman. Maknanya lebih pada perilaku,
emosi, dan kognitif atau pikiran. Mandiri berarti tahu garis batas diri kita dan orang lain. Pikiran kita
tidak terbaur dengan orang lain. Kita bukan hasil fotokopi, kita adalah diri kita sendiri.
Proses menuju kemandirian ini berlangsung paling sering di masa remaja dan berakhir berbeda-beda
pada setiap individu. Ada individu yang mencapai kemandirian pada masa remaja, namun ada juga yang
belum berhasil bahkan hingga usia dewasa. Beberapa perasaan yang biasanya muncul di sekitar tahap
ini adalah rasa takut, amarah, rasa gembira, kekacauan identitas, dan juga kebahagiaan. Berbagai
perasaan yang muncul akan berkurang intensitasnya seiring meningkatnya kedewasaan dan kemandirian
seseorang. Kelompok teman sebaya (peer group) berperan penting dalam masa ii. Pemilihan peer group
yang menganut nilai-nilai positif terutama dalam kemandirian membantu remaja lebih mudah mencapai
kemandirian.
Perkembangan kemandirian merupakan suatu masalah penting sepanjang kehidupan manusia.
Kemandirian dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik, yang pada gilirannya memicu terjadinya
perubahan emosional. Perubahan logis yang memberikan pemikiran tentang cara berfikir yang
mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orangtua dan
aktifitas individu. Masalah kemandirian menuntut kesiapan individu baik fisik maupun emosional untuk
mengatur, dan melakukan aktifitas atas tanggung tanggung jawabnya sendiri tanpa menggantungkan diri
pada orang lain.
Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif,
mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan, serta mampu
mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Kemandirian merupakan sikap otonomi dimana
individu relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Dengan
kemampuannya, individu diharapkan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Kemandirian
mengandung pengertian:
1. Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya
sendiri.
2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
3. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya.
4. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Robert Havighurt (1972), membedakan kemandirian atas empat bentuk, yaitu:
1. Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tidak tergantungnya
kebutuhan emosi pada orang lain.
2. Kemandirian ekonomi, yaitu; kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak tergantungnya
kebutuhana ekonomi orang lain.
3. Kemandirian intelektual, yaitu: kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang sedang
dihadapi.
4. Kemandirian sosial, yaitu: kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak
tergantung pada aksi orang lain.
Gejala yang berhubungan dengan permasahalah kemandirian
Pentingnya Kemandirian Bagi seorang pelajar dapat dilihat dari situasi kompleksitas kehidupan, yang
secara langsung atau tidak langsung memberikan pengaruh. Berbagai fenomena yang sering terjadi
karena kurangnya kemandirian pelajar, dan sangat perlu perhatian, seperti: perkelaian antar pelajar,
penyalagunaan obat dan alkohol, perilaku agresif, dan berbagai perilaku menyimpang yang sudah
mengarah pada tindak kriminal. Dalam konteks proses belajar, fenomena pelajar yang kurang mandiri
dalam belajar, yang dapat menimbulkan gangguan mental pada pendidikan lanjutan, kebiasaan belajar
yang kurang baik( tidak betah belajar lama, atau belajar hanya menjelang ujian, membolos, menyontek,
dan mencari bocoran soal-soal ujian).
Beberapa gejala yang berhubungan dengan permasalahan kemandirian yang perlu mendapat perhatian,
diantaranya adalah:
1. Ketergatungan disiplin pada kontrol luar bukan karena niat sendiri yang ikhlas. Perilaku seperti
itu mengarah pada tidak konsisten, perilaku formalistik, keterpaksaan, sehingga menghambat
etos kerja dan kehidupan yang mapan.
2. Sikap tidak peduli terhadap lingkungan hidup, yang menunjukkan kemandirian masyarakat yang
masih rendah, karena manusia mandiri adalah manusia yang tidak lepas dari lingkungannya.
3. Sikap hidup konformistis tanpa pemahaman dan konformistis dengan mengorbankan prinsip,
adanya faham segala sesuatu bisa diatur yang berkembang dalam masyarakat. Hal tersebut
menunjukkkan ketidakjujuran dalam berfikir dan bertindak serta kemandirian yang masih
rendah.

Anda mungkin juga menyukai