Anda di halaman 1dari 2

1.

Ikkhlas
Dalam surat An-Nisa ayat 146 :
         
         
146. kecuali orang-orang yang taubat dan Mengadakan perbaikan[369] dan berpegang teguh pada
(agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu
adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang
yang beriman pahala yang besar.

Ikhlas itu kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Karena itu, kita perlu belajar dan
membiasakan diri menjadi mukhlis (orang yang ikhlas).

Dari segi bahasa, ikhlas itu mengandung makna memurnikan dari kotoran, membebaskan diri dari
segala yang merusak niat dan tujuan kita dalam melakukan suatu amalan.

Ikhlas juga mengandung arti meniadakan segala penyakit hati, seperti syirik, riya, munafik, dan
takabur dalam ibadah. Ibadah yang ikhlas adalah ibadah yang dilakukan semata-mata karena Allah
SWT.

Ungkapan “semata-mata karena Allah SWT” setidaknya mengandung tiga dimensi penghambaan,
yaitu niatnya benar karena Allah (shalih al-niyyat), sesuai tata caranya (shalih al-kaifiyyat), dan
tujuannya untuk mencari rida Allah SWT (shalih al-ghayat), bukan karena mengharap pujian,
sanjungan, apresiasi, dan balasan dari selain Allah SWT.

Beribadah secara ikhlas merupakan dambaan setiap Mukmin yang saleh karena ikhlas
mengantarkannya untuk benar-benar hanya menyembah atau beribadah kepada Allah SWT, tidak
menyekutukan atau menuhankan selain- Nya. “Sembahlah Allah dan jangan kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun” (QS An-Nisa’ [4]: 36).

Lalu, dimanakah letak kekuatan hamba-hamba Allah yang ikhlas?


Seorang hamba yang ikhlas akan memiliki kekuatan ruhiyah yang besar. Ia seakan-akan menjadi
pancaran energi yang melimpah. Keikhlasan seorang hamba Allah dapat dilihat pula dari raut
muka, tutur kata, serta gerak-gerik perilakunya. Kita akan merasa aman bergaul dengan orang
yang ikhlas. Kita tidak curiga akan ditipu, kita tidak curiga akan dikecoh olehnya. Dia benar-benar
bening dari berbuat rekayasa. Setiap tumpahan kata-kata dan perilakunya tidak ada yang
tersembunyi. Semua itu ia lakukan tanpa mengharap apapun dari orang yang dihadapinya, yang ia
harapakan hanyalah memberikan yang terbaik untuk siapapun.

Ikhlas itu begitu penting bagi kita. Sesuatu yang dilakukan ikhlas karena Allah, pasti akan terus
langgeng. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
‫وما ال يكون له ال ينفع وال يدوم‬
“Segala sesuatu yang tidak didasari ikhlas karena Allah, pasti tidak bermanfaat dan tidak akan
kekal.”  (Dar-ut Ta’arudh Al ‘Aql wan Naql, 2: 188).

Betapa banyak yang belajar Islam, namun hasilnya kosong blong. Karena semuanya tidak didasari
ikhlas. Padahal ikhlas dalam belajar harus memenuhi empat hal berikut:
1- Belajarnya untuk menghilangkan kebodohan pada diri sendiri
2- Belajarnya untuk menghilangkan kebodohan pada orang lain
3- Belajarnya untuk menghidupkan dan menjaga ilmu
4- Belajarnya untuk mengamalkan ilmu

Niat adalah dasar segala perbuatan, oleh karena itu setiap perbuatan manusia diterima tidaknya
disisi Allah sebatas niatnya, maka barangsiapa mengerjakan suatu pekerjaan niatnya murni karena
Allah dan mengharapkan ganjaran akhirat, sedang perbuatannya itu sesuai dengan tuntunan
Rasulullah saw, maka amalnya akan diterima oleh Allah, dan barangsiapa niatnya untuk selain
Allah atau tidak ikhlas karena Allah seperti dia menyekutukan-Nya dengan makhluk, maka
pekerjaannya itu akan ditolak dan akan menjadi bencana baginya.

Kesimpulan
 Bahwa dari syarat diterimanya amal adalah ikhlas yaitu bermaksud dengan amalnya itu karena
Allah Ta'ala.
 Pentingnya ikhlas, karena amal tanpa ikhlas akan menjadi bencana bagi yang mengerjakan
pekerjaan tersebut, walaupun pekerjaan tersebut termasuk dari perbuatan ibadah yang mulia
(seperti memberikan sedekah, membaca al-Qur'an, mengajarkan ilmu bagi orang lain, bahkan
mati syahid dalam medan perang melawan orang-orang kafir).

 Wajibnya memperbaiki niat dalam segala perbuatan, dan berusaha keras untuk selalu ikhlas
dalam beramal.

Anda mungkin juga menyukai