STRUKTUR ALJABAR
(HOMOMORFISME)
DOSEN PEMBIMBING
Fatimah, S.Pd.M.Si
DISUSUN OLEH :
Sukma Jufri (20180103016)
Vikra Nurul Fitriya (20180103022)
UNIVERSITAS
AL-SYARIAH MANDAR
SULAWESI BARAT
2020/2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................i
LATAR BELAKANG............................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Grup Permutasi
Jika diberikan himpunan berhingga A3 = {1, 2, 3}, cobalah dibuat
fungsi bijektif yang mungkin !
1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3
Lengkapilah fungsi bijektif lainnya. Berapa banyak fungsi bijektif dari A3 ke A3?
Definisi : permutasi
Fungsi bijektif dari himpunan n symbol ke himpunan itu sendiri disebut
permutasi.
Jika An = {1, 2, 3, …, n } maka suatu fungsi berikut :
1 f(1) = j1
2 f(2) = j2
3 f(3) = j3
M M
n f(n) = jn
merupakan permutasi jika f bijektif dan ji An untuk i = 1, 2, 3, …, n
Permutasi tersebut disajikan dengan notasi dua baris berikut ini :
1 2 3 L n
j1 j2 j3 L jn
Jika kita himpun fungsi-fungsi bijektif dari A3 ke A3, didapatlah himpunan
permutasi, S3 = {(1), (12), (13), (23), (123), (132)}. Kalian masih ingat operasi
komposisi fungsi?
Catatan :
operasi komposisi (23)(132) misalnya, ditulis dengan (132).(23) = (12)
Cobalah(1) (12)table
lengkapi (13) (23)di samping,
Cayley (123) (132)
selanjutnya tentukan elemen
(1) (1) dan
identitasnya, (12) (13) pula
tentukan (23)invers
(123)semua
(132)elemen dalam S3.
(12) (12) (1)
(13) : komposisi
Ingat (13) (132) (123) sifat asosiatif
fungsi mempunyai
(23) S (23)
Jadi, (132)
3 terhadap komposisi fungsi merupakan grup, yang selanjutnya disebut
(123) (123)
grup permutasi.
(132) (132) (123)
Jika A1 = {1} maka banyaknya fungsi bijektif dari A1 ke A1 adalah 1 = 1! ,
yaitu (1) sehingga S1 = { (1) }
Jika A2 = {1, 2} maka banyaknya fungsi bijektif dari A2 ke A2 adalah 2 =
2!, yaitu (1) , (12), sehinga dipunyai S2 = {(1), (12)}
Jika A3 = {1, 2, 3} maka banyaknya fungsi bijektif dari A3 ke A3 adalah 6
= 3!, sehingga diperoleh S3 = {(1), (12), (13), (23), (123), (132)}
Jika A4 = {1, 2, 3, 4} maka berapa banyak fungsi bijektif dari A4 ke A4?
Sebutkan elemen-elemen dalam S4.
Secara umum, jika An = {1, 2, 3, ….., n} maka banyaknya fungsi bijektif
dari An ke An adalah n!, sehingga banyaknya anggota Sn juga n!.
Cobalah kerjakan beberapa latihan soal berikut :
Jika f = (1436), g = (253) maka tentukan :
i. f.g ; ii. g.f; iii. Fungsi bijektif h sehingga f.h = g;
iv. fungsi k sehingga k.f = g; v. f.g.f-1; vi. g.f.g-1
Definisi :
Misalkan G suatu grup dan m suatu bilangan bulat positif maka:
a. a
ao Lo sebanyak m faktor
m
ao ao a
b.
a (a 1 m
dengan a 1 adalah invers dari a
m )
c. a 0 e dengan e elemen identitas
Teorema
Misalkan G suatu grup, m dan n sembarang bilangan-bilangan bulat, maka
a
G berlaku : (i) am o an amn dan (ii) (am ) n amn
Bukti:
(i)karena m dan n merupakan bilangan bulat maka terdapat lima kemungkinan :
Keadaan I : m dan n keduanya bilangan bulat positif
Keadaan II : m dan n keduanya bilangan bulat negatif
Keadaan III : m bilangan bulat positif , n bilangan bulat negatif dan
mn
Keadaan IV : m bilangan bulat positif, n bilangan bulat negatif dan
mn
(a 1 ) pq
a pq
amn
Keadaan III : m bilangan bulat positif , n bilangan bulat negatif dan mn,
maka n = -q dengan q bilangan bulat positif maka
m>q.
am o
an a m oa q
am o (a 1 )q
1 1 1
(ao a o4 K o a)o (a o a o a 4o K43 o a 1 )
1 ao4 ao 4 42 4
a 1 o4 4 4 42
4134 4 4
sebanyak m faktor sebanyakq
4 faktor
1(ao 1a o ao ao K o a) o (a o a 1 )o (a 1 o a 1 K o a 1 )
o1 a 4 o a4 42o 4 4 1 42
3 41 43 4 4 42 4 4 4 43 4
sebanyakm1 faktor 4 4
sebanyakq1 faktor
e
(ao a o ao ao K o a) o e
1 4 4 42 4 4 3 4
sebanyak mq faktor
(ao a o ao ao K o a)
1 4 4 42 4 4 3 4
sebanyak mq faktor
a mq
a m n
Contoh :
Perhatikan grup permutasi S3 = {(1), (12), (13), (23), (123), (132)}, maka :
(12).(12) = (13).(13) = (23).(23) = (1); [(123).(123)](123) =(132).(123) = (1),
berarti bahwa : (12)2 = (13)2 = (23)2 = (1); (123)2 = (132) dan (123)3 = (1),
Jika diberikan = (1364) S6, maka tentukan bilangan bulat positif terkecil n
sehingga n = (1) :
1 2 3 4 5 6 Tampak bahwa 4 = (1) dan
tidak ada bilangan bulat
3 2 6 1 5 4
positif m < 4, hingga m =
2 = . 6 2 4 3 5 1 (1). Jadi 4 adalah bilangan
bulat positif terkecil, 4 =
3=
2
= 2
4 2 1 6 5 3
(1)
4 = 3 = 3= 22 1 2 3 4 5 6
selanjutnya :
coba tentukan bilangan bulat m sehingga (132)m = (1).
Tentukan (123)5; (123)-5; (132)6
Bagaimana kalian menentukan (1235)3; [(236)(15)]4
Tentukan bilangan bulat terkecil k, sehingga [(236)(15)]k = (1)
Definisi : order (periode) elemen suatu grup dan order grup
1. Diberikan G adalah grup dan a G, order atau periode dari a ditulis
p(a), didefinisikan sebagai bilangan bulat positif terkecil katakan k,
sedemikian sehingga ak = e, dengan e = elemen identitas dalam G.
DKL.: p(a) = k k bilangan bulat positif terkecil, sehingga ak = e.
2. Jika G grup dengan m buah elemen maka dikatakan G berorder m,
dinotasikan o(G) = m. dengan kata lain order suatu grup G adalah
banyaknya elemen dalam G.
Catatan :
jika tidak ada bilangan positif terkecil k ak = e, maka dikatakan p(a) = 0.
Teorema :
Jika p(a) = k maka p(a-1) = k
Bukti : sebagai latihan mahasiswa
Contoh :
Z50 = {1, 2, 3, 4} = himpunan bilangan bulat modulo 5 selain 0, terhadap
pekalian modulo 5 merupakan grup. Tentukan order setiap elemen dalam Z50 .
Jawab :
Jelas p(1) = 1
22 = 4, 23 = 3, 24 = 1, jadi p(2) = 4
Karena 2-1 = 3 maka p(3) = 4
42 = 1, maka p(4) = 2
2. HOMOMORFISME DAN SIFAT-SIFATNYA
Definisi 12. :
Diberikan ring R dan R’, maka Pemetaan f : R R’ disebut
homomorfisma dari R ke R’ jika a, b R berlaku :
f(a + b) = f(a) + f(b) dan f(a.b) = f(a).f(b)
Contoh 2.:
Jika Z dan Q berturut-turut ring dari bilangan bulat dan ring dari bilangan
rasional terhadap operasi penjumlahan dan perkalian biasa, serta
didefinisikan pengaitan g dari ring Z ke Q, sebagai berikut :
aZ, g(a) = 2a, maka apakah g adalah suatu homomorfisma.
a. g fungsi : bukti analog dengan contoh no. 1. a.
b. g bukan homomorfisma, karena tidak
berlaku x, yZ, g(xy) = 2xy
≠ (2x)(2y) = g(x)g(y) Sebagai
counter example : -3, 5 Z,
g((-3)5) = g(-15) = 2(-15) = 30 ≠ g(-3)g(5) = (-6)10 = 60
Contoh 3.
Diberikan pengaitan h dari Z ke Zn (ring dari bilangan bulat modulo n.):
xZ, h(x) = r = sisa x/n, artinya x = kn + r atau r = x – kn , untuk
suatu k Z dan 0 r < n. buktikan bahwa h homomorfisma
Bukti :
13
a. h merupakan fungsi : bukti sebagai latihan mahasiswa
b. h homomorfisma : x, yZ maka x = pn + r dan y = qn + s, untuk suatu p, q
Z. Ini berarti bahwa h(x) = r, h(y) = s Zn, 0 r< n dan 0 s <n maka r+s,
rs Zn. kita tahu bahwa r, s, r+s, rs Z, sehingga
t, uZ berlaku r + s = tn + v dan rs = un + w, dengan 0 v < n dan
0w<n. (r, s Zn maka r+s = v, rs = w Zn)
14
3. KERNEL HOMOMORFISME;MONOMORFISME;EPIMORFISME
A. Kernel Homomorisme
B. Monomorfisma
15
4. ISOMORFISME DAN TEOREMA YANG TERKAIT
Teorema 1
Jika II adalah ideal dari ring RR maka ϕ:R→R/Iϕ:R→R/I yang didefinisikan
oleh ϕ(a)=a+Iϕ(a)=a+I, merupakan homomorphisma ring dengan Ker (ϕ)=I(ϕ)=I.
Contoh 1
Misalkan kita tinjau ring Z6Z6 dan idealnya I={0,3}I={0,3}. Maka menurut Teorema 1 di atas,
pemetaan ϕϕ dari Z6Z6 ke Z6/IZ6/I dengan aturan ϕ(a)=a+Iϕ(a)=a+I merupakan suatu
homomorfisma ring dengan Ker(ϕ)=I(ϕ)=I.
16
Ilustrasi dari contoh 1 di atas adalah sebagai berikut.
1. μμ merupakan homomorfisma
2. μμ homomorfisma injektif, dan
3. μμ homomorfisma surjektif
μ((a+H)+(b+H))=μ((a+b)+H)=γ(a+b)=γ(a)+γ(b)=μ(a+H)+μ(b+H)
dan
μ((a+H)(b+H))=μ((ab)+H)=γ(ab)=γ(a)γ(b)=μ(a+H)μ(b+H)
Jika Teorema 1 dan Teorema 2 digabung maka akan menghasilkan ilustrasi berikut.
Contoh 2
Misalkan kita tinjau ulang lagi ring Z6Z6 dan idealnya I={0,3}I={0,3} pada Contoh
1. Jika kita buat pemetaan γγ dari Z6Z6 ke Z3Z3 dengan aturan γ(1)=1γ(1)=1 maka
menurut Teorema Homomorfisma Dasar, Z6/I≃Z3Z6/I≃Z3
18
Pemetaan yang menggambarkan Teorema Homomorfisma Dasar
pada Z6/IZ6/I dan Z3Z3
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
konsep homomorfisma pada semimodul didefinisikan seperti homomorfisma
pada modul dan ruang vektor. Akan tetapi definisi kernel pada modul atau
ruang vektor jika diterapkan pada homomorfisma semimodul kurang
bermakna sebab selalu akan diperoleh hasil trivial, yaitu kernelnya nol, atau
kosong.
20