Disusun Oleh:
ANA CUSTIKA NIM. 17.862320.08
SUNARIYAH NIM. 17.862320.80
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan Rahmat dan Ridho-
Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang
berjudul Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia sebagai tugas Mata Kuliah
Semester Tiga..
Tak ada yang sempurna, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Oleh sebab itu
penulis menerima kritik positif dari pembaca sebagai perbaikan bagi penulis dimasa yang akan
datang. Semoga makalah ini bermanfat.
Akhir kata penulis ucapkan Terima Kasih.
PENULIS
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
BAB IV PENUTUP...............................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat proses belajarmengajar maka akan terjadi hubungan timbal balik antara
guru dan siswa yang beraneka ragam, dan itu akan mengakibatkan terbatasnya waktu guru
untuk mengontrol bagaimana pengaruh tingkah lakunya terhadap motivasi belajar siswa.
Selama pelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar siswa, misalnya gaya mengajar mana yang memberi kesan
positif pada diri siswa selama ini, strategi mana yang dapat membantu kejelasan konsep
selama ini, media dan metode mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu bahan
sehingga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam belajar.
Profesionalisme seorang guru bukanlah hanya mengembangkan ilmu pengetahuan,
tetapi lebih kepada kemampuanya melaksanakan pembelajaran yang menarik untuk siswa
sehingga siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran. Daya tarik suatu pelajaran terletak pada
dua hal yaitu oleh mata pelajaran itu sendiri dan cara guru mengajar.
Cara guru mengajar menjadi salah satu penentu keberhasilan proses belajar
mengajar. Salah satu caranya adalah dengan penerapan model pembelajaran. Model
pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran. Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan kegiatan.
Inquiry dibentuk dan meliputi discovery dan lebih banyak lagi. Dengan kata lain,
inquiry adalah suatu perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara lebih
dewasa. Sebagai tambahan pada proses-proses discovery, inquiry mengandung proses-proses
mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema sendiri, merancang
eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik
kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan
sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian model pembelajaran inkuiri?
2. Sebutkan teori-teori yang melandasi model pembelajaran inkuiri ?
3. Apa sajakah prinsip-prinsip dalam model pembelajaran inkuiri ?
4. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran inkuiri?
5. Apakah kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran inkuiri ?
6. Sebutkan macam-macam model pembelajaran inkuiri ?
7. Apakah karakteristik dalam model pembelajaran inkuiri ?
8. Sebutkan keefektifan dan kesulitan dalam model pembelajaran inkuiri ?
BAB II
PEMBAHASAN
2. Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara
siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi, artinya menempatkan guru bukan
sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu
sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan
kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
3. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran
inkuiri adalah guru sebagai penanya. Dengan demikian, kemampuan siswa untuk
menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
berpikir.
5. Prinsip Keterbukaan
Belajar merupakan suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu
mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba
sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang
bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai
hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang
untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara
terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai
hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang
kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.
Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman
wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu
yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional
dan logis.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses
pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan
tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji
hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya,
kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi
harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat
sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
A. Kesimpulan
1. Model pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada
situasi untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis untuk
mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
2. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa secara maksimal
dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses
kegiatan belajar, mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang
ditemukan dalam proses inkuiri. Namun dalam penerapannya, pembelajaran inkuiri ini
memiliki kelemahan seperti adanya kesulitan dalam mengontrol siswa, ketidaksesuaian
kebiasaan siswa dalam belajar, kadang memerlukan waktu yang panjang dalam
pengimplementasiannya, dan sulitnya dalam implementasi yang dilakukan oleh guru bila
keberhasilan belajar bergantung pada siswa.
3. Teori-teori yang melandasi model pembelajaran inquiri yaitu teori belajar kontruktivisme,
teori belajar Ausubel, teori belajar penemuan oleh Gagne.
4. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut orientasi, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan
kesimpulan.
5. Model pembelajaran inquiry mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi
tingkatannya, misalnya merumuskan problema sendiri, merancang eksperimen sendiri,
melakukan eksperimen sendiri, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik
kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kunandar. 2007. Guru Professional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan
Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo.
Muslich Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara.