Anda di halaman 1dari 5

“ORITAS VETERINER”

NAMA: ANGGI APRIANTI


NIM: C031181519

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
OTERITAS VETERINER DI KAB. PINRANG
PENDAHULUAN
Otoritas Veteriner adalah kelembagaan pemerintah atau Pemerintah Daerah
yang bertanggung jawab dan memiliki kompetensi dalam penyelenggaraan
Kesehatan Hewan.
Undang-undang No 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang
No 18 Tahun 2009, tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, menjelaskan bahwa
Otoritas Veteriner (Veterinary Authority) merupakan kelembagaan pemerintah
dan/atau kelembagaan yang di bentuk pemerintah dalam pengambilan keputusan
tertinggi yang bersifat teknis kesehatan hewan dengan melibatkan keprofesionalan
dokter hewan dan dengan menggerakkan semua lini kemampuan profesi mulai dari
mengidentifikasi masalah, menentukan kebijakan, mengoordinasikan pelaksanaan
kebijakan sampai dengan mengendalikan operasional di lapangan. Otoritas veteriner
bersama organisasi profesi kedokteran hewan melaksanakan Sistem Kesehatan
Hewan Nasioanal (Siskeswannas) dengan memperdayakan potensi tenaga
kesehatan hewan dan membina pelaksanaan praktik kedokteran hewan di seluruh
wilayah Negara Republik Indonesia.
SEKILAS TENTANG KOTA PINRANG
Kabupaten Pinrang dengan ibu kota Pinrang terletak disebelah 185 km utara
ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, berada pada posisi 3°19’13” sampai 4°10’30”
lintang selatan dan 119°26’30” sampai 119°47’20” bujur timur. Secara administratif,
Kabupaten Pinrang terdiri atas 12 kecamatan, 39 kelurahan dan 65 desa. Batas
wilayah kabupaten ini adalah sebelah Utara dengan Kabupaten Tana Toraja,
sebelah Timur dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan Enrekang, sebelah Barat
Kabupaten Polmas Provinsi Sulawesi Barat dan Selat Makassar, sebelah Selatan
dengan Kota Parepare. Luas wilayah Kabupaten mencapai 1.961,77 km².
Kabupaten Pinrang memiliki garis pantai sepanjang 93 Km sehingga terdapat areal
pertambakan sepanjang pantai, pada dataran rendah didominasi oleh areal
persawahan, bahkan sampai perbukitan dan pegunungan. Kondisi ini mendukung
Kabupaten Pinrang sebagai daerah Potensial untuk sektor pertanian dan
memungkinkan berbagai komoditi pertanian (Tanaman Pangan, perikanan,
perkebunan dan Peternakan) untuk dikembangkan. 
Di kabupaten pinrang merupakan kota yang jumlah anjingnya cukup banyak
sedikitnya ada 8.500 ekor, Berdasarkan data Dinas Peternakan setempat. Penyakit
anjing gila atau rabies mengancam warga di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Dalam satu kasusu  tercatat sebanyak 15 orang terkena rabies, Tiga korban di
antaranya meninggal dunia. Mereka digigit anjing liar. Antisipasi penyebaran rabies
pada anjing ini, Dinas Peternakan dan Perkebunan melalui Bidang Kesehatan
Hewan dan Kesmavet, melakukan eliminasi atau peracunan anjing liar di wilayah
tersebut.
PERMASALAHAN PENERAPAN OTOVET
Penerapan otovet di kota pinrang belum diterapkan . Hal ini karena di kota
pinrang hanya terdapat 2 dokter hewan dinas. Untuk pengambilan keputusan
sendiri, dokter hewan di Dinas Peternakan dan Perkebunan kota pinrang harus tetap
mendapat persetujuan dari kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan kota pinrang
sebagai pemangku jabatan di atasnya.
PEMBAHASAN
1. PP No. 47/2014: Otoritas Veteriner Otovet Kementerian, provinsi, kab/kota,
Drh berwenang (5-6): 5. Penyidikan penyakit hewan pada perusahaan
peternakan, peternak, orang perseorangan yang memelihara hewan, dan
pengelola konservasi satwa – Pasal 9 6. Kegiatan penyidikan penyakit hewan
– Pasal 10 ayat (4) 7. Kegiatan pengamanan penyakit hewan – Pasal 29 ayat
(2) Otovet Kementerian, provinsi, kab/kota: 1. Kajian epidemiologis terhadap
hasil pemeriksaan dan pengujian – Pasal 14 ayat (2) 2. Kegiatan
pengamanan penyakit hewan sesuai kewenanganya – Pasal 29 ayat (2) 3.
Pengawasan kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan tertular PHMS
dan kawasan bebas PHMS – Pasal 32
2. PP No. 47/2014: Otoritas Veteriner Otovet provinsi dan kabupaten/kota: 1.
Pelaksanaan vaksinasi dan pemberian antisera yang diberikan secara
parenteral – Pasal 41 ayat (2) 2. Rekomendasi hasil kajian epidemiologis
penyakit hewan untuk dilaporkan kepada Menteri – Pasal 19 ayat (3) 3.
Pengawasan lalu lintas hewan dan media pembawa penyakit hewan lainnya
serta produk hewan nonpangan yang berisiko menularkan penyakit ke hewan
dan lingkungan hidup – Pasal 45 ayat (1) 4. Segera merespon dengan
melakukan pemberantasan penyakit hewan apabila hasil kajian epidemiologis
mengindikasikan wabah berdasarkan laporan setiap orang – Pasal 47 ayat (5)
3. PP No. 47/2014: Otoritas veteriner Otoritas veteriner dan setiap orang: 1.
Penerapan kewaspadaan dini – Pasal 47 ayat (1) Dokter hewan berwenang:
1. Membuat visum dalam rangka melaksanakan pengawasan terhadap
pendepopulasian hewan oleh peternak, perusahaan peternakan, pemelihara
hewan, atau penanggungjawab hewan – Pasal 69 ayat (2)

Otoritas Veteriner kabupaten/kota merupakan pengambil keputusan tertinggi


untuk hal-hal yang bersifat teknis Kesehatan Hewan di wilayah kabupaten/kota.
Namun pada pemerintahan kota pinrang keputusan tertinggi masih di pegang oleh
Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan karena dokter hewan dinas masih berada
di bawah Dinas Peternakan dan Perkebunan sehingga hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner dilaksanakan oleh
dokter hewan dinas namun atas persetujuan dari Kepala Dinas Perternakan dan
Perkebunan Kota Pinrang.

KESIMPULAN
Dokter hewan ( disebut juga Medik Veteriner) adalah dokter yang bertanggung
jawab terhadap kesehatan hewan (keswan), kesejahteraan hewan (kesrawan), serta
kesehatan masyarakat veteriner.  Akan tetapi profesi Dokter Hewan Kedudukannya
secara kelembagaan di pemerintahan daerah masih dipandang sebelah mata. Untuk
itu perlu sekali adanya badan otoritas veteriner kab/ kota untuk menangani masalah
penularan penyakit hewan ke manusia dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan
kesehatan hewan dan masyarakat veteriner. Agar pengambilan keputusan
mengenai masalah yang berkaitan dengan kesehatan hewan dan masyarakat
veteriner lebih mudah. Karena, tanpa badan otoritas veteriner penanganan masalah
yang berkaitan dengan kesehatan hewan dan masyarakat veteriner tidak akan
optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Otoritas


Veteriner.

file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/Peraturan-Pemerintah-tahun-2017-PP-
03-2017.pdf

Dinas Peternakan Dan Perkebunan Pinrang Eleminasi Anjing Liar Rawan Rabies.
https://pinrangkab.go.id/dinas-peternakan-dan-perkebunan-pinrang-eleminasi-anjing-
liar-rawan-rabies/

Tindak Lanjut PP No. 3/2107 tentang Otoritas Veteriner - 16 Maret 2017

https://www.slideshare.net/Naipospos/tindak-lanjut-pp-no-32107-tentang-otoritas-
veteriner-16-maret-2017

Anda mungkin juga menyukai