Anda di halaman 1dari 3

A.

Prosedur Penelitian

1. Pengambilan Sampel

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, daun ruku-ruku yang diperoleh

dari lima kabupaten, atau kota yang terdapat di Sumatera Barat (Batusangkar, Payakumbuh,

Padang Panjang, Lubuk Alung, dan Pesisir Selatan). Pengambilan sampel dilakukan dengan

cara cluster random sampling.

2. Ekstraksi Minyak Esensial

Metode ekstraksi yang dilakukan pada percobaan ini adalah metode destilasi uap

sederhana. Daun ruku-ruku muda dipotong-potong kecil, dan dikeringkan. Setelah itu, 15 g

daun ruku-ruku yang sudah dikeringkan ditambahkan sekitar 50 ml air dan dilanjutkan

dengan destilasi uap selama 4-5 jam. Destilat diekstraksi dengan n-heksan sebanyak tiga kali

dan ditambahkan natrium sulfat anhidrat untuk menghilangkan sisa air, kemudian dipanaskan

hingga suhu 68°C . Minyak esensial disimpan dalam gelas gelap vial pada suhu 40 C untuk

dianalisis selanjutnya.

3. Karakterisasi Minyak Esensial

Minyak esensial yang didapatkan pada metode ekstraksi daun ruku-ruku akan

dikarakterisasi dengan menggunakan Gas Chromatography- mass spectrometry (GC-MS) .

4. Preparasi Kompleks Inklusi β-Siklodekstrin (β-CD)Ocimum tenuiflorum

β-Siklodekstrin (β-CD) sebanyak 1,5 gram dilarutkan dalam 60 mL campuran etanol

dan deionized water (DW) (20: 80 v/v) pada suhu 650C selama 45 menit. Ditambahkan
minyak esensial dari daun ruku-ruku (Ocimum tenuiflorum) masing-masing dengan volume

0,5 mL, 0,75 mL, dan 1,0 mL kedalam larutan β-Siklodekstrin. Campuran diaduk pada

magnetic stirrer dengan kecepatan 1400 rpm selama 3 jam pada suhu 65 0C dan dibiarkan

selama 1 jam pada suhu kamar. Kompleks inklusi kemudian divakum dengan pompa vakum

hingga kompleks mongering, kompleks inklusi disimpan untuk selanjutnya dikarakterisasi.

5. Karakterisasi Kompleks Inklusiβ-Siklodekstrin (β-CD)Ocimum tenuiflorum

Kompleks inklusi β-Siklodekstrin (β-CD) dari daun ruku-ruku (Ocimum tenuiflorum)

dikarakterisasi dengan spektrofotometer Fourier Transform Infrared(FT-IR), UltraViolet-

Visible (UV-Vis), X-Ray Diffraction(XRD) dan uji titik leleh.

6. Penentuan Efisiensi Enkapsulasi Minyak Esensial

Pada penentuan efisiensi enkapsulasi prosedur penelitian merujuk kepada prosedur

penelitian yang telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian yakni Cristian Dima

(2014).

Total kandungan minyak essensial dalam kompleks inklusi mewakili jumlah minyak

yang termasuk dalam rongga β-Siklodekstrin ditambah jumlah minyak yang teradsorpsi pada

permukaan molekul β-Siklodekstrin.

Untuk menentukan kandungan minyak esensial dalam produk enkapsulasi (kompleks

inklusi), sebanyak 0,5 g kompleks inklusi disuspensikan dalam 5,0 mL Deionized water

(DW) dan 15 mL n-heksana diikuti dengan pengadukan kecepatan rendah menggunakan

magnetic stirrer. Fasa organik yang mengandung minyak bebas dipisahkan. Fasa berair

diekstraksi dengan 5 mL n-heksana sebanyak tiga kali. Ekstrak dikeringkan dengan


magnesium sulfat anhidrat. Setelah penguapan vakum pelarut menggunakan rotary

evaporator, residu berminyak ditimbang dan dinyatakan sebagai (m1).

Untuk menentukan minyak teradsorpsi pada permukaan molekul β-Siklodekstrin, 20

mL n-heksana ditambahkan pada 0,5 g bubuk kompleks inklusi dan kemudian diaduk dengan

menggunakan magnetic stirrer pada 400 rpm pada suhu kamar selama 30 menit. Campuran

disaring dan bubuk dicuci dengan 10 mL n-heksana. Filtrate organik dikeringkan dengan

magnesium sulfat anhidrat. Magnesium sulfat didekantasi , ekstrak akhir divakum

menggunakan rotary evaporator dan residu berminyak ditimbang dan diyatakan sebagai

(m2).

Effisiensi Enkapsulasi (%EE) dihitung dengan persamaan:

m1−m 2
%EE =
mkompleksinklusi

mtotaloil+msurfaceoil
Dengan : mkompleks inklusi=
2

Total oil : massa total minyak yang terperangkap di rongga β-Siklodekstrin

Surface oil : massa total minyak yang teradsopsi di permukaan β-Siklodekstrin.

Anda mungkin juga menyukai