Dosen Pembimbing
Febrina Sarlinda,ST.,M.Eng
Disusun Oleh :
MONICA YOLANDA
1913451004
Tujuan :
1.Untuk Menguji kandungan Rhodamin B pada suatu sampel makanan dengan mengamati
perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi reagent
A. Tinjauan Pustaka
Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.239/MenKes/Per/V/85 disebutkan ada 30 jenis pewarna yang dinyatakan
sebagai bahan berbahaya bagi kesehatan dan dilarang untuk digunakan sebagai
bahan tambahan makanan. Salah satunya yaitu zat warna sintesis Rhodamin B
yang merupakan pewarna yang dilarang digunakan untuk zat tambahan
makanan. Rhodamin B adalah zat pewarna buatan yang digunakan dalam
industri tekstil dan kertas. Rumus molekul dari Rhodamin B adalah C1NCl
dengan berat molekul sebesar 479.000. Zat Rhodamin B berbentuk kristal
hijau atau serbuk ungu kemerah-merahan, sangat larut dalam air dan akan
menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berflouresensi kuat. Rhodamin
B dapat larut dalam alcohol, HCl, dan NaOH selain mudah larut dalam air
(Wisnu, 2008).
Rhodamin B adalah zat pewarna sintesis yang digunakan pada industri tekstil
dan kertas, zat pewarna sintesis ini sangat berbahaya apabila terhirup,
mengenai mata dan kulit serta tertelan. Pengaruh buruk bagi kesehatan antara
lain menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan dan air seni menjadi
berwarna merah atau merah muda. Pada kondisi yang lebih akut dapat
mengganggu fungsi hati dan menimbulkan kanker hati (Wijaya, 2011).
Identifikasi adanya zat tambahan Rhodamin B dalam makanan dapat
dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Tahap identifikasi
dengan KLT dimulai dengan sampel ditotolkan pada plat KLT dan totolkan
larutan baku Rhodamin B. Plat KLT yang mengandung cuplikan dimasukkan
kedalam chamber yang lebih dahulu telah dijenuhi fase gerak berupa n-butanol
: etil asetat : ammonia (10 : 4 : 5). Biarkan hingga lempeng terelusi sempurna
kemudian plat KLT diangkat dan dikeringkan. Ketika pelarut naik akibat dari
aksi kapiler pada adsorben, komponen sampel terbawa dengan kecepatan yang
berbeda dan dapat dilihat sebagai deretan titik-titik setelah platnya dikeringkan
dan diwarnai atau dilihat dibawah cahaya ultraviolet. Mengamati warna secara
visual dan dibawah sinar UV 254 nm. Jika secara visual noda berwarna merah
jambu dan dibawah sinar UV 254 nm warna kuning dan 366 nm merah muda
hal tersebut menunjukkan adanya Rhodamin B (Kumalasari, 2015).
Pemakaian bahan pewarna sintesis dalam pangan walaupun mempunyai
dampak positif bagi produsen dan bagi konsumen, diantaranya dapat membuat
suatu pangan lebih menarik, meratakan warna pangan, dan mengembalikan
warna dari bahan dasar yang hilang atau berubah selama pengolahan, ternyata
dapat pula menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan bahkan mungkin
memberi dampak negative terhadap kesehatan manusia. Penggunaan pewarna
sintesis oleh para pedagang makanan tradisional di pasar-pasar atau dikantin
atau kios pada makanan disebabkan kurangnya pengetahuan terhadap bahaya
pewarna sintesis yang dilarang. Selain itu pertimbangan harga relatif murah
sehingga para pedagang menggunakan pewarna yang tidak diizinkan tersebut
(Abdurrahmansyah, 2017).
B.PRINSIP
1. KLT [Kromatografi Lapis Tipis] adalah suatu Teknik pemisah yang sederhana
menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastic yang di tutupi penyerapan
lapisan tipis dan kering berbentuk silika, alumina ,selulosa ataupun polianida.
2. Spektrofotometri UV-Vis
Adalah suatu metode analisis menggunakan prinsip penyerap gelombang 100-
400 m dan 400-800 oleh molecular senyawa.
3. Hukum lambert – beer
Menyatakan bahwa konsentrasi zat berbanding lurus dengan jumlah cahaya
yang di absorpsi atau berbanding terbaik dengan logaritma cahaya yang di
transmisikan.
C.TEORI DASAR RHONDAMIN B
Rhondamin b adalah salah satuzat pewarna sintesis yang biasa di gunakan
pada industry tekstil dan kertas zat ini di tetapkan sebagai zat yang di larang
penggunaanya pada makanan melalui Menteri kesehatan [ permenkes ] no.
239/menkes/per/v/85. Namun penggunaan rhondamin-B pada kerupuk , seblak,
sambal botol, dan sirup melalui pemeriksaan pada sejumlah sampel makanan dan
minuman. Rhondamin-b ini juga bahan makanan kimia yang berbahaya yang di
gunakan sebagai bahan pewarna dasar dalam tekstill dan kertas. Pada awalnya zat
ini di gunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk berbagai
keperluan yang berhubungan dengan sifatnya berfluorensi dalam sinar matahari
zat yang sangat di larang penggunaanya dalam makanan ini berbentuk kristal hijau
atau serbuk ungu-kemerahan – merahan sangat larut dalam air yang akan
menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat, rhondsminb juga
merupakan zat larut dalam alcohol.
D. Alat Dan Bahan
Alat
1. Beaker glass
2. Sendok teh
3. Sendok makanan
4. Pipet tetes
5. Bulp tetes
6. Pipet volume
7. Chamber
8. Slica gel
9. Gelas ukur
10. Gelas arloji
11. Tabung reaksi
12. Spektrofotometer uv-vis
13. Labu ukur
14. Kuvet
15. Timbangan analitik
Bahan
1. gula kapas merah
2. air
3. reagen A
4. ammonia
5. rhondamin b
6. etilasetat
7. HCI4 M
8. Menthol
9. Na-sulfatanhidrat
10. Sampel lipstik
E. PROSEDUR KERJA
1. 1 sendok Teh bahan makan yang akan di uji, lalu cacah menjadi bagian-bagian
kecil atau di potong menjadi kecil-kecil.
2. 10 gram sampel makanan
3. Masukkan dalam beaker gelas
4. Tambahkan air mendidih sebanyak 2 sendok makan (10 ml) lalu aduk agar
Rhodamin B yang ada pada makanan tertarik ke fase Air, biarkan sampai
dingin.
5. Ambil 1 sendok teh airnya saja, tambahkan Reagent A sebanyak 10 tetes.
Kocok dengan keras (kencang) atau dapat menggunakan vortex untuk
pengocokan.
6. Warna merah pada larutan akan menghilang atau berkurang Drastis Intensitas
warnanya
7. Tambahkan 4 tetes Reagent B, kocok kembali.
8. Amati perubahan warna bila warna merah kembali muncul atau menguat
intensitas warnanya menjadi ungu atau magenta berarti sampel positif terdapat
pewarna sintesis (Rhodamin B) pada makanan gula kapas merah tersebut.
9. Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel kemudian diolah dan
dianalisis secara deskriptif yaitu :
10. Dihitung jumlah positif dan negative kandungan Rhodamin B
11. Dihitung persentase positif dan negatif kandungan Rhodamin B dan disajikan
dalam bentuk diagram.
Kuantitatif
Pembuatan uji [ larutan A ]
1. Ditimbang sebanyak 4 tetes HCL 4 M dan 5 ml menthol.
2. Di panaskan selama 5 menit hingga sampel melarut. Selajutnya di
tambahkan methol ad 30ml , di saring dengan kertas saring dan di
tambahkan Na-sulfat anhidrat kedalamnya. Filtrat diambil dan di
masukkan kedalam botol vial.
Pembuatan larutan baku [ larutan B ]
Di timbang sebanyak 5 mg pewarna rhondamin b baku pembanding ,
di larutkan 10 ml. menthol di kocok hingga larut.
Pembuatan larutan c
Di pepet dengan sejumlah larutan Bersama antar larutan A dan larutan B `
Tabel 1. Hasil Perlakuan Analisis Zat Pewarna Rhodamin B Pada Gula Kapas
Merah.
Hasil
Metode Uji
No Perlakuan Rhodamin Test Keterangan
kit
Cakranegara
Selaparang
Selaparang
Sekarbela
Sekarbela
Sekarbela
G. PEMBAHASAN