Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT KOLESTROL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Kominitas Keluarga

PEMBIMBING

Lukman Harun., Ns. M.Kep

Muthmainah., Ns. M.Kep

Di Susun Oleh:

STEFINA MERRYSA CHRISTINE, S. Kep


NPM. 1914901210157

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT KOLESTROL

I. Proses Penyakit
A. Definisi
Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk lemak. Di dalam
lemak terdapat berbagai macam komponen yaitu seperti zat trigliserida,
fosfolipid, asam lemak bebas, dan juga kolesterol. Secara umum, kolesterol
berfungsi untuk membangun dinding didalam sel (membran sel) dalam tubuh.
Bukan hanya itu saja, kolesterol juga berperan penting dalam memproduksi
hormon seks, vitamin D, serta berperan penting dalam menjalankan peran fungsi
saraf dan otak (Mumpuni & Wulandari, 2011).

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang dibuat didalam hati dan lemak jenuh
dalam makanan. Jika terlalu tinggi kadar kolesterol dalam darah dan akan
semakin meningkat fakor resiko terjadinya penyakit arteri coroner (Stoppard,
2011).

B. Etiologi
1. Faktor yang tidak dapat diubah
a. Keturunan
b. Usia
2. Faktor yang dapat diubah
a. Makanan yang terlalu banyak lemak jenuh, seperti mentega, biskuit, dan
fast food (makanan cepat saji)
b. Kurang berolahraga
c. Merokok
d. Gaya hidup tidak sehat
e. Stress
f. Minum kopi berlebihan
g. Diet yang salah
h. Tekanan darah tinggi
i. Diabetes Mellitus
j. Penyakit jantung lain
k. Obesitas
l. Intake alkohol yang tinggi
m. Penggunaan obat-obatan ilegal

C. Klasifikasi
Klasifikasi kolesterol dibagi menjadi 2 jenis kolesterol dan kadar kolesterol
1. Jenis kolesterol
a. Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL atau sering juga disebut sebagai kolesterol jahat, LDL lipoprotein
deposito kolesterol bersama didalam dinding arteri, yang menyebabkan
terjadinya pembentukan zat yang keras, tebal, atau sering disebut juga
sebagai plakat kolesterol, dan dengan seiring berjalanya waktu dapat
menempel didialam dinding arteri dan terjadinya penyempitan arteri
(Yovina, 2012).
b. High Density Lopoprotein (HDL)
HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh manusia, fungsi dari
HDL yaitu mengangkut HDL didalam jaringan perifer ke hepar akan
membersihkan lemak-lemak yang menempel dipenbuluh darah yang
kemudian akan dikeluarkan melalui saluran empedu dalam bentuk lemak
empedu (Sutanto, 2010).
2. Kadar kolesterol
Pengelompokan Kadar Kolesterol

Kadar Kolesterol Total Kategori Kolesterol Total


Kurang dari 200 mg/dl Bagus
200-239 mg/dl Ambang batas atas
240 mg/dl dan lebih Tinggi

Kadar Kolesterol LDL Kategori Kadar Kolesterol LDL


Kurang dari 100 mg/dl Optimal
100-129 mg/dl Hampir optimal / diatas optimal
130-159 mg/dl Ambang batas atas
160-189 mg/dl Tinggi
190 mg/dl dan lebih Sangan tinggi

Kadar Kolesterol HDL Kategori Kadar Kolesterol HDL


Kurang dari 40 mg/dl Rendah
60 mg/dl Tinggi
Sumber : National Institutes of Health, Detection, Evaluation and Treatment of
High Blood Cholesterol in Adults III (Mumpuni & Wulandari, 2011)

D. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada masa awalnya adalah kolesterol tinggi muncul tanpa
gejala apa pun. Karena ini screening awal melalui pemeriksaan lab secara rutin
lebih baik jika dilakukan. untuk tingkat lanjut, hiperkolesterolemia bisa
menimbulkan gejala penumpukan lemak pada tendon dan kulit (xanthoma),
pembesaran hati dan limpa, sakit pada perut akibat pankreatitis jika trigliserida
tertumpuk pada pankreas (umumnya saat level trigliserida di atas 800 mg/dL),
sakit pada dada dan mungkin serangan jantung akibat penumpukan kolesterol
pada dinding pembuluh darah yang mengalirkan darah untuk jantung.
Tabel 1
 Klasifikasi dislipidemia menurut WHO
 Fredrickson Klasifikasi dislipidemia Peningkatan lipoprotein
 I Kilomikron
 Iia Hiperkolesterolemia LDL
 Iib Dislipidemia kombinasi LDL + VLDL
 III Dislipidemia remnant VLDL remnant + kilomikron
 IV Dislipidemia endogen VLDL
 V Dislipidemia campuran VLDL + kilomikron

Keterangan:
 LDL = Low Density Lipoprotein
 VLDL = Very Low Density Lipoprotein(Trigliserida)

Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol melebihi batas normal


(>240 mg/dl). Semakin lanjutnya usia risiko menderita hiperkolesterolemia
semakin besar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian
hiperkolesterolemia, diantaranya jenis kelamin, pola makan, obesitas, kebiasaan
olah raga dan kebiasaan merokok terhadap hiperkolesterolemia pada lansia.
Tabel 2
 Klasifikasi kadar lipid plasma (mg/dl)
No. Kadar Lipid Plasma
 Kolesterol total < 200 Yang diinginkan 200-239 Batas tinggi ≥ 240
Tinggi
 2 LDL < 100 Optimal 100 – 129 Mendekati optimal 130 –
159 Batas tinggi 160 – 189 Tinggi ≥ 190 Sangat tinggi
 3 HDL < 40 Rendah ≥ 60 Tinggi 4 Trigliserida < 150
Normal 150 – 199 Batas tinggi 200-499 Tinggi ≥500 Sangat
tinggi.
E. Pemeriksaan Penunjang CVA
1. Terapi
Hiperkolesterolemia dapat dicegah dengan pengendalian berat badan,
meningkatkan aktivitas fisik (disarankan untuk secara teratur berolahraga
ringan selama 30 menit setiap harinya), dan pengaturan diet. Diutamakan
untuk banyak mengonsumsi makanan kaya serat.
1) Terapi non farmakologi
2) Terapi nutrisi medis
Diet tinggi lemak merupakan salah satu penyebab hiperkolesterolemia.
Makan makanan yang banyak mengandung trans fat dan saturated fat seperti
margarine/mentega, es krim, minyak kelapa dan lemak hewan dapat
meningkatkan kadar LDL dan menurunkan koleterol HDL. Maka harus
dikurangi sebanyak 7% perhari. Saturated fat dapat digantikan dengan
unsaturated fat yang relatif kurang meningkatkan kadar LDL. Unsaturated
dibagi dua antara lain Multi Unsaturated Fatty Acid (MUFA) contohnya
minyak zaitun, alpokat dan Poli Unsaturated Fatty Acid (PUFA) contoh
ikan. Dengan perubahan pola makan, mampu menurunkan kadar kolesterol
dalam darah sebesar 10-15% . Makan ikan yang banyak mengandung omega
3 dapat menurunkan kadar LDL. Begitu juga dengan mengkonsumsi protein
kedelai. Diet tinggi serat yang larut dalam air seperti oat dan buah/sayuran
20-30 gram sehari dapat menurunkan 5-15% kadar kolesterol total dan LDL.

Tabel 3
Komposisi makanan untuk hiperkolesterolemia menurut Perkeni 2004
No. Makanan Asupan yang dianjurkan
1 Total lemak 20-25% dari kalori total
2 Lemak jenuh < 7 % dari kalori total
3 Lemak PUFA Sampai 10% dari kalori total
4 Lemak MUFA Sampai 10 % dari kalori total
5 Karbohidrat 60% dari kalori total (terutama karbohidrat
kompleks)
6 Serat 30 gr perhari
7 Protein Sekitar 15% dari kalori total
8 Kolesterol < 200 mg/hari

Tabel 4
Untuk di Rumah Sakit Dr.Soetomo menggunakan Diet B
(Tjokroprawiro) dengan komposisi:
No. Makanan Asupan yang dianjurkan
1 Karbohidrat 68%
2 lemak kolesterol < 300 mg/hari
3 lemak jenuh dan trans 5%
4 PUFA 5%
5 MUFA 10%
6 protein 12%
7 serat 25-35 gr/hari.

2. Aktivitas fisik
Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan berat badan.
Olahraga disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita. Penurunan
10 % berat badan berarti menurunkan 30% lingkar perut yang mana terdapat
lemak sentral di sana. AHA merekomendasikan olahraga selama 30 menit
dengan aktivitas sedang 3-4 kali dalam seminggu
3. Menghindari rokok
Merokok berhubungan dengan proses metabolis yang berefek pada
lipoprotein termasuk didalamnya meningkatkan asam lemak bebas, glukosa
dan VLDL serta menurunkan HDL. Berhenti merokok berhubungan dengan
peningkatan rata-rata HDL 6-8 mg/dl.
4. Terapi farmakologis
Berikut ini obat- obatan yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah,
terdapat beberapa golongan obat, antara lain statin, resin, niasin, ezetimibe
dan asam lemak omega-3.
Tabel 5
Obat-obatan hipolipidemik
No. Obat Kolesterol LDL Koleterol HDL
Trigliserida
1 Statin 20-55% 5-15% 10-20%
2 Resin 15-30% 3-5%-/
3 Fibrat 10-15% 10-20% 35-50%
4 Niasin 10-25% 10-35% 25-50%
5 Ezetimibe 15-25% 3-5% 5-10%
6 Asam lemak Omega-35-10% 1-3% 20-30%
Tabel 6
Efek Obat hipolipidemik terhadap kadar lipid serum
No. Dislipidemia Obat pilihan
1 hiperkolesterolemia Statin/resin/kombinasi
2 Dislipidemia campuran Statin/resin/kombinasi
3 Hipertrigliseridemia fibrat
4 Isolated low HDL fibrat

F. Pencegahan
1. Menghentikan merokok
2. Mengurangi konsumsi kolesterol
3. Mempertahankan kadar gula normal
4. Latihan fisik (senam) secara teratu
5. Periksa tekanan darah
6. Lakukan latihan olahraga.
7. Konsumsi makanan yang bergizi
8.  Kurangi makanan berlemak.
9. Jauhi alkohol.
G. Pathway

Terjadi penyumbatan
dipembuluh darah yang
menuju jantung sehingga
akan mengalami serangan
jantung dan nyeri dada
I. Rencana Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia  tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
MRS, nomor register dan diagnosis medis
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan terdahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga

B. Diagnosa danPerencanaan Keperawatan


Diagnosa 1 : Nyeri akut
1. Tujuan dan Kriteria Hasil (outcome criteria)
NOC
 Pain Level
 Pain control
 Comfort level
Kriteria Hasil
 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
 Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
 Tanda vital dalam rentang normal
2. Intervensi Keperawatan dan Rasional
 Kaji saka nyeri
Rasional: Menentukan tingkat nyeri, untuk menentukan tindakan yang
tepat.
 Anjurkan untuk menarik nafas dalam setiap kali timbul nyeri.
Rasional: Mengurangi rasa nyeri.
 Berikan posisi yang nyaman sesuai dengan keinginan pasien.
Rasional: Memberikan rasa nyaman.
 Observas itanda-tanda vital
Rasional: Mengetahui keadaan umum pasien
 Kolaborasi untuk pemberian terapi analgetik.
Rasional: Mengurangi rasa nyeri.
Diagnosa 2 : Defisit Pengetahuan
1. Tujuan dan Kriteria Hasil (outcome criteria)
NOC
 Knowledge: Disease Process
Kriteria Hasil
 Klien mengetahui penyebab dan faktor yang berkontribusi terhadap
terjadinya  penyakit
 Mengetahui tanda dan gejala dari  penyakit
 Klien mengetahui faktor risiko
 Klien dapat menggunakan strategi untuk meminimalisir laju penyakit
 Dapat mengetahui dampak psikososial  penyakit pada diri sendiri dan
keluarga.
2. Intervensi Keperawatan dan Rasional
 Kaji tingkat pengetahuan klien
Rasional: Dengan menggali level pengetahuan mengenai penyakit
kepada klien, perawat dapat melakukan intervensi yang tepay
 Jelaskan tentang penyakit yang dialami klien (penyebab, faktor resiko,
dampak yang ditimbulkan, gejala dan tanda penyakit
Rasional: Dengan menjelaskan mengenai patofisologi penyakit dan
manifestasi klinisnya, diharapkan klien tidak bingung lagi mengenai
penyakitnya
 Tanya kepada klien usaha apa yang sudah dilakukan untuk
memenejemen gejala yang muncul
Rasional : Mengetahui sejauh mana pengetahuan klien manajemen
penyakit yang dilakukan klien.
 Jelaskan dengan klien tentang gaya hidup yang baik
Rasional : Agar klien mengetahui cara hidup sehat dan pentingnya
menjaga gaya hidup sehat
 Jelaskan pilihan terapi yang dapat klien pilih
Rasional : Dengan memberikan piliha terapi, klien dapat mengambil
keputusan tentang perawatan penyakitnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arza. 2009. Kenalan Dengan Hiperkolesterolemia. 21 Januari 2009. Diakses dari


www.wordpress.com 20 Oktober 2009, 19:46:49.

Halim, Herman. 2006. Mutasi reseptor LDL penyebab hiperkolesterolemia Familier.


Bagian biologi kedokteran fakultas kedokteran unika atrna jaya. Majalah
Kedokteran Damianus. Vo1.5. No. 3. September 2006.

Mumpuni Y., Wulandari A., 2011. Cara Jitu Mengtasi Kolesterol. Yogyakarta: Andi

Stoppard, Miriam. 2010 Panduan Kesehatan Keluarga Jakarta : Erlangga


Banjarmasin, Oktober 2020

Ners Muda,

(Stefina Merrysa Christine, S.Kep)

Pembimbing Klinik Pembimbing Klinik

( Lukman Harun., Ns. M.Kep ) ( Muthmainah., Ns. M.Kep )

Anda mungkin juga menyukai