Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KOMUNIKASI KEPERAWATAN

TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DAN KELUARGA PASIEN


DENGAN KASUS MATERNITAS PRE, INTRA DAN POST NATAL

Dosen Pengambu : Biyanti Dwi Winarsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 3

PSIK 2B

1. Nailil Hidayati Maulidika (2019012192)


2. Nova Fitri Nurdiana (2019012194)
3. Nur Nafi’ah (2019012197)
4. Rizal Firdaus Pratama (2019012204)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDIKIA UTAMA

TAHUN 2020

Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati km. 5 Jepang, Mejobo Kudus

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Komunikasi Keperawatan
tentang “Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Dan Keluarga Pasien Dengan Kasus
Maternitas Pre, Intra Dan Post Natal” dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai komunikasi terapeutik. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Kudus, 18 Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Komunikasi Terapeutik Secara Umum............................................................ 3


B. Komunikasi Terapeutik Pasien Pre Natal....................................................... 5
C. Komunikasi Terapeutik Pasien Intra Natal..................................................... 10
D. Komunikasi Terapeutik Pasien Post Natal...................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................... 15
B. Saran................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. Komunikasi melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk
berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Komunikasi berjalan karena
manusia membutuhkan satu dengan lainnya. Komunikasi merupakan suatu proses dimana
dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama
lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
Dalam dunia kesehatan yakni di dunia keperawatan terdapat komunikasi yang disebut
dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi ini sangat berbeda dengan komunikasi pada
umumnya. Karena komunikasi ini merupakan sebuah komunikasi yang direncanakan
secara sadar dan kegiatannya bertujuan untuk kesembuhan pasien. Terapeutik sendiri
merupakan seni dari penyembuhan pasien. Sehingga orang yang terapeutik ini, berarti
orang tersebut mampu mengkomunikasikan perasaan, perbuatan, ide, ekspresi yang
mampu memfasilitasi kesembuhan pasien.
Fungsi komunikasi terapeutik ini sendiri yakni mendorong dan mengajarkan kerja
sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha
mengungkapkan perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi
tindakan yang dilakukan dalam perawatan
Bagi pasien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, komunikasi antara
pasien dan perawat merupakan hal yang seharusnya dilaksanakan. Karena dengan cara
keduanya melakukan komunikasi, maka pasien pun dapat mengetahui apa yang sedang
terjadi pada dirinya. Sehingga kecemasan akan penyakitnya tidak merajalela menghantui
perasaan pasien yang kemungkinan besar membuat pasien menjadi stres, terutama bagi
pasien pre, intra dan post natal. Diharapkan dengan adanya komunikasi terapeutik maka
masalah pasien teratasi.
B. Rumusan Masalah
Makalah Komunikasi Keperawatan tentang “Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Pasien
Dan Keluarga Pasien Dengan Kasus Maternitas Pre, Intra Dan Post Natal” memiliki
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana komunikasi terapeutik secara umum itu?
2. Bagaimana komunikasi terapeutik pada pasien pre natal?

1
3. Bagaimana komunikasi terapeutik pada pasien intra natal?
4. Bagaimana komunikasi terapeutik pada pasien post natal?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah Komunikasi Keperawatan tentang “Teknik Komunikasi
Terapeutik Pada Pasien Dan Keluarga Pasien Dengan Kasus Maternitas Pre, Intra Dan
Post Natal” adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana komunikasi terapeutik secara umum
2. Mengetahui bagaimana komunikasi terapeutik pada pasien pre natal
3. Mengetahui bagaimana komunikasi terapeutik pada pasien intra natal
4. Mengetahui bagaimana komunikasi terapeutik pada pasien post natal

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komunikasi Terapeutik Secara Umum
1. Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk menciptakan
hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien untuk mengenal kebutuhan pasien dan
menentukan rencana tindakan serta kerjasama dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Oleh karena itu komunikasi terapeutik memegang peranan penting
memecahkan masalah yang dihadapi pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan
komunikasi proposional yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien pada
komunikasi terapeutik terdapat dua komonen penting yaitu proses komunikasinya dan
efek komunikasinya.
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi untuk personal dengan titik tolak
saling memberikan pengertian antar petugas kesehatan dengan pasien. Komunikasi
terapeutik merupakan bentuk keterampilan dasar utnuk melakukan wawancara dan
penyuluhan dalam artian wawancara digunakan pada saat petugas kesehatan
melakukan pengkajian memberi penyuluhan kesehatan dan perencaan perawatan.
2. Tujuan Komunikasi Terapeutik
Menurut Purwanto tujuan dari komunikasi terapeutik :
a. Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
mempertahakan kekuatan egonya.
b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang ada
c. Membantu dalam pengambilan tindakan yang efektif
3. Proses Komunikasi Terapeutik
Proses ini terdiri dari unsur komunikasi prinsip komunikasi dan tahapan komunikasi.
Unsur komunikasi terdiri dari :
Sumber komunikasi yaitu pengirim pesan atau sering disebut komunikator yaitu orang
yang menyampaikan atau menyiapkan pesan. Komunikator dalam makalah ini adalah
para perawat yang tugas utamanya ialah membantu pasien dalam mengatasi masalah
pasien dalam pre, intra dan post natal.
Komunikator memiliki peranan penting untuk menentukan keberhasilan dalam
membentuk kesamaan persepsi dengan pihak lain dalam makalah ini ialah pasien.
Kemampuan komunikator mencakup keahliaan atau kredibilitas daya tarik dan

3
keterpercayaan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dan menentukan
keberhasilan dalam melakukan komunikasi ( TAN, 1981:104).
Unsur komunikasi terapeutik selain komunikator, yaitu pesan merupakan salah satu
unsur penting yang harus ada dalam proses komunikasi. Tanpa kehadiran pesan,
proses komunikasi tidak terjadi. Komunikasi akan berhasil bila pesan yang
disampaikan tepat, dapat dimengerti, dan dapat diterima komunikan.
Moore dalam Rakhmat (1993:297) mengemukakan bahwa keberhasilan komunikasi
sangat ditentukan oleh daya tarik pesan. Effendy (2000:41) mengatakan bahwa
komunikasi akan berhasil bila pesan yang disampaikan memenuhi syarat sebagai
berikut:
1. Pesan harus direncanakan
2. Pesan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti kedua belah pihak
3. Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima
4. Pesan harus berisi hal-hal yang mudah difahami
5. Pesan yang disampaikan tidak samar-samar.
Prinsip komunikasi terapeutik
Komunikasi interpersonal yang terapeutik mempunyai beberapa prinsip yang sama
dengan komunikasi interpersonal yaitu keterbukaan, empati, sifat mendukung sikap
positif dan kesetaraan.
4. Tahap Komunikasi Terapeutik
Wood mengatakan pada umumnya hubungan antar pribadi berkembang
melalui tahap-tahap yaitu :
1. Tahap Pra Interaksi. Dimulai sebelum kontak pertama perawat-klien. Tugas
perawat : mengeksplorasi diri, mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan
diri sendiri, menganalisis kekuatan dan kelemahandiri perawat sendiri,
mengumpulkan data tentang klien, merencanakan pertemuan pertama dengan
klien
2. Tahap orientasi pada tahap ini antara petugas dan pasien terjadi kontak dan pada
tahap ini penampilan fisik begitu penting karena dimensi fisik paling terbuka
untuk diamati. Kualitas-kualitas lain seperti sifat bersahabat kehangatan,
keterbukaan dan dinamisme juga terungkap. Yang dapat dialkukan pada terapi ini
menurut purwanto ialah pengenalan, mengidentifikasi masalah dan mengukur
tingkat kecemasan diri pasien.

4
3. Tahap lanjutan adalah tahap pengenalan lebih jauh, menurut purwanto (1994: 25)
dilakukan untuk meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain untuk mengatasi
kecemasan, melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada, menurut De
Vito (1997:24) komunikasi pada tahap ini mengikatkan pada diri kita untuk lebih
mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita. Pada tahap ini termasuk
pada tahap persahabatan yang menghendaki agar kedua pihak harus merasa
mempunyai kedudukan yang sama, dalam artian ada keseimbangan dan
kesejajaran kedudukan.
Purwanto (1994:26) mengatakan pada tahap komunikasi terapeutik ini harus
a. melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada
b. meningkatkan komunikasi
c. mempertahankan tujuan yang telah disepakati dan mengambil tindakan
berdasarkan masalah yang ada. Secara psikologis komunikasi yang bersifat
terapeutik akan membuat pasien lebih tenang, dan tidak gelisah.
4. Tahapan terminasi menurut purwanto (1994:26) pada tahap ini terjadi pengikatan
antar pribadi yang lebih jauh, merupakan fase persiapan mental untuk membuat
perencanaan tentang kesimpulan perawatan yang didapat dan mempertahankan
batas hubungan yang ditentukan, yang diukur antara lain mengantisipasi masalah
yang akan timbul karena pada tahap ini merupakan tahap persiapan mental atas
rencana pengobatan, melakukan peningkatan komunikasi untuk mengurangi
ketergantungan pasien pada petugas. Terminasi merupakan akhir dari setiap
pertemuan antara petugas dengan klien.
Menurut Uripni (1993: 61) bahwa tahap terminasi dibagi dua, yaitu terminasi
sementara dan terminasi akhir. Terminasi sementara adalah akhir dari setiap
pertemuan, pada terminasi ini klien akan bertemu kembali pada waktu yang telah
ditentukan, sedangkan terminasi akhir terjadi jika klien selesai menjalani
pengobatan
B. Komunikasi Terapeutik Pasien Pre-Natal (Masa Sebelum Kelahiran)
1. Pengertian Pre Natal
Masa prenatal merupakan masa (waktu) dimana manusia mengalami
perkembangan untuk pertama kalinya atau biasa disebut dengan awal perkembangan.
Masa ini terjadi selama dalam rahim seorang ibu, yaitu berkisar sekitar 9 bulan lebih
10 hari, ini merupakan perkiraan rata-rata yang sering dialami oleh sebagian besar
perkembangan manusia di dalam rahim meskipun terkadang sering juga ditemukan

5
usia janin yang kurang dari usia tersebut yang biasa disebut dalam ilmu kedokteran
sebagai janin prematur (waktu yang semestinya bayi belum bisa dilahirkan).
Masa prenatal ini juga merupakan masa yang sangat penting karena, dimasa
ini manusia memulai proses pembentukan dan beberapa aspek perkembangn seperti :
terbentuknya kecerdasan, kepribadian, kemampuan, bakat dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, banyak orang tua yang sangat memberikan perhatian lebih terhadap calon
buah hatinya untuk kebaikan si calon bayi secara sempurna dan matang.
2. Langkah Perawat dalam menangani pasien pre natal
a. Mengarahkan pada pokok permasalahan,
b. Perawat harus jadi pendengar yang baik,
c. Perawat harus bersikap empati,
d. Perawat harus bisa menetukan dan memecahkan masalah yang terjadi,
e. Perawat harus bisa menghindari hambatan dalam berkomunikasi,
f. Perawat harus bisa memberikan bimbingan bagi pasiennya.
g. Berpegang pada etika,
h. Tanggung jawab
i. Perawat sebagai tenaga kesehatan harus bisa menciptakan suasana agar pasien
punya motivasi mengubah diri,
j. Perawat harus jujur dan berkomunikasi secara terbuka
3. Hal yang dialami pasien selama masa pre natal
a. Peristiwa Fisiologis
Terjadi konsepsi (pertemuan sperma dan sel telur), ibu tidak menstruasi, terjadi
perubahan hormonal, hal ini yang menyebabkan kadang ibu mengalami pusing,
mual, tidak nafsu makan, peningkatan suhu tubuh dan nampak cloasma
gravidarum, BB bertambah, pembesaran uterus, sehingga tadinya langsing menjadi
montok, gendut, dan gerakan lambat.
b. Perubahan Psikologis
Kehamilan merupakan arti emosional pada setiap wanita, yang biasanya disertai
perubahan-perubahan kejiwaan. Peristiwa-peristiwa kejiwaan yang biasanya
menyertai ibu hamil antara lain peristiwa ngidam dibarengi dengan emosi-emosi
yang kuat karena dorongan hormonal, ibu jadi peka, mudah tersinggung, karena
hamil umumnya menambah intensitas tekanan batin pada psikisnya, tetapi dapat
juga dijumpai ibu yang bangga dengan kehamilannya dan bergairah menyambut
kehadiran bayinya, bila merupakan peristiwa pertama. Disamping perasaan

6
gembira, rasa cemas pun timbul apa bayinya cacat/sehat, apa melahirkan dengan
lancar. Hal ini biasanya diperberat dengan kasus-kasus rumah tangga. Hal-hal yang
menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada ibu hamil adalah :
1) Ibu hamil pertama belum punya pengalaman, contoh adanya pergerakan anak,
kelainan-kelainan kulit.
2) Anak yang tidak diharapkan, contoh pernah mau digugurkan tetapi tidak gugur,
takut anaknya cacat, kehamilan diluar nikah
3) Persalinan lalu tidak menyenangkan, contih anak lahir tidak abnormal, anak
meninggal, perdarahan, terlalu mengharap jenis kelamin tertentu, umur ibu
resiko tinggi, ibu menderita penyakit tertentu, tidak mendapat dukungan suami
atau keluarga yang lain, dan lain-lain.
c. Perubahan Pada Trimester Pertama
Pada masa prenatal, ibu hamil akan mengalami perubahan, baik pada fisik maupun
psikologis.
Perubahan fisik yang dialami pada masa antenatal trimester pertama adalah :
1) Mual yang disertai muntah.
2) Enggan makan dan ngidam.
3) Perubahan payudara.
4) Keletihan dan rasa mengantuk.
5) Sering berkemih.
6) Rasa perut panas, gangguan pencernaan, kembung.

Perubahan psikologis :

1) Merasakan ketidak nyamanan.


2) Muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.
3) Perasaan tidak menentu yang tidak diketahui penyebabnya.

Konseling yang diberikan perawat adalah konseling pemahaman diri yang


mencakup penerimaan ibu atas kehamilanya, sikap, dan jalan keluar sesuai
alternatif yang diberikan oleh perawat.

d. Perubahan Pada Trimester Kedua


Pada bulan ke empat ibu masih mengalami hal-hal seperti kehamilan bulan
sebelumnya.
Perubahan Fisik :

7
1) Ibu masih merasa letih.
2) Frekuensi sering berkemih mulai berkurang.
3) Berkurangnya mual dan muntah.
4) Kadang-kadang sembelit.
5) Pembesaran payudara terus berlanjut, tetapi nyeri tekan dan pembekakan mulai
berkurang.
6) Kadang-kadang sakit kepala, seperti mau pingsan atau pusing, terutama bila
berubah posisi mendadak.
7) Rasa hidung tersumbat dan kadang-kadang perdarahan pada hidung.
8) Gusi berdarah pada waktu penyikatan gigi
9) Nafsu makan bertambah.
10) Pembekakan ringan pada kaki, mata kaki, kadang-kadang pada tangan dan
wajah.
11) Varises pada vena dan pada tungkai.
12) Hemoroid atau wasir.
13) Pengeluaran cairan berwarna putih dari vagina.
14) Terasa pergerakan janin pada akhir bulan ke empat.

Perubahan psikologis

1) Ibu sudah merasa sehat.


2) Ibu sudah bisa menerima kehamilanya.
3) Mersakan pergerakan janin.
4) Marasa terlepas dari ketidak nyamanan dan kekawatiran.
e. Perubahan Pada Trimester Ketiga
Perubahan Fisik
1) Sesak Nafas
2) Nyeri punggung
3) Nyeri tekan payudara
4) Sering berkemih
5) Konstipasi
6) Kesemutan
7) Sakit Kepala
8) Kram Tungkai
9) Bengkak(Edema)

8
Perubahan Psikologis

1) Rasa tidak nyaman timbul lagi, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik.
2) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul saat melahirkan.
3) Merasa sedih karna akan terpisah dengan bayinya.
4) Merasa kehilangan perhatian.
Perawat sebagai konselor dalam konseling pada ibu hamil harus
memperhatikan umur kehamilan dan keadaan ibu pada saat itu. Pada tahap awal
konseling, selalu diadakan hubungan yang mengenakan seperti pelaksanaan konseling
pada umumnya.
Perawat memberi informasi tentang perubahan yang terjadi pada ibu hamil
dengan menggunakan ekspresi kata-kata bahwa perawat siap untuk memberikan
pertolongan. Dan perawat juga mengajak klien berdiskusi tentang hal-hal yang harus
dilaksanakan oleh ibu hamil serta membicarakan tentang keuntungan dan kerugian
bila tidak dilaksanakan. Selain itu, memberi nasihat tentang cara pelaksanaannya.
Dari proses konseling ini diharapkan adanya penerimaan klien terhadap
kehamilannya. Pada akhir konseling perawat membuat rangkuman prlaksanaan
konseling dan bersama klien membuat kesepakatan untuk bertemu kembali dalam
rangka tindak lanjut.
4. Tahap Interaksi dengan Pasien Pre-Natal
Preinteraksi
Adalah masa persiapan sebelum mengevaluasi dan berkomunikasi dengan pasien. Pada
masa ini perawat perlu membuat rencana interaksi dengan pasien yaitu : dengan cara
melakukan evaluasi diri, menetapkan tahapan interaksi, dan merencanakan interaksi.
Perkenalan
Adalah kegiatan yang dilakukan pertama kali bertemu. Hal yang perlu dilakukan
perawat adalah memberi salam, memperkenalkan diri, menanyakan nama pasien,
menyepakati pertemuan, melengkapi kontrak, menyepakati masalah pasien, dan
mengakhiri perkenalan.
Orientasi
Fase ini dilakukan pada awal setiap pertemuan kedua. Tujuannya adalah untuk
memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dengan pasien dan
mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan.
Kerja dan Terminasi

9
Tergantung dengan permasalahan pada klien
5. Pelaksanaan komunikasi masa pre natal
1) Perawat yang senantiasa berhubungan dengan bumil diharapkan mampu melalaui
tindakan pemeriksaan, penyuluhan, dan segala bentuk kontak langsung dengan
berbagai metode maupun bentuk hubungan. Mengadakan komunikasi terapeutik.
2) Komunikasi terapeutik diharapkan dapat merendam pemunculan faktor psikososial
yang berdampak negatif terhadap kehamilan.
3) Perawat diharapkan membantu ibu sejak awal kehamilannya untuk
mengorganisasikan perasaannya, pikirannya, kekuatannya untuk menerima,
memelihara kehamilannya sehingga dapat melahirkan dengan lancar
6. Prinsip komunikasi masa pre natal
1) Pesan yang disampaikan sesuai dengan kondisi ibu hamil.
2) Informasi yang diberikan menyangkut tentang kehamilan dan persiapan
melahirkan. Seperti ke hal-hal yang menyangkut kesehatan serta pelayanan
kesehatan yang diperlukan.
3) Menciptakan kenyamanan dan keakraban saat menyampaikan pesan.
4) Tidak membuat penerima stress dengan info yang disampaikan
C. Komunikasi Terapeutik Pasien Intra-Natal (Bersalin)
1. Pengertian Intra Natal
Intranatal adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu.Sedangkan persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin) yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.
2. Hal yang terjadi pada pasien intra natal
Perubahan Fisiologis
1) Semakin tua kehamilan ibu semakin merasakan gerakan-gerakan bayi, perut
makinbesar, pergerakan ibu semakin tidak bebas, ibu tidak nyaman. Kadang-
kadang terjadi gangguan kencing, kaki bengkak.
2) Otot-otot panggul dan jalan lahir mekar.
3) Kontraksi uterus dipengaruhi syaraf-syaraf sympati, parasympati, syaraf lokal otot
uterus.

Perubahan Psikologis

1) Minggu-minggu terakhir dipengaruhi perasaan/emosi dan ketegangan.

10
2) Ibu cemas apa bayinya cacat, dapat lahir lancer.
3) Ibu takut darah, nyeri, takut mati.
4) Kecemasan ayah hampir sama dengan kecemasan ibu, bedanya ayah tidak
langsung merasakan efek kehamilan
3. Tahap komunikasi dengan pasien intra natal
a) Tahap I
Dilakukan sejak klien memasuki kala I atau (kala pembukaan) dalam persalinan.
Bimbingan konseling yang harus diberikan meliputi :
1) Masalah dalam perslinan
2) Tindakan selama persalinan
3) Menganjurkan makan dan minum pada saat perut ibu tidak nyeri
4) Menganjurkan ibu untuk tidak menahan buang air kecil
5) Menganjurkan ibu beristirahat pada saat perut tidak terasa nyeri
6) Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan apabila ketuban tidak pecah
7) Menganjurkan ibu menggunakan tehnik relaksasi atau tehnik lain untuk
mengurangi nyeri
8) Menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu
b) Tahap II
Dilakukan mulai dari pembukaan lengkap sampai kala II (Kala pengeluaran bayi)
berakhir. Bimbingan konseling yang harus diberikan meliputi :
1) Mengajari cara meneran yang baik
2) Menganjurkan ibu untuk meneran (tegang) pada saat his (kontraksi)
3) Menganjukan untuk beristirahat, apabila diperlukan beri ibu minum saat his
hilang
4) Memberi semangat dan dukungan bagi ibu
c) Tahap III
Bimbingan konseling dilakukan pada saat ibu memasuki kala III atau (kala
pengeluaran plasenta). Bimbingan konseling yang harus diberikan meliputi:
1) Mengajari ibu untuk melakukan masase uterus (Uterus masase).
2) Memberi informasi ibu tentang perdarahan setelah melahirkan
d) Tahap IV
Pada tahap ini ibu memasuki kala IV (pengawasan perdarahan dua jam setelah
melahirkan). Bimbingan konseling yang diberikan :
1) Memberi informasi tentang pentingnya masase uterus

11
2) Memberi informasi cara perawatan dan kebersihan alat kelamin (vulva
hygiene) serta cara membasuhnya yang benar.
3) Menganjurkan untuk sering ganti pembalut
4) Memberi informasi tentang pentingnya asi secara dini dan terutama asi
eksklusif.
5) Memberi informasi dan memotifasi ibu untuk melakukan mobilisasi.
6) Memberi informasi tentang pentingnya kebutuhan nutrisi.
4. Pelaksanaan komunikasi terapeutik pasien intra natal
Melihat kecemasan pada ibu dan suami maka orientasi pelayanan bukan hanya
ditujukan pada ibu tetapi juga pada suami. Ibu dituntun untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang menunjang proses kelahiran. Suami dibesarkan hatinya, dijelaskan apa
yang terjadi pada istrinya.
1) Komunikasi pada ibu bersalin difokuskan pada teknik-teknik bersalin seperti
teknik mengejan atau mengatur pernafasan dan lain-lain.
2) Pemberian pesan harus sabar dalam memberikan informasi pada saat ibu bersalin
sehingga ibu yang sedang bersalin merasa nyaman dan tanggap dengan isi pesan
yang diberikan sehingga bisa mempratekkan sesuai dengan apa yang diharapkan
D. Komunikasi Terapeutik Pasien Post-Natal
1. Pengertian Post Natal
Post-natal adalah masa sesudah kelahiran atau masa dimana bayi sudah keluar
dari dalam kandungan. Setelah bayi lahir keluar dari kandungan akan mengalami
perkembangan yang meliputi masa bayi, masa awal anak-anak, masa pertengahan dan
akhir anak-anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa dewasa, masa akhir dewasa,
dan sampai masa tua.
Dalam masa post-natal (sesudah lahir) terdapat juga masa neonatus yaitu
dimulai pada waktu lahir sampai akhir minggu kedua setelah bayi lahir, dan masa
partunatus yaitu berlangsung sejak bayi lahir sampai di potong tali pusarnya. Sesudah
di potong tali pusarnya bayi akan memasuki masa neonatus, jadi masa partunatus ini
sangat pendek sekali sehingga dalam seluruh masa partunatus biasa di anggap masa
neonatus saja.
2. Hal yang terjadi pada pasien post natal
A. Saat Nifas
Perubahan fisiologis

12
Terjadi proses involusi yaitu pemulihan fungsi alat-alat kandungan secara
perlahan ke kondisi semula. Keluar lochea dari vagina selama beberapa hari (42)
dan perut ibu kelihatan besar.
Perubahan Psikologis
Muncul berbagai ekspresi akibat berlalunya peristiwa menentukan dalam
hidupnya dan merupakan peristiwa mengesankan karena :
a) Ibu merasa bangga karena telah mengalami kesulitan, kecemasan, kesakitan,
penderitaan dengan tenaganya sendiri.
b) Ibu bahagia karena telah mendapat relasi dengan bayinya, ingin cepat tau
jenis kelamin, bentuk bayinya.

Disamping itu muncul Gejala-Gejala Psikis disebabkan :

a) Ibu mengalami kesenduan, kepedihan hati, kekecewaan dan penderitaan batin


missal karena anak hasil hubungan luar nikah.
b) Jenis kelamin anak tidak sesuai harapan, bayi cacat sehingga timbul rasa tidak
cinta anaknya.
c) Ibu-ibu yang telah cerai, kelahiran anak merupakan peristiwa tidak
menyenangkan.
B. Saat Menyusui
Perubahan fisiologis
Setelah masa melahirkan bayi, mulailah masa involusi. Uterus yang semula
menggelembung besar serta mendesak organ internal, secara berangsur-angsur
mengecil kembali, kembli begitu pula organ-organ yang lainnya kembali ke letak
semula. Disamping itu organ-organ yang lainnya mulai produktif khususunya
kelenjar-kelenjar susu. Kelenjar susu mulai bekerja yang dipengaruhi hormon-
hormon maka mulailah masa menyusui.
Perubahan Psikologis:
1) Ibu merasa terpisah dengan bayinya. Gejolak emosi yang muncul: ibu cemas
dengan keselamatan bayinya, cemas tidak dapat memberi ASI dan perawatan
cukup, tetapi ada juga yang sebaliknya benci kepada anaknya.
2) Kondisi yang mencemaskan dimana ibu takut menyusui bayinya, takut
payudara jadi jelek, masalah lain karena ASI tidak keluar, takut bayi kurang
makan/ASI.

13
3. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Post Natal
A. Saat Nifas
a) Perawat harus hati-hati melakukan komunikasi karena kestabilan emosi belum
pulih seperti semula.
b) Orientasi pembicaraan lebih berkisar penerimaan terhadap bayi serta kondisi
fisik dan psikis ibu
B. Saat Menyusui
Komunikasi ditekankan kepada peranan ibu untuk memberikan air susunya
kepada bayi sebagai wujud pertalian kasih sayang.
4. Prinsip Komunikasi Terapeutik Post Natal
a) Komunikasi difokuskan pada permasalahan kasusnya masa nifas seperti cara
menjaga kebersihan, perawatan bagi dan juga kesehatan ibu dan anak. Serta
pemulihan organ-organ reproduksi.
b) Disesuaikan dengan kondisi ibu jika ada informasi atau pesan yang memerlukan
suatu tindakan khususnya dana.
c) Dalam menyampaikan informasi, pesan harus mudah dimengerti dan dipahami
oleh penerima.
d) Jika pesan memerlukan tindakan seperti cara menyusui yang benar, maka pemberi
pesan harus memberikan contoh melalui alat media atau mempratekkan langsung
pada ibu-ibu tersebut

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi Terapeutik merupakan seni dari penyembuhan pasien. Sehingga orang yang
terapeutik ini, berarti orang tersebut mampu mengkomunikasikan perasaan, perbuatan,
ide, ekspresi yang mampu memfasilitasi kesembuhan pasien. Fungsi komunikasi
terapeutik ini sendiri yakni mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan
pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkapkan
perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang
dilakukan dalam perawatan. Bagi pasien yang sedang menjalani perawatan di rumah
sakit, komunikasi antara pasien dan perawat merupakan hal yang seharusnya
dilaksanakan. Karena dengan cara keduanya melakukan komunikasi, maka pasien pun
dapat mengetahui apa yang sedang terjadi pada dirinya. Sehingga kecemasan akan
penyakitnya tidak merajalela menghantui perasaan pasien yang kemungkinan besar
membuat pasien menjadi stres, terutama bagi pasien pre, intra dan post natal. Diharapkan
dengan adanya komunikasi terapeutik maka masalah pasien teratasi.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, maka perawat dapat mengetahui prinsip
berkomunikasi dengan pasien pre, intra dan post natal. Hal tersebut berbeda dalam sisi
fisiologis maupun psikologis. Sehingga perawat dapat menjadi pemecah masalah yang
dialami pasien.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hamilton Persis.1995.Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas.Jakarta :  EGC Edisi 6


Manuaba Ida, 1998,  Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana,  Jakarta: EGC
Verney Helen dkk.2002.Buku Saku Bidan.Jakarta : EGC
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta:Kencana Prenadamedia Group
Lestari, Yogi Andhi dan Erma Wahyuningrum.2010. Komunikasi & Konseling dalam Praktik
Kebidanan. Jakarta: CV. Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai