Anda di halaman 1dari 31

FAKTOR FISIKA DI LINGKUNGAN

KERJA

Higiene Industri

Fakultas Vokasi K3
Universitas Balikpapan
2020
SUHU EKSTRIM
Yaitu suhu tinggi (di lingkungan tempat kerja
yang panas ) atau suhu rendah ( di
lingkungan tempat kerja yang dingin)

Jadi Suhu Ekstrim terbagi menjadi :


A. SUHU TINGGI
B. SUHU RENDAH
A. SUHU TINGGI
 Suatu proses produksi di dalam industri memerlukan suhu yang tinggi
yang diperoleh dari suatu sumber panas diantaranya :
- peleburan baja
- dapur peleburan gelas
- dapur pembakaran minyak ( crude oil)
- dll
 Sumber panas dari proses yang lain :
- pengecoran logam
- moulding
- generator
- kompresor
- ketel uap
- dll
 Energi panas tersebut akan dipancarkan secara langsung atau tidak
langsung dan masuk ke lingkungan tempat kerja yang bersuhu dingin
suhu udara tempat kerja naik dan menimbulkan perubahan tekanan
panas (suhu) di tempat bekerja yang akan diterima oleh tenaga kerja
sebagai beban panas tambahan.
Ada dua macam sumber panas yang sangat penting untuk tenaga
kerja dalam bekerja di lingkungan kerja yang panas :

1. Panas Metabolisme
- Panas yang dihasilkan oleh tubuh sebagai hasil dari metabolisme.
- Untuk menjaga kelangsungan hidup, panas tubuh dijaga agar
tetap konsisten ( 37 O C)
- Kelebihan panas dari metabolisme yang terbanyak dihasilkan harus
dibuang atau dikeluarkan ke udara sekitar

2. Panas dari luar tubuh


Hal ini penting karena :
a. Panas dari lingkungan tempat kerja secara nyata menimbulkan
beban panas tambahan
b. Faktor – faktor panas dari lingkungan ( suhu, kecepatan udara,
kelembaban,dll) akan sangat menentukan kemampuan tubuh
dalam mengeluarkan panas ke udara lingkungan tempat kerja.
Cara – cara tubuh kehilangan Panas :
 Konduksi
 Konveksi
 Penguapan keringat
 Radiasi

A. KONDUKSI
Yaitu perpindahan panas dari partikel yang satu ke partikel lain
yang saling berhubungan dalam keadaan tetap ( tidak bergerak)
Misalnya : perpindahan panas dari kulit ke udara

B. KONVEKSI
Yaitu sirkulasi udara di atas kulit yang hasilnya adalah
peningkatan kegiatan pendinginan. Misalnya penggunaan kipas
angin secara kontinyu akan menggerakkan udara dingin yang lain
ke arah kulit dan memindahkan udara yang telah hangat oleh
pengaruh kulit .
C. PENGUAPAN
Yaitu cara pendinginan tubuh yang dilakukan dengan
menguapkan keringat yang ada dipermukaan kulit.

D. RADIASI
Yaitu perpindahan panas dari benda yang panas ke suatu
benda yang lebih dingin yang ada disekitarnya dalam suatu
lingkungan tempat kerja ( perpindahan panas yang umumnya
tidak memerlukan media) Misalnya panas dipindahkan
melalui suatu ruang sedangkan benda – benda yang ada
disekitarnya tidak saling menyentuh.

 Pada suatu keadaan dengan suhu dan kelembaban tertentu


maka pendinginan tubuh melalui penguapan akan terhenti dan
suhu tubuh mulai naik. Bila keadaan ini terjadi maka tenaga
kerja dalam keadaan bahaya atau dapat menderita sakit yang
disebabkan oleh panas
Cara Tubuh Mengatur keseimbangan Panas
1. Meningkatkan aliran darah
Caranya : Darah yang dipompa oleh jantung akan dilirkan ke
seluruh tubuh termasuk ke permukaan kulit dankelebihan
panas ini akan dilepaskan melalui konveksi, penguapan,
radiasi, konduksi tergantung dari suhu udara, kelembaban dan
kecepatan gerak udara.

2. Berkeringat
Pada saat seseorang melakukan kegiatan dengan kerja keras
( kerja berat), kecepatan berkeringat menjadi maksimum bila
suhu udara disekitarnya mendekati 30 0 C . Dengan
penguapan keringat maka aliran darah meningkat, kulit akan
mengatur pelepasan kelebihan panas.
3. Kondisi Organ tubuh di dalam lingkungan yang panas
Pada umunya rata – rata suhu kulit orang normal adalah 33 –
35 0 C
Pengaruh Panas terhadap tenaga kerja
 Perubahan iklim / cuaca akan menimbulkan terjadinya tekanan
panas ( heat stress) yang akan diterima oleh tenaga kerja
sebagai beban panas tambahan
 Keluhannya dapat berupa : pusing, mata berkunang – kunang,
mual, berkeringat dan cepat lelah sehingga akan menurunkan
produktivitas kerja
 Respon tubuh terhadap kondisi panas berbeda – beda
tergantung pada aktivitas orang dan kondisi panas lingkungan
tempat kerja saat itu.
 Pengaruh tekanan panas yang sangat tinggi seperti “
- Suhu tubuh naik
- Denyut nadi meningkat
- Berkeringat nayak / dehidrasi
- Heat cramps
- Heat stroke
Cara – Cara Pengenalan Tekanan
Panas :
Ada 4 pertanyaan mendasar yang harus dilakukan yaitu :
1. Apakah lingkungan tempat kerja secara subjektif diduga
telah menjadi panas ? Apakah pekerjaan yang dibutuhkan
tinggi? Apakah pakaian pelindung diperlukan ?
2. Apakah perilaku tenaga kerja menunjukkan adanya upaya –
upaya untuk menurunkan tekanan panas? Apakah angka
absensi meningkat tinggi? Apakah tenaga kerja membuat
kesalahan atau terluka?
3. Catatan medis menunjukkan suatu pola kelelahan, lemah,
sakit kepala, atau suhu tubuh tinggi?
4. Apakah tenaga kerja yang suhu tubuhnya naik, denyut
nadinya tinggi, terdapat kehilangan banyak keringat?

Bila jawabannya “ YA” maka EVALUASI LINGKUNGAN KERJA


PERLU DILAKUKAN
Cara – Cara Evaluasi Tekanan Panas

1. Mengukur suhu tubuh ( bagian dalam )


tenaga kerja.
2. Mengukur denyut nadi tenaga kerja.
3. Memantau ada tidaknya dehidrasi.
4. Mengukur suhu efektif.
5. Mengukur suhu efektif yang dikoreksi.
Cara Pengendalian :

1. Pelatihan (Training)
2. Pengendalian tekanan panas
3. Pengendalian secara khusus
4. Pengendalian Administratif
B. SUHU RENDAH
 Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi kerja karena
menimbulkan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot
 Pengaruh suhu ruangan yang terlalu dingin akan menimbukan
gangguan kesehatan berupa penyakit : chilblains, trench foot,
frostbite
Gambar :

chilblains trench foot frostbite


 Chilblains : pada bagian tubuh yang terkena akan menimbulkan
tanda khas yaitu membengkak, merah, panas, sakit diselingi
gatal. Biasanya di derita oleh tenaga kerja di tempat yang
dingin dalam waktu yang cukup lama.

 Trench foot : kerusakan anggota badan terutama kaki, akibat


kelembaban , diawali dengan kaki pucat, nadi tidak teraba,
meras kesemutan, kaku dan kaki berat selanjutnya diikuti
dengan pembengkakan, merah dan sakit.

 Frostbite : akibat suhu yang sangat rendah di bawah titik beku,


sama seperti sebelumnya, diikuti dengan gangrene.

 Perbedaannya adalah : Frostbite mengakibatkan cacat


menetap, tapi chilblins dan Trench foot cacat sementara.
 Pengendaliannya : seleksi pekerja “fit”, memakai pakaian
pelindung, general check up rutin.
C. PENILAIAN IKLIM KERJA
 Salah satu caranya dengan menggunakan Indexs Suhu Basah
dan Bola ( ISBB).
 Untuk pengukuran pekerjaan diluar gedung ( ruang terbuka)
ISBB = 0.7 x suhu basah + 0.2 x suhu radiasi + 0,1 x suhu
kering
 Untuk pengukuran pekerjaan di dalam gedung
ISBB = 0.7 x suhu basah + 0.3 x suhu radiasi
 Untuk perhitungan tersebut diperlukan :
Thermometer Globe ( untuk suhu radiasi), thermometer suhu
kering ( Dry Bulb Temperature) dan Thermometer suhu basah
( Natural Wet Bulb Temperature)
 Hasilnya lalu dibandingkan dengan nilai standar ( Nilai Ambang
Batas ) Panas yang diperkenankan
Tabel : NAB Pajanan Panas yang diperkenankan

Putaran Kerja dan Istirahat Beban Kerja


Ringan Sedang Berat
Beban kerja terus menerus (8 jam/hari) 30,0 26,5 25,0

75% kerja – 25% istirahat ( setiap jam) 30,6 28,0 25,9

50% kerja – 50 % istirahat (setiap jam) 31,4 29,4 27,9

25% kerja – 75% istirahat (setiap jam) 32,2 31,1 30,0


RADIASI ELEKTROMAGNETIK
RADIASI ELEKTROMAGNETIK

 Berbagai peralatan listrik dan elektronik banyak digunakan di lingkungan


industri, perhubungan, kesehatan, militer dan sebagainya.

 Berdasarkan pengelompokannya terbagi :


1. Frekuensi Radio rendah ( sub radio frequency) : 0,3 Hz
2. Frekuensi Radio termasuk gelombang mikro antara 3 kHz – 300 GHz
3. Radiasi Optik ( radiasi non ionisasi ) antara 300 GHz 3 x 10 15 Hz
4. Radiasi Mengion dengan frekuensi lebih tinggi
RADIASI NON - IONISASI
 Radiasi dengan energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron
atau molekul tetapi energi tersebut tidak cukup untuk membentuk
ion baru.
 Terdiri dari :
- Gelombang mikro
- Sinar ultra violet
- Sinar infra merah
- Sinar tampak ( penerangan )
Gelombang Mikro
 Gelombang Mikro digunakan untuk spektrum gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 3 x 10 -3 sampai
1 x 108 meter atau frekuensi antara 1 x 10-3 sampai 3 x 1013.
Kegunaan gelombang ini untuk gelombang radio, televisi, radar
atau kegunaan peralatan industri

 Gelombang mikro yang berpengaruh terhadap tenaga kerja yang


bekerja di daerah sumber radiasi. Gelombang mikro yang pendek (
< 1 cm) akan diabsorbsi oleh kulit sehingga kulit seperti terbakar.

 Gelombang mikro yang lebih panjang ( > 1 cm ) sebagian akan


diabsorbsi oleh kulit dan sisanya akan menembus ke jaringan kulit
yang lebih dalam. Pada frekuensi tertentu akan berpengaruh
terhadap sistem saraf central
NILAI AMBANG BATAS (NAB)

Frekuensi Power Kekuatan Kekuatan Rata – rata


Density Medan Medan waktu
(nW/cm2) Listrik Magnet pemajanan
(V/m) ( A/m) (menit)
30 kHz – 100 kHz - 614 163 6

100 kHz – 3 MHz - 614 16,3/f 6

3 MHz – 30 MHz - 1842/f 16,3/f 6

30 MHz – 100 MHz - 61,4 16,3/f 6

100 MHz – 300 MHz 1 61,4 0,163 6

300 MHz – 3 GHz f/300 - - 6

3 GHz – 15 GHz 10 - - 6

15 GHz – 300 GHz 10 - - 616.000/f 1.2


Sinar Ultra Violet
 Sinar ultra violet mempunyai panjang gelombang antara 240 nm – 320
nm.
 Sumber sinar ini selain sinar matahari juga di dapat dari kegiatan
pengelasan, lampu – lampu pijar, pengerjaan laser dan lain – lain
 Pengaruh sinar ultra violet terhadap kesehatan terutama pad kulit dan
mata berupa :
- Erythema ( bercak merah yang abnormal pada kulit)
- Fotoelektrika ( Konjungtivitis / kemerahan pada konjungtiva)
 Pengendaliannya : pelindung tubuh, kaca mata yang tidak tembus
sinar tersebut
Sinar Infra Merah
 Sinar infra merah dihasilkan oleh benda – benda pijar seperti tungku api,
logam pijar ( panas), alat – alat untuk pengering, pembakaran dan lain – lain.
 Radiasi infra merah tidak menembus sampai di bawah lapisan kulit,
pengaruhnya adalah memanaskan kulit dan jaringannya.
 Pajanan yang berlebihan dapat menyebabkan :
- Heat cataract ( pada lensa)
- Dry eye ( pada kornea)
- Kerusakan pada retina karena pemanasan tersebut merubah protein retina

Cataract Dry eye

Kerusakan Retina
Sinar Infra Merah
 Pencegahannya :
- Tabir logam aluminium
- Pakaian dengan benang aluminium
- Pelindung mata ( topeng muka)
- Kaca mata khusus
Sinar Tampak ( Visible)
 Radiasi sinar tampak memiliki rentang kisaran panjang gelombang
yang sempit yaitu 600 – 750 nm.
 Sumber nya bisa dari cahaya lampu atau sinar
 Pemajanan yang hebat dengan intensitas tinggi dapat
menyebabkan luka panas pada retina
 Kesilauan dan kelelahan mata merupakan keluhan yang sering
terjadi.
 Pencegahan :
- Menggunakan penerangan yang cukup untuk melakukan aktivitas
Laser
 Sinar laser diartikan sebagai suatu penguatan cahaya dengan
merangsang emisi radiasi

 Sinar diperoleh dan digunakan untuk kegiatan pengelasan,


pemotongan, pelapisan, alat – alat optik, pembuatan mesin mikro dan
operasi kedokteran

 Bahan yang digunakan untuk menghasilkan sinar laser adalah bahan


laser gas ( Helium – Neon, Argon, CO2, N2 ), laser kristal padat ( ND3,
C23+) dan laser semikonduktor
 Pengaruh utama sinar laser terhadap kesehatan :
- Kerusakan mata dan kulit ( pada radiasi tertentu)

 Pencegahan :
- Batas aman radiasi pada kulit 1,0 W/cm2 ( continous wave )
- Batas aman radiasi pada mata 0,001 W/cm2 ( Ø pupil 3 mm) dan
0,002 W/cm2 (Ø pupil 7 mm)
RADIASI MENGION
 Radiasi yang mampu memecahkan molekul
 Terdiri dari Sinar X dan Sinar Gamma

 Sumber dan penggunaannya :


1. Reaktor Nuklir (uranium, thorium, plotorium)
2. Industri Uranium ( pertambangan, pabrik penggilingan, fabrikasi,
pabrik pemeosesan ulang bahan bakar)
3. “Particle Accelerator” ( penggunaan di bidang kedokteran seperti
pengobatan dan diagnosis, untuk radiografi dan fluoresensi)
Aspek Biologi Radiasi Mengion
1. Efek Somatik
a. Pemajanan Akut :
- Tergantung dosis, volume dan organ yang dipajani
- Mengakibatkan “ Acute Radiation Syndrome” bila terpajan
dengan dosis > 100 rads ( R)
- Kelainan “ Haemopoetik” bila dosis sedang
- Kelainan “ Cerebral Oedem” ( 1000 rads atau lebih)
menyebabkan kematian

b. Pemajanan Kronis
- Terjadi setelah bertahun – tahun
- Berupa leukemia ( kanker darah) dankanker lainnya

2. Efek Genetik
Pengaruhnya terhadap alat reproduksi yang akibatnya diturunkan
pada keturunan
Dekontaminasi

 Adalah upaya untuk menghilangkan bahan radioaktif dari benda.


 Cara – caranya :
1. Dekontaminasi mekanis : dengan cara scrubbing, sand blasting,
mencuci dengan air
2. Dekontaminasi Fisik : dengan cara penguapan, pengenceran,
penyaringan, ultrasonik,dll
3. Dekontaminasi cara kimia : dengan menggunakan larutan asam
atau basa, senyawa kompleks dll
4. Dekontaminasi Biologi : Active slim, biological film dengan cara
melarutkannya dalam bahan organik yang mengandung
kontaminan
Pemantauan

 Pengukuran perorangan : pengukuran nilai penyinaran total


selama jangka waktu tertentu ( Film Badge ) yang dibawa oleh
tenaga kerja selama bekerja.
 Dosimeter saku dapat memberikan peringatan bila bekerja
dalam kondisi yang berbahaya
Pengawasan

 General Medical Check Up secara berkala


 Bila tenaga kerja menerima penyinaran melebihi 0,3 NBRTT
maka perlu pengawasan lebih lanjut dengan cara pemeriksaan
darah tepi secara teratur
 Pemeriksaan berkala dapat memberikan bantuan psikologis
kepada tenaga kerja bahwa yang bersangkutan mendapat
perlindungan hukum dari perusahaannya

Anda mungkin juga menyukai